MAT 2 Rencana Menikah

Menjaga Amanah Terakhir (2)

Kenan masih perpustakaan selepas kepergian Anin. Pikirannya kacau. Bukunya ia baca tadi tak ia lanjutkan.

Nikahilah ia, jika ia adalah wanita yang mas cintai

Perkataan Anin di akhir pembicaraan mereka terus terngiang. Walaupun ia sudah menjawab, "Tapi, aku tidak bisa menceraikanmu karena aku sudah berjanji pada ibuku,"

Anin setuju. Artinya ia siap di madu.

Aneh, bukannya merasa senang. Kenan malah menjadi gusar. Ia sadar setahun menikahi Anin, ia belum pernah membahagiakannya. Namun, ia juga tidak bisa untuk meninggalkan Laras yang sudah mengisi hatinya.

Ponsel di atas meja yang terus berdering pun tidak Kenan hiraukan. Padahal panggilan dari Laras biasanya sangat ia tunggu. Namun, saat ini ia tak seantusias itu untuk mengangkat panggilan dari kekasihnya.

...******...

Di panti, Anin hanya duduk-duduk sambil melihat anak-anak bermain bola di lapangan.

" Kamu yakin, neng?," tanya Bi Titin.

Neng adalah panggilan kesayangan dari bi Titin untuk Anin.

" Harus yakin, Bi. Anin tidak ingin egois. Anin belum pernah lihat Mas Kenan tersenyum seperti saat dia bersama kekasihnya."

Sangat miris.

Bi Titin mengusap punggung Anin memberi kekuatan.

" Anin tidak mau mas Kenan terus-menerus mendekati Zina. Hari ini, pegangan tangan, lalu cium pipi, terus ke bibir. Bagaimana kalau esok lusa berbuat lebih," Anin tak bisa membayangkan. " Lebih baik mereka menikah saja. Lagi pula, disini Anin yang orang ketiga, Bi. Bukan wanita itu," jelas Anin.

Anin belum tahu siapa nama calon adik madunya itu.

" Kamu juga berhak bahagia, Neng. Kalau Kenan tidak bisa membahagiakan mu? kenapa bertahan? Ini sudah satu tahun?." heran Bi Titin.

Anin mendesah. Berat. Ini juga berat untuknya. Tidak ada yang benar-benar ridho suaminya menikah lagi. Sakit itu pasti. Tapi, ini pilihan Anin.

" Kebahagiaan Anin disini, Bi. Dengan bibi, anak-anak panti. Kalau Anin sama mas Kenan pisah, Anin harus kemana? Ini rumah Anin. Sejak kecil, Anin tinggal disini.

Ibu sudah menitipkan panti dan anak-anak pada Anin. Apalagi Anin selalu ingat pesan almarhumah yang minta agar kami tidak bercerai,"

" Iya, tapi kalau membuatmu tidak bahagia? Mau bagaimana?,"

" Anin insya Allah akan selalu bahagia selama dekat anak-anak dan bibi. Kalau Anin pisah, rasanya canggung, Bi. Karena akan ada istrinya mas Kenan yang lebih berhak pada panti daripada Anin,"

Ya, jika bercerai Anin pastinya tidak ada hak apapun.

" Iya sih, Neng. Bibi juga kalau orang lain yang megang panti kayaknya tidak yakin. Kalau kamu kan sudah tahu seluk beluk panti."

Anin tersenyum. Ia juga tak sadar, ternyata dulu Bu Yuni selalu melibatkan ia dalam apapun yang berurusan dengan panti ternyata ada maksud lain. Bu Yuni seolah mempersiapkan penerusnya. Re generasi.

" Bibi mah cuma bisa dukung apapun yang Neng Anin pilih. Sing sabar, Neng,"

" Insya Allah, Bi."

...******...

Malam ini, Anin memasak karena Kenan ada di rumah. Makan malam terasa hening dan lebih sunyi. Baik Anin maupun Kenan masih sibuk dengan pemikirannya.

Kenan langsung masuk ke dalam kamar setelah makan malamnya selesai. Anin sendiri melanjutkan membereskan piring kotor.

" Nin, kenapa kamu meminta aku menikah lagi? Kamu tidak masalah?," tanya Kenan.

Kenan tak bisa menerka isi hati Anin yang memang pandai menyembunyikan isi hatinya.

" Hanya ingin menjaga saja. Menjaga hati Anin agar tidak berburuk sangka pada Mas. Juga menjaga agar mas dan dia tidak terjebak pada situasi yang salah. Intinya menjaga agar kita terhindar dari dosa,"

Deg

Hati Kenan terasa tercubit. Anin memikirkan sejauh itu. Sementara dirinya malah menikmati hubungan yang salah itu.

" Tapi, Anin hanya minta. Jika nanti mas menikahinya, tolong tinggal di rumah yang berbeda. Dan panti, biar tetap jadi urusan Anin. Ibu sudah mengamanahkan pada Anin.

Anin tidak akan mengklaim menjadi milik Anin, hanya saja Anin ingin tetap bertanggung jawab pada panti sekalipun mas punya istri lain,"

Kenan terdiam. Hanya itu? . Pikirnya

Disaat orang lain bisa meminta hal-hal bersifat materi, Anin tak memintanya. Hanya panti dan panti yang ada dalam pikirannya.

" Karena panti adalah rumah Anin." tambah Anin seolah sadar apa yang ada di dalam pikiran suaminya.

Anin sudah terlelap sementara Kenan masih terjaga.

Ia melihat wajah Anin yang kini sudah tampak damai. Apa Anin tidak cantik? Jawabannya, Anin cantik. Bahkan sangat cantik saat ia melepaskan kerudung dan memakai baju rumahannya tampaklah tubuhnya yang indah.

Tapi, cinta itu buta.

Kenan kembali teringat pada kejadian siang tadi saat ia berada di rumah sakit karena ayah Laras sedang sakit.

Flashback on

" Kapan kamu menikahi putriku?," tanya ayah Laras

Kenan masih diam. Belum bisa memberi kepastian.

" Aku tahu kamu sudah beristri. Tapi, Laras pun tidak masalah jika menjadi istri kedua," ucapnya

" Aku akan memberi kepastian secepatnya,"

" Jika tidak ingin menikahi putriku, aku akan mencarikan calon suami untuknya. Aku ingin melihat putriku menikah sebelum aku menutup mata selamanya," gertak calon mertua Kenan.

Flashback end

Kenan merebahkan tubuhnya. Menatap langit-langit. Semua serba kebetulan. Anin yang mengetahui bahwa ia punya kekasih, lalu Anin yang memintanya menikahi Laras dan selanjutnya ayah Laras yang mendesak untuk segera menikahi Laras.

Padahal, tidak ada yang serba kebetulan. Semua sudah rencana yang Maha Pencipta.

Setelah sarapan, sebelum Kenan berangkat, Kenan meminta Anin duduk dulu.

" Soal kemarin. Aku akan memberitahu Laras bahwa aku akan menikahinya secepatnya,"

Deg

Harusnya Anin biasa saja. Lagipula ini pun usulnya. Tapi, tetap saja semakin sakit yang ia rasa.

Kenan mencoba menebak apa yang Anin rasakan dari raut wajahnya. Namun, ia hanya melihat keterkejutan yang hanya beberapa detik. Setelahnya, biasa saja.

" Alhamdulillah. Baguslah kalau begitu," respon Anin membuat Kenan mengernyitkan dahinya.

Dimana ada istri yang justru malah bersyukur saat suaminya akan menikah lagi?

" Untuk urusan catering, biar jadi urusanku. Sebagai hadiah pernikahan untuk kalian berdua," Anin tersenyum.

Namun, Kenan merasa terluka melihat senyum itu.

" Apa ada lagi yang ingin di sampaikan? Hari ini aku akan pergi ke rumah makan karena ada urusan," jelas Anin.

Senin dan Kamis adalah jadwal Anin memantau usahanya. Ia pun sudah memberitahukan tentang itu dan meminta izin pada suaminya sebelumnya tentang jadwal yang ia miliki. Jadi, ia tak perlu meminta izin lagi.

" Tidak apa-apa. Biar aku antar."

Anin heran atas tawaran Kenan padanya. Ini pertama kalinya Kenan menawarkan diri.

" Tapi, Rumah Makan Nusantara milikku arahnya berlawanan dengan kantormu, mas," tolak Anin.

" Tidak apa-apa. Ayo berangkat,"

Kenan melangkah lebih dulu. Ia baru tahu bahwa nama rumah makan milik istrinya adalah Rumah Makan Nusantara yang cukup terkenal. Pantas Anin menawarkan catering darinya.

Lagi-lagi Kenan merasa tak mengenal Anin. Ia hanya tahu Anin sudah membuka usaha rumah makan bersama teman-teman kampusnya. Lalu merambah membuka restoran yang kemarin ia datangi.

Seingatnya, Anin juga pernah meminta izin membuka usaha untuk anak-anak yang pernah tinggal di panti namun, tidak lagi tinggal disana karena sudah ingin mandiri. Namun, Kenan lupa usaha apa.

Bukan lupa, Kenan tidak pernah ingat. Setiap Anin meminta izin akan sesuatu, semua masuk kuping kanan dan keluar dari kuping kiri.

TBC

Terpopuler

Comments

Nandika Mamah

Nandika Mamah

ga bersyukur banget jadi orang. siap siap aja nyesel

2025-02-26

0

Sartini Cilacap

Sartini Cilacap

Kenan separah itu mengabaikan setiap omongan istrinya

2024-12-22

0

Nisaaayu

Nisaaayu

beneran sakit ternyata si bapak

2024-12-19

0

lihat semua
Episodes
1 MAT 1 Orang Ketiga Itu Aku
2 MAT 2 Rencana Menikah
3 MAT 3 Sudah Sah Menikah
4 MAT 4 Mempersiapkan Resepsi
5 MAT 5 Bersikap Adil
6 MAT 6 Memberi Sesuatu Yang Sama
7 MAT 7 Pembagian Hari
8 MAT 8 Ambisi Laras
9 MAT 9 Terlanjur Kecewa
10 MAT 10 Cemburu
11 MAT 11 Dulu dan Sekarang
12 MAT 12 Misi Masing-masing
13 MAT 13 Perubahan Sikap Kenan
14 MAT 14 Perubahan Sikap Kenan (2)
15 MAT 15 Menjalani Pernikahan Sebagaimana Mestinya
16 MAT 16 Permintaan Anin
17 MAT 17 Kecurigaan Kenan
18 Mohon Dukungannya
19 MAT 18 Pengkhianatan
20 MAT 19 Istikharah Cinta
21 MAT 20 Yang Kita Butuhkan atau Inginkan?
22 MAT 21 Kamar Spesial Untuk Malam Spesial
23 MAT 22 Rencana Mengejutkan
24 MAT 23 Botol Obat
25 Give Away
26 MAT 24 Masih Mencintainya
27 MAT 25 Ziarah
28 MAT 26 Menyesal
29 MAT 27 Tidak Tertarik
30 MAT 28 Dua Cincin
31 MAT 29 Mulai Terkuak
32 MAT 30 Keputusan Laras
33 MAT 31 Istri Ketiga
34 MAT 32 Hasil Pemeriksaan
35 MAT 33 Kedatangan Sahabat (1)
36 MAT 34 Kedatangan Sahabat (2)
37 MAT 35 Makan Siang Di Hotel
38 MAT 36 Baru Dugaan
39 MAT 37 Balas Dendam
40 MAT 38 Pertemuan Tidak Terduga
41 MAT 39 Punya Rencana Buruk
42 MAT 40 Memberi Hukuman
43 MAT 41 Kecelakaan
44 MAT 42 Rekaman
45 MAT 43 Amnesia?
46 MAT 44 Pengkhianat Yang Dikhianati
47 MAT 45 Keadaan Yang Buruk
48 MAT 46 Mencari Solusi
49 MAT 47 Pengacara Untuk Laras
50 Mat 48 Foto Di Dinding
51 MAT 49 Mirip Mantan Sekretaris
52 MAT 50 Pertemuan Ayah dan Anak
53 MAT 51 Pengorbanan dan Tanggung jawab
54 MAT 52 Dua Bumil
55 MAT 53 Bertemu Kembali
56 MAT 54 Hadiah dari Ayah (Revisi)
57 MAT 55 Foto Keluarga (Revisi)
58 MAT 56 Meminta Bantuan (Revisi)
59 MAT 57 Akan Melahirkan (Revisi)
60 MAT 58 Mundur Dari Kesepakatan (Revisi)
61 MAT 59 Penggelapan Uang (Revisi)
62 MAT 60 Keanehan Sesil ( Revisi)
63 MAT 61 Bahaya ( Revisi)
64 MAT 62 Manipulatif
65 MAT 63 Diculik
66 MAT 64 Titik Lokasi
67 MAT 65 Bekerja Sama
68 MAT 66 Tertangkap
69 MAT 67 Bertanggung jawab
70 MAT 68 Kebenarannya
71 MAT 69 Pantas Mendapatkan Hukuman
72 MAT 70 Mau Adik Kembar
73 MAT 71 Meminta Maaf Dengan Benar
74 MAT 72 Bertemu
75 MAT 73 Sudah Berubah
76 MAT 74 Melamar Mantan Napi
77 MAT 75 Seperti Ayah
78 MAT 76 Kecewa
79 MAT 77 Calon Menantu
80 MAT 78 Ingin Mandiri
81 MAT 79 Perpisahan Kembali
82 MAT 80 Menjaga Amanat Terakhir ( The End)
83 Give Away
Episodes

Updated 83 Episodes

1
MAT 1 Orang Ketiga Itu Aku
2
MAT 2 Rencana Menikah
3
MAT 3 Sudah Sah Menikah
4
MAT 4 Mempersiapkan Resepsi
5
MAT 5 Bersikap Adil
6
MAT 6 Memberi Sesuatu Yang Sama
7
MAT 7 Pembagian Hari
8
MAT 8 Ambisi Laras
9
MAT 9 Terlanjur Kecewa
10
MAT 10 Cemburu
11
MAT 11 Dulu dan Sekarang
12
MAT 12 Misi Masing-masing
13
MAT 13 Perubahan Sikap Kenan
14
MAT 14 Perubahan Sikap Kenan (2)
15
MAT 15 Menjalani Pernikahan Sebagaimana Mestinya
16
MAT 16 Permintaan Anin
17
MAT 17 Kecurigaan Kenan
18
Mohon Dukungannya
19
MAT 18 Pengkhianatan
20
MAT 19 Istikharah Cinta
21
MAT 20 Yang Kita Butuhkan atau Inginkan?
22
MAT 21 Kamar Spesial Untuk Malam Spesial
23
MAT 22 Rencana Mengejutkan
24
MAT 23 Botol Obat
25
Give Away
26
MAT 24 Masih Mencintainya
27
MAT 25 Ziarah
28
MAT 26 Menyesal
29
MAT 27 Tidak Tertarik
30
MAT 28 Dua Cincin
31
MAT 29 Mulai Terkuak
32
MAT 30 Keputusan Laras
33
MAT 31 Istri Ketiga
34
MAT 32 Hasil Pemeriksaan
35
MAT 33 Kedatangan Sahabat (1)
36
MAT 34 Kedatangan Sahabat (2)
37
MAT 35 Makan Siang Di Hotel
38
MAT 36 Baru Dugaan
39
MAT 37 Balas Dendam
40
MAT 38 Pertemuan Tidak Terduga
41
MAT 39 Punya Rencana Buruk
42
MAT 40 Memberi Hukuman
43
MAT 41 Kecelakaan
44
MAT 42 Rekaman
45
MAT 43 Amnesia?
46
MAT 44 Pengkhianat Yang Dikhianati
47
MAT 45 Keadaan Yang Buruk
48
MAT 46 Mencari Solusi
49
MAT 47 Pengacara Untuk Laras
50
Mat 48 Foto Di Dinding
51
MAT 49 Mirip Mantan Sekretaris
52
MAT 50 Pertemuan Ayah dan Anak
53
MAT 51 Pengorbanan dan Tanggung jawab
54
MAT 52 Dua Bumil
55
MAT 53 Bertemu Kembali
56
MAT 54 Hadiah dari Ayah (Revisi)
57
MAT 55 Foto Keluarga (Revisi)
58
MAT 56 Meminta Bantuan (Revisi)
59
MAT 57 Akan Melahirkan (Revisi)
60
MAT 58 Mundur Dari Kesepakatan (Revisi)
61
MAT 59 Penggelapan Uang (Revisi)
62
MAT 60 Keanehan Sesil ( Revisi)
63
MAT 61 Bahaya ( Revisi)
64
MAT 62 Manipulatif
65
MAT 63 Diculik
66
MAT 64 Titik Lokasi
67
MAT 65 Bekerja Sama
68
MAT 66 Tertangkap
69
MAT 67 Bertanggung jawab
70
MAT 68 Kebenarannya
71
MAT 69 Pantas Mendapatkan Hukuman
72
MAT 70 Mau Adik Kembar
73
MAT 71 Meminta Maaf Dengan Benar
74
MAT 72 Bertemu
75
MAT 73 Sudah Berubah
76
MAT 74 Melamar Mantan Napi
77
MAT 75 Seperti Ayah
78
MAT 76 Kecewa
79
MAT 77 Calon Menantu
80
MAT 78 Ingin Mandiri
81
MAT 79 Perpisahan Kembali
82
MAT 80 Menjaga Amanat Terakhir ( The End)
83
Give Away

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!