Bulan begitu terang malam itu, dikelilingi bintang yang memancarkan cahaya yang begitu indah. Angin berlalu pelan mendinginkan kulit yang sedikit terbuka. Ara merapatkan jaketnya dan memasukkan telapak tangannya yang terlihat di kedua saku jaketnya.
Ara sedang duduk berdua diteras bersama Afka yang menepati janjinya untuk menemui Ara malam itu.
"Aku sudah di sini, apa kau tidak ingin bercerita sesuatu? " tanya Afka.
"Memang aku harus bercerita apa, kau sudah mengetahui masa laluku dari Abah, apalagi yang mesti di ceritakan. "
"Jangan kau ceritakan, kau malah akan selalu mengingat kenangan pahit itu, kenangan itu malah akan membuat kau terus bersedih. "
Afka mengeluarkan sesuatu dari tas ranselnya.
"Ini." Afka menyodorkan sesuatu kepada Ara.
"Apa ini Afka? " tanya Ara.
"Ini sebuah buku gambar, lihatlah, ada beberapa imajinasi yang aku torehkan di atas buku gambar putih ini. "
Ara membuka buku gambar itu. Satu persatu Ara memperhatikan buku gambar itu sambil tersenyum.
"Kau berbakat dalam menggambar Afka, gambaranmu sungguh indah. " Ara tak henti-hentinya tersenyum melihat gambaran Afka yang berupa pemandangan itu.
"Imajinasiku tentang pemandangan alam, karena di saat aku bosan, aku ingin mendengar suara gemercik air yang begitu menenangkan, dimana di saat aku membuka mata, aku melihat burung yang terbang bebas sambil telingaku mendengar suara air yang mengalir menerpa bebatuan. "
"Sungguh indah Afka, aku tidak bisa menggambar. "
"Katakan, kau ingin lukisan apa, aku akan menggambarkannya untukmu. " Afka mengambil pensil gambarnya dan membuka halaman buku gambar yang masih kosong.
Ara menaruh kepalan tangannya di bawah dagu. "Apa ya Afka, aku suka pemandangan suasana desa, entahlah, aku tidak punya imajinasi apapun untuk di lukiskan. "
"Baiklah, aku akan menggambarkannya untukmu. "
Afka mulai memainkan pensil di atas buku gambar berwarna putih. Dengan kelihaiannya, Afka telah membuat sebuah rumah bambu sederhana khas jaman dulu-dulu. Tak lupa Afka memberikan sentuhan khas sebuah desa, yaitu pepohonan hijau yang meliputi pohon pisang, pohon bambu dan rerumputan hijau di sekitar rumah, ada juga parit kecil di depan rumah dengan jembatan yang terbuat dari bambu yang tertata rapi.
Ara menikmati sekali saat gambaran yang dilakukan oleh Afka hampir selesai.
"Kamu benar-benar berbakat Afka. Lukisanmu begitu indah. "
"Kau boleh membawanya jika kau mau! " Afka memberikan buku gambar itu kepada Ara.
"Aku akan menyimpannya, terima kasih Afka "
"Simpan dan ingatlah selalu kalau itu dari aku Ara " ucap Afka.
"Kenapa kau berkata begitu? " Ara memiringkan kepalanya menatap Afka.
"Perasaan hati ini tidak akan pernah hilang untuk gadis manis seperti dirimu, namun aku tidak pernah memaksa dan menyakiti gadis seperti dirimu Ara. "
Ara memalingkan wajahnya. Ucapan Afka membuat dia malu karena tidak pernah menerima cinta Afka tanpa sebuah kata penolakan.
"Sebenarnya seperti apa pria yang kau sukai Ara? "
Ara menggeleng. " Aku tidak tahu Afka, selama ini aku hanya dekat dengan kau saja. Jadi bagiku, kau adalah teman sekaligus sahabat. "
"Begitukah? " Ara mengangguk.
"Sudah malam, aku harus pulang Ara, jangan lupa berikan kue ini untuk Ibu Fatmawati, maaf aku tidak bisa berpamitan dengan Ibumu. "
"Iya, terima kasih Afka, hati - hati! "
Afka melenggang dengan motornya meninggalkan rumah kontrakan Ara. Setelah memastikan Afka tidak terlihat, Ara masuk ke dalam rumah menemui Fatmawati, Ibunya.
#####
Afka masuk ke dalam rumahnya dan menutup pintu rumah sederhana itu.
"Kau darimana Afka? "
Afka menolah ke arah kakaknya, yang biasa ia panggil Abang.
"Assalamu'alaikum Bang, biasa dari rumah Ara. "
"Waalaikumsalam wr wb. Duduklah di sini dulu, kakak ipar mu baru saja menggoreng pisang, makanlah! "
Afka berjalan mendekati sofa dan duduk di sebelah abangnya yang bernama Ahwan. Afka mengambil satu pisang goreng dan mulai menggigitnya.
"Hmmm lezat sekali, dimana kakak ipar, Bang? "
"Masih di dapur, apa kau sudah makan? " tanya Ahwan sambil mengganti chanel televisi yang sedang menyala di depannya.
"Belum, aku masih kenyang Bang. "
"Jangan telat makan, ingat kesehatanmu Afka! "
Afka tidak menjawab, ia masih sibuk mengunyah pisang goreng yang begitu menggoda lidahnya.
"Apa yang membuatmu begitu menyukai gadis itu? " tanya Ahwan, membuat Afka berhenti mengunyah pisang goreng yang masih di dalam mulutnya.
"Dia gadis yang memang pantas untuk di cintai kakak, walau aku tahu, dia belum menyukaiku. "
Ahwan terdiam mendengar perkataan sang adik. Dia tahu adiknya hanya mencintai satu orang, dan Aralah gadis itu. Ahwan tidak terlalu mengenal Ara, namun sekilas dia melihat gadis itu saat ia berbelanja bersama Afka di pasar. Ramah, sopan dalam berkata dan berpenampilan, itulah gambaran sekilas yang di tangkap Ahwan dalam diri Ara.
"Jangan berharap terlalu tinggi, karena itu akan menyakiti dirimu sendiri Afka. "
"Kau sudah pulang Afka. " Ucap seorang wanita yang berjalan ke arah mereka, yang tak lain adalah Ratna, istri Ahwan, kakak ipar Afka.
"Sudah Kak, terimakasih pisang gorengnya, begitu enak, aku sudah habis dua kak Ratna. " Kata Afka sambil tertawa kecil.
"Habiskan saja, nanti kakak gorengan lagi! "
"Ini saja sudah kenyang. Afka masuk kamar dulu Bang, besok Afka belanjakan lagi, kakak ipar catat saja apa yang kakak butuhkan! "
"Apa boleh Mas, Afka belanja lagi? " tanya Ratna kepada Ahwan.
Ahwan menatap Afka. " Besok abang akan mengantarmu, kau jangan terlalu lelah Afka, sekarang tidurlah! " Afka mengangguk dan meninggalkan ruang tamu, menuju ke dalam kamarnya.
"Mas " panggil Ratna sambil duduk di sebelah Ahwan.
"Iya, ada apa? "
"Aku kasihan sama Afka, aku harap cintanya bisa di terima oleh Arafa. "
Ahwan hanya terdiam membisu, entah kata apalagi yang pantas ia keluarkan untuk menjawab ucapan sang istri. Ahwan mengetahui kekhawatiran yang dialami Ratna terkait kesehatan Afka. Ratna takut, penolakan Ara berdampak buruk untuk kesehatan Afka yang saat ini sedang sakit.
"Sudah malam, Mas juga harus istirahat, aku ke kamar dulu Mas! "
Ahwan hanya mengangguk menyetujui apa yang di katakan istrinya. Ia pun mematikan televisi dan mengikuti istrinya ke dalam kamar.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments
IntanhayadiPutri
Aku mampir nih kak, udah 5 like dan 5 rate juga.. jangan lupa mampir ya ke ceritaku
TERJEBAK PERNIKAHAN SMA
makasih 🙏🙏
2020-12-03
0
KITTY☠ᵏᵋᶜᶟ🏅ᶝᶡఛᏚིᥰ⃝֟.𝄠༅ᵛⁿᵇ
afka sakit apa?
2020-10-22
1
Radin Zakiyah Musbich
awesome 🍓🍓🍓
ijin promo sekalian thor 🍓
jgn lupa mampir di novelku dg judul "AMBIVALENSI LOVE",
kisah cinta beda agama,
jgn lupa tinggalkan jejak ya 🍓🍓🍓
2020-10-15
0