"Jadi, bagaimana keadannya?" Carlos melipat tangannya sambil memegang sebuag gelas wine di tangan kirinya.
Di hadapannya adalah Ayana, tengah diperiksa oleh Dr. Nicolas, seorang Dokter yang memang selalu menangani keperluan Juan dan Carlos.
Dr. Nicolas menatap Carlos dengan kerutan diantara kedua dahinya, "Kau melakukannya terlalu berlebihan," kritiknya.
Carlos tahu apa yang dimaksud oleh Dr. Nicolas, tapi dia hanya menyeringai dan menelengkan kepalanya sambil berkata santai, "mau bagaimana lagi? Kau tahu aku. Sepertinya aku terlalu bersemangat malam itu."
Dr. Nicolas hanya bisa memutar matanya menghadapi sikap Carlos yang tidak peduli ini. "Kau berniat menyimpannya?"
Kata- kata Dr. Nicolas benar- benar mengisyaratkan kalau Ayana hanyalah sebuah barang yang bisa diganti kapan saja.
"Tidak juga," jawab Carlos, masih dengan gayanya yang sama, tapi ada sesuatu di dalam matanya yang mengatakan kalau dia memiliki sebuah pemikiran tersembunyi. "Aku akan membunuhnya setelah aku selesai dengannya."
"Kalau begitu tidak perlu," Dr. Nicolas membereskan peralatannya dan meregangkan tubuhnya yang terasa kaku.
"Tidak perlu apa?" tanya Carlos sambil menyesap minumannya.
"Kalau kau memang akan menyingkirkannya nanti, tidak perlu membawanya ke rumah sakit." Dr. Nicolas mengambil tas kecilnya dan memasukkan semua perlengkapan yang dia bawa ke dalam saru tas besar sambil berkata pada Carlos. "Akan membuang- buang waktu saja, karena dia memerlukan perawatan intensif."
Carlos tampak tidak terlalu senang dengan asumsi yang dibuat oleh Dr. Nicolas.
Jadi memang kenapa kalau Carlos ingin menyelamatkan nyawa gadis itu, walaupun pada akhirnya Carlos akan membunuhnya?
Bukankah tidak masalah?
"Bawa dia ke rumah sakit kalau begitu," Carlos meraih cerutunya dan membakar ujungnya.
"Hm?" Dr. Nicolas mengangkat alisnya penuh pertanyaan. "Kau mau membawanya ke rumah sakit?"
"Memangnya ucapanku baru saja, masih kurang jelas?" sebuah senyum miring tersungging di bibir Carlos.
Walaupun keseharian pria satu ini, selalu diliputi dengan senyum dan canda, seorang pribadi yang sangat jauh berbeda dengan Juan, tapi saat dia berubah menjadi serius dan berhenti menebarkan aura hangat dan bersahabat, maka Carlos akan sama menakutkannya seperti Juan.
"Aku akan mengatur mobil untuk membawanya ke rumah sakit," Dr. Nicolas pun tahu, kapan dirinya harus menanggapi serius ucapan Carlos.
Sambil meraih ponselnya, Dr. Nicolas kembali menatap Ayana. Siapa sebenarnya gadis ini sampai orang seperti Carlos mau repot- repot menyelamatkan nyawanya?
Carlos yang biasa, bahkan tidak akan melirik kalau ada orang yang sekarat sekalipun, apalagi wanita- wanita yang habis 'dipakai' olehnya.
Tapi, kini Carlos benar- benar akan membawa wanita anomic ini ke rumah sakit?
"Apa Juan tahu soal ini?" tanya Dr. Nicolas setelah dia selesai mengatur sebuah mobil untuk memabawa Ayana.
"Apa peduli Juan pada kehidupan pribadiku?" Carlos membuat wajah kesal atas pertanyaan Dr. Nicolas.
Juan memang bos sekaligua sahabatnya, tapi bukan berarti Carlos harus melaporkan segala detail kehidupannya pada Juan, bukan?
Dr. Nicolas tidak menjawab pertanyaan itu, dia hanya mengangguk dan tidak berkata apa- apa lagi.
***
Di sebuah bar mewah, di dalam sebuah VVIP room, seorang pria dengan wajah sedingin es tampak tengah menyaksikan pertunjukkan tidak seronok di hadapannya.
Dua wanita, hampir tak berbusana, menari dengan gerakan yang menggoda untuk tiga pria di hadapannya.
Namun, tentu saja tatapan mereka hanya tertuju pada satu sosok yang tampak jauh lebih karismatik daripada dua pria lainnya, walaupun mereka tampak lahir di tahun yang sama dan memiliki jaringan bisnis yang hampir serupa.
Salah seorang wanita, dengan rambut ikal berwarna merah sebatas bahu, memberanikan diri untuk maju dan menghampiri Juan, karena sejak tadi, hanya pria ini yang sibuk menenggak minumannya.
Tapi, belum sempat dia menyentuhnya, apalagi berada di dekat Juan, tangannya sudah ditarik ileh Nick, yang malam ini bertugas mengawal sang bankir.
Nick tahu benar kalau mood Juan sedang tidak baik sekarang, kalau wanita ini mendekatinya, entah apa yang akan terjadi.
Namun, bukan wanita penghibur bernyali besar ini yang menjadi perhatian Nick, tapi keselamatannya juga, karena sekalinya Juan menganggap dirinya bekerja tidak benar, nasibnya selanjutnya akan sangat tidak menyenangkan.
Dengan wajah kesal dan melemparkan tatapan galak, wanita itu kembali menggoyangkan pinggulnya menuju temannya yang lain, yang masih menari.
Tepat pada saat itulah ponsel Nick bergetar, menandakan ada telepon masuk untuknya.
Sambil memberikan instruksi pada salah satu anak buahnya untuk mengambil posisinya di samping Juan, Nick keluar menuju pojokan yang agak sepi untuk mengangkat panggilan tersebut.
"Jadi, kenapa Carlos tidak jadi datang?" Salah satu pria memanggil wanita yang tadi hendak menghampiri Juan dan memangkunya.
"Entah," jawab Juan tanpa memalingkan wajahnya dari menatap hingar bingar dance floor dua lantai di bawahnya, melalui kaca jendela yang terdapat di sisi kirinya.
"Sangat jarang sekali dia melewatkan waktu- waktu seperti ini." sang pria asyik memagut wanita di pangkuannya tanpa malu- malu.
Melihat temannya sudah mendapatkan mangsa, wanita yang lain berjalan menuju teman Juan yang mengenakan kaos polo putih dan tampak lebih santai.
Terlalu takut untuk menghampiri Juan setelah apa yang terjadi tadi.
"Kau ingin ku mintakan wanita?" tanya Ramon yang melihat Juan sama sekali tidak terganggu dengan adegan di hadapannya.
"Aku kesini untuk minum," jawab Juan.
Itu berarti, dia memang hanya akan minum saja, tanpa melakukan hal lainnya.
Mengetahui sifat Juan yang seperti ini, mereka tidak mengganggunya lagi.
Tidak beberapa lama kemudian Nick kembali setelah dia menerima telepon, dengan langkah- langkah panjang dan tegap, dia menghampiri Juan.
"Bos," Nick berdiri di samping Juan dan mencondongkan tubuhnya, membisikkan kalimat panjang mengenai informasi yang baru saja dia dapatkan.
Selama mendengarkan perkataan Nick, dahi Juan berkerut.
"Rumah sakit?" Juan mempertanyakan apa yang baru dia dengar.
"Dan seorang perempuan, sepertinya ini adalah perempuan yang Tuan Carlos minta pada malam kemarin." Nick menambahkan.
Juan memicingkan matanya.
Bukankah pagi ini Carlos bilang kalau dia sudah menyingkirkan wanita itu?
Sepertinya ada yang tidak beres. Perilaku Carlos pun sedikit mencurigakan.
***
"Jadi, dia tidak akan bisa mengandung?" Carlos bertanya dengan nada dingin.
"Matikan rokokmu, ini rumah sakit dan ada pasien disini," Dr. Nicolas mengingatkan Carlos.
Mereka tengah berada di VVIP ward, tempat dimana Ayana dirawat.
"Bukannya tidak bisa," Dr. Nicolas menyerah saat dia melihat Carlos malah menyalakan cerutu kedua. "Tapi, akan sulit baginya untuk mengandung."
Dr. Nicolas tidak bisa membayangkan sebrutal apa perlakuan Carlos pada gadis malang ini hingga berakibat seperti ini.
Dia benar- banar monster.
"Oke," ucap Carlos. "Kau bisa pergi sekarang."
Dr. Nicolas ingin menjelaskan beberapa hal, tapi mengurungkan niatnya.
Untuk apa? Carlos tidak akan 'menyimpan' wanita itu, bukan?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments
Nurasiahnasution Asyiah
aku baca ulang,bahasanya bagus aku suka,bisa di bayangkan kayak nonton drakor
2020-12-09
1
Nurasiahnasution Asyiah
ceritanya bagus thor
2020-11-20
1
Evi Novianti
dr nicholas mau ngejelasin apa thor?penasaran bnget
2020-08-05
2