Di kota T ini, kasus perdagangan manusia masih sangat tinggi. Menjadi Ibukota, kota T sangatlah padat dengan berbagai macam kasus kejahatan.
Beberapa orang mungkin tidak menyadari hal ini, karena kemewahan dan pola hidup yang berlimpah harta mampu menghindarkan mereka dari takdir mengerikan yang bisa menjadikan mereka barang dagangan.
Seperti halnya takdir yang akan Ayana alami tidak lama lagi.
Ayana pernah mendengar hal ini. Bahkan bisa dikatakan sering.
Saat anak- anak remaja seusianya beranjak dewasa dan tidak memiliki keluarga yang cukup baik untuk benar- benar menjadikan mereka bagian dari keluarga, maka mereka akan dijual ke pasar gelap.
Sayangnya, tidak ada yang pernah benar- benar kembali untuk menceritakan lagi apa yang mereka alami di sana.
beberapa orang mengatakan mereka akan di siksa sampai mati, dilecehkan dan tindakan- tindakan brutal lainnya yang jauh lebih mencekam, bahkan, dari mimpi terburuk mereka.
Itu hanya praduga saja, tapi lebih mendekati seperti kenyataan dan Ayana tidak mau berakhir seperti setragis cerita- cerita tersebut.
Maka dari itu, dia berniat untuk melarikan diri.
Tidak peduli dia memiliki tujuan atau tidak, yang pasti Ayana harus keluar dari rumah ini lebih dulu.
Kalaupun nanti dia tertangkap pihak berwenang, hal tersebut jauh lebih baik daripada berakhir di pasar gelap tempat mereka memperdagangkan manusia seperti barang.
Permasalahannya adalah; Ayana telah dikurung di kamarnya sepanjang pagi dan siang ini. Bahkan dia hanya di izinkan ke kamar mandi dua kali.
Kamarnya tidak memiliki balkon ataupun pintu lain yang dapat memungkinkannya agar bisa pergi dari tempat ini.
Hanya ada satu jendela dengan teralis lapuk di salah satu dinding kamarnya.
Berbekal keputus asaan dan nekat, Ayana menggunakan koin untuk membuka sekrup- sekrup dari besi- besi tua tersebut.
Dia mengerjakan hal ini sepanjang siang.
Begitu matahari hampir terbenam dan hari semakin gelap, pekerjaannya hampir selesai.
Ayana mengeluarkan pekikkan tertahan saat dia mendengar suara kunci pintu kamarnya diputar dan sosok Lilian masuk kedalam.
Dengan sigap dan cekatan, Ayana segera menyembunyikan sekrup- sekrup yang sudah terlepas dari engselnya dan memasang wajah yang tak terbaca.
"Ini baju yang akan kamu pakai malam ini." Lilian meletakkan gaun tanpa lengan berwarna putih di tangannya ke atas tempat tidur dan duduk dengan seenaknya tanpa menunggu dipersilahkan. "Selamat menikmati, ya." Dia memberikan Ayana senyum miringnya sambil tertawa sinis.
"Apa maksudmu?" Walaupun mengetahui jawabannya Ayana tetap saja bertanya.
"Jangan pura- pura tidak tahu," ucapnya lamat- lamat. "Kamu pasti sudah menduga kemana kamu akan berakhir malam ini."
Ayana terdiam, air matanya sudah menggenangi matanya, tapi berusaha untuk dia tahan agar tidak terjatuh.
Lagi- lagi dia mendapatkan keluarga yang tidak menginginkannya. Bukan hanya itu, mereka juga ingin menjualnya, padahal keluarga ini sudah berkecukupan.
"Selentingan yang ku dengar, disana tidaklah begitu buruk. Kamu hanya perlu melayani beberapa pria setiap malamnya."
lalu Lilian tertawa kecil sambil menutupi bibirnya yang kemerahan. Tawa mengejek yang sudah Ayana dengar sejak lima tahun lalu dia berada di rumah ini.
"Kalau memang sebegitu menyenangkannya, kenapa tidak kamu saja yang pergi?!" Ayana berkata dengan gusar. Entah darimana datangnya keberanian ini, tapi langkah ini bukanlah sikap yang bijak untuk Ayana ambil dalam situasinya yang seperti ini.
Karena apa yang dia dapat setelahnya sama sekali tidak sepadan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments