08.Jasad Bangun

Pagi ini Kinan dan ibu juga adik nya menghadiri acara pemakaman bibi nya, wanita itu sangat cantik dengan balutan pakaian serba hitam juga kaca mata hitam milik nya. Banyak yang kagum saat melihat kedatangan Kinan, bahkan beberapa orang tetangga mulai mencari muka di depan Kinan.

" Cihh...apa kalian melupakan kehidupan ku yang dulu." batin Kinan, namun ia tetap bersikap manis.

Hana memandang Kinan dengan tatapan iri juga kebencian, wanita itu bahkan tak sekali pun menyapa kehadiran Kinan dan ibu nya.

"Kinan sangat muak lama-lama di sini bu." ucap Kinan berbisik pada ibu nya.

"Sabar."

"Arka juga sangat muak." bisik Arka.

Tak jauh dari mereka duduk, ada beberapa orang yang sedang menggosipi Kinan, mereka bahkan mengumpat Kinan sepuas mereka.

Kinan menghampiri ibu-ibu itu, telinga nya mulai panas. "Ini acara kematian bu bukan acara ghibah," tegur Kinan membuat ibu-ibu itu malu setengah mati. "Saya tidak pernah membicarakan anda dan saya harap jangan sesekali membicarakan saya."

Semua orang menatap ke arah Kinan, ada beberapa orang yang membenarkan ucapan Kinan. Lain hal nya dengan Hana, ia semakin kesal saat mendengar beberapa orang memuji keberanian Kinan.

Acara pemakaman selesai, Kinan langsung pulang ke rumah nya karena ia tidak mau berlama-lama berada di rumah paman nya.

"Kinan.." sapa Ibu nya.

"Iya bu." jawab Kinan lembut.

"Jangan di ambil hati ucapan mereka nak."

Kinan memutar bola mata nya kesal, "Mereka masih saja memandang kita sebelah mata bu."

"Biarkan saja, toh kita tidak minta makan mereka."

Malam menjelang, perkampungan itu sepi di malam pekat gelap di tambah rintik hujan yang menambah hawa mengerikan malam itu.

Di sebuah kuburan yang masih basah, tanah itu bergetar hebat mengeluarkan jasad yang masih utuh dengan kain kafan nya. Jasad itu menangis, wajah nya hancur mengerikan hingga bola mata nya hampir keluar.

Jasad itu menjadi pocong, ia terbang berjalan menyamping kemudian berhenti tepat di depan rumah yang ia tempati semasa hidup nya. Ia melihat beberapa orang yang tidur setelah acara tahlilan selesai, dan ia sadar bahwa itu adalah beberapa tetangga yang ikut berjaga-jaga di rumah nya.

"Bapak...bapak...." panggil nya dengan isak memilukan, namun tak ada yang bangun.

"Bapak....Hana ....." panggil nya sekali membuat seorang pria paruh baya yang tidur di dekat pintu mencoba membuka mata nya.

Pria itu membulatkan mata, mulut nya cekat tak bersuara saat melihat apa yang ada di depan. Kaki nya mencoba menendang teman nya yang sedang tertidur pulas. Dengan sangat terpaksa, pria yang di tendang itu akhir nya bangun, ia terlonjak kaget melihat bungkusan kain putih di depan nya.

"Pocong....." teriak pria yang baru saja bangun itu, membuat semua orang berhamburan bangun namun jasad itu hilang di telan asap malam.

"Ada apa?" tanya Arman panik.

"Anu pak...anu...." ujar pak Parto takut, wajah nya pucat pasi.

"Istri bapak bangun." sambung pak Hari.

Semua orang ternganga tidak percaya, "Jaga bicara mu pak Hari ini fitnah." ujar Arman geram.

"Itu benar pak, istri bapak bangun wajah nya hancur mengerikan dan dia memanggil bapak dan Hana." tutur Parto.

Hana menangis, wanita itu kacau saat mendengar ibu nya bangun dari kubur. "Kenapa ibu bangun pak." tanya Hana dalam isak nya.

Arman memeluk anak nya, ia sadar akan perbuatan istri nya semasa hidup. Pagi menjelang, desas desus bangun nya Susi telah sampai ke telinga Kinan, wanita itu hanya tertawa.

Rumor gonjang ganjing bangun nya Susi membuat Hana terpuruk pagi ini, ia tidak tahu harus berbuat apa. "Ibu melakukan kesalahan apa pak?" tanya Hana lemas.

"Ibu mu suka memfitnah orang-orang dan ia suka menyantet orang lain terutama paman mu bapak nya Kinan. Ibu memiliki sifat iri dan dengki Hana dan kau tahu itu." tutur Arman.

Hana menyesal, ia bahkan terkadang ikut ambil saat ibu nya melakukan sesuatu. "Tapi kenapa ibu jadi seperti ini pak?"

"Mungkin saja ada sebagian orang yang tidak sudi memaafkan ibu mu."

Hari semakin siang, desas desus semakin panas membuat Hana dan Arman malu untuk keluar rumah.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***