02. Tumbal Kinan

Pagi menjelang Darma yang masih menikmati tidur nya tiba-tiba di kejut kan dengan teriakan ibu nya dari luar kamar.

"Darma bangun....Darma...." Teriak Asih sambil mengedor pintu kamar Darma.

Dengan malas Darma beranjak dari tidur nya dan membuka pintu.

"Ada apa sih bu?" Tanya pria yang masih mengantuk itu.

"Dari mana kamu? semalaman tidak pulang, pasti kamu pergi dengan gembel itu lagi ya?" Tanya Asih membentak.

"Bu..nama nya Kinan bukan gembel." Ujar Darma membela.

"Halah...kamu ini sudah di bilangi jangan dekat-dekat dengan orang miskin seperti dia." Ucap Asih sombong.

Darma dengan malas mendengar ocehan ibu nya.

Di rumah Kinan yang sangat sederhana bahkan lantai nya saja masih tanah, ibu Kinan yang sejak pagi berada di sawah dan adik nya yang sedang sekolah, membuat perempuan cantik itu dengan leluasa menyiapkan sesajen yang akan ia ritualkan malam ini.

Kinan menatap selembar foto wanita di tangan nya, Kinan tersenyum sinis menatap foto itu. Sorot mata Kinan menandakan kebencian dan amarah yang sangat mendalam.

"Mati kau wanita terkutuk." Umpat nya.

Malam yang di tunggu akhirnya tiba, rintik hujan sejak sore membuat warga kampung enggan keluar rumah di tambah gonggongan anjing milik warga yang berprofesi sebagai pemburu membuat malam jumat legi semakin mencekam.

Kinan yang sudah menyediakan sesembahan di dalam kamar nya merasa gelisah. Wanita cantik itu memilih tidur di kursi usang yang berada di ruang tamu rumah nya.

"Loh...kinan kok kamu malah tidur di sini?" Tanya Maryam bingung.

Kinan merasa gugup dengan pertanyaan ibu nya "Ah...gak bu kinan cuma gerah aja maka nya tidur di sini." Alasan Kinan.

"Ya..sudah kalau gitu." Ujar Maryam berlalu pergi masuk kedalam kamar nya.

Jam menunjukan pukul satu dini hari, namun mata Kinan masih terjaga. Aroma kemenyan tiba-tiba tercium oleh Kinan membuat jantung nya berdetak sangat kencang bahkan Kinan mengubah posisi nya menjadi duduk. Mata indah dengan bulu mata yang lentik itu terus memandang ke arah pintu kamar milik nya.

Di lain tempat Darma juga tidak bisa tidur, pria itu harap-harap cemas karena ia penasaran siapa yang akan di tumbalkan Kinan.

Satu jam berlalu namun Kinan masih dengan posisi yang sama, tangan nya berkeringat dingin bahkan tubuh nya sedikit gemetar.

Di sisi lain kampung di sebuah rumah warga Hesty seorang wanita yang tak kalah cantik dari Kinan menjerit histeris membuat kedua orang tua nya dan tetangga nya yang datang merasa janggal dengan keadaan Hesty.

Mata Hesty melotot, darah dan nanah keluar dari sela matanya perempuan itu berteriak kesakitan bahkan ia mencakar tubuh nya sendiri. Orang tua Hesty dan beberapa tetangga sangat takut melihat Hesty yang seperti orang kesurupan.

Tubuh Hesty kemudian melemah suara nya tiba-tiba hilang namu keadaan Hesty sangat memprihatikan mata yang nyaris keluar di ikuti aliran darah bercampur nanah di tambah wajah yang hancur akibat bekas cakaran.

"Hesty.........." Teriak Tini ibu Hesty, wanita paruh baya itu tidak berani menyentuh tubuh anak nya yang sudah tidak bernyawa itu.

"Ulah siapa ini?" Bisik salah satu tetangga.

"Pasti seseorang yang sakit hati karena pacar mereka selalu di rebut Hesty." Bisik tetangga lain nya.

kembali ke rumah Kinan, ia sangat penasaran dengan ritual pertama yang ia lakukan. Kinan bergegas masuk ke dalam kamar, mata nya langsung tertuju pada foto hesty yang penuh dengan bercak darah. Pandangan Kinan kini beralih pada tumpukan uang yang berada di samping sesajen. Kinan merasa senang dengan apa yang ia lihat karena seumur hidup nya ia tidak pernah memegang uang sebanyak itu.

Kinan langsung menyembunyikan bekas sesajen di bawah ranjang tempat tidur nya. Kinan kemudian mengambil tumpukan uang yang sangat banyak itu bahkan ia sendiri tidak bisa menghitung nya. Tak ingin ibu dan adik nya tahu Kinan lalu menyembunyikan sebagian uang di bawah lemari dan di dalan lemari milik nya.

Matahari sudah menampakkan sinarnya, Darma bergegas pergi menuju rumah Kinan.

Seperti biasa rumah Kinan terlihat sepi kalau pagi hanya ada diri nya di rumah itu.

"Kau menumbal kan Hesty?" Tanya Darma gelisah.

"Kenapa?" Jawab acuh Kinan.

"Dia sudah mati bahkan sangat mengerikan sekarang semua orang sedang membicarakan kan kematian nya." Ujar Darma ketakutan.

"Perempuan itu pantas mati, dia sudah merebut mas Adam dari ku bahkan mereka mempermalukan diri ku dan keluarga ku." Ucap Kinan sambil melipat kedua tangan nya.

"Hati-hati Kinan aku gak mau kalau diri mu dalan bahaya."

Kinan tertawa kecil " Aku tidak takut...sebaiknya kau pergi sebelum ibu mu melihat kau di rumah ku." Ujar Kinan.

Darma akhirnya memilih pulang tanpa bicara sepatah kata pun.

"Kau lihat saja Darma ibu mu adalah korban berikutnya." Ucap Kinan penuh dendam.

Kinan kembali masuk kedalam rumah, perempuan itu bersiap untuk pergi. Pakaian yang di gunakan Kinan sangatlah sederhana namun tidak mengurangi kecantikan yang ia miliki.

Menjelang siang Kinan kembali ke rumah nya ia membawa banyak kantong plastik dengan berbagai macam isi. Maryam dan Arka adik Kinan menatap bingung dengan apa yang di bawa kakak nya.

" Apa ini semua?" Tanya Maryam penasaran.

"Oo...ini semua dari teman Kinan bu." Jawab Kinan sambil membuka isi plastik yang penuh dengan makanan enak.

"Siapa? Kok teman kamu baik banget?"

Arka yang sudah menikmati makanan yang berada di atas meja tidak ingin ikut bertanya pada kakak nya.

"Nanti Kinan kenalin sama ibu." Ujar Kinan tersenyum "Dia bahkan ingin memodali Kinan buka usaha restoran bu."

Maryam mendongak kaget " Wah...apa kamu yakin?" Tanya nya tidak percaya.

"Iya bu...di teman lama Kinan." Ujar Kinan meyakinkan " Gimana apa ibu setuju? lagian ini satu-satunya kesempatan untuk kita merubah nasib bu."

"Terima saja bu.." Sambung Arka " Arka bosan di hina orang miskin terus."

Maryam hanya tersenyum menanggapi kedua anak nya.

"Terserah kamu saja." Ujar Maryam singkat.

Kinan tersenyum puas rencana nya berhasil untuk meyakinkan ibu dan adik nya. Alasan yang sudah ia pikirkan sepanjang jalan membuat Kinan merasa yakin dengan langkah yang ia ambil saat ini.

Kinan merasa bahagia melihat ibu dan adik nya bisa makan enak, karena selama ini mereka tidak pernah makan daging jangan kan untuk makan daging untuk beli beras saja mereka terkadang berhutang kepada tetangga. Membuat para tetangga suka mengejek keluarga Kinan dan itu membuat Kinan sakit hati bahkan menaruh dendam kepada orang yang selalu mencemooh keluarga nya.

Terpopuler

Comments

Adel

Adel

aku hadir thor...

2021-01-09

1

Gazelle

Gazelle

suka

2020-12-23

1

👑卂尺丂ㄚ

👑卂尺丂ㄚ

Like like 👍❤️

2020-12-19

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!