15.Keluarga Sombong

Pria itu bernama Pandu, anak seorang kyai dari kota sebelah. Pandu yang terkejut dari tidur nya malam ini, tiba-tiba terbayang-bayang wajah cantik Kinan.

Senyum nya terus terukir seperti orang yang sedang kasmaran.

"Kenapa aku jadi membayangkan wajah nya." ujar Pandu bingung. "Aku baru melihat nya sekali tapi kenapa hati ku rasa nya tak karuan."

Pandu yang tidak ingin berpikiran jauh langsung mengambil air wudhu lalu melaksanakan sholat malam. Setelah selesai sholat ia langsung pergi tidur.

Semakin lelap Pandu tertidur, pria itu seperti bermimpi melihat orang yang meminta tolong pada nya. Dari kabut asap seorang wanita membawa sebuah pedang panjang hendak menebas orang-orang itu. Orang-orang itu terus berteriak meminta tolong pada Pandu, saat Pandu mencoba menahan wanita itu, seketika wanita itu menghilang dan Pandu bangun terbangun dari tidur nya.

"Astagfirullah, baru kali ini aku bermimpi buruk." ucap nya kaget, Pandu melirik jam dinding yang sudah memasuki waktu subuh. Pria itu kemudian bangun dan langsung mandi setelah itu pergi ke masjid yang tak jauh dari rumah nya.

Kembali ke Kinan, wanita itu membabi buta menumbalkan siapa pun yang menurut nya cocok bahkan orang yang tak punya salah pada nya ikut jadi korban Kinan.

Hari ke hari jumlah kekayaan Kinan semakin bertambah, wanita itu bahkan menjadi primadona di mana-mana. Banyak yang datang melamar namun Kinan menolak nya semua.

Anak salah satu juragan di kampung Kinan bahkan ikut menarik simpati dari wanita itu namun sayang tak di gubris oleh Kinan. Seperti hari ini, Beni datang bersama kedua orang tua nya untuk melamar Kinan kembali.

"Dasar sombong, apa kau tidak ingat saat kau miskin dulu." ucap Beni dengan kasar nya.

Kinan diam, wanita itu hanya melirik tajam pria yang sedang menghina nya itu. Sementara ibu Kinan dan adik nya di tahan Kinan agar diam saja.

"Kalian itu baru saja menjadi orang kaya tapi sudah sombong nya setinggi langit." sambung ibu Beni.

"Keluar dari rumah saya." usir Kinan masih dengan nada lembut nya.

"Kau mengusir kami?" ujar Yanto tidak terima.

"Iya, jika kalian tahu pintu keluar, silahkan keluar dari rumah ku." usir Kinan kembali.

Yanto geram, ia tidak terima di perlakukan sehina ini oleh Kinan. Kemudian Yanto mengajak anak dan istri nya untuk pulang.

"Jangan terlalu kasar nak, mereka tamu kita." ujar Maryam menasehati.

Kinan mendecih, "Apa ibu lupa? dulu saat ibu ingin menjual hasil sawah kita, pak Yanto menolak bahkan membuang hasil panen kita." ujar Kinan kesal.

"Tak baik menyimpan dendam Kinan."

Kinan mulai jengah dengan nasehat ibu nya, wanita itu memilih pergi ke kamar nya. Kinan kembali terbayang hinaan dan kata-kata kasar yang di lontarkan juragan Yanto pada nya.

"Kalian yang memulai, maka aku yang akan mengakhiri." ucap wanita itu lalu tertawa.

Terang berganti gelap, malam ini Kinan pergi kerumah yang biasa ia melakukan ritual. Jiwa gelap Kinan kini sudah menyelimuti hati, wanita itu memulai ritual nya dengan merapalkan mantra. Cukup lama Kinan duduk di antara sesajen itu, setelah merasa santet yang ia kirim telah sampai, Kinan merebahkan diri di atas tempat tidur di ruangan itu.

Dirumah juragan Yanto, mereka yang sedang tertidur pulas tiba-tiba merasakan hawa panas dan gatal menyerang tubuh mereka. Yanto dan istri nya terbangun begitu juga dengan Beni, wajah, tangan dan kaki mereka memerah dan keluar nanah.

"Apa ini? kenapa kita seperti ini?" ujar istri Yanto histeris.

"Bapak tidak tahu bu, kenapa kita semua menjadi seperti ini?"

Mereka bertiga terus menggaruk bagian yang gatal, merasa semakin parah mereka memutuskan pergi ke rumah sakit.

Di rumah sakit, mereka hanya di diagnosa mengalami alergi pada makanan. Setelah di beri obat mereka kemudian pulang.

Hari ke hari tubuh mereka semakin parah, orang kampung mulai menjauhi keluarga Yanto karena tak tahan dengan bau busuk yang keluar dari tubuh mereka.

"Aahhhh....dokter bilang ini hanya alergi, tapi kenapa tidak sembuh-sembuh?" ujar Beni.

"Sabar Ben, ibu bahkan lebih parah dari mu." ujar istri Yanto.

"Ibu sih, kalau masak di lihat dulu bahan nya jangan asal masak aja." ucap Yanto geram.

"Kenapa bapak jadi menyalahkan ibu?"

"Jadi salah siapa? di rumah ini cuma ibu yang masak."

"Kalian berisik." bentak Beni kemudian masuk ke kamar nya. Sedangkan Yanto dan istri nya masih berdebat saling menyalahkan.

Kinan yang mendengar isu tentang keluarga Juragan Yanto merasa puas, namun ia belum puas hingga ke hati jika belum melihat keluarga itu mati.

Terpopuler

Comments

Sangtee Te

Sangtee Te

lanjut up donk thorr

2021-04-15

1

Ika Kirana🌷SSC🌹

Ika Kirana🌷SSC🌹

ku menunggu

2021-01-30

1

🌻Ruby Kejora

🌻Ruby Kejora

like udah landing di karya kk

like balik karya q ya

the thunder's love

2021-01-23

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!