Episode 20

Seperti baru bertemu, David dan Risky menghabiskan malam mereka di teras kontrakan yang baru David tinggali sehari. Mengobrol, tertawa, bercanda bersama adalah hal yang mereka berdua lakukan sampai lewat tengah malam.

"Aku tidak menyangka kau akan menyewa kos-kosan di sini bro,," kata Risky.

"Iya, aku ingin dekat denganmu " David tertawa ringan, di susul oleh Risky yang juga ikut tertawa mendengar perkataan sahabatnya itu.

"Aku bukan pria bodoh bro, kau datang ke sini tidak mungkin tanpa alasan yang jelas. Karena tetanggaku itu kan?" Risky memberi isyarat mata ke arah rumah Ara.

David kembali mengeluarkan tawa ringannya.

"Kau ini tahu saja."

"Terlihat bro, mata tidak akan bisa berbohong walaupun mulut mengucapkan tidak berkali-kali."

Sudah tidak dapat mengelak lagi, David pun membenarkan apa yang di katakan Risky.

Tanpa mereka sadari, Sifa yang rumahnya berada tepat di dekat kontrakan David, mengintip dari jendela dan mendengar percakapan mereka, walaupun lirih.

"Astaga tampan sekali mas Risky."

Hmmmm, ternyata Sifa tidak mempedulikan pembicaraan mereka, melainkan matanya terus memandang Risky, lelaki yang ia kagumi selama ini.

Lama sekali Sifa berdiri di dekat jendela, mengintip dan memandang kagum Risky, hingga akhirnya ia mendapat teguran dari sang Ibu untuk segera tidur.

Meskipun berat, Sifa akhirnya mengikuti perintah Ibunya untuk tidur. Sekali lagi ia menoleh ke arah kedua pemuda itu dengan wajah yang begitu kusut, lalu pergi meninggalkan tempat mengintip itu untuk kembali ke dalam kamarnya.

"Baiklah, aku pulang dulu bro, selamat memimpikan tetanggaku."

Risky meninggalkan David masih sambil tertawa receh. Entahlah, menggoda sahabat memang hal yang menyenangkan, bagi Risky maupun semuanya.

Senyum manis mengambang di wajah David. Ia beranjak berdiri, dan melangkah meninggalkan tempat duduknya, dan kembali ke dalam kamar.Dengan pelan, David merebahkan diri di atas tempat tidur dan berharap akan bangun pagi untuk bisa segera mengikuti Ara saat dia akan naik bus esok.

Hingga waktu malam bergulir menjadi pagi, cahaya mentari mulai menyebar ke penjuru dunia, menyinari dan menghangatkan bagi siapa saja yang terkena sinarnya.

Mungkin menghangatkan dan membahagiakan bagi sebagian orang, namun tidak untuk Afka. Pagi itu ia terlihat murung.Gerakan tubuhnya yang saat ini sedang membantu kakaknya di toko menunjukkan ada kekesalan yang tidak bisa ia lampiaskan.

Ratna yang saat ini berada di sebelah Afka hanya bisa menggelengkan kepalanya dan berkata.

"Ara itu sudah dewasa, dia juga pintar, Mbak yakin, ia bisa pergi sendiri ke kampung halamannya. Kamu cukup yakin saja Afka dan berdoa untuk keselamatan perjalanan Ara sampai ke tujuannya."

Tidak ada respon dari Afka.

"Sehari atau dua hari sajakan Ara pergi?" imbuh Ratna.

"Aku santai saja kakak ipar, tidak ada yang perlu di bahas " Afka keluar toko sambil membawa kardus kosong dan akan membuangnya ke tong sampah di depan rumah.

Bisa di katakan Afka merajuk, merasa sedikit kesal dengan Abangnya yang tidak mengijinkan dia mengantar Ara. Bukan tanpa alasan Ahwan tidak mengijinkan, namun dalam kondisi yang tidak memungkinkan Afka untuk perjalanan jauh.

Berbeda dengan Ahwan, Afka tidak mempedulikan kondisi tubuhnya, ia merasa fit, merasa sehat dan mampu menemani Ara dalam perjalanannya. Semangat yang ia kobarkan, seperti telah membunuh kelemahan dalam diri Afka.

Akhirnya dengan berat hati, Afka mau tidak mau harus menuruti perintah kakaknya yang saat ini seperti satpam yang menjaga pintu depan rumah dengan wajah garangnya.

"Huuufffttttt" Afka menghela napas panjang dan kembali mengurus pekerjaannya di toko Ratna.

David, apakah dia sudah membuntuti Ara yang saat ini sudah berada di dalam bus?

Tidak jawabannya, saat ini ia menyesali dan meratapi dirinya yang bangun kesiangan dengan gaya cool nya.

"Kenapa aku bangun kesiangan?" seru David sambil memukul tembok yang berada di sebelah jendela tempat David menatap keluar.

Ia seperti mengutuk dirinya sendiri, berkali-kali dia mengacak-acak rambut lurus dan tebalnya itu. Seperti frustasi karena tidak bisa mengikuti Ara, akhirnya ia mengeluarkan motor sport warna merahnya dan memanasi mesinnya.

Dengan cepat, David menyambar jaket yang tergantung di belakang pintu dan mengenakannya.

Sebentar saja ia menyisir rambutnya agar terlihat rapi,membenahi jaket kembali, lalu menyambar secepat kilat helm yang ada di atas meja, kemudian keluar kamar kos dengan menutup dan mengunci pintu rapat.

David menjalankan motornya dengan kecepatan sedang. Tujuannya adalah ke terminal, atau melihat bus yang sedang lewat di jalan raya. David melihat lihat ke kanan dan kiri bus yang saat ini sedang melaju pelan, mencari - cari andai saja ada Ara di dalamnya.

Nihil, ia tidak menemukan Ara di dalam beberapa bus, atau mungkin ia terlewat saat melihat ke dalamnya?

David berhenti di pinggir jalan, menatap kembali ke jalanan beraspal tersebut, berharap akan ada bus yang lewat kembali. Namun sudah satu jam lebih tidak satupun bus melewati jalan di depannya.

"Dimana kampung Ara? "

"Kenapa aku tidak menanyakannya? "

"Astaghfirullah hal Adziimm, aku sudah gila karena gadis itu."

David mengucap istighfar dalam hatinya, dia berusaha menenangkan diri dan tetap berpikir positif tentang Ara di luar sana.

Kini ia kembali dengan menaiki motor pelan menuju ke kontrakannya kembali.

Saat ia berhenti di halaman depan kamar kosnya, ia melihat Ibu Widya sedang duduk di teras rumah Ara sambil menatap ponselnya.

"Apa mungkin aku menanyakan alamat rumah Ara di kampung?" gumam David.

"Ah, tidak akan. Bu Widya pasti akan berpikir macam - macam. Lebih baik aku menunggu Ara sampai dia kembali, aku harap dia akan baik - baik saja."

Kini David kembali masuk ke dalam kamar kosnya.

Ara masih memandang keluar jendela. Duduk manis sambil memangku ransel yang hanya berisi beberapa pakaian dan mukenah.

Perjalanan pertamanya menuju ke kampung halaman yang sudah hampir ia lupakan kondisi terakhir kampung tersebut.

Perjalanan jauh pertama Ara meninggalkan sang Ibu hanya untuk mencari keadilan untuk wanita yang telah melahirkannya.

Ara hanya berharap, keluarga pamannya mau menerima Ibunya dan mereka bisa terikat dalam hubungan keluarga lagi.

Tidak peduli apa yang akan pamannya lakukan terhadap dirinya, mungkin ia akan menerima hinaan, kekerasan ataupun semacamnya, Ara dengan tekat kuat akan terus berusaha, berpikir positif dan tetap optimis. Ara yakin masih ada kebaikan di hati pamannya, masih ada kasih sayang yang tertutup di hati adik kandung Ayahnya tersebut. Ara yakin, ia akan di terima dengan baik di sana.

Perjalanan menuju kampung halaman telah di lalui Ara lima jam yang lalu. Kini ia berdiri di persimpangan jalan setelah turun dari bus. Secarik kertas lusuh berada di telapak tangan kanannya saat ini.

"Aku harus mencari alamat Paman segera " gumam Ara sambil berjalan menuju kerumunan beberapa orang yang sedang berada di suatu teras rumah.

🌴🌴🌴🌴🌴

Apa yang akan di lakukan paman Ara kalau mereka bertemu?

Like

Komen

Rate 5

Vote

Terimakasih 😘😘

Terpopuler

Comments

Ky2 SSC💕

Ky2 SSC💕

semoga paman Ara udah berubah ya dan mau menerima Ara dan ibunya🤗🤗

2020-09-02

0

🍂Susan

🍂Susan

gagal semua untuk mengantarkan ara plng kmpung..😂😂😂
lnjut thor semangat...

2020-08-28

0

Ariyani393

Ariyani393

😍

2020-08-27

0

lihat semua
Episodes
1 Episode 1
2 Episode 2
3 Episode 3
4 Episode 4
5 Episode 5
6 Episode 6
7 Episode 7
8 Episode 8
9 Episode 9
10 Episode 10
11 Episode 11
12 Episode 12
13 Episode 13
14 Episode 14
15 Episode 15
16 Episode 16
17 Episode 17
18 Episode 18
19 Episode 19
20 Episode 20
21 Episode 21
22 Episode 22
23 Episode 23
24 Episode 24
25 Episode 25
26 Episode 26
27 Episode 27
28 Episode 28
29 Episode 29
30 Episode 30
31 Episode 31
32 Episode 32
33 Episode 33
34 Episode 34
35 Episode 35
36 Episode 36
37 Episode 37
38 Episode 38
39 Episode 39
40 Episode 40
41 Episode 41
42 Episode 42
43 Episode 43
44 Episode 44
45 Episode 45
46 Episode 46
47 Episode 47
48 Episode 48
49 Episode 49
50 Episode 50
51 Episode 51
52 Episode 52
53 Episode 53
54 Episode 54
55 Episode 55
56 Episode 56
57 Episode 57
58 Episode 58
59 Episode 59
60 Episode 60
61 Episode 61
62 Episode 62
63 Episode 63
64 Episode 64
65 Episode 65
66 Episode 66
67 Episode 67
68 Musim pertama usai
69 Episode 69
70 Episode 70
71 Episode 71
72 Episode 72
73 Episode 73
74 Episode 74
75 Episode 75
76 Episode 76
77 Episode 77
78 Episode 78
79 Episode 79
80 Episode 80
81 Episode 81
82 Episode 82
83 Episode 83
84 Episode 84
85 Episode 85
Episodes

Updated 85 Episodes

1
Episode 1
2
Episode 2
3
Episode 3
4
Episode 4
5
Episode 5
6
Episode 6
7
Episode 7
8
Episode 8
9
Episode 9
10
Episode 10
11
Episode 11
12
Episode 12
13
Episode 13
14
Episode 14
15
Episode 15
16
Episode 16
17
Episode 17
18
Episode 18
19
Episode 19
20
Episode 20
21
Episode 21
22
Episode 22
23
Episode 23
24
Episode 24
25
Episode 25
26
Episode 26
27
Episode 27
28
Episode 28
29
Episode 29
30
Episode 30
31
Episode 31
32
Episode 32
33
Episode 33
34
Episode 34
35
Episode 35
36
Episode 36
37
Episode 37
38
Episode 38
39
Episode 39
40
Episode 40
41
Episode 41
42
Episode 42
43
Episode 43
44
Episode 44
45
Episode 45
46
Episode 46
47
Episode 47
48
Episode 48
49
Episode 49
50
Episode 50
51
Episode 51
52
Episode 52
53
Episode 53
54
Episode 54
55
Episode 55
56
Episode 56
57
Episode 57
58
Episode 58
59
Episode 59
60
Episode 60
61
Episode 61
62
Episode 62
63
Episode 63
64
Episode 64
65
Episode 65
66
Episode 66
67
Episode 67
68
Musim pertama usai
69
Episode 69
70
Episode 70
71
Episode 71
72
Episode 72
73
Episode 73
74
Episode 74
75
Episode 75
76
Episode 76
77
Episode 77
78
Episode 78
79
Episode 79
80
Episode 80
81
Episode 81
82
Episode 82
83
Episode 83
84
Episode 84
85
Episode 85

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!