Episode 2

Ara memarkirkan sepeda mungilnya di samping ruko tempat ia bekerja.

"Assalamu'alaikum Abah" senyum manis Ara kepada Abah, pemilik toko yang begitu baik hati.

"Waalaikumsalam Ara, semoga kebaikan menyertaimu hari ini."

"Amiin terima kasih Abah" Ara mengatupkan kedua tangannya.

Ara mulai bekerja dengan menata barang display yang berantakan. Sambil bernyanyi, Ara menata barang berupa kebutuhan pokok itu dengan rapi. Ara suka kebersihan dan juga kerapian. Karena itulah, Abah sangat menyayangi Ara, karena kebaikannya dan juga hasil pekerjaannya.

"Berapa tahun kau bekerja di sini Ara?" tanya Abah sambil ikut menata barang display.

Sejenak Ara menghentikan tangannya dan berpikir.

"Hmmm, kalau tidak salah, sudah lima tahun Abah, sejak Ibu sakit waktu itu." Ara kembali meneruskan pekerjaannya.

"Semoga Ibumu cepat sembuh Nak."

"Amiin Abah."

Abah kembali melanjutkan pekerjaannya untuk melayani pelanggan. Suasana pagi ruko di pasar itu sangatlah ramai kalau pagi hari, banyak para Ibu-ibu yang belanja di sana.

"Assalamu'alaikum Abah, Ara mana Bah?" tanya seorang laki-laki muda kepada Abah yang sedang sibuk melayani pelanggan.

"Waalaikumsalam ,Ara, penggemarmu datang" panggil Abah kepada Ara sambil terkekeh.

Ara berdiri dan menemui pria itu dari balik barang-barang jualan.

"Pagi Afka, mau cari apa?" sapa Ara sambil tersenyum manis.

Pria itu terlena dengan senyuman manis yang di suguhkan Ara. Pria yang memiliki nama Afka, seorang pelanggan setia ruko milik Abah.

Afka memiliki postur tubuh yang tinggi sedang, berpenampilan cool, membuat para gadis di pasar selalu terlena saat Afka lewat.

Afka membenahi rambutnya sambil memandang takjub si manis Ara.

"Afka" panggil Ara, membuyarkan lamunan Afka.

"Kemanisanmu membuatku terbuai dalam lamunan, Ara" Ara hanya tersenyum menanggapi perkataan Afka. Sudah makanan sehari-hari Ara untuk mendengar ucapan Afka yang begitu gombal.

"Aku akan membantumu mengambilkan barang yang kau butuhkan, bisa kau berikan catatanmu Afka?"

"Boleh manis, aku akan menunggumu sampai kau membuka hati."

Afka memberikan secarik kertas catatan belanja kepada Ara. Kemudian Ara mulai mengambilkan barang yang sesuai dengan catatan tersebut.

"Semakin lama gombalanmu semakin bagus Afka, jangan berlama-lama menunggu, langsung lamar saja Afka" seru Abah sambil melayani pelanggan.

"Biarkan Ara yang memutuskan Abah, aku tidak mau memaksa dan tidak ingin membuat gadis manis ini Illfeel kepadaku."

Ara hanya mendengar sambil tersenyum saja dengan apa yang di katakan Afka dan Abah. Bagi Ara, semua itu adalah hiburan baginya.Senyum lepas saat ia berada di ruko, namun senyum yang kembali pudar tatkala ia melihat sang Ibu terbaring sakit, dan mengingat kejadian 15 tahun yang lalu.

Ara sudah packing semua barang yang di butuhkan Afka dengan begitu rapi.

"Sudah selesai Afka" Ara memberikan hasil packingnya kepada Afka.

"Packing yang rapi serapi Ara yang manis."

"Hentikan gombalanmu Afka, totalnya 350rb."

Afka merogoh dompet lipatnya dari dalam saku celana. Empat lembar uang seratusan ribu ia ambil dari dompet berwarna hitam tersebut.

"Ambil lebihnya, jangan lupa nanti malam aku akan ke rumah kamu, seperti yang sudah aku katakan sebelumnya."

Ara mengangguk " Alhamdulillah, terima kasih Afka, aku akan menunggumu."

Afkapun berlalu pergi dengan naik motor maticnya, setelah ia pamit kepada Ara dan Abah.

Waktu cepat sekali berganti, teriknya matahari sudah mulai menyengat kulit. Ara mempersiapkan diri untuk segera pulang.

"Berikan kue ini kepada Fatmawati, Abah baru saja pergi ke toko kue dan melihat kue ini, Abah teringat, Ibumu suka sekali dengan kue ini!"

Ara menerima kantung kresek berisi satu box kue dengan kedua tangannya.

"Alhamdulillah, kebaikan Abah akan berusaha Ara ingat. Semoga rejeki lancar ya Abah"

"Amin, Ara sudah Abah anggap anak sendiri, jangan lupa untuk jaga kesehatan ya Nak."

"Iya Abah, Ara pulang dulu, Assalamu'alaikum Abah."

"Waalaikumsalam."

Ara menaruh kantung kresek di keranjang sepedanya, lalu memutar sepeda mungil itu ke pinggir jalan.

Ara menaiki sepeda itu melewati jalanan sepi menuju ke rumahnya.

Terik panas matahari tak membuat Ara gentar, dengan semangat ia menaiki sepeda, berharap segera bisa sampai di rumah.

Namun sayangnya, ia terkendala akan sesuatu, rantai sepedanya tiba-tiba terlepas, membuatnya harus berhenti dan membenahi rantai sepeda yang mulai usang itu.

15 menit kemudian.

Ara mulai gusar, dia belum berhasil membenahi rantai sepedanya, hingga telapak tangannya berwarna hitam.

"Sudah hampir dekat rumah, aku jalan kaki saja, Ibu dan Bu Widya pasti sudah menungguku" gumam Ara dalam hati.

Keringat mulai menetes di dahi gadis manis berhijab itu. Sekilas ia teringat kejadian 15 tahun lalu.

FLASBACK

Setelah Ara berlari mengejar Ibunya, dia memeluk sang Ibu dengan begitu erat.

"Ara ikut bersama Ibu, kemanapun Ibu pergi, jangan tinggalkan Ara, Ara tidak mau tinggal bersama Paman, Paman jahat sama Ibu."

Tangis Ara kecil kembali pecah dalam pelukan Fatmawati. Fatmawati memejamkan mata, merasakan kepedihan yang dialami oleh dirinya dan berdampak kepada anak semata wayangnya.

"Kau akan hidup layak bersama pamanmu Ara, ayo, pergilah ke Pamanmu, Ibu tidak mau kau kesusahan karena Ibu, doa Ibu akan selalu untukmu sayang."

Ara menggelengkan kepalanya di perut sang Ibu.

"Ayo kita pergi Bu, Ara akan menemani Ibu kemanapun Ibu pergi, tapi jangan tinggalkan Ara, Ibu jangan menyusul Ayah yang sudah di surga, Ara tidak mau Ibu."

Fatmawati segera melepaskan pelukan Ara dan mengusap air mata gadis kecil itu.

"Ayo kita pergi, dan jangan mengatakan hal seperti itu lagi!"

Merekapun berjalan berdua di tengah jalan yang begitu sepi. Para tetangga mereka hanya bisa melihat dan tidak berbuat apa-apa, walau dalam hati mereka begitu pilu, dan ingin menolong. Ahmad adalah orang terpandang di desa kecil itu, uluran tangannya masalah keuangan, sangatlah berarti bagi warga desa kecil itu.

"Kita akan kemana Bu?" tanya Ara memecah keheningan yang menemani perjalanan mereka.

"Rumah Allah adalah satu-satunya tujuan kita saat ini Ara."

Fatmawati memandang Ara kecil.

"Ibu akan menggendongmu, naiklah di punggung Ibu!" Arapun merangkak naik di punggung sang Ibu yanh sedang berjongkok.

Ara kecil meletakkan kepalanya di pundak Fatmawati. Fatmawati menyanyikan sebuah lagu penghantar tidur sambil terus berjalan entah kemana tujuannya. Lagu yang selalu ia nyanyikan di saat Ara akan pergi tidur di atas kasur yang empuk, dan kini punggung sang Ibulah tempat Ara kecil memejamkan mata, diselimuti oleh dinginnya udara malam yang menerpa tubuh mereka.

"Engkau yang Maha Melindungi,Ya Allah, lindungi kami hingga kami menemukan tempat untuk berteduh malam ini" doa dalam hati yang Fatmawati panjatkan,demi keselamatan sang anak, dan berharap tidak ada halangan sampai mereka menemukan tempat untuk bernaung.

Terpopuler

Comments

🌹S RosEMarY 🌹🕌

🌹S RosEMarY 🌹🕌

Astaghfirullah...
jadi ingat Almarhumah Ibu ...😭😭😭
Alfatihah yg Insya Allah tak pernah putus untukmu , Ibuku 🙏🏻🙏🏻😭😭
sungguh... tanpa terasa menetes saat baca flashback 😭😭

NEXT...

2020-11-13

0

KITTY☠ᵏᵋᶜᶟ🏅ᶝᶡఛᏚིᥰ⃝֟.𝄠༅ᵛⁿᵇ

KITTY☠ᵏᵋᶜᶟ🏅ᶝᶡఛᏚིᥰ⃝֟.𝄠༅ᵛⁿᵇ

pilihan hati aq favorit kan baru 3part aq baca lanjut kalau senggang y kk😊

2020-10-19

0

Radin Zakiyah Musbich

Radin Zakiyah Musbich

keren thor... ❤️❤️❤️

🦊ijin promo ya🦊

jgn lupa mampir di novel dg judul "AMBIVALENSI LOVE"

kisah cinta beda agama.... 🦊


ku tunggu feed back nya ya 🙏🙏🙏😁

2020-10-01

0

lihat semua
Episodes
1 Episode 1
2 Episode 2
3 Episode 3
4 Episode 4
5 Episode 5
6 Episode 6
7 Episode 7
8 Episode 8
9 Episode 9
10 Episode 10
11 Episode 11
12 Episode 12
13 Episode 13
14 Episode 14
15 Episode 15
16 Episode 16
17 Episode 17
18 Episode 18
19 Episode 19
20 Episode 20
21 Episode 21
22 Episode 22
23 Episode 23
24 Episode 24
25 Episode 25
26 Episode 26
27 Episode 27
28 Episode 28
29 Episode 29
30 Episode 30
31 Episode 31
32 Episode 32
33 Episode 33
34 Episode 34
35 Episode 35
36 Episode 36
37 Episode 37
38 Episode 38
39 Episode 39
40 Episode 40
41 Episode 41
42 Episode 42
43 Episode 43
44 Episode 44
45 Episode 45
46 Episode 46
47 Episode 47
48 Episode 48
49 Episode 49
50 Episode 50
51 Episode 51
52 Episode 52
53 Episode 53
54 Episode 54
55 Episode 55
56 Episode 56
57 Episode 57
58 Episode 58
59 Episode 59
60 Episode 60
61 Episode 61
62 Episode 62
63 Episode 63
64 Episode 64
65 Episode 65
66 Episode 66
67 Episode 67
68 Musim pertama usai
69 Episode 69
70 Episode 70
71 Episode 71
72 Episode 72
73 Episode 73
74 Episode 74
75 Episode 75
76 Episode 76
77 Episode 77
78 Episode 78
79 Episode 79
80 Episode 80
81 Episode 81
82 Episode 82
83 Episode 83
84 Episode 84
85 Episode 85
Episodes

Updated 85 Episodes

1
Episode 1
2
Episode 2
3
Episode 3
4
Episode 4
5
Episode 5
6
Episode 6
7
Episode 7
8
Episode 8
9
Episode 9
10
Episode 10
11
Episode 11
12
Episode 12
13
Episode 13
14
Episode 14
15
Episode 15
16
Episode 16
17
Episode 17
18
Episode 18
19
Episode 19
20
Episode 20
21
Episode 21
22
Episode 22
23
Episode 23
24
Episode 24
25
Episode 25
26
Episode 26
27
Episode 27
28
Episode 28
29
Episode 29
30
Episode 30
31
Episode 31
32
Episode 32
33
Episode 33
34
Episode 34
35
Episode 35
36
Episode 36
37
Episode 37
38
Episode 38
39
Episode 39
40
Episode 40
41
Episode 41
42
Episode 42
43
Episode 43
44
Episode 44
45
Episode 45
46
Episode 46
47
Episode 47
48
Episode 48
49
Episode 49
50
Episode 50
51
Episode 51
52
Episode 52
53
Episode 53
54
Episode 54
55
Episode 55
56
Episode 56
57
Episode 57
58
Episode 58
59
Episode 59
60
Episode 60
61
Episode 61
62
Episode 62
63
Episode 63
64
Episode 64
65
Episode 65
66
Episode 66
67
Episode 67
68
Musim pertama usai
69
Episode 69
70
Episode 70
71
Episode 71
72
Episode 72
73
Episode 73
74
Episode 74
75
Episode 75
76
Episode 76
77
Episode 77
78
Episode 78
79
Episode 79
80
Episode 80
81
Episode 81
82
Episode 82
83
Episode 83
84
Episode 84
85
Episode 85

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!