"Berhenti meronta, atau kau akan 'membangunkan' sesuatu di dalam diriku," Carlos mengerlingkan matanya dengan penuh makna pada Ayana yang masih berusaha untuk turun dari gendongannya. "Kau tahu kan, apa yang akan terjadi? Atau kau memang sebenarnya menikmati malam itu?"
Carlos meletakkan tubuh Ayana kembali ke atas ranjang dengan tidak hati- hati dan menyebabkan gadis itu kembali merintih kesakitan. Sebenarnya, swluruh tubuh Ayana terasa sakit, hanya saja, memang ada bagian tertentu di tubuhnya yang terasa jauh lebih sakit lagi.
"Tolong, jangan..." Ayana kembali terisak, berusaha bergerak menjauh dari Carlos.
"Kalau begitu diam!" Carlos membentak Ayana yang menyebabkan gadis itu menutup telinga dan matanya, ketakutan.
Entah kenapa Carlos kehilangan kesabarannya dalam menghadapi Ayana, biasanya dia tidak seperti ini.
Mungkin karena banyak sekali urusan yang harus Carlos tangani untuk Juan dan belum lagi masalah tanda terbakar di pinggang Ayana yang masih menjadi misteri.
Carlos akan menanyakan hal tersebut setelah kondisi gadis ini pulih.
Namun, setelah itu akan ada pertanyaan lain yang mengganggu benaknya.
Bagaimana kalau gadis ini memang benar adalah gadis yang Juan cari? Apakah Carlos akan memberitahu Juan? Atau dia akan melancarkan aksi gilanya yang memiliki potensi dapat membahayakan dirinya sendiri? Bahkan mungkin Juan akan menghabisinya kalau dia tahu akan hal ini.
Carlos pesimis persahabatan mereka selama bertahun- tahun ini dapat menyelamatkan nyawanya kalau Carlos benar- benar akan mempermainkan Juan.
Carlos mengenal Juan cukup lama untuk tahu kalau pria itu tidak akan memberi ampunan sedikitpun pada para pengkhianat.
Namun, kalau Carlos memikirkan apa yang Juan telah lakukan pada Bianca 5 tahun lalu, dia merasa apa yang akan dia perbuat nanti akan setimpal.
Itu, kalau seandainya Ayana memang gadis yang Juan cari, tapi kalau bukan...
"Siapa namamu?" Carlos mengamati Ayana yang tengah meringkuk menahan sakit. "Jawab saat aku bertanya." Suara Carlos sangat dingin. Tidak biasanya Carlos memperlakukan perempuan seperti ini.
"Ay... Ayana..." ucapnya.
***
Dr. Nicolas menyarankan agar Ayana dirawat selama satu minggu dulu disana, tapi Carlos tidak mengindahkan hal tersebut, melihat Ayana yang sudah sadar dan bisa melakukan beberapa aktifitas kecil, dia merasa Ayana sudah cukup di rawat disana.
"Aku akan membawanya pulang besok." Carlos berkata dengan suara yang santai sambil menghisap kembali rokoknya.
"Dia harus di rawat paling tidak lima hari lagi sampai kondisinya benar- benar pulih." Dr. Nicolas menatap kesal pada asap- asap putih yang Carlos ciptakan dari puntung rokoknya.
Ini rumah sakit! Dasar pria gila!
Namun, Dr. Nicolas hanya bisa merutuk dalam hati, kalau dia masih menginginkan menghirup udara segar esok pagi.
Walaupun Juan mempercayai dirinya, tapi kalau Carlos memutuskan untuk membunuhnya, maka Juan hanya tinggal mencari Dokter pribadi baru saja.
Nyawanya tidak ada apa- apanya bagi dua orang ini.
"Aku akan membawanya pulang besok." Carlos mengulangi apa yang tadi dia katakan dantidak memberikan ruang bagi Dr. Nicolas untuk membantahnya.
"Baiklah," Dr. Nicolas berkata dengan nada lelah, kemudian dia berjalan keluar ruangan dengan segera.
Dr. Nicolas sengaja tidak menatap Ayana, karena dia tahu, gadis itu tengah meminta pertolongannya melalui sorot matanya.
Carlos memang gila, dia menempatkan dua penjaga di pintu selama 24 jam untuk memastikan gadis ini tidak kemana- mana.
Ada apa dengan gadis ini? Kenapa Carlos begitu tertarik padanya, tapi di saat bersamaan tidak peduli dengan kesehatannya?
Tidak ada yang bisa menjawab pertanyaan itu kecuali Carlos sendiri.
Saat mereka hanya berdua saja, Carlos berjalan mendekati Ayana dan menjepit dagu gadis yang tengah gemetar ketakutan itu.
"Kita akan pulang besok, babe. Excited?" tanyanya sambil tersenyum, tapi Ayana justru memejamkan matanya, tidak ingin melihat Carlos.
Satu keputusan yang salah, karena pada saat itu, Carlos justru tergoda untuk mencium bibir Ayana yang pucat, membuat gadis itu meronta dengan putus asa.
***
"Jangan khawatir..." suara Carlos merupakan sebuah desahan pelan ketika dia 'memasuki' Ayana kembali.
Terlepas dari peringatan Dr. Nicolas untuk tidak melakukan ini, Carlos tidak peduli, dia tetap melakukannya, walaupun kali ini dia bersikap jauh lebih lembut dalam memperlakukan Ayana di momen intim mereka.
"Jangan khawatir, kau tidak akan hamil..." Carlos bergerak perlahan di atas tubuh Ayana, sambil berbisik lembut pada gadis yang tengah mengerutkan dahinya itu. "Kau tidak akan pernah hamil..." katanya lagi.
Di dalam kesadarannya yang hilang timbul, Ayana dapat mendengar apa yang Carlos katakan.
Tapi, apa maksudnya kalau dirinya tidak akan pernah hamil?
Bukannya Ayana menginginkan memiliki anak dari Carlos, tapi kalau Carlos terus menerus melakukan ini padanya, kehamilan merupakan sesuatu yang tidak terelakkan bukan?
Dan seolqh Carlos dapat mendengar apa yang Ayana tengah pikirkan, dia menjawabnya sambil melepaskan segala kenikmatan yang dia rasakan kini.
"Dr. Carlos mengatakan kalau momen kebersamaan kita saat pertama kali telah merusak kesempatanmu untuk hamil..." Carlos mendesah di telinga Ayana.
Pada saat itulah, sebulir air mata jatuh di sudut mata Ayana yang terpejam.
"Kenapa tidak kau bunuh saja aku?" Ayana akhirnya berkata dengan suaranya yang tercekat, menarik nafas dalam ketika beban di atas tubuhnya menghilang karena Carlos telah selesai dengannya.
"Hm?" Carlos duduj di samping ranjang dan mulai menyalakan rokoknya kembali, membuat Ayana begitu muak ketika mencium bau tembakau yang menguar di udara. "Tentu saja karena aku belum selesai denganmu. Ada banyak hal yang ingin aku lakukan. Kau pasti suka dengan rencana yang telah kubuat untuk kita berdua," ucap Carlos dengan suara yang ringan.
Dia gila! Pria ini gila!
Ayana berteriak di kepalanya, tapi dia tidak bisa mengatakannya secara langsung.
"Bunuh saja aku..." Ayana mulai terisak.
"Tenang saja, aku akan membunuhmu setelah aku bosan, sampai saat itu, jangan mencoba untuk bertindak konyol atau akan ada hukuman bagimu," Carlos terkekeh seperti seorang psikopat.
***
"Jadi, Carlos masih menyimpan wanita itu?" Juan sedang berada di ruang kerjanya sambil mendengarkan laporan dari Nick. "Terlepas dari kata- katanya yang mengatakan kalau perempuan itu bukan simpanannya dan kebohongannya yang mengatakan kalau dia sudah membunuhnya..." Juan bergumam pelan.
"Mungkin Nick menemukan sesuatu yang menarik pada perempuan itu," Cassandra berkata, dia duduk dengan sangat anggun di pangkuan Juan, menggoyangkan tubuhnya dengan sensual, berusaha memantik api dalam diri Juan.
"Menarik?" Juan mengangkat sebelah alisnya. "Aku ingin tahu seberapa menariknya gadis ini."
Juan memejamkan matanya sesaat, menikmati sentuhan Cassandra pada bagian- bagian tubuhnya yang sensitif.
"Lakukan background check pada gadis itu," Juan membuka matanya dan menatap Nick tajam. "Aku ingin tahu segalanya, tidak terkecuali. Termasuk orang- orang di sekitar gadis itu dan masa lalunya, cari tahu apa hubungannya dengan Carlos."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments
Happy Narulita
knpa lama upnya
2020-09-07
1
Happy Narulita
msih menunggu up nya
2020-08-12
2
Widia Wiwi
up nya hari apa thor selalu ditanggu
2020-08-12
2