Episode 7

"Kita akan membawa Ibu keliling kota ini, aku yakin Ibumu merindukan suasana selain di sini. "

David menunjukkan ponsel yang berisi beberapa gambar tempat wisata di kota tersebut.

"Aku ingin ke sini, tempatnya tidak jauh dari kota ini. " David menunjuk sebuah taman bunga dengan jari telunjuknya.

"Kenapa Mas David ingin ke taman bunga? "

David menarik kembali ponsel dan memasukkan ke dalam saku celana jeansnya.

"Karena aku akan membawa wanita yang cantiknya melebihi kecantikan bunga di sana. " senyum David merekah di bibirnya.

"Suka gombal seperti Afka. " Gumam Ara dalam hati.

"Nanti sore aku akan bersiap, sekarang aku mau menutup ruko ini dulu. "

Ara berdiri, disusul oleh David yang sudah siap sedia membantu Ara menutup pintu ruko milik Abah.

Setelah Ara selesai menutup ruko dengan rapat, ia segera menuju ke David yang sedang duduk di atas motor sportnya sambil memandang Ara.

"Aku pamit pulang dulu Mas David, terimakasih sudah membantuku. "

"Kalau bersedia, naiklah ke atas motorku, aku akan mengantarmu pulang! "

Ara menggeleng kepala setelah melihat motor David. Bergandengan dengan yang bukan muhrim, itulah yang terlintas di kepala Ara, sehingga ia segera menolaknya.

"Baiklah, aku temani kamu jalan kaki!"

David mendorong motornya dan berjalan di samping Ara, sesekali ia melirik, mencuri pandang ke arah gadis manis yang berjalan di sampingnya. Beberapa obrolan seputar Risky yang menjadi topik siang itu, beberapa hal yang di sukai dan tidak di sukai Risky, berapa lama mereka berteman, itulah yang bisa mereka bicarakan hanya untuk mengusir rasa canggung di antara mereka.

"Mas David, sudah hampir sampai rumah, mas duluan saja, aku ingin berjalan sendiri! "

David mengangguk, memahami maksud Ara yang tidak ingin jadi bahan pembicaraan tetangganya.

"Assalamu'alaikum manis. "

"Waalaikumsalam."

David mengendarai motornya dengan kecepatan sedang menuju ke rumah Risky.

Setelah sampai di halaman rumah, David duduk di kursi yang telah di sediakan di teras sambil mengetik sebuah nomor telepon di ponselnya lalu ia melakukan sebuah panggilan.

Empat detik berlalu dan akhirnya panggilan itu terhubung dan di jawab oleh suara seorang wanita.

"Hallo David, tumben menelpon ? "

"Lagi kangen Bibi " David tertawa kecil.

"Tapi aku enggak. "

David tertawa dan kembali mengobrol bersama Bibinya yang bernama, Vivi. Mereka adalah Bibi dan Keponakan, tapi umur mereka sama, 27th.Seperti teman kalau orang lain melihatnya.

"Aku akan pulang besok lusa, kalo Bibi bertemu Ibu, tolong beritahu Ibu ya Bi! "

"Kau tidak menelpon sendiri? "

"Tidak, sekarang Ibu pasti sedang sibuk menjahit, aku tidak ingin menggangu Ibuku tersayang. "

"Ok, baiklah, aku sedang memasak, aku matikan dulu telponnya ya? "

Setelah panggilan mereka akhiri, David berdiri dan hendak masuk ke dalam rumah, namun ia urungkan setelah melihat Ara berjalan melewati depan rumah Risky.

"Mampir Neng" seru David kepada Ara.

Ara melihat ke arah David yang tersenyum ke arahnya. Malu campur bingung, itulah yang dirasakan Ara saat ini, bingung mau menjawab apa, dan malu karena pria itu selalu menggodanya.

Ara mengangguk dan mengucapkan terimakasih, lalu dia bergegas mempercepat langkahnya untuk bisa segera sampai di rumah.

"Ara, badan Ibu mu panas, aku sudah mengompresnya tadi " kata Bu Widya yang tiba-tiba, membuat Ara segera meletakkan tas kecilnya dan menuju ke kamar Fatmawati.

Ara meletakkan punggung tangannya di dahi sang Ibu. "Kenapa tiba-tiba Ibu demam? apa karena kena angin kemarin sore? " tanya Ara kepada dirinya sendiri.

"Aku akan antar ibu ke Puskesmas dulu Bu Widya, terimakasih sudah menjaga Ibu tadi. "

"Apa perlu kutemani Ara? " Ara menggeleng. Dia tidak ingin terlalu banyak merepotkan Ibu Kontrakannya itu.

Setelah Ibu Widya pergi, Ara menelpon taksi online agar menjemput dia dan Ibunya. Sendirian, Ara membantu Ibunya duduk di kursi roda dan mendorongnya keluar rumah sambil menunggu taksi yang ia pesan datang.

Selang setengah jam, taksi yang di pesan Ara datang. Sopir taksi dengan sigap membantu Ibu Ara masuk ke dalam mobil taksi.

"Ke Puskesmas terdekat ya Mas! "

"Iya Mbak. "

Sopir taksi menyetir mobil dengan kecepatan sedang.Cukup 15 menit, taksi sampai di Puskesmas yang di tuju.

Setelah selesai menurunkan Fatmawati dari taksi, Ara segera mendorong kursi roda Fatmawati menuju ke dalam Puskesmas dan segera mendaftarkan Ibunya.

Setelah kedua pasien yang antri terlebih dahulu selesai di periksa,kini giliran Ara masuk bersama sang Ibu untuk menemui Dokter yang sedang bertugas.

Beberapa pemeriksaan di lakukan oleh Dokter kepada Fatmawati.

"Bagaimana Dokter? " tanya Ara dengan raut wajah yang cemas.

"Ibu Mbak kelelahan, sepertinya ada yang di pikirkan oleh Ibu mbak,kalau bisa jangan bebani pikiran Ibu Mbak dalam kondisi yang seperti ini. Mengingat Ibu Mbak belum sembuh dari struknya dan tidak bisa menyampaikan apa yang ingin Beliau sampaikan. "

Tatapan wajah Ara sendu melihat Ibunya.

"Ibu memikirkan apa? " gumam Ara sambil mengusap air matanya yang hampir menetes.

"Ini resepnya, Mbak tebus di depan ya! " Dokter wanita itu memberikan secarik kertas bertuliskan beberapa resep obat.

"Terimakasih Dokter. "

Ara mendorong kursi roda ibunya keluar dari ruangan Dokter. Sesuai petunjuk, Ara menaruh kertas resep itu di tempat mengantri obat.

Sambil duduk di kursi tunggu, Ara memandang Ibunya.

"Jangan banyak berpikir macam-macam Bu, Ara tidak apa-apa, yang penting Ibu sehat, Ara sudah sangat bahagia sekali. " Ara menciun puncak kening Fatmawati.

Setelah beberapa menit berlalu, Ara mendapat panggilan untuk meberima obat, dan segera membayarnya.

"Alhamdulillah, Ibu sudah mendapat obat " gumam Ara.

Sopir taksi sudah menunggu di depan Puskesmas. Melihat Ara dan Ibunya keluar, sopir taksi segera membuka pintu taksinya dan kembali membantu Ara.

"Terimakasih Mas sudah membantu. "

"Sama-sama Mbak. "

Dengan bantuan sopir taksi, Ara bisa cepat mengistirahatkan Ibunya di atas tempat tidur.

Ara berjalan ke dapur mengambil air putih dan segera meminumkan obat kepada sang Ibu.Dengan telaten dan penuh kesabaran Ara merawat Ibunya, tanpa mengeluh dan tanpa marah. Semua ia lakukan mengingat saat ia masih kecil, Ibunya lah yang selalu terdepan dalam merawat Ara. Kini giliran ia yang harus merawat ibunya, kewajiban sebagai seorang anak kepada orang tuanya.

Terpopuler

Comments

Radin Zakiyah Musbich

Radin Zakiyah Musbich

awesome ❤️❤️❤️

ijin promo thor 🙏

jgn lupa baca novelku dg judul "AMBIVALENSI LOVE" 🍭🍭🍭

kisah cinta beda agama,

jgn lupa tinggalkan jejak dg like and comment ya 🙏😁

2020-10-30

0

Wirdah K 🌹

Wirdah K 🌹

Ada duku di dalam pasir
Kakak, aku mampir

😀😀😀

2020-09-25

1

fatmaaaaa™

fatmaaaaa™

Semoga ara mendapatkan kebahagiaan

2020-09-07

0

lihat semua
Episodes
1 Episode 1
2 Episode 2
3 Episode 3
4 Episode 4
5 Episode 5
6 Episode 6
7 Episode 7
8 Episode 8
9 Episode 9
10 Episode 10
11 Episode 11
12 Episode 12
13 Episode 13
14 Episode 14
15 Episode 15
16 Episode 16
17 Episode 17
18 Episode 18
19 Episode 19
20 Episode 20
21 Episode 21
22 Episode 22
23 Episode 23
24 Episode 24
25 Episode 25
26 Episode 26
27 Episode 27
28 Episode 28
29 Episode 29
30 Episode 30
31 Episode 31
32 Episode 32
33 Episode 33
34 Episode 34
35 Episode 35
36 Episode 36
37 Episode 37
38 Episode 38
39 Episode 39
40 Episode 40
41 Episode 41
42 Episode 42
43 Episode 43
44 Episode 44
45 Episode 45
46 Episode 46
47 Episode 47
48 Episode 48
49 Episode 49
50 Episode 50
51 Episode 51
52 Episode 52
53 Episode 53
54 Episode 54
55 Episode 55
56 Episode 56
57 Episode 57
58 Episode 58
59 Episode 59
60 Episode 60
61 Episode 61
62 Episode 62
63 Episode 63
64 Episode 64
65 Episode 65
66 Episode 66
67 Episode 67
68 Musim pertama usai
69 Episode 69
70 Episode 70
71 Episode 71
72 Episode 72
73 Episode 73
74 Episode 74
75 Episode 75
76 Episode 76
77 Episode 77
78 Episode 78
79 Episode 79
80 Episode 80
81 Episode 81
82 Episode 82
83 Episode 83
84 Episode 84
85 Episode 85
Episodes

Updated 85 Episodes

1
Episode 1
2
Episode 2
3
Episode 3
4
Episode 4
5
Episode 5
6
Episode 6
7
Episode 7
8
Episode 8
9
Episode 9
10
Episode 10
11
Episode 11
12
Episode 12
13
Episode 13
14
Episode 14
15
Episode 15
16
Episode 16
17
Episode 17
18
Episode 18
19
Episode 19
20
Episode 20
21
Episode 21
22
Episode 22
23
Episode 23
24
Episode 24
25
Episode 25
26
Episode 26
27
Episode 27
28
Episode 28
29
Episode 29
30
Episode 30
31
Episode 31
32
Episode 32
33
Episode 33
34
Episode 34
35
Episode 35
36
Episode 36
37
Episode 37
38
Episode 38
39
Episode 39
40
Episode 40
41
Episode 41
42
Episode 42
43
Episode 43
44
Episode 44
45
Episode 45
46
Episode 46
47
Episode 47
48
Episode 48
49
Episode 49
50
Episode 50
51
Episode 51
52
Episode 52
53
Episode 53
54
Episode 54
55
Episode 55
56
Episode 56
57
Episode 57
58
Episode 58
59
Episode 59
60
Episode 60
61
Episode 61
62
Episode 62
63
Episode 63
64
Episode 64
65
Episode 65
66
Episode 66
67
Episode 67
68
Musim pertama usai
69
Episode 69
70
Episode 70
71
Episode 71
72
Episode 72
73
Episode 73
74
Episode 74
75
Episode 75
76
Episode 76
77
Episode 77
78
Episode 78
79
Episode 79
80
Episode 80
81
Episode 81
82
Episode 82
83
Episode 83
84
Episode 84
85
Episode 85

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!