MAT 18 Pengkhianatan

Menjaga Amanah Terakhir (18)

Samudera duduk berhadapan dengan kekasihnya yang masih serius membaca hasil penyelidikannya tentang Laras.

Sudut bibir Reina terangkat. "Sudah aku duga. Wanita itu bukan wanita baik-baik. Firasatku tepat," ucapnya bangga.

Samudera tidak ingin menanggapi. Dia hanya diam. Ia tidak ingin kesalahannya di masa lalu di ungkit lagi. Sejuta kebaikan yang ia lakukan tidak pernah bisa membuat kekasihnya itu melupakan satu kesalahannya.

" Jadi, apa kak Daffa akan datang dan menjelaskan pada Kak Kenan?," tanya Reina.

Menghadirkan Daffa di sini, bisa membuat semuanya cepat jelas. Kenan pun akan lebih mudah percaya jika yang menjelaskan adalah korban langsung dari Laras.

Namun, meminta Daffa datang, artinya membuka luka lama sahabat mereka itu.

" Aku harap." diam sejenak. "Bagaimana pun, ini tidak mudah. Laras adalah wanita yang pernah Daffa cintai sepenuh hati sekaligus wanita yang menorehkan luka yang begitu dalam baginya,"

Tidak mudah bagi Daffa untuk bangkit setelah keterpurukannya. Tapi, berkat sahabat dan keluarganya, Daffa akhirnya bisa bangkit secara perlahan.

" Kenan memintaku mencari tahu apa yang Laras lakukan akhir-akhir ini. Ia curiga karena sikap Laras aneh,"

" Ck, paling juga selingkuh," Jawab Reina enteng.

Samudera hanya mengerutkan keningnya.

Samudera memang hanya mencari tahu masa lalu Laras. Tidak sampai memata-matai Laras untuk mencari tahu aktivitasnya. Jadi, ia pun tak tahu apa yang sebenarnya dilakukan Laras di belakang Kenan.

" Kamu seyakin itu?"

" Hmm. Wanita seperti Laras ya,, pastinya sih itu,"

" Entahlah. Aku tidak bisa menduga-duga,"

" kakak menyanggupi?,"

" Bagaimanapun dia sahabatku. Aku tak ingin dia salah dalam melangkah," ada desahan berat terdengar.

" Menikahi Laras saja sudah jadi langkah yang salah untuk kak Kenan," timpal Reina.

...******...

Laras sedang menikmati waktu senggangnya. Menjadi istri seorang Kenan ternyata sebahagia ini. Tidak perlu bekerja, ia bisa lebih menikmati hidup dengan uang yang terus mengalir tanpa harus bekerja keras seperti biasanya.

Perlahan, ia melepaskan pakaiannya di dalam kamar, masuk ke dalam kamar mandi dan langsung mengguyur tubuhnya dengan air shower.

Saking fokusnya, ia tak sadar seseorang ikut masuk ke dalam dan menatapnya penuh g@irah. Tanpa menunggu lama, ikut melepaskan semua pakaiannya dan melangkah mendekati Laras.

" Kamu membuatku tak tahan , sayang," bisik seorang laki-laki di telinga Laras yang membuat tubuhnya meremang.

Deg

Laras terkejut dan langsung membalikkan tubuhnya. Tak menyangka kehadiran seseorang di dalam sana. Padahal ia tidak merasakan ada yang masuk tadi.

Bukannya senang, Laras langsung gelagapan. Ia terus melihat ke arah pintu kamar mandi yang memang sudah tertutup lagi.

" Bagaimana kamu bisa disini?"

" Kamu tidak senang aku ada di sini, sayang?," bisiknya lagi membuat Laras tak bisa menahan diri karena tangan itu sudah menjalar kemana-mana.

" Bukan begitu, tapi ini rumahku dan suamiku. Bagaimana kalau dia pulang?," tanya Laras menahan gejolak keinginannya yang meminta untuk di tuntaskan.

"Bukannya hari ini jadwal dia ke rumah istri pertamanya?," seringai licik di perlihatkan laki-laki itu.

Laras terdiam sesaat membenarkan ucapan laki-laki sekaligus kekasih gelapnya.

" Kamu benar," Laras mulai rileks dan menyambut bahkan membalas perlakuan Jonatan.

" Jadi, apa boleh kita melakukannya sekarang?,"

" Hmm. Kenapa masih bertanya?,"

Perbuatan yang tak semestinya keduanya lakukan pun terjadi. Tidak hanya di kamar mandi, bahkan di atas ranjang.

Laras sudah menodai kamar itu dengan pengkhianatan.

Mereka berhenti saat mereka benar-benar lelah. Dalam lelahnya, keduanya mulai mengobrol santai kembali.

" Bagaimana kamu bisa masuk kesini?," tanya Laras.

Rumah itu memang tidak ada satpam pribadi. Tapi, ada pembantu mereka, Marni yang tidak mungkin membuka pintu dan membiarkan laki-laki asing masuk begitu saja.

" Aku masuk saat melihat pembantumu keluar. Entah akan kemana," jawabnya sambil menikmati aroma tubuh Laras.

" Oh iya. Dia tadi pamit keluar karena ada keperluan." Laras manggut-manggut.

" Malam ini aku boleh menginap?," tanya Jonathan yang enggan melepaskan kesempatan besar di depan mata.

" aku tahu kamu bukan meminta izin. Kalaupun aku melarang kamu pasti akan memaksa,"

Jonathan hanya terkekeh.

" Oh iya, besok pagi aku harus pulang. Mamaku masuk rumah sakit karena jatuh di kamar mandi,"

" Bagaimana kondisinya? Mama baik-baik saja?," Laras tampak mencemaskan ibu dari Jonathan.

Hubungan Laras dan Jonathan memang sudah sangat dekat. Bahkan Laras sudah memanggil ibunya Jonathan dengan panggilan Mama.

" Ada benturan keras di kepalanya. katanya harus operasi," Jonathan membuat mimik wajahnya sesendu mungkin.

" Benarkah?,"

" Ya. Itu juga alasanku menemuimu. Aku sekalian pamit akan pergi ke rumah Om ku dulu,"

" Kenapa kesana dulu?," heran Laras.

Setahu Laras, Om Jonathan tinggal di kota lain. Bukan di kota tempat ibunya tinggal.

" Aku akan meminjam uang untuk operasi ibuku. Tidak enak jika hanya via telpon," jelas Jonathan.

" Kenapa meminjam padanya? Kenapa tidak padaku?," Laras bingung.

" Aku malu. Aku sudah sangat merepotkan mu,"

Sejak pertemuannya dengan Laras, Laras selalu membantunya. Mulai dari membayar kontrakan karena ia baru pindah kesana dan belum gajian juga hal-hal lain sampai mengkreditkan motor.

" Tidak. Aku tidak merasa direpotkan."

" Tapi,...'

" Berapa yang kamu butuhkan, sayang?," Laras langsung mengambil ponselnya di atas nakas. Tak peduli selimut itu jatuh dan menampakkan tubuhnya yang tanpa sehelai benangpun.

Laras langsung mentransfer uang sejumlah yang di butuhkan Jonathan. Akhirnya Jonathan mengatakan nominal uang untuk biaya operasi ibunya.

Ah, aku tahu kamu masih seb0doh dulu, sayang. Tapi, aku senang kamu masih seperti dulu. Batin Jonathan karena ia bisa membuat Laras mengirim uang tanpa harus terlihat mengemis.

" Kamu menggodaku lagi?," ucap Jonathan yang sudah kembali dilanda keinginan mengulang kegiatan panas mereka.

...******...

Pagi yang cerah, Kenan sudah bersiap dengan pakaian santainya. Sementara di dapur, Anin sedang mempersiapkan sarapan untuk mereka.

Hubungan keduanya semakin baik dari hari ke hari. Mereka mulai melakukan pendekatan dan melakukan berbagai aktivitas layaknya sepasang kekasih.

Jalan-jalan dan menghabiskan waktu berdua. Membangun chemistry antara keduanya. Hari ini mereka akan pergi ke wisata kuliner yang sudah beberapa hari ini di adakan.

Setelah selesai sarapan keduanya akan pergi ke panti sebelum akhirnya menuju tempat yang mereka tuju.

" Mau pilih makanan apa dulu?," tanya Kenan.

Mereka berjalan melewati stand demi stand yang menjajakan berbagai olahan makanan.

Tangan keduanya saling bertautan.

" Bagaimana kalau itu?," Anin meminta pendapat sambil menunjuk salah satu jajanan tradisional.

" Ok," jawab Kenan langsung setuju,"

Keduanya pun menghampiri penjualnya dan menunjuk makanan apa saja yang mereka mau.

Duduk di sebuah bangku di bagian Utara taman, Anin dan Kenan mulai menikmati jajanan itu.

" Wanita yang tadi kamu temui siapa?," tanya Kenan.

Ia penasaran saat Anin mampir menemui seseorang yang baru Kenan lihat ada di panti.

" Oh, itu temanku. Dia juga dulu tinggal di panti sebelum menikah. Sekarang, dia kembali tinggal di panti karena sedang mengurus perceraiannya di kota ini,"

" Sementara atau.."

" Aku memintanya menjadi asistenku di panti. Tidak apa-apa kan?,"

TBC

Terpopuler

Comments

sherly

sherly

menang banyak si Jonathan dah dpat duit eh dapat enak juga smuanya gartisss

2025-01-02

0

Lanjar Lestari

Lanjar Lestari

tidak siapa yg akan jd istri ke3 Kenan ya akankah Kenan cerai dg Laras atau malah dg Anin ya

2024-06-08

0

Endang Supriati

Endang Supriati

seorang kok,seperti selevel tukang parkir yg tdk pakai insting, otak.
hadeh anin, mau2 barang bekas! sebrlum dipakai sama krnan hrsnya cari perjaka dulu. rugi banget bekasnya laras.yg udh dobol begitu.

2024-04-25

2

lihat semua
Episodes
1 MAT 1 Orang Ketiga Itu Aku
2 MAT 2 Rencana Menikah
3 MAT 3 Sudah Sah Menikah
4 MAT 4 Mempersiapkan Resepsi
5 MAT 5 Bersikap Adil
6 MAT 6 Memberi Sesuatu Yang Sama
7 MAT 7 Pembagian Hari
8 MAT 8 Ambisi Laras
9 MAT 9 Terlanjur Kecewa
10 MAT 10 Cemburu
11 MAT 11 Dulu dan Sekarang
12 MAT 12 Misi Masing-masing
13 MAT 13 Perubahan Sikap Kenan
14 MAT 14 Perubahan Sikap Kenan (2)
15 MAT 15 Menjalani Pernikahan Sebagaimana Mestinya
16 MAT 16 Permintaan Anin
17 MAT 17 Kecurigaan Kenan
18 Mohon Dukungannya
19 MAT 18 Pengkhianatan
20 MAT 19 Istikharah Cinta
21 MAT 20 Yang Kita Butuhkan atau Inginkan?
22 MAT 21 Kamar Spesial Untuk Malam Spesial
23 MAT 22 Rencana Mengejutkan
24 MAT 23 Botol Obat
25 Give Away
26 MAT 24 Masih Mencintainya
27 MAT 25 Ziarah
28 MAT 26 Menyesal
29 MAT 27 Tidak Tertarik
30 MAT 28 Dua Cincin
31 MAT 29 Mulai Terkuak
32 MAT 30 Keputusan Laras
33 MAT 31 Istri Ketiga
34 MAT 32 Hasil Pemeriksaan
35 MAT 33 Kedatangan Sahabat (1)
36 MAT 34 Kedatangan Sahabat (2)
37 MAT 35 Makan Siang Di Hotel
38 MAT 36 Baru Dugaan
39 MAT 37 Balas Dendam
40 MAT 38 Pertemuan Tidak Terduga
41 MAT 39 Punya Rencana Buruk
42 MAT 40 Memberi Hukuman
43 MAT 41 Kecelakaan
44 MAT 42 Rekaman
45 MAT 43 Amnesia?
46 MAT 44 Pengkhianat Yang Dikhianati
47 MAT 45 Keadaan Yang Buruk
48 MAT 46 Mencari Solusi
49 MAT 47 Pengacara Untuk Laras
50 Mat 48 Foto Di Dinding
51 MAT 49 Mirip Mantan Sekretaris
52 MAT 50 Pertemuan Ayah dan Anak
53 MAT 51 Pengorbanan dan Tanggung jawab
54 MAT 52 Dua Bumil
55 MAT 53 Bertemu Kembali
56 MAT 54 Hadiah dari Ayah (Revisi)
57 MAT 55 Foto Keluarga (Revisi)
58 MAT 56 Meminta Bantuan (Revisi)
59 MAT 57 Akan Melahirkan (Revisi)
60 MAT 58 Mundur Dari Kesepakatan (Revisi)
61 MAT 59 Penggelapan Uang (Revisi)
62 MAT 60 Keanehan Sesil ( Revisi)
63 MAT 61 Bahaya ( Revisi)
64 MAT 62 Manipulatif
65 MAT 63 Diculik
66 MAT 64 Titik Lokasi
67 MAT 65 Bekerja Sama
68 MAT 66 Tertangkap
69 MAT 67 Bertanggung jawab
70 MAT 68 Kebenarannya
71 MAT 69 Pantas Mendapatkan Hukuman
72 MAT 70 Mau Adik Kembar
73 MAT 71 Meminta Maaf Dengan Benar
74 MAT 72 Bertemu
75 MAT 73 Sudah Berubah
76 MAT 74 Melamar Mantan Napi
77 MAT 75 Seperti Ayah
78 MAT 76 Kecewa
79 MAT 77 Calon Menantu
80 MAT 78 Ingin Mandiri
81 MAT 79 Perpisahan Kembali
82 MAT 80 Menjaga Amanat Terakhir ( The End)
83 Give Away
Episodes

Updated 83 Episodes

1
MAT 1 Orang Ketiga Itu Aku
2
MAT 2 Rencana Menikah
3
MAT 3 Sudah Sah Menikah
4
MAT 4 Mempersiapkan Resepsi
5
MAT 5 Bersikap Adil
6
MAT 6 Memberi Sesuatu Yang Sama
7
MAT 7 Pembagian Hari
8
MAT 8 Ambisi Laras
9
MAT 9 Terlanjur Kecewa
10
MAT 10 Cemburu
11
MAT 11 Dulu dan Sekarang
12
MAT 12 Misi Masing-masing
13
MAT 13 Perubahan Sikap Kenan
14
MAT 14 Perubahan Sikap Kenan (2)
15
MAT 15 Menjalani Pernikahan Sebagaimana Mestinya
16
MAT 16 Permintaan Anin
17
MAT 17 Kecurigaan Kenan
18
Mohon Dukungannya
19
MAT 18 Pengkhianatan
20
MAT 19 Istikharah Cinta
21
MAT 20 Yang Kita Butuhkan atau Inginkan?
22
MAT 21 Kamar Spesial Untuk Malam Spesial
23
MAT 22 Rencana Mengejutkan
24
MAT 23 Botol Obat
25
Give Away
26
MAT 24 Masih Mencintainya
27
MAT 25 Ziarah
28
MAT 26 Menyesal
29
MAT 27 Tidak Tertarik
30
MAT 28 Dua Cincin
31
MAT 29 Mulai Terkuak
32
MAT 30 Keputusan Laras
33
MAT 31 Istri Ketiga
34
MAT 32 Hasil Pemeriksaan
35
MAT 33 Kedatangan Sahabat (1)
36
MAT 34 Kedatangan Sahabat (2)
37
MAT 35 Makan Siang Di Hotel
38
MAT 36 Baru Dugaan
39
MAT 37 Balas Dendam
40
MAT 38 Pertemuan Tidak Terduga
41
MAT 39 Punya Rencana Buruk
42
MAT 40 Memberi Hukuman
43
MAT 41 Kecelakaan
44
MAT 42 Rekaman
45
MAT 43 Amnesia?
46
MAT 44 Pengkhianat Yang Dikhianati
47
MAT 45 Keadaan Yang Buruk
48
MAT 46 Mencari Solusi
49
MAT 47 Pengacara Untuk Laras
50
Mat 48 Foto Di Dinding
51
MAT 49 Mirip Mantan Sekretaris
52
MAT 50 Pertemuan Ayah dan Anak
53
MAT 51 Pengorbanan dan Tanggung jawab
54
MAT 52 Dua Bumil
55
MAT 53 Bertemu Kembali
56
MAT 54 Hadiah dari Ayah (Revisi)
57
MAT 55 Foto Keluarga (Revisi)
58
MAT 56 Meminta Bantuan (Revisi)
59
MAT 57 Akan Melahirkan (Revisi)
60
MAT 58 Mundur Dari Kesepakatan (Revisi)
61
MAT 59 Penggelapan Uang (Revisi)
62
MAT 60 Keanehan Sesil ( Revisi)
63
MAT 61 Bahaya ( Revisi)
64
MAT 62 Manipulatif
65
MAT 63 Diculik
66
MAT 64 Titik Lokasi
67
MAT 65 Bekerja Sama
68
MAT 66 Tertangkap
69
MAT 67 Bertanggung jawab
70
MAT 68 Kebenarannya
71
MAT 69 Pantas Mendapatkan Hukuman
72
MAT 70 Mau Adik Kembar
73
MAT 71 Meminta Maaf Dengan Benar
74
MAT 72 Bertemu
75
MAT 73 Sudah Berubah
76
MAT 74 Melamar Mantan Napi
77
MAT 75 Seperti Ayah
78
MAT 76 Kecewa
79
MAT 77 Calon Menantu
80
MAT 78 Ingin Mandiri
81
MAT 79 Perpisahan Kembali
82
MAT 80 Menjaga Amanat Terakhir ( The End)
83
Give Away

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!