Di kamar hotel, Nathan yang sudah merasa lebih baik sudah mulai merapikan setelah untuk pertunangan nya yang sempat kusut. Semua orang diminta olehnya keluar kamar lebih dulu, kini dia sedang sendirian di dalam kamar.
Laki-laki itu berjanji akan mendekati wanita yang katanya istri dari Arkan bagaimana pun caranya, karena dia yakin wanita itu adalah Asha.
"Selagi aku mencari tahu, aku harus segera menikah dengan Audrey. Jika dugaan ternyata benar, warisan yang nanti aku dapatkan akan aku berikan pada Asha dan anakku. Meski Asha membenciku, aku tidak perduli. Lagipula aku sebentar lagi mati, karena Dokter bilang kesempatan ku untuk operasi hanya tersisa maksimal 3 bulan lagi, jadi aku harus segera mendapatkan warisan itu agar disaat aku mati... Asha dan anakku bisa aman." Tekad Nathan, menikah hanya untuk warisan lalu setelahnya dia akan meninggal dengan tenang.
Asha pun sudah kembali ke dalam ruangan ballroom, dia sudah memperbaiki riasan di wajahnya dan sudah terlihat segar dan cantik kembali.
Acara tukar cincin pun selesai, saatnya pesta dimulai dengan dansa para pasangan. Pasangan yang pertama maju ke lantai dansa tentu saja kedua pemeran utama di acara pertunangan itu, Aurel bergelayut pada lengan Nathan dengan wajah bahagia.
Kini wanita itu sudah mulai melepaskan Arkan dari hidupnya dan akan menerima sosok Nathan untuk dia cintai. Lagipula wajah Nathan tampan juga, meskipun tidak sebanding dengan wajah tampan Arkan dan tidak ada lelaki yang bisa menandingi ketampanan Arkan di mata Aurel hingga pernah membuatnya begitu terobsesi.
Jangankan kamu Aurel, readers pun katanya paling suka sama wajah Arkan. Ahay...
Ruangan ballroom hotel bernuansa begitu mewah dan elegan, lampu gantung kristal yang memancarkan cahaya redup menciptakan suasana yang hangat dan romantis. Di sudut ruangan terdapat piano hitam mengkilap yang sedang dimainkan oleh serong pianis berbakat.
"Kamu tampan sekali, Mas." Puji Aurel, meskipun dia sempat kesal pada tunangan nya itu karena Nathan sempat-sempatnya di acara penting mereka berdua malah mengingat mantan istrinya.
"Hm," Nathan hanya bergumam, walau tubuhnya berdansa dengan Aurel namun matanya tak pernah lepas dari sosok Asha yang juga sedang berdansa dengan Arkan.
Kedua tangan Nathan mengepal erat, melihat kemesraan Asha dan Arkan dari sudut pandangnya nampak wajah Asha dan Arkan seperti saling menempel. Padahal mereka berdua hanya sedang berbicara dengan saling berbisik.
"Lihatlah mata Nathan memerah, dia melihat kita dengan rasa permusuhan. Apa menurutmu dia cemburu?" tanya Arkan dengan suara berbisik.
"Kau gila, Arkan. Jika dia cemburu, itu artinya dia mencintaiku. Buktinya dia meninggalkan ku demi bersama wanita itu, mana mungkin dia menatap kita dengan rasa cemburu." Jawab Asha sama pelannya.
"Hm, entahlah. Menurutku, dia..." jawab Arkan sengaja menggantung.
"Dia apa? Kau pikir Nathan masih menginginkan ku, hei... kalau benar begitu kita nggak perlu bersandiwara begini untuk memancing dia agar tertarik padaku. Aku langsung merayunya saja, lalu aku jujur jika aku adalah Asha. Selesai urusan!"
"Ck!" Arkan tidak suka ucapan Asha.
"Jika dipikirkan lagi... kenapa tadi dia begitu histeris saat mengenaliku? Harusnya dia bersikap biasa saja karena dia lah yang meninggalkan ku... tapi tadi sepertinya dia benar-benar sedang menungguku kembali, apa sebenarnya yang terjadi?" Asha memang sudah merasa aneh dengan sikap histeris yang ditunjukkan Nathan. Bukankah harusnya Nathan sedang berbahagia karena sebentar lagi akan menikah dengan Aurel?
"Jangan dipikirkan lagi masalah itu, bukankah semua bukti-bukti yang aku berikan padamu sudah jelas. Di video itu Nathan diam saja seolah menikmati dibelai oleh Aurel, si wanita keji itu! Jadi tidak mungkin dia menunggumu!" geram Arkan, dia selalu emosi jika menyebut nama Aurel.
Beberapa mata yang sedang berdansa menatap ke arah mereka karena mendengar suara Arkan yang sedikit meninggi dan terdengar marah.
"Ssttt! Apa yang kau lakukan, Arkan?! Kau ingin misi kita terbongkar!" ujar Asha dengan sebisa mungkin memelankan suaranya meskipun kesal.
Iringan musik dari piano berhenti, satu lagu sudah berakhir dan tandanya dansa putaran pertama selesai.
Asha melihat Nathan sedang berjalan mendekatinya. "Halo, Nyonya Belvina. Bolehkah saya berdansa dengan Anda, plis."
Nathan mengulurkan tangan untuk digenggam Asha, dia masih menunggu.
Asha berpura-pura meminta ijin pada Arkan, "Suamiku, bolehkah?"
"Pergilah, tapi ingat... jangan terlalu menempel pada istriku, Tuan Nathan. Malam ini aku menghargai mu sebagai Tuan rumah."
Nathan hanya mengangkat bahu, lalu menggenggam tangan Asha dan menariknya menjauh dari Arkan.
Aurel juga ternyata mendekati Arkan, meskipun akan berusaha melupakan laki-laki itu namun kesempatan seperti ini tidak boleh di sia-siakan.
"Bang Arkan, apa kabarmu?" tanya Aurel dengan percaya diri, dia merasa paling cantik malam itu.
Arkan sepenuhnya mengacuhkan wanita itu, namun karena ingin menakut-nakuti Aurel akhirnya dia mengajak Aurel berdansa.
"Mari berdansa," ajak Arkan dengan gaya cuek namun mengulurkan tangan nya.
Wajah Aurel seketika berbinar, benar-benar malam langka karena setelah dia menabrak Belvina lima tahun lalu, jangankan mau bersentuhan jika tidak sengaja bertemu pun Arkan membuang muka darinya seolah jijiik.
"Tentu saja," jawab Aurel riang.
Pasangan yang saling bertukar itu pun mulai berdansa bergabung bersama para pasangan lainnya, mengikuti lagu kedua yang dimainkan oleh pianis.
"Kamu wanita tercantik malam ini, Nyonya Belvina," Nathan memajukan wajahnya dan berbisik di telinga Asha, nafas lelaki itu mengenai leher dan telinganya.
Desiran halus dirasakan Asha, tidak dipungkiri darahnya bergejolak hebat bahkan gairahnya sudah terpancing namun dia berusaha menormalkan detak jantung nya, apalagi kulitnya terus bersentuhan dengan mantan suaminya itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments
Yan
arkan sudah mulai jatuh cinta pd asha..
2024-12-02
0
HNF G
yak betul... betul.... betul..... 😄😄😄😄😄
2024-12-05
0
Zenun
yang mana aja mau
2024-04-05
0