MAT 6 Memberi Sesuatu Yang Sama

Menjaga Amanah Terakhir (6)

" Ndah, mulai sekarang kalau ada tamu pria lagi. Kamu yang temani mbak ya," ucap Anin yang sedang duduk di kursinya.

Baru beberapa menit yang Lalu, ia menerima tamu seorang pengusaha muda yang ingin menjadi donatur di panti Kasih Ibu yang kini menjadi tanggung jawabnya.

Biasanya, Anin di bantu Anisa. Namun, Anisa meninggalkan panti dua bulan yang lalu karena ikut suaminya. Ya, Anisa menikah dengan teman kerjanya.

" Insya Allah,Mbak. Kalau aku tidak ada jadwal kuliah," ucapnya tersenyum manis sehingga terlihat dua lesung pipinya.

Indah adalah salah satu penghuni panti asuhan yang sudah cukup dewasa. Kini sedang mengenyam bangku kuliah semester akhir.

" Kalau kamu juga nikah dan pergi, lalu Mbak harus minta tolong siapa ya?,"

Anin sebenarnya di buat pusing jika ia kedatangan tamu laki-laki. Apalagi jika seorang diri. Ia tidak bisa jika hanya berdua saja dengan lawan jenis di sebuah ruangan sekalipun pintu terbuka juga ada CCTV terpasang.

" Hehe,minta tolong Bapak panti saja," ucapnya tersenyum menggoda.

Anin mengerutkan keningnya hingga ia sadar maksud ucapan Indah.

" Bapak Panti nya sibuk nyari nafkah," keduanya malah jadi terkekeh.

" Tapi, iya loh mbak. Pak Kenan itu belum pernah terlihat datang ke panti semenjak ibu Yuni meninggal,"

Anin tersenyum. " Waktu ibu masih ada juga kan beliau jarang datang ke panti kalau tidak ada kepentingan,"

" Ah, benar juga," indah garuk-garuk kepala.

" Tapi, soal laki-laki yang pernah kamu bilang mau serius sama kamu itu benar?,"

Yang ditanya hanya cengengesan. Wajahnya memerah.

" katanya begitu. Inginnya sebelum aku wisuda. Katanya biar bisa foto berdua saat wisuda,"

" Semoga memang jodoh ya,"

" Aamiin. Mbak,"

" Keluarganya bagaimana?,"

" Belum tahu, mbak. Belum sempat indah tanya,"

" Coba pastikan keluarganya mau menerima semua kelebihan dan kekurangan kamu. Menikah itu bukan hanya menyatakan sepasang suami istri tapi juga keluarga belah pihak. Bukan bermaksud mengecilkan hati kamu. Tapi, jika keluarga pasangan kita dari awal tidak setuju dengan latar belakang kita, itu akan jadi masalah sendiri kedepannya,".

Indah mengangguk. Ia tidak tersinggung. Karena yang dikatakan Anin memang benar.

Tin...Tin...Tin...

Terdengar suara klakson mobil. Bi Titin masuk ke dalam ruangan.

" Neng, itu Nak Kenan sudah menunggu di depan. Katanya mau jemput," jelas Bi Titin

" iya, bi. Ini sudah selesai kok,"

Anin pun keluar sementara indah kembali ke kamarnya. Bersiap-siap ke kampus beberapa saat lagi.

" Mau minum dulu, Nak?," Bi Titin menawarkan.

Kenan yang sudah berdiri di teras sambil melihat sekitarnya hanya tersenyum, " Tidak usah, Bi. Mau langsung berangkat,"

" Ya, sudah kalau begitu. Sering-seringlah tengok panti ya. Ibu pasti senang,"

Kenan hanya mengangguk saja.

" Anin pergi ya, Bi. Nanti, insya Allah Anin pulang kesini. Tidak usah masak. Anin nanti bawa makanan dari luar. Sekali-kali," Anin menyalami Bi Titin.

" Ya, Hati-hati,"

" Kenan juga, Bi."

" Ya."

" Assalamu'alaikum,"

" wa'alaikumsalam,"

Anin dan Kenan langsung masuk ke dalam mobil dan pergi meninggalkan panti.

" Panti bagaimana?," tanya Kenan yang tak pernah menanyakan kondisi panti sebelumnya.

Kenan percaya Anin bisa menjaga panti milik ibunya.

" Alhamdulillah. Semakin banyak yang mau menjadi donatur. Anak-anak juga jauh lebih terjamin sekolahnya karena banyak beasiswa yang di tawarkan untuk mereka,"

Kenan mengangguk.

" Mau makan dimana?,"

" Terserah mas saja. Anin ikut,"

"Kalau di rumah makan milik kamu bagaimana?,"

" Boleh."

Mereka pun sampai di rumah makan Nusantara. Sebenarnya rumah makan itu juga milik sahabat-sahabatnya. Namun, karena kesibukan mereka jarang bertemu secara bersamaan. Apalagi Anin yang lebih di percaya oleh mereka untuk memantau.

" Mbak, tadi Pak Rafka minta nomor kontak Mbak Anin." Zoya kasir yang melihat Anin datang langsung melaporkan apa yang terjadi tadi pagi.

" Terus?," Anin diam sejenak sementara Kenan berdiri di belakangnya. Ikut mendengarkan.

Kenan cukup tertarik pada obrolan keduanya dan jadilah ia ikut menyimak.

" Ya,aku hanya kasih kontak bisnis saja. Tapi, Pak Rafka minta kontak pribadi," tambahnya.

" Ya, kamu sudah bagus melakukan itu. Pokoknya kalau ada yang minta, siapapun itu jangan berikan kontak pribadi kecuali kontak bisnis. Kalau dia maksa, kasih no Beni saja. Kan semuanya tanggung jawab dia. Saya tidak ada sangkut pautnya. Tidak ada konsumen yang saya tangani langsung. Pasti semua di tangani Beni,"

Entah kenapa Kenan senang dengan sikap Anin yang tidak memberikan nomor pribadi kepada sembarang orang.

Zoya mengangguk. Ia dan semua karyawan memang di larang keras untuk menyebarkan nomor kontak atasan mereka. Walaupun tidak semua karyawan juga punya nomor ponsel Anin. Hanya orang-orang tertentu saja.

" Kalau Beni sekarang kemana?,"

" Sama istrinya sedang menuju ke perusahaan yang tempo hari minta kita sebagai penyedia catering acara ulang tahun perusahaannya,"

" Oh yang itu, ya. Ya sudah saya mau ke ruangan dulu ya."

" Siap, Mbak,"

Anin dan Kenan berlalu dari sana. Keberadaan Kenan cukup menarik perhatian. Mereka sempat melihat foto suami atasan mereka itu. Namun, baru kali ini mereka melihat langsung.

" Ya, Allah semoga aku juga di berikan suami yang tampan kayak suami Mbak Anin,"

" Aamiin," Zoya berjingkrak karena terkejut.

" Ck, bikin kaget saja,"

" Ini sudah langsung di kabulkan do'anya. Masih saja nyari yang lain?,"

" Ah, kamu hanya bisa bercanda terus. Kerja lagi kerja," usir Zoya pada Fatur.

...******...

" Kita makan di sini saja ya. Biar lebih nyaman untuk bicara," Anin meletakkan tasnya.

" Tidak masalah," jawab Kenan sambil melihat-lihat Foto yang terpajang di dinding.

Ada foto Anin dan teman-temannya. Yang kena. Tebak pasti merekalah pendiri rumah makan ini. Apalagi mereka memakai jas almamater dari kampus yang sama. Semuanya perempuan.

Ada pula foto Anin dan ibunya dan anak-anak panti. Ah, membuat Kenan rindu ibunya.

Juga ada foto ia dan Anin. Itu saat acara lamaran Reina dan Samudera. Kenan hanya tersenyum tipis melihat itu.

" Mau makan dulu atau bicara dulu?," tanya Anin membuyarkan lamunanku Kenan.

" Bisa bicara dulu saja," Kenan meminta izin.

" Ya, sudah."

Kenan dan Anin duduk di sofa yang berbeda. Mereka saling berhadap-hadapan.

Kenan menarik nafas dalam-dalam.

" Ini terimalah," ucap Kenan mengeluarkan sesuatu dari dalam tas kerjanya.

Anin mengerutkan keningnya, "Ini apa?,"

" Baca saja,"

Anin pun meraih map itu dan bertapa terkejutnya ia bahwa map itu berisi sebuah sertifikat rumah atas namanya.

" Maaf kalau selama ini aku bersikap kurang baik padamu. Mulai sekarang aku akan bersikap adil pada kalian,"

Anin kini paham kenapa Kenan memberinya itu. Karena istri mudanya pun mendapatkan hal yang sama.

" Tapi, kenapa? Tinggal di rumah ibu saja sudah lebih dari cukup, mas," Bukan Anin menolak. Hanya saja ia rasanya belum butuh

" Aku hanya ingin memberikan kalian sesuatu yang sama. Rumah itu atas namamu. Sementara yang kita tinggali itu rumah ibu."

" Tapi, kan sayang mas kalau tidak di isi? Apalagi selama ini kalau mas tidak di rumah aku menginap di panti,"

Kenan menggaruk pelipisnya. Ia cukup terkejut dengan respon Anin yang alih-alih tampak senang justru malah mempertanyakan pemberiannya.

" Apa aku harus pindah dari rumah ibu?," tebak Anin sendu. Ia nyaman tinggal di rumah bu yuni karena jarak ke panti dekat. Letak rumah dan Panti masih ada dalam kawasan yang sama.

" Eh, bukan. Senyaman kamu saja, An," Kenan jadi salah tingkah.

" Alhamdulillah kalau begitu. Kalau rumahnya aku sewakan tidak apa-apa? Kalau kosong malah khawatir cepat rusak."

TBC

Terpopuler

Comments

Sartini Cilacap

Sartini Cilacap

Kenan bodoh mengkhianati istri yang setia dan baik hati

2024-12-22

0

Lanjar Lestari

Lanjar Lestari

di tinggalin aja kl di sewa jg bagus anin buat siap2 kl suatu saat km pisah sm Kenan jd terima rumah dr Kenan dan di sewakan aja dl

2024-06-08

0

Endang Supriati

Endang Supriati

perempuan bodohhh, tinggal terima. tersersah mau di appain tuh rumah.

2024-05-07

0

lihat semua
Episodes
1 MAT 1 Orang Ketiga Itu Aku
2 MAT 2 Rencana Menikah
3 MAT 3 Sudah Sah Menikah
4 MAT 4 Mempersiapkan Resepsi
5 MAT 5 Bersikap Adil
6 MAT 6 Memberi Sesuatu Yang Sama
7 MAT 7 Pembagian Hari
8 MAT 8 Ambisi Laras
9 MAT 9 Terlanjur Kecewa
10 MAT 10 Cemburu
11 MAT 11 Dulu dan Sekarang
12 MAT 12 Misi Masing-masing
13 MAT 13 Perubahan Sikap Kenan
14 MAT 14 Perubahan Sikap Kenan (2)
15 MAT 15 Menjalani Pernikahan Sebagaimana Mestinya
16 MAT 16 Permintaan Anin
17 MAT 17 Kecurigaan Kenan
18 Mohon Dukungannya
19 MAT 18 Pengkhianatan
20 MAT 19 Istikharah Cinta
21 MAT 20 Yang Kita Butuhkan atau Inginkan?
22 MAT 21 Kamar Spesial Untuk Malam Spesial
23 MAT 22 Rencana Mengejutkan
24 MAT 23 Botol Obat
25 Give Away
26 MAT 24 Masih Mencintainya
27 MAT 25 Ziarah
28 MAT 26 Menyesal
29 MAT 27 Tidak Tertarik
30 MAT 28 Dua Cincin
31 MAT 29 Mulai Terkuak
32 MAT 30 Keputusan Laras
33 MAT 31 Istri Ketiga
34 MAT 32 Hasil Pemeriksaan
35 MAT 33 Kedatangan Sahabat (1)
36 MAT 34 Kedatangan Sahabat (2)
37 MAT 35 Makan Siang Di Hotel
38 MAT 36 Baru Dugaan
39 MAT 37 Balas Dendam
40 MAT 38 Pertemuan Tidak Terduga
41 MAT 39 Punya Rencana Buruk
42 MAT 40 Memberi Hukuman
43 MAT 41 Kecelakaan
44 MAT 42 Rekaman
45 MAT 43 Amnesia?
46 MAT 44 Pengkhianat Yang Dikhianati
47 MAT 45 Keadaan Yang Buruk
48 MAT 46 Mencari Solusi
49 MAT 47 Pengacara Untuk Laras
50 Mat 48 Foto Di Dinding
51 MAT 49 Mirip Mantan Sekretaris
52 MAT 50 Pertemuan Ayah dan Anak
53 MAT 51 Pengorbanan dan Tanggung jawab
54 MAT 52 Dua Bumil
55 MAT 53 Bertemu Kembali
56 MAT 54 Hadiah dari Ayah (Revisi)
57 MAT 55 Foto Keluarga (Revisi)
58 MAT 56 Meminta Bantuan (Revisi)
59 MAT 57 Akan Melahirkan (Revisi)
60 MAT 58 Mundur Dari Kesepakatan (Revisi)
61 MAT 59 Penggelapan Uang (Revisi)
62 MAT 60 Keanehan Sesil ( Revisi)
63 MAT 61 Bahaya ( Revisi)
64 MAT 62 Manipulatif
65 MAT 63 Diculik
66 MAT 64 Titik Lokasi
67 MAT 65 Bekerja Sama
68 MAT 66 Tertangkap
69 MAT 67 Bertanggung jawab
70 MAT 68 Kebenarannya
71 MAT 69 Pantas Mendapatkan Hukuman
72 MAT 70 Mau Adik Kembar
73 MAT 71 Meminta Maaf Dengan Benar
74 MAT 72 Bertemu
75 MAT 73 Sudah Berubah
76 MAT 74 Melamar Mantan Napi
77 MAT 75 Seperti Ayah
78 MAT 76 Kecewa
79 MAT 77 Calon Menantu
80 MAT 78 Ingin Mandiri
81 MAT 79 Perpisahan Kembali
82 MAT 80 Menjaga Amanat Terakhir ( The End)
83 Give Away
Episodes

Updated 83 Episodes

1
MAT 1 Orang Ketiga Itu Aku
2
MAT 2 Rencana Menikah
3
MAT 3 Sudah Sah Menikah
4
MAT 4 Mempersiapkan Resepsi
5
MAT 5 Bersikap Adil
6
MAT 6 Memberi Sesuatu Yang Sama
7
MAT 7 Pembagian Hari
8
MAT 8 Ambisi Laras
9
MAT 9 Terlanjur Kecewa
10
MAT 10 Cemburu
11
MAT 11 Dulu dan Sekarang
12
MAT 12 Misi Masing-masing
13
MAT 13 Perubahan Sikap Kenan
14
MAT 14 Perubahan Sikap Kenan (2)
15
MAT 15 Menjalani Pernikahan Sebagaimana Mestinya
16
MAT 16 Permintaan Anin
17
MAT 17 Kecurigaan Kenan
18
Mohon Dukungannya
19
MAT 18 Pengkhianatan
20
MAT 19 Istikharah Cinta
21
MAT 20 Yang Kita Butuhkan atau Inginkan?
22
MAT 21 Kamar Spesial Untuk Malam Spesial
23
MAT 22 Rencana Mengejutkan
24
MAT 23 Botol Obat
25
Give Away
26
MAT 24 Masih Mencintainya
27
MAT 25 Ziarah
28
MAT 26 Menyesal
29
MAT 27 Tidak Tertarik
30
MAT 28 Dua Cincin
31
MAT 29 Mulai Terkuak
32
MAT 30 Keputusan Laras
33
MAT 31 Istri Ketiga
34
MAT 32 Hasil Pemeriksaan
35
MAT 33 Kedatangan Sahabat (1)
36
MAT 34 Kedatangan Sahabat (2)
37
MAT 35 Makan Siang Di Hotel
38
MAT 36 Baru Dugaan
39
MAT 37 Balas Dendam
40
MAT 38 Pertemuan Tidak Terduga
41
MAT 39 Punya Rencana Buruk
42
MAT 40 Memberi Hukuman
43
MAT 41 Kecelakaan
44
MAT 42 Rekaman
45
MAT 43 Amnesia?
46
MAT 44 Pengkhianat Yang Dikhianati
47
MAT 45 Keadaan Yang Buruk
48
MAT 46 Mencari Solusi
49
MAT 47 Pengacara Untuk Laras
50
Mat 48 Foto Di Dinding
51
MAT 49 Mirip Mantan Sekretaris
52
MAT 50 Pertemuan Ayah dan Anak
53
MAT 51 Pengorbanan dan Tanggung jawab
54
MAT 52 Dua Bumil
55
MAT 53 Bertemu Kembali
56
MAT 54 Hadiah dari Ayah (Revisi)
57
MAT 55 Foto Keluarga (Revisi)
58
MAT 56 Meminta Bantuan (Revisi)
59
MAT 57 Akan Melahirkan (Revisi)
60
MAT 58 Mundur Dari Kesepakatan (Revisi)
61
MAT 59 Penggelapan Uang (Revisi)
62
MAT 60 Keanehan Sesil ( Revisi)
63
MAT 61 Bahaya ( Revisi)
64
MAT 62 Manipulatif
65
MAT 63 Diculik
66
MAT 64 Titik Lokasi
67
MAT 65 Bekerja Sama
68
MAT 66 Tertangkap
69
MAT 67 Bertanggung jawab
70
MAT 68 Kebenarannya
71
MAT 69 Pantas Mendapatkan Hukuman
72
MAT 70 Mau Adik Kembar
73
MAT 71 Meminta Maaf Dengan Benar
74
MAT 72 Bertemu
75
MAT 73 Sudah Berubah
76
MAT 74 Melamar Mantan Napi
77
MAT 75 Seperti Ayah
78
MAT 76 Kecewa
79
MAT 77 Calon Menantu
80
MAT 78 Ingin Mandiri
81
MAT 79 Perpisahan Kembali
82
MAT 80 Menjaga Amanat Terakhir ( The End)
83
Give Away

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!