Disebuah Bar di club malam, Aurel yang frustasi sedang menikmati minuman. Satu sloki minuman alkohol tidak cukup baginya, hingga wanita itu menghabiskan beberapa sloki lagi sampai pandangan matanya mengabur.
"Kau ternyata Audrey palsu... tapi beraninya menjadi wanita angkuh di hadapanku dengan menolak ku. Aku ingin tau siapa sebenarnya dirimu, ibu mu bilang kau adalah anak adopsi. Cih! Wajahmu saja mirip Ayahmu, aku sangat sangsi jika kau bukan anak Tuan Damar," sindir Darel sepupu Nathan.
Mata berkabut Aurel menatap wajah Darel, "Apa perduli mu, hah! Pergilah... aku tidak ingin diganggu olehmu! Hussss..." usir Aurel dengan tangan mengibas mengusir Darel agar pergi.
"Kau pikir club ini milik nenek moyangmu! Bar ini untuk semua orang, kau bukan siapa-siapa di tempat ini!" cibir Darel, sungguh meski sudah mengejar-ngejar Aurel selama bertahun-tahun dan akhirnya menyerah karena selalu ditolak namun di sudut hatinya masih ada nama Aurel. Namun antara dendam dan cinta, lebih besar rasa dendam.
Ada setitik rasa iba dalam hati Darel melihat keadaan Aurel, nampak begitu berantakan dengan wajah dan mata merah Karena mabuk.
"Telpon Ayahmu atau Nathan, ini sudah terlalu malam dan kau sudah mabuk parah!" tegur Darel.
"Aku sudah bilang pergi, jangan pedulikan aku! Heghh..." racau Aurel.
"Kau mungkin bisa melupakan kita pernah tidur bersama, Audrey! Aku pernah mencicipi tubuh mu ini dan aku hanya nggak mau tubuhmu dicicipi lelaki lain selain sepupuku! Aku bukannya perduli padamu, tapi ini menyangkut nama baik keluargaku juga. Aku nggak mau sampai ada berita... jika tunangan dan juga calon istri dari keluarga Adhitama mabuk-mabukan dan tidur dengan pria lain!" geram Darel.
"Hikssss...." Aurel malah terisak.
"Astaga! Dia malah menangis! Sial!" Darel menyugar rambutnya yang memang sudah tak rapi lagi.
"Ayo, aku antar pulang!" Darel membayar bill minuman Aurel, lalu berusaha memapah tubuh Aurel yang sudah mabuk menuju keluar club.
Aurel hanya diam mengikuti perlakuan Darel padanya, dia memang pernah tidur beberapa kali dengan Darel beberapa tahun lalu saat dirinya sakit hati karena diputuskan Arkan namun itu hanya pelampiasan tanpa ada cinta di dalamnya.
Bruk.
Darel menjatuhkan tubuh mabuk Aurel di jok depan, membenarkan posisi duduk wanita itu lalu setelahnya Darel duduk di belakang kemudi menancap gas pergi menuju kediaman Aurel.
"Darel... aku juga nggak mau hidup seperti ini menggunakan identitas kakak ku. Aku dipaksa sejak aku kecil, apa aku juga salah?" racau Aurel, wanita itu menyenderkan kepala pusingnya di sandaran jok mobil.
"Apa maksudmu, kakakmu? Jadi dugaanku benar, kau bukan anak adopsi seperti yang dikatakan orang tuamu." Pancing Darel.
"Hummm, hegh... akuhh yah... aku juga putri ayahku. Aku anak mereka tapi kenapa aku seperti anak terbuang dan malah harus menggantikan kakakku... aku juga punya lelaki pilihanku sendiri... hikss..."
"Ck! Maksudmu lelaki pilihan adalah lelaki beristri, kau bahkan tega menabrak istrinya yang sedang hamil. Kau wanita kejam! Kau sudah membuatku kehilangan respect padamu!"
"Haha... apa peduliku kau nggak respect lagi padaku..." Aurel terkikik dengan air mata berurai. Wanita itu sesekali menangis lalu sesekali tertawa.
Darel berwajah datar, dia lalu penasaran dengan identitas sebenarnya Aurel dan mungkin saja hal itu bisa dia jadikan senjata untuk membalas perlakuan Aurel selama ini padanya.
"Siapa nama aslimu?" tanya Darel.
"Aku... Audrey..." mata Aurel semakin berat.
"Nama aslimu?"
"......." Aurel diam bahkan matanya sudah terpejam.
"Siapa nama mu... "
"Aurel... aku putri kandung ibuku..."
"Siapa nama Ibu kandungmu?"
"Tentu saja Mama Amara... "
Darel tersenyum penuh kemenangan, dia akan segera melakukan penyelidikan.
Mobil Darel sampai di rumah Aurel, setelah Aurel dibawa masuk ke dalam tanpa tinggal lebih lama di sana Darel pergi dengan penuh rencana. Tentunya rencana menghancurkan Aurel juga Nathan, sepupu sekaligus rival nya selama ini.
.
.
.
Tiga hari setelah tragedi di malam pertunangan, keluarga Adhitama masih belum mendapatkan penjelasan dari Damar dan Amara, orang tua Aurel. Kakek Farid sudah uring-uringan, namun lain hal nya dengan Nathan yang malah bersemangat karena ternyata Perusahaan nya telah bekerja sama dengan Perusahaan milik Arkan.
Nathan selama ini tidak tau karena kerjasama itu diurus oleh Darel yang menjabat sebagai Direktur. Sedangkan Nathan menjabat sebagai CEO, dengan Ayah nya sebagai Presdir.
Banyak sekali rencana dalam pikiran Nathan hanya demi bisa dekat dengan Asha.
Seperti malam ini, Nathan sengaja datang ke Mansion Arkan tanpa pemberitahuan. Tujuannya jelas ingin bertemu Asha namun laki-laki itu akan beralasan tentang kerjasama dua Perusahaan.
Ting tong.
Ceklek, pintu ganda Mansion utama terbuka.
"Mau bertemu siapa?" tanya ART.
"Saya ingin bertemu Tuan Arkan," jawab Nathan.
"Boleh tau Anda siapa dan ada keperluan apa, Tuan?"
"Katakan jika saya Nathan, datang untuk membahas masalah kerjasama Perusahaan."
"Baik, silahkan masuk dan tunggu lebih dulu."
Nathan masuk ke dalam, pandangan matanya mengedar ke seluruh ruangan dan menatap foto-foto yang terpajang di dinding.
Deg.
Sebuah Foto berukuran big tergantung di dinding di ruang tamu, ada wajah seorang anak kecil laki-laki yang sangat mirip dengannya. Bak pinang dibelah dua dengan dirinya, wajah Nathan seketika tegang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments
Zenun
cuma wajah aja ini yang tegang? 😁
2024-04-07
2
Zenun
bukannya sama besar ya?
2024-04-07
0
Yunia Afida
nathan liat foto anaknya iki
2024-04-07
1