17.Makam Siapa

"Mau kemana kamu Kinan?" tanya Maryam yang melihat anak sibuk mengemasi pakaian.

"Kinan akan pergi luar kota bu, teman Kinan mengundang Kinan dalam peresmian usaha baru nya." jawab Kinan.

"Kak, apa Arka boleh ikut?" tanya adik Kinan membuat perempuan itu langsung gugup.

"Jangan, ini sangat jauh. Lagian besok kamu harus sekolah juga." ujar Kinan mencari alasan yang tepat aga adik nya tidak ikut.

"Iya Arka, besok kamu sekolah. Dua minggu lagian ada ujian akhir." timpal Maryam membuat anak bungsu nya itu tidak jadi ikut.

Kinan kemudian pergi, wanita melajukan mobil nya menuju perkampungan tempat di mana dia mengambil pesugihan. Kinan menitipkan mobil nya, wanita berjalan menyusuri jalan setapak. Warga kampung di sini juga tidak ambil pusing, karena mereka sudah terbiasa dengan orang-orang seperti Kinan.

Nampak mbah Joyo terus tersenyum karena dia tahu jika Kinan akan datang. Seperti biasa nya, Kinan datang membawakan mbah Joyo ayam hitam yang sangat susah untuk di dapat. Kinan duduk, wanita ini memandang pemandangan dari gubuk mbah Joyo.

"Ada apa dengan mu Kinan? seperti nya kau murung datang kali ini." ujar mbah Joyo.

"Warga kampung sudah mulai mencurigai ku mbah. Ibu ku juga ikut mencurigai ku, apa yang harus saku lakukan mbah?" tanya Kinan mengeluh.

Mbah Joyo tertawa, lelaki tua itu menebas kepala ayam hitam lalu menadah darah nya. "Minum dulu Kinan, biar kepala mu jernih." ujar mbah Joyo.

Kinan yang sudah biasa meminum darah binatang langsung meminum nya hingga habis. Seketika tubuh nya menegang, perasaan takut nya kini berubah menjadi berani.

"Di kampung mu, bukan hanya kamu saja yang memakai pesugihan. Tapi ada beberapa orang juga, jadi kau jangan khawatir. Dalam waktu dekat yang akan memakai pesugihan itu kan terbuka siapa orang nya." kata mbah Joyo memberitahu.

"Benarkah mbah?" tanya Kinan.

"ya....!" seru mbah Joyo. "Sebentar lagi malam satu suro, kau harus ingat apa yang harus kau lakukan Kinan. Jika kau bisa melewati malam itu, maka kau hanya akan memberikan tumbal tiga bulan sekali." ucap mbah Joyo semakin membuat Kinan bersemangat.

Di kampung, warga mulai berbisik-bisik mengenai uang mereka yang hilang. Bahkan, untuk tadi malam saja ada lima rumah warga yang mengaku kehilangan uang. Isu tentang tuyul mulai merebak bahkan berita nya sudah sampai ke desa sebelah.

Sedangkan pak Iswan, pria itu mengalami demam sejak pulang dari ronda tadi malam. Tubuh nya menggigil, bayangan sosok tadi malam terus menari-nari menghantui nya. Pak Iswan tidak mau bercerita pada istri nya karena takut istri nya akan marah.

Sedangkan keluarga pak Yanto, mereka mulai di jauhi warga karena penyakit yang di derita mereka tidak kunjung sembuh juga. Sudah banyak Dokter yang mereka datangi termasuk beberapa dukun. Jika mereka siang rasa gatal itu akan hilang namun jika malam mereka sekeluarga akan merasakan gatal yang luar biasa.

"Pak, bu, kapan kita akan sembuh? aku sudah bosan berdiam diri di rumah seperti ini." ujar Beni yang sudah tidak tahan dengan keadaan nya.

"Bapak ada rencana untuk pergi ke pemandian air panas yang ada di kota sebelah. Kata nya air tersebut mengandung blerang, siapa tahu penyakit kulit kita akan sembuh di sana." ujar yanto langsung di setujui anak dan istri nya.

"Anu pak, ibu dengar dari ibu-ibu sudah banyak warga yang kehilangan uang. Kira-kira siapa ya yang sudah memelihara tuyul di kampung ini?" tanya istri pak yanto.

"Bapak juga tidak tahu bu. Boro-boro mikirkan tuyul, gatal-gatal kita aja undah bikin bapak pusing." kata pak Yanto.

Berita tentang tuyul juga terdengar ke telinga Maryam, wanita paruh baya ini juga penasaran karena baru sekarang kampung nya ada berita seperti itu. Bukan hanya berita tentang tuyul, cerita anak-anak yang melihat penampakan juga sangat panas di kampung ini.

Kembali pada Kinan, wanita ini menyegarkan tubuh nya dengan mandi di danau yang terkenal sangat angker itu. Kinan mulai penasaran dengan lingkungan di sekeliling danau. Pada akhir nya, Kinan berjalan-jalan sebentar.

"Danau ini sangat indah dan terawat, tapi kenapa tempat ini sangat sepi?" tanya Kinan tanpa jawaban.

Mata Kinan melebar saat diri nya makam tua yang tak terurus hanya ada nisan yang terbuat dari kayu dan di baluti kain kuning. Kinan mencoba mencari tahu nama pemilik makam dari nisan namun sayang sekali Kinan tidak bisa menemukan nya karena kayu tersebut sudah lapuk.

"Kayu nya sudah lapuk, tapi kenapa kain kuning ini masih terlihat baru?" tanya Kinan tanpa jawaban juga.

"Apa yang kau lakukan di sini Kinan?" suara mbah Joyo mengejutkan Kinan.

Kinan memutar badan nya, lalu bertanya pada mbah Joyo, "Ini makam siapa mbah?"

"Ini adalah makam sang penguasa di sini, kau tidak usah khawatir apa lagi takut. Dia berada di pihak kita." ujar mbah Joyo.

Mereka kembali ke gubuk, ternyata mbah Joyo sudah memasak ayam hitam yang tadi sudah di tebas kepala nya itu. Mbah Joyo kemudian menyuruh Kinan untuk makan ayam tersebut bersama bunga melati yang entah dari mana dia dapat.

Terpopuler

Comments

💠🥀 Ami 🥀💠

💠🥀 Ami 🥀💠

5 like mendarat 👍👍💪💪💕💕

2021-08-08

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!