MAT 11 Dulu dan Sekarang

Menjaga Amanah Terakhir (11)

Reza diam saat ibunya mengingatkan untuk menjaga pandangannya. Ia pun mengikuti ibunya ke dapur untuk meletakkan barang belanjaan yang ia bantu bawa.

" Maaf, jadi merepotkan begini, Bi,"

" Tidak apa-apa, Bu. sudah tugas saya," jelas Nuri yang memang menjadi orang kepercayaan Najma untuk menjaga villa. Lebih tepatnya, Nuri dan suaminya adalah orang yang Najma bayar untuk menjaga kebersihan villa.

" Saya dan anak-anak mau jalan-jalan dulu ya, Bi."

" Silahkan, Bu. Saya mau masak sarapannya dulu,"

" Iya. Terimakasih,"

Ketiga perempuan itu pun berjalan keluar. Sementara Ardi tidak ikut.

" Ternyata enak juga disini ya, Tan? Udaranya sejuk,"

" Makanya kalau lagi sumpek, Tante suka kesini. Biar pikiran Fresh,"

" Ya, disini juga laki-lakinya ganteng-ganteng loh kak? Biar sekalian cuci mata," Reina terkikik.

Plakll

" Ish, bunda. Kenapa tanganku di pukul?," Reina mengusap tangannya yang sebenarnya tidak terlalu sakit.

" Jangan ngajarin aneh-aneh. Cukup kamu saja yang aneh. Kalau Sam tahu calon istrinya matanya jelalatan, baru tahu rasa,"

" Bun, jangan dong. Kak Sam itu suami impian Reina." Reina yang kesal menggembungkan pipinya.

" Ya, sudah. Jangan aneh-aneh. Mbak mu itu gak perlu cuci mata."

" Iya, iya. Cukup Kak Ken seorang," Reina mencebik

" Kalau kamu sudah menikah, kamu juga harus begitu, Rein. Yang namanya rumah tangga, wajar kalau ada masalah. Tapi, masalah ada untuk diselesaikan bukan malah di hindari dan mencari pelarian,"

" Iya, bunda. Reina hanya bercanda,"

Anin hanya diam mendengarkan kedua anak dan ibu itu bicara.

" Nin, kamu beneran akan bertahan dengan Kenan kan?,"

" Insya Allah, Tan." Anin tersenyum.

Ia selalu berdo'a agar Allah melembutkan hati sang suami supaya bisa menerimanya. Yang entah kenapa justru Anin rasakan perubahan itu saat Kenan malah sudah memperistri Laras.

" Kalau dia tidak adil dan masih bersikap abai sama kamu. Bilang Tante. Biar Tante dan Om yang maju."

" Kak Anin belum bilang saja, ayah dan Bunda sudah maju duluan kan? Dengan mengancam Kak Kenan?," ucap Reina

" Hah? Maksudnya mengancam bagaimana, Tan?," Anin terkejut.

" Ya, Om kamu bilang akan menjadi orang pertama yang meminta kalian berpisah kalau Kenan tidak bisa adil antara kamu dan dia."

" Bahkan Kak Kenan di beri waktu sebulan loh kak?,"

"Iya, Tan?," Anin memastikan.

" Iya."

Anin sejujurnya terharu karena dicintai keluarga dari suaminya. Hanya masih minus cinta sang suami saja.

Tapi, bagi Anin sendiri. Perkara hati masih ia bisa upayakan. Masih berdo'a pada Sang Pembolak-balik hati manusia. Maka selama semuanya masih bisa di perbaiki, cerai tidak pernah akan menjadi opsi.

Karena Anin masih berharap, ia menikah sekali seumur hidupnya. Namun, jika pada akhirnya ia tidak bisa bertahan, ia hanya berharap masih bisa mengabdi pada panti yang telah menjadi tempatnya bernaung sejak ia kecil.

...******...

Di tempat Kenan berada, Kenan sedang menikmati sarapan dengan Laras. Laras banyak mengomentari ini dan itu.Dari mulai menu sampai hal-hal kecil yang sebenarnya tidak perlu di komentari.

Kenan mulai merasa asing dengan sikap Laras. Sebelum menikah dengannya, Laras tidak begini.

" Kak, kenapa sih malah ke sini?. Aku mau restoran yang disana. Kayaknya lebih mewah," Tunjuk Laras pada restoran yang gedungnya masih terlihat namun jaraknya cukup jauh dari hotel tempat ia menginap.

" Disini juga makanan enak-enak kok. Apalagi ini paling dekat ke tempat kita menginap," Waktu ada perjalanan ke luar kota dimana mereka pergi bersama, biasanya Laras tipe yang penurut.

Tidak mempersalahkan apapun yang Kenan lakukan termasuk kemanapun Kenan membawa Laras.

" Ck, ..." Laras hanya berdecak kesal.

Kenan pun hanya diam. Apa ia salah jika tidak bertanya dulu? Bukankah biasanya juga begitu? Semua terserah Kenan.

Kenan mulai berpikir, apa benar yang dikatakan teman-temannya kalau Laras itu tidak seperti apa yang aku pikirkan selama ini.

Semua sikap penurutnya hanyalah upaya agar Kenan menyukainya. Setelah menikah, semua jadi berubah.

" Ok. Maaf. kedepannya, aku akan minta saran kamu sebelum memutuskan akan makan dimana," Kenan mengalah.

" Harusnya memang begitu," ketusnya.

Oh, lihatlah. Dulu Laras tak pernah berkata ketus seperti itu. Tapi, kini?

Mood keduanya tiba-tiba berantakan. Padahal ini acara honeymoon mereka. Tapi, baru sehari menikah sudah ada keributan kecil seperti ini.

Keributan tak penting yang tak pernah Kenan rasakan saat ia pergi dengan Anin. Pergi dengan Anin? Tunggu, mereka belum pernah pergi yang benar-benar pergi sekedar jalan berdua. Kecuali ada acara yang harus mereka datangi.

Kenapa sekarang justru aku merasa, saat bersama dengan Anin jauh lebih nyaman daripada saat bersama Laras?. Batin Kenan.

Setelah acara makan selesai, mereka pun jalan-jalan ke tempat-tempat yang Laras inginkan. Termasuk belanja begitu banyak barang. Yang entah apa akan terpakai atau tidak barangnya nanti.

Kenan hanya mengikuti saja kemana Laras membawanya. Awalnya ia ingin hari ini hanya di hotel saja,kan sedang honeymoon. Tapi, ternyata Laras tidak setuju. Ia ingin mengeksplorasi semua tempat yang ada di sana.

Maksudnya adalah ingin berbelanja sebanyak mungkin.

" Itu untuk siapa?," tanya Kenan karena Laras masih membeli ini dan itu.

" Untuk sahabat aku lah. Mumpung ada barang bagus. Masa iya pulang dari sini tidak bawa oleh-oleh," Laras membolak-balik sebuah dress khas daerah sana.

" Kita kan bisa menggunakan hari terakhir disini untuk khusus berbelanja oleh-oleh," Kenan merasa Laras malah melakukan hal-hal yang tidak sesuai dengan tujuan mereka pergi .

" Ini namanya mengefisienkan waktu. Jadi, sekali jalan dan nanti tidak harus balik kesini lagi," Kesal Laras karena Kenan hanya mengeluhkan apa yang ia lakukan sejak pergi tadi.

Kenan hanya menghela nafas.

" Ya sudah, aku tunggu disana," tunjuk Kenan pada sebuah kursi tunggu.

Laras hanya melihat sekilas dan mengangguk.

Kenan pun berhenti mengikuti Laras. Melelahkan rasanya. Ia hanya mengamati Laras yang kesana kemari di toko itu.

Ia pun mengedarkan pandangannya. Melihat-lihat apa yang ada di sana. Hingga tatapannya tertuju pada pakaian yang ada disalah satu manekin di toko berbeda.

Ia tersenyum. Langsung beranjak dari tempat ia duduk dan menuju ke toko yang memajang pakaian itu.

Setelah selesai membayar, Kenan kembali ke tempatnya.

Laras yang sudah selesai melambaikan tangan pada Kenan. Kenan pun mendatangi Laras. Ia tahu, sekarang gilirannya. Giliran untuk membayar semua belanjaan Laras.

Laras pun lebih dulu pergi dari sana dan duduk di kursi yang tadi diduduki Kenan.

Mereka kembali melangkah. Bukan ke arah hotel, ternyata Laras masih ingin menghabiskan uang Kenan. Karena selama belanja, kartu Kenan yang dipakai. Sementara milik Laras masih aman belum terpakai.

TBC

Terpopuler

Comments

Sartini Cilacap

Sartini Cilacap

Diporotin sampai miskin lalu dicampakkan

2024-12-22

0

Kusii Yaati

Kusii Yaati

rasakno kapokmu kapan 😏

2025-01-13

0

Ketawang

Ketawang

porotin sja sampe bnr" miskin,baru nyadar tuh kenan kalo laras itu ular...
gak ada pelakor yg tulus,faktanya cuman modus ,ular berbisa....

2024-08-09

1

lihat semua
Episodes
1 MAT 1 Orang Ketiga Itu Aku
2 MAT 2 Rencana Menikah
3 MAT 3 Sudah Sah Menikah
4 MAT 4 Mempersiapkan Resepsi
5 MAT 5 Bersikap Adil
6 MAT 6 Memberi Sesuatu Yang Sama
7 MAT 7 Pembagian Hari
8 MAT 8 Ambisi Laras
9 MAT 9 Terlanjur Kecewa
10 MAT 10 Cemburu
11 MAT 11 Dulu dan Sekarang
12 MAT 12 Misi Masing-masing
13 MAT 13 Perubahan Sikap Kenan
14 MAT 14 Perubahan Sikap Kenan (2)
15 MAT 15 Menjalani Pernikahan Sebagaimana Mestinya
16 MAT 16 Permintaan Anin
17 MAT 17 Kecurigaan Kenan
18 Mohon Dukungannya
19 MAT 18 Pengkhianatan
20 MAT 19 Istikharah Cinta
21 MAT 20 Yang Kita Butuhkan atau Inginkan?
22 MAT 21 Kamar Spesial Untuk Malam Spesial
23 MAT 22 Rencana Mengejutkan
24 MAT 23 Botol Obat
25 Give Away
26 MAT 24 Masih Mencintainya
27 MAT 25 Ziarah
28 MAT 26 Menyesal
29 MAT 27 Tidak Tertarik
30 MAT 28 Dua Cincin
31 MAT 29 Mulai Terkuak
32 MAT 30 Keputusan Laras
33 MAT 31 Istri Ketiga
34 MAT 32 Hasil Pemeriksaan
35 MAT 33 Kedatangan Sahabat (1)
36 MAT 34 Kedatangan Sahabat (2)
37 MAT 35 Makan Siang Di Hotel
38 MAT 36 Baru Dugaan
39 MAT 37 Balas Dendam
40 MAT 38 Pertemuan Tidak Terduga
41 MAT 39 Punya Rencana Buruk
42 MAT 40 Memberi Hukuman
43 MAT 41 Kecelakaan
44 MAT 42 Rekaman
45 MAT 43 Amnesia?
46 MAT 44 Pengkhianat Yang Dikhianati
47 MAT 45 Keadaan Yang Buruk
48 MAT 46 Mencari Solusi
49 MAT 47 Pengacara Untuk Laras
50 Mat 48 Foto Di Dinding
51 MAT 49 Mirip Mantan Sekretaris
52 MAT 50 Pertemuan Ayah dan Anak
53 MAT 51 Pengorbanan dan Tanggung jawab
54 MAT 52 Dua Bumil
55 MAT 53 Bertemu Kembali
56 MAT 54 Hadiah dari Ayah (Revisi)
57 MAT 55 Foto Keluarga (Revisi)
58 MAT 56 Meminta Bantuan (Revisi)
59 MAT 57 Akan Melahirkan (Revisi)
60 MAT 58 Mundur Dari Kesepakatan (Revisi)
61 MAT 59 Penggelapan Uang (Revisi)
62 MAT 60 Keanehan Sesil ( Revisi)
63 MAT 61 Bahaya ( Revisi)
64 MAT 62 Manipulatif
65 MAT 63 Diculik
66 MAT 64 Titik Lokasi
67 MAT 65 Bekerja Sama
68 MAT 66 Tertangkap
69 MAT 67 Bertanggung jawab
70 MAT 68 Kebenarannya
71 MAT 69 Pantas Mendapatkan Hukuman
72 MAT 70 Mau Adik Kembar
73 MAT 71 Meminta Maaf Dengan Benar
74 MAT 72 Bertemu
75 MAT 73 Sudah Berubah
76 MAT 74 Melamar Mantan Napi
77 MAT 75 Seperti Ayah
78 MAT 76 Kecewa
79 MAT 77 Calon Menantu
80 MAT 78 Ingin Mandiri
81 MAT 79 Perpisahan Kembali
82 MAT 80 Menjaga Amanat Terakhir ( The End)
83 Give Away
Episodes

Updated 83 Episodes

1
MAT 1 Orang Ketiga Itu Aku
2
MAT 2 Rencana Menikah
3
MAT 3 Sudah Sah Menikah
4
MAT 4 Mempersiapkan Resepsi
5
MAT 5 Bersikap Adil
6
MAT 6 Memberi Sesuatu Yang Sama
7
MAT 7 Pembagian Hari
8
MAT 8 Ambisi Laras
9
MAT 9 Terlanjur Kecewa
10
MAT 10 Cemburu
11
MAT 11 Dulu dan Sekarang
12
MAT 12 Misi Masing-masing
13
MAT 13 Perubahan Sikap Kenan
14
MAT 14 Perubahan Sikap Kenan (2)
15
MAT 15 Menjalani Pernikahan Sebagaimana Mestinya
16
MAT 16 Permintaan Anin
17
MAT 17 Kecurigaan Kenan
18
Mohon Dukungannya
19
MAT 18 Pengkhianatan
20
MAT 19 Istikharah Cinta
21
MAT 20 Yang Kita Butuhkan atau Inginkan?
22
MAT 21 Kamar Spesial Untuk Malam Spesial
23
MAT 22 Rencana Mengejutkan
24
MAT 23 Botol Obat
25
Give Away
26
MAT 24 Masih Mencintainya
27
MAT 25 Ziarah
28
MAT 26 Menyesal
29
MAT 27 Tidak Tertarik
30
MAT 28 Dua Cincin
31
MAT 29 Mulai Terkuak
32
MAT 30 Keputusan Laras
33
MAT 31 Istri Ketiga
34
MAT 32 Hasil Pemeriksaan
35
MAT 33 Kedatangan Sahabat (1)
36
MAT 34 Kedatangan Sahabat (2)
37
MAT 35 Makan Siang Di Hotel
38
MAT 36 Baru Dugaan
39
MAT 37 Balas Dendam
40
MAT 38 Pertemuan Tidak Terduga
41
MAT 39 Punya Rencana Buruk
42
MAT 40 Memberi Hukuman
43
MAT 41 Kecelakaan
44
MAT 42 Rekaman
45
MAT 43 Amnesia?
46
MAT 44 Pengkhianat Yang Dikhianati
47
MAT 45 Keadaan Yang Buruk
48
MAT 46 Mencari Solusi
49
MAT 47 Pengacara Untuk Laras
50
Mat 48 Foto Di Dinding
51
MAT 49 Mirip Mantan Sekretaris
52
MAT 50 Pertemuan Ayah dan Anak
53
MAT 51 Pengorbanan dan Tanggung jawab
54
MAT 52 Dua Bumil
55
MAT 53 Bertemu Kembali
56
MAT 54 Hadiah dari Ayah (Revisi)
57
MAT 55 Foto Keluarga (Revisi)
58
MAT 56 Meminta Bantuan (Revisi)
59
MAT 57 Akan Melahirkan (Revisi)
60
MAT 58 Mundur Dari Kesepakatan (Revisi)
61
MAT 59 Penggelapan Uang (Revisi)
62
MAT 60 Keanehan Sesil ( Revisi)
63
MAT 61 Bahaya ( Revisi)
64
MAT 62 Manipulatif
65
MAT 63 Diculik
66
MAT 64 Titik Lokasi
67
MAT 65 Bekerja Sama
68
MAT 66 Tertangkap
69
MAT 67 Bertanggung jawab
70
MAT 68 Kebenarannya
71
MAT 69 Pantas Mendapatkan Hukuman
72
MAT 70 Mau Adik Kembar
73
MAT 71 Meminta Maaf Dengan Benar
74
MAT 72 Bertemu
75
MAT 73 Sudah Berubah
76
MAT 74 Melamar Mantan Napi
77
MAT 75 Seperti Ayah
78
MAT 76 Kecewa
79
MAT 77 Calon Menantu
80
MAT 78 Ingin Mandiri
81
MAT 79 Perpisahan Kembali
82
MAT 80 Menjaga Amanat Terakhir ( The End)
83
Give Away

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!