Meski kini Afka terlihat bersemangat, namun dirinya sebenarnya lemah. Penyakit jantungnya sudah parah, walaupun Afka tidak memiliki bukti pengobatannya dari Dokter. Merasakan tubuhnya saja, Afka sudah menduga kalau sakit jantungnya memang parah.
Irama jantung yang terkadang cepat, namun terkadang juga lambat tidak menentumenentu, membuat Afka tidak bisa melakukan aktifitas dengan maksimal.
Pengobatan sudah banyak Afka dan keluarga lakukan, namun hanya pengobatan untuk memperbaiki Irama jantung saja agar kembali normal. Pernah Dokter memberi saran untuk melakukan transplantasi jantung, namun belum juga mendapat donor yang cocok.
Afka tidak pernah memiliki perasaan putus asa akan apa yang ia derita. Penyakit apapun adalah anugerah dari Tuhan, sudah sepatutnya untuk di syukuri. Bukan berarti Tuhan tidak sayang, melainkan Dia memilihnya agar bisa lebih dekat kepada sang Pencipta.
Pagi itu seperti biasa, Afka belanja kebutuhan toko kakak iparnya. Kali ini Ahwan menemaninya lagi seperti beberapa hari yang lalu. Ia tidak tega kalau harus meninggalkan Afka sendiri, walau Afka sempat menolak Ahwan yang mau mengantar Afka, namun usaha Afka sia - sia.
"Abang tunggu di sini, aku akan ke toko Abah sendiri saja! " pinta Afka kepada Ahwan. Karena sudah di tempat tujuan, Ahwanpun menyetujui permintaan Afka untuk pergi sendiri ke toko Abah.
Afka menemui Ara yang seperti biasa, sibuk dengan beberapa pelanggan.
"Apa ada yang bisa aku bantu, manis? " Ara mendongak mencari suara yang membuatnya tersentak.
"Afka kau membuatku terkejut. " Ara kembali melakukan pekerjaannya. "Kau tunggu saja di sana, aku sudah terbiasa melakukan pekerjaanku. " Imbuh Ara.
"Baiklah kalau begitu. " Afka meninggalkan Ara dan duduk di sebuah kursi plastik kecil di luar ruko Abah.
Sudah sepuluh menit Afka menunggu di luar Ruko, akhirnya Ara menemui Afka sambil membersihkan telapak tangannya yang berlumuran tepung.
"Kau mau belanja apa Afka? " tanya Ara.
Secarik kertas bertuliskan beberapa barang yang di perlukan Afka, kini beralih di tangan Ara.
"Baiklah, aku akan mengambilkan barang ini untukmu. Kau tunggulah di sini! "
Afka yang menuruti perkataan Ara, duduk sambil melirik gadis manis itu mengambilkan barang yang ia butuhkan.
Setiap gerakan Ara, Afka mengamatinya. Begitu anggun, lembut dan kalem. Pakaiannya yang selalu tertutup rapat walaupun pekerjaannya di katakan begitu menguras tenaga.
"Sudah selesai, apa kau membutuhkan yang lain lagi Afka? " tanya Ara.
"Entahlah, aku tidak tahu lagi apa yang aku butuhkan. " Afka berdiri hendak meninggalkan Ruko. Ia menatap Ara kembali, seperti menanti sebuah kata.
"Hari ini aku pulang cepat, Abah ada urusan, dan besok juga lusa Ruko tutup sementara waktu " ujar Ara.
"Apa kau membawa sepeda? " Ara menggeleng.
"Tunggu di sini, aku akan menjemputmu. Aku akan memberikan barang ini kepada kakak ipar. "
Ara mengangguk sambil tersenyum.
"Baiklah, aku pulang dulu. Assalamu'alaikum"
"Waalaikumsalam."
Afka meninggalkan Ara dengan senyum yang melebar di wajahnya. Hatinya berbunga-bunga saat ini. Getaran hatinya begitu cepat setelah mendengar Ara mau menerima jemputan darinya.
"Apa yang Ara katakan sampai wajahmu bahagia seperti itu? " celetuk Ahwan setelah Afka memasuki mobilnya. Sejenak Afka menatap Ahwan, namun dia tetap dalam wajah bahagianya.
"Dia menerima aku menjemputnya. Sungguh sebuah kebahagiaan terindah untukku. "
Apa yang bisa dikatakan Ahwan saat ini. Hanya berwajah datar yang saat ini bisa Ahwan ekspresikan.
Sungguh Ahwan tidak menginginkan adiknya terbang setinggi langit, karena ia takut Afka jatuh dengan beribu rasa sakit.
Terbesit sebuah pikiran di kepala Ahwan untuk menemui Ara. Ia tidak ingin gadis itu memberi harapan palsu untuk Afka. Bagaimanapun, ia merasa dirinya harus bertindak untuk masa depan adiknya lebih baik.
Seperti bisa membaca pikiran Ahwan,
"Aku tidak ingin abang melakukan sesuatu untuk urusan asmaraku. Ara memiliki pilihan untuk masa depannya, aku pun juga begitu. Walaupun Ara menolakku, aku tidak akan terpuruk semudah itu. Melihat dia senang saja aku sudah cukup bahagia. Jadi aku memohon agar abang tidak bertindak apapun. "
"Hidupku mungkin tidak akan lama lagi, tapi aku ingin bahagia bersama orang yang aku sayangi, keluargaku, juga Araku. Bukankah hal yang baik kalau kita bisa membawa orang lain pada kebahagiaannya? Menerima ajakanku, adalah pilihan Ara. Terlihat di wajahnya, sebuah senyum tulus telah terukir untukku. "
Ahwan menghela napas dalam sambil menatap ke luar jendela. Hatinya pilu mendengar perkataan adiknya.
"Kau akan sembuh. Jangan mengatakan seperti itu lagi!" tegas Ahwan sambil menyalakan mesin mobilnya.
Afka tersenyum tipis.
"Di katakan maupun tidak, itulah kenyataannya, aku berdoa, berusaha, juga memasrahkan diriku sepenuhnya kepada takdir Tuhan. "
Setengah jam perjalanan, Ahwan dan Afka tidak mengatakan apa - apa. Tercipta keheningan dalam mobil berwarna hitam itu. Mereka larut akan pemikiran mereka masing - masing.
Setelah sampai di rumah, Afka dan Ahwan mengeluarkan barang belanjaan dari dalam mobil, di bantu Ratna juga.
Setelah selesai mengeluarkan barang belanjaan, Afka mengambil motor maticnya dari dalam garasi dan memanasi mesinnya sebentar.
"Afka mau kemana Mas? " tanya Ratna.
"Menemui Ara kembali. "
Ratna terkejut.
"Kenapa Mas mengijinkan Afka pergi? belanja saja Mas antar. " Seru Ratna.
"Aku sudah menahan Afka untuk tidak pergi, sekarang sudah gugur tugasku untuk menahan Afka untuk tidak menemui Ara. Dia memiliki keinginan, memiliki sesuatu yang harus ia capai untuk membuat bahagia dirinya. Jadi, biarkan dia pergi! " Ahwan menatap Afka yang sedang memanasi motornya.
"Bang, kakak ipar, aku pergi dulu. " Pamit Afka kepada kedua kakaknya.
Ahwan dan Ratna mengangguk bersamaan, walau dalam hati berat melepaskan Afka untuk pergi sendiri.
Senyum Afka tak pernah berhenti sampai ia melihat Ara yang sedang duduk di sebelah Ruko Abah yang sudah tertutup rapat.
Sebelum mendekati Ara, Afka berusaha untuk menghilangkan senyumnya. Ia tidak ingin Ara menyangka dia gila karena senyum sendiri.
"Maaf membuatmu menunggu lama " kata Afka sambil membuka kaca helmnya. Ara berdiri menyambut Afka yang baru saja datang.
"Maaf juga sudah merepotkanmu Afka "
" Tidak masalah, naiklah! "
Ara melipat sedikit rok gamisnya setelah menerima helm yang diberikan oleh Afka. Ara menaiki motor Afka dengan posisi miring.
Hati Afka berdetak dengan cepatnya. Begitu dekat dengan Ara, walaupun masih ada jarak antara mereka, namun bagi Afka, itu sudah begitu dekat.
"Jangan memegang terlalu erat, aku ingin kau memegang hatiku saja Ara. "
Gombalan Afka kembali meluncur cepat dari mulutnya, membuat pipi Ara menjadi merah delima.
Perjalanan mereka pulang ke rumah Ara serasa begitu lama. Banyak hal yang mereka bicarakan saat berada di jalan.
"Apa aku boleh mentraktirmu makan? " kata Afka.
"Boleh.Dimana? "
"Kita akan berhenti di tempat makan di depan sana. "
Kini mereka berdua sudah duduk berhadapan di sebuah rumah makan yang cukup sederhana. Sambil menunggu makanan yang mereka pesan datang, Afka menanyakan beberapa hal kepada Ara.
"Apa ada pria yang kau sukai Ara? "
"Aku belum pernah menyukai seseorang Afka, dan aku tidak tahu bagaimana rasanya mencintai seorang lawan jenis. "
"Aku juga tidak pernah menyukai seorang wanita.... kecuali dirimu "
Tenggorokan Ara seperti tercekat. Dia tidak bisa meluncurkan kata-kata apapun dari dalam mulutnya, walaupun sudah jauh hari Ara mengetahui perasaan Afka terhadapnya, bukanlah sebatas teman.
Namun terbesit sebuah rasa senang di balik hati Ara yang jauh di dalam sana.
"Tapi tetap aku akan menghormati keputusanmu, dan sebenarnya...ada sesuatu yang ingin aku katakan kepadamu Ara. Sesuatu yang tidak banyak orang ketahui. Hanya Tuhan, aku, keluargaku dan beberapa orang yang mengetahuinya. "
Kening Ara berkerut banyak.
"Apa itu? " tanya Ara.
🌴🌴🌴🌴🌴🌴🌴🌴
Nantikan episode selanjutnya. Tetap ikuti kisah Ara, Afka dan juga David.
Like
Komen
Rate 5
Vote
Ambil yang bermanfaat dan buang yang buruk.
Terimakasih, salam sukses sehat selalu😘😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments
Sept September
3 like meluncur
2020-09-19
0
Ky2 SSC💕
semangat terus Thor💪💪
2020-09-01
0
💞🌜Dewi Kirana
next next thor semangat
2020-08-31
0