MAT 14 Perubahan Sikap Kenan (2)

Menjaga Amanah Terakhir (14)

Saat Anin berusaha membangunkan Kenan, dalam mimpi Kenan justru kini sedang bersimpuh di hadapan ibunya.

Menangis dan terus meminta maaf karena sang ibu juga hanya menangis tanpa mengatakan apapun.

Kenan yang paham langsung menyadari kesalahannya. Hanya satu yang tidak Kenan sadari. Bahwa perempuan paruh baya yang kini duduk di kursi itu sebenarnya telah tiada.

" Maaf kalau Kenan tidak meminta restu ibu saat menikahi Laras." lirih Kenan dengan air mata berlinang.

Satu hal yang selalu mudah bagi Kenan untuk membuat air matanya mengalir adalah melihat ibunya menangis. Apalagi kini ibunya menangis karena dirinya.

Ya, pada kenyataannya pun, Kenan tak pernah berdziarah ke makam sang ibu. Untuk sekedar meminta restu. Jangankan meminta restu , sekedar berdziarah pun jarang Kenan lakukan.

" Duduklah di sini," satu kata dari mulut Bu Yuni akhirnya keluar.

Kenan mengangkat wajahnya dan melihat wajah sang ibu yang sembab sekalipun kini ia tersenyum.

" Ayo duduk di kursi. Ibu ingin mengatakan sesuatu," pinta Bu Yuni lagi.

Sejenak keduanya terdiam. Menatap danau di depan mereka. Tenang dengan semilir angin yang menyejukkan.

" Ken, ibu menitipkan Anin padamu agar kamu membahagiakannya." ucapnya.

Kenan diam. Sadar selama ini belum bisa membahagiakan Anin.

" Sejak kecil, di tinggal ibunya yang meninggal. Ayahnya pun entah dimana apakah dia tahu ada Anin ataukah tidak," jelas Bu Yuni.

Kenan mengerutkan keningnya. Asal usul Anin memang tidak pernah ia ketahui sebelumnya.

" Ibu sudah berjanji pada Manda untuk menjaga putrinya. Hingga akhirnya ibu memintamu menjaganya. Karena ibu tidak bisa selamanya menjaga Anin,"

Kenan masih diam. Ia masih mencerna cerita dari ibunya.

" Manda siapa?,"

" Sahabat ibu." jawab Bu Yuni singkat.

" Jadi, Anin tidak seperti anak panti yang lain? ," tanya Kenan bingung.

selama ini Kenan pikir Anin adalah anak yang di buang ibunya atau dititipkan oleh orang yang tidak di kenal oleh ibunya.

" Bukan. Anin anak sahabat ibu. ibu sangat menyayanginya. Hidupnya sudah sangat menyedihkan sejak ia di lahirkan. Karena itu bahagiakan dia, jaga dia. Hanya itu yang ibu minta padamu."

" Maaf, sudah mengecewakan ibu,"

" Sudah terlanjur."

Kenan membeku saat mendengar nada bicara ibunya.

" kamu ingat brangkas milik ibu?,"

Kenan mengangguk. Sang ibu pernah memberikan kode brangkas miliknya yang tersimpan di kamar pribadinya.

" Ibu belum sempat memberi tahu Anin tentang keluarga kandungnya. Sekarang tugasmu memberitahunya,"

" Kenapa tidak ibu saja?," tanya Kenan heran.

Bu Yuni hanya tersenyum. Kenan masih belum sadar bahwa ibunya telah tiada.

" Ibu minta tolong ya." ucapnya lagi tanpa mengatakan apapun dan pergi meninggalkan Kenan yang tiba-tiba tak bisa bergerak. Bahkan tak bisa menyusul sang ibu yang melangkah pergi meninggalkannya.

" Bu!! Ibu!!," teriak Kenan

Teriak Kenan namun, Bu Yuni langsung menghilang begitu saja menjadi serpihan cahaya.

Teriakan Kenan dalam mimpi terbawa sampai ke dunia nyata.

Anin yang sudah mengompres Kenan kembali terkejut mendengar teriakan suaminya.

Tadi, sekalipun ia tak berhasil membangunkan Kenan dari tidurnya,namun, kenan sudah tidak lagi berteriak.

Sehingga Anin langsung mengambil air hangat untuk mengompres Kenan.

" Mas, bangun!! ," berkali-kali Anin memanggil Kenan dan menepuk-nepuk pipi suaminya pelan.

" Ibu!!," Kenan terbangun setelah ia berteriak memanggil ibunya.

" Itu hanya mimpi,mas," ucap Anin yang masih memegang lengan Kenan karena dari tadi ia mengguncang tubuh suaminya agar bangun dari tidurnya.

Nafas Kenan masih tak beraturan. Ia memandang Anin yang melihatnya dengan cemas.

" Aku hanya mimpi?," tanya Kenan dan Anin hanya mengangguk

" Ayo minum dulu, mas," Anin membantu Kenan agar duduk bersandar pada head board.

Perlahan membantu Kenan Minun air yang sudah ia ambil tadi.

" Sudah lebih baik?," tanya Anin.

" Hmm. Terimakasih,"

Anin hanya mengangguk dan tersenyum. Ia beranjak untuk menganti air hangat yang digunakan untuk mengompres suaminya. Airnya sudah dingin.

" Mau kemana?,"

" Mengganti air ini. Mas masih panas, masih harus di kompres," ucapnya berhenti sejenak untuk menjawab pertanyaan Kenan.

Kenan meraba keningnya dan memang panas. Namun, ia seolah tak ingin Anin meninggalkannya seorang diri di sana.

"Kemarilah," pinta Kenan dengan suara pelan menepuk kasur di sebelahnya.

Anin diam. Tidak mengerti.

" Kemari lah,temani aku tidur lagi,"

" Tapi, mas harus minum obat. Anin sekalian akan membuat bubur,"

Anin memang tidak berbohong. Selain mengganti air kompresan, Anin juga sekalian ingin membuatkan Kenan bubur, supaya suaminya itu bisa minum obat.

Kenan melihat jam dinding yang masih menunjukkan pukul dua malam.

" Masih malam. Aku hanya ingin tidur. Tolong temani aku," pintanya lagi.

Melihat Anin yang masih tak bergerak. Kenan langsung menarik tangan Anin yang belum sempat mengambil baskom di atas nakas hingga Anin jatuh ke atas tubuhnya.

" Mas!!," Anin terkejut dengan tindakan Kanan yang tidak pernah terpikirkan olehnya.

Berada dengan posisi ini membuat jantung Anin. Berdegup kencang.

" Temani aku tidur. Besok pagi saja buatkan buburnya," Pinta Kenan sambil menutup matanya. Merasa nyaman saat bisa memeluk istrinya.

Anin akhirnya hanya pasrah." Ya, sudah. Aku temani. Tapi, lepaskan dulu. Tidak nyaman tidur dalam posisi ini," pinta Anin.

Benar. Posisinya tidak nyaman jika untuk tidur. Sekalipun Kenan merasa nyaman bisa mendekap sang istri,namun jujur saja posisinya cukup ambigu jika orang melihatnya. Walaupun tidak mungkin ada yang melihat.

" Hmm," gumam Kenan sambil memutar tubuhnya. Membuat Anin tertidur di atas kasur dengan posisi keduanya saling berhadapan.

" Tidurlah," ucap kenan yang masih memejamkan matanya.

Anin hanya diam. Ia pun memejamkan matanya. Walaupun debaran jantungnya semakin tak bisa ia kendalikan.

Jika Kenan sudah kembali tertidur, berbeda dengan Anin. Bukan tak nyaman dalam dekapan suaminya. Terlalu nyaman sebenarnya. Hanya saja, ia seolah tak ingin kehilangan momen ini.

Terlepas apapun alasan suaminya bersikap seperti ini, nyatanya hatinya bahagia.

Dulu, jangankan di peluk seperti ini, mereka saja tidur saling membelakangi.

Perlahan,Anin mengangkat tangannya yang bisa terlepas dengan mudah dari dekapan Kenan karena pelukannya mengendur setelah terlelap.

Mengusap kening suaminya yang di banjiri keringat. "Kenapa sikap mas berubah justru setelah aku mengizinkan mas menikahinya?," lirihnya bertanya entah pada siapa.

suaminya telah kembali tidur dengan nyenyak.

...*******...

Anin sedang memasak bubur di dapur. Setelah memastikan suaminya tidur nyenyak dan kondisinya baik-baik saja, Anin langsung beranjak ke dapur.

Hampir selesai, tinggal menggoreng bawang merah sebagai taburan.

Saat memotong bawang merah, Anin terkejut hingga tak sengaja melukai jarinya.

" Astaghfirullah," Anin langsung menghisap jarinya

Kenan yang sadar apa yang terjadi langsung menarik tangan Anin dan kini ia yang menghiap jari itu.

Deg

Tindakan refleks Kenan membuat Anin tertegun.

Ia bahkan tak sadar jika kini jarinya sudah si balut plester oleh Kenan.

" Maaf membuatmu kaget," ucap Kenan yang merasa bersalah karena tindakannya yang memeluk Anin dari belakang malah berakhir dengan jari Anin yang terluka.

TBC

Terpopuler

Comments

Nandika Mamah

Nandika Mamah

hadeuh kamana wae akang.

2025-02-26

0

Lanjar Lestari

Lanjar Lestari

kemarin kemana aja sat km masih punya istri 1 Ken sekarang giliran punya istri 2 br perhatian dan jg krn cemburu Anin di lirik dan di puja pria lainterlambat pun sangat

2024-06-08

1

Hanipah Fitri

Hanipah Fitri

perhatianmu Kenan sdh terlambat

2024-04-17

0

lihat semua
Episodes
1 MAT 1 Orang Ketiga Itu Aku
2 MAT 2 Rencana Menikah
3 MAT 3 Sudah Sah Menikah
4 MAT 4 Mempersiapkan Resepsi
5 MAT 5 Bersikap Adil
6 MAT 6 Memberi Sesuatu Yang Sama
7 MAT 7 Pembagian Hari
8 MAT 8 Ambisi Laras
9 MAT 9 Terlanjur Kecewa
10 MAT 10 Cemburu
11 MAT 11 Dulu dan Sekarang
12 MAT 12 Misi Masing-masing
13 MAT 13 Perubahan Sikap Kenan
14 MAT 14 Perubahan Sikap Kenan (2)
15 MAT 15 Menjalani Pernikahan Sebagaimana Mestinya
16 MAT 16 Permintaan Anin
17 MAT 17 Kecurigaan Kenan
18 Mohon Dukungannya
19 MAT 18 Pengkhianatan
20 MAT 19 Istikharah Cinta
21 MAT 20 Yang Kita Butuhkan atau Inginkan?
22 MAT 21 Kamar Spesial Untuk Malam Spesial
23 MAT 22 Rencana Mengejutkan
24 MAT 23 Botol Obat
25 Give Away
26 MAT 24 Masih Mencintainya
27 MAT 25 Ziarah
28 MAT 26 Menyesal
29 MAT 27 Tidak Tertarik
30 MAT 28 Dua Cincin
31 MAT 29 Mulai Terkuak
32 MAT 30 Keputusan Laras
33 MAT 31 Istri Ketiga
34 MAT 32 Hasil Pemeriksaan
35 MAT 33 Kedatangan Sahabat (1)
36 MAT 34 Kedatangan Sahabat (2)
37 MAT 35 Makan Siang Di Hotel
38 MAT 36 Baru Dugaan
39 MAT 37 Balas Dendam
40 MAT 38 Pertemuan Tidak Terduga
41 MAT 39 Punya Rencana Buruk
42 MAT 40 Memberi Hukuman
43 MAT 41 Kecelakaan
44 MAT 42 Rekaman
45 MAT 43 Amnesia?
46 MAT 44 Pengkhianat Yang Dikhianati
47 MAT 45 Keadaan Yang Buruk
48 MAT 46 Mencari Solusi
49 MAT 47 Pengacara Untuk Laras
50 Mat 48 Foto Di Dinding
51 MAT 49 Mirip Mantan Sekretaris
52 MAT 50 Pertemuan Ayah dan Anak
53 MAT 51 Pengorbanan dan Tanggung jawab
54 MAT 52 Dua Bumil
55 MAT 53 Bertemu Kembali
56 MAT 54 Hadiah dari Ayah (Revisi)
57 MAT 55 Foto Keluarga (Revisi)
58 MAT 56 Meminta Bantuan (Revisi)
59 MAT 57 Akan Melahirkan (Revisi)
60 MAT 58 Mundur Dari Kesepakatan (Revisi)
61 MAT 59 Penggelapan Uang (Revisi)
62 MAT 60 Keanehan Sesil ( Revisi)
63 MAT 61 Bahaya ( Revisi)
64 MAT 62 Manipulatif
65 MAT 63 Diculik
66 MAT 64 Titik Lokasi
67 MAT 65 Bekerja Sama
68 MAT 66 Tertangkap
69 MAT 67 Bertanggung jawab
70 MAT 68 Kebenarannya
71 MAT 69 Pantas Mendapatkan Hukuman
72 MAT 70 Mau Adik Kembar
73 MAT 71 Meminta Maaf Dengan Benar
74 MAT 72 Bertemu
75 MAT 73 Sudah Berubah
76 MAT 74 Melamar Mantan Napi
77 MAT 75 Seperti Ayah
78 MAT 76 Kecewa
79 MAT 77 Calon Menantu
80 MAT 78 Ingin Mandiri
81 MAT 79 Perpisahan Kembali
82 MAT 80 Menjaga Amanat Terakhir ( The End)
83 Give Away
Episodes

Updated 83 Episodes

1
MAT 1 Orang Ketiga Itu Aku
2
MAT 2 Rencana Menikah
3
MAT 3 Sudah Sah Menikah
4
MAT 4 Mempersiapkan Resepsi
5
MAT 5 Bersikap Adil
6
MAT 6 Memberi Sesuatu Yang Sama
7
MAT 7 Pembagian Hari
8
MAT 8 Ambisi Laras
9
MAT 9 Terlanjur Kecewa
10
MAT 10 Cemburu
11
MAT 11 Dulu dan Sekarang
12
MAT 12 Misi Masing-masing
13
MAT 13 Perubahan Sikap Kenan
14
MAT 14 Perubahan Sikap Kenan (2)
15
MAT 15 Menjalani Pernikahan Sebagaimana Mestinya
16
MAT 16 Permintaan Anin
17
MAT 17 Kecurigaan Kenan
18
Mohon Dukungannya
19
MAT 18 Pengkhianatan
20
MAT 19 Istikharah Cinta
21
MAT 20 Yang Kita Butuhkan atau Inginkan?
22
MAT 21 Kamar Spesial Untuk Malam Spesial
23
MAT 22 Rencana Mengejutkan
24
MAT 23 Botol Obat
25
Give Away
26
MAT 24 Masih Mencintainya
27
MAT 25 Ziarah
28
MAT 26 Menyesal
29
MAT 27 Tidak Tertarik
30
MAT 28 Dua Cincin
31
MAT 29 Mulai Terkuak
32
MAT 30 Keputusan Laras
33
MAT 31 Istri Ketiga
34
MAT 32 Hasil Pemeriksaan
35
MAT 33 Kedatangan Sahabat (1)
36
MAT 34 Kedatangan Sahabat (2)
37
MAT 35 Makan Siang Di Hotel
38
MAT 36 Baru Dugaan
39
MAT 37 Balas Dendam
40
MAT 38 Pertemuan Tidak Terduga
41
MAT 39 Punya Rencana Buruk
42
MAT 40 Memberi Hukuman
43
MAT 41 Kecelakaan
44
MAT 42 Rekaman
45
MAT 43 Amnesia?
46
MAT 44 Pengkhianat Yang Dikhianati
47
MAT 45 Keadaan Yang Buruk
48
MAT 46 Mencari Solusi
49
MAT 47 Pengacara Untuk Laras
50
Mat 48 Foto Di Dinding
51
MAT 49 Mirip Mantan Sekretaris
52
MAT 50 Pertemuan Ayah dan Anak
53
MAT 51 Pengorbanan dan Tanggung jawab
54
MAT 52 Dua Bumil
55
MAT 53 Bertemu Kembali
56
MAT 54 Hadiah dari Ayah (Revisi)
57
MAT 55 Foto Keluarga (Revisi)
58
MAT 56 Meminta Bantuan (Revisi)
59
MAT 57 Akan Melahirkan (Revisi)
60
MAT 58 Mundur Dari Kesepakatan (Revisi)
61
MAT 59 Penggelapan Uang (Revisi)
62
MAT 60 Keanehan Sesil ( Revisi)
63
MAT 61 Bahaya ( Revisi)
64
MAT 62 Manipulatif
65
MAT 63 Diculik
66
MAT 64 Titik Lokasi
67
MAT 65 Bekerja Sama
68
MAT 66 Tertangkap
69
MAT 67 Bertanggung jawab
70
MAT 68 Kebenarannya
71
MAT 69 Pantas Mendapatkan Hukuman
72
MAT 70 Mau Adik Kembar
73
MAT 71 Meminta Maaf Dengan Benar
74
MAT 72 Bertemu
75
MAT 73 Sudah Berubah
76
MAT 74 Melamar Mantan Napi
77
MAT 75 Seperti Ayah
78
MAT 76 Kecewa
79
MAT 77 Calon Menantu
80
MAT 78 Ingin Mandiri
81
MAT 79 Perpisahan Kembali
82
MAT 80 Menjaga Amanat Terakhir ( The End)
83
Give Away

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!