10.Hana

Kinan kembali bertamu ke rumah mbah Joyo, wanita itu sangat puas melihat kematian bibi nya, ia merasa sangat lega saat melihat semua orang yang dulu menghina nya sekarang sama menderitanya.

"Kau sangat baik pada ku," ucap mbah Joyo " Kau tak pernah melupakan ku meski semua nya berhasil."

"Hanya mbah lah yang tahu sakit hati ku dendam juga amarah ku." balas Kinan.

Mbah Joyo tertawa, "Kita pernah berada di posisi yang sama, bahkan sejak kematian keluarga aku langsung mengasing kan diri."

"Aku ingin membuat semua orang yang menyakiti keluarga merasakan apa yang kami rasakan mbah. Awal nya aku ingin membunuh ibu teman ku yang sudah mengantar ku ke sini kemarin, tapi ya sudah lah anak nya sudah berjasa membantu ku."

"Jangan lupa, siap kan sesajen lebih untuk malam ini."

"Baik mbah."

Mbah Joyo tersenyum licik melihat kepergian Kinan, pria tua bangka itu sebenar nya adalah jelmaan dari jin penunggu danau, ia akan menjelma menjadi manusia biasa jika ada manusia yang akan menjadi budak setan nya.

"Kau akan menjadi budak ku di masa mendatang." ucap mbah Joyo kemudian berubah menjadi besar hitam bahkan gigi nya bertaring.

Malam ini Kinan tak kembali kerumah nya, dengan alasan sama pada ibu nya, Kinan melakukan ritual di rumah yang ia beli sebelum nya.

Kinan menyiap kan sesajen itu sangat banyak, entah untuk apa yang jelas Kinan akan membalas sakit hati nya pada seseorang yang ia benci selama ini.

Kinan merapalkan mantra-mantra, mulut nya tal sekali pun berhenti, sesekali ia meniup kepulan asap yang beraroma menusuk itu.

Kinan memutar selembar foto wanita di atas asap yang pekat itu, mulut nya masih setia berkomat kamit sesekali menyebut nama wanita itu.

Wajah cantik itu kini berubah mengerikan, ia tidak peduli akan apa yang terjadi pada diri nya kelak. Kinan berhenti, ia membuka mata kemudian wanita itu mengambil sebuah pisau tajam. Kinan menebas leher ayam hitam yang ia beli dengan susah payah.

Kinan menadah darah hitam kental itu, kemudian ia meneguk habis darah ayam tersebut. Lagi-lagi tubuh nya menegang, wanita itu sudah tidak jijik lagi meminum darah ayam.Kinan mengusap bibir nya, wanita itu kemudian menyemburkan sisa darah ayam ke atas tungku kecil yang berisi bara api kemudian kembali menyemburkan ke foto yang sudah ia baca mantra tadi.

Lain tempat, seorang wanita muda mendadak histeris, ia seperti orang kesurupan. Wanita itu berteriak ketakutan, ia juga memanggil-manggil nama ibu nya yang baru saja mati beberapa hari yang lalu.

Arman dan beberapa tetangga mencoba menenangkan Hana yang sudah seperti orang gila, ia bahkan mencoba untuk bunuh diri.

"Hana seperti nya depresi pak." ucap Pak Hari.

"Jaga bicara mu Hari, anak ku baik-baik saja."

"Apa nya yang baik-baik saja, lihat anak mu seperti orang kerasukan dan dia berkata takut pada ibu nya sendiri."

"Aaaaaa.....pocong.....pocong....aku takut ......aku takut." begitulah teriak Hana "Ibu jangan ganggu aku, Hana takut...." teriak nya kembali.

Arman terkulai lemas, ia pasrah saat melihat warga mengikat anak nya agar tak melakukan bunuh diri. Arman kemudian bangkit, ia berjalan keluar menuju makam istri nya yang tak jauh dari rumah.

"Mau kemana kau Arman." teriak salah seorang warga namun Arman tak menjawab.

Beberapa warga mengikuti langkah Arman, bahkan mencoba menghentikan pria itu namun dengan kukuh Arman tetap melanjutkan langkah nya.

Sesampai nya di kuburan, Arman langsung duduk bersimpuh di makam istri nya, ia menggali dengan tangan gundukan tanah yang masih basah itu.

"Susi keluar kau....keluar kau Susi." teriak Arman histeris "Apa yang kau lakukan pada anak mu Susi, kau menyiksa anak mu sendiri."

"Hentikan Arman," bentak Pak Darto kelapa desa.

Dua orang warga menarik Arman menjauhi makam istri nya, Arman menangis sejadi-jadi nya.

"Jangan kau siksa istri mu, dia sudah sangat tersiksa." ucap Darto kembali.

"Tapi dia juga menyiksa anak kami pak." ucap nya lirih.

"Ayo pulang, kasian anak Hana."

Dengan terpaksa Arman mengikuti ucapan Darto, pria paruh baya itu berjalan lemas menyusuri malam gelap yang hanya di terangi dengan sorot lampu dari rumah warga.

Arman menatap anak nya yang tertidur dengan kaki tangan anak nya yang terikat.

"Besok kita harus membawa nya ke rumah sakit jiwa." ucap Darto.

"Rumah sakit jiwa sangat jauh pak, bahkan membutuhkan biaya yang sangat banyak."

"Sebaiknya kosongkan kamar Hana, jangan menaruh benda tajam di kamar ini dan kurung Hana di sini." sambung pak Hari, "Dan sebaik nya kamu harus mencari orang yang bisa menyembuhkan anak mu."

Arman hanya menurut, dengan di bantu warga ia mengosong kan kamar Hana, hanya tersisa kasur untuk tempat nya tidur. Sesekali Arman meneteskan air mata melihat putri nya yang sedang tidur meringkuk dengan igauan dan racauan ketakutan.

Terpopuler

Comments

Gazelle

Gazelle

like kaa

2020-12-23

1

👑卂尺丂ㄚ

👑卂尺丂ㄚ

like

2020-12-19

1

Naoki Miki

Naoki Miki

Lima like.lgi mndrat smngayt kak🤗🥰

2020-12-06

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!