Episode 11

David sudah sampai dirumahnya, ia segera menepikan motor sportnya di halaman rumah yang cukup rindang dengan berbagai pepohonan buah - buahan.

"Assalamu'alaikum." Salam David saat melangkahkan kaki kanannya masuk ke dalam rumah.

"Waalaikumsalam " saut Bu Dewi, Ibu kandungnya David yang sedang sibuk di depan mesin jahit tuanya.

David segera mencium tangan Ibunya yang tersenyum lebar menatapnya.

"Maafkan Ibu, mengganggu liburanmu di rumah Risky. "

"Tidak apa - apa, kapan kita akan mengantar pakaian pesanan Bu Jeni, Bu? " tanya David sambil duduk di sebelah Ibunya.

"Bu Jeni minta besok kita antarkan ke rumahnya. Kamu longgarkan? "

"Aman Bu, besok David akan mengantar Ibu. "

David melangkahkan kakinya meninggalkan sang Ibu yang kembali meneruskan pekerjaannya.

Kamar adalah tujuan David saat ini. Setelah melepaskan sepatu, David merebahkan tubuhnya di atas kasur empuk kesayangannya.

Terlihat ia sedang mencari sebuah nama di ponselnya.

"Hallo " ucap David.

"Iya David, ada apa? "

"Sorry Evan, besok aku belum bisa ke bengkel, kau urus dulu semua keperluan bengkel.Jika ada yang habis, kau bisa pakai uang pendapatan hari ini. Aku masih ada urusan, jadi besok aku belum bisa membantumu! "

"Ok tidak masalah, selesaikan saja pekerjaanmu Bos, di sini aman. "

"Alhamdulillah, thanks Van. " Setelah mendapat jawaban dari anak buahnya yang bernama Evan, David mematikan ponsel dan menaruh di sebelah ia berbaring. Tak menunggu waktu lama, David sudah tertidur dengan pulas.

"Mbak, di depan ada motornya David, dia sudah pulang? " tanya Vivi yang masuk ke dalam rumah secara tiba-tiba menemui kakaknya.

"Kalau masuk rumah, ucap salam kenapa, buat kaget mbak saja. "

Vivi tertawa kecil. " Sudah biasanya seperti ini mbak. Dimana David? "

"Mungkin tidur, sudah dari tadi dia di kamarnya, belum menemui mbak lagi. "

"Memangnya kenapa mencari David terus, cari suami sana. " Imbuh Dewi.

"Kalau sudah di dekatkan sama jodohnya, pasti aku menikah kok mbak. "

Vivi mencari makanan di dalam lemari es yang tidak jauh dari tempat Dewi duduk.

"Usaha.Kau saja mbak lihat tidak berusaha mencari, bagaimana kau bisa dekat dengan jodohmu. Banyak juga yang melamar, tapi kau selalu menolak mereka. "

"Aku belum memiliki rumah sendiri.Jadi guru juga masih baru saja, jadi aku masih santai mbak.Sudah jangan bahas soal menikah. Aku masih mencari yang cocok. "

"Hmmmm apa kau kemari hanya untuk mencari David? "

Vivi mengangguk sambil makan kue yang ia dapat dari lemari es.

"Ada urusan apa? "

"Aku kangen kalau belum bertemu David. Sekalian mau mengenalkan anak satu - satunya mbak itu kepada teman perempuanku. Dia juga guru dan baik sekali. Umurnya di bawahku satu tahun. "

Dewi menghentikan pekerjaannya.

"Jangan perkenalkan David kepada siapapun, takutnya temanmu itu kecewa kalau David menolak cintanya. David itu sulit untuk menyukai wanita. "

Dewi terdiam sejenak memikirkan apa yang baru saja ia ucapkan.

"Ya Allah, aku ini bicara apa dan memikirkan apa? " tanya Dewi kepada dirinya sendiri. Vivi tertawa.

"Mbak, David itu normal, Vivi yakin dia menyukai lawan jenis " Vivi kembali tertawa mengingat apa yang di maksud kakaknya itu.

"Astaghfirullah, maksud mbak bukan begitu. "

Memikirkan David belum pernah bercerita tentang wanita ataupun membawa wanita ke rumah memang sempat membuat Dewi pusing. David anak satu - satunya. Ayah David meninggalkannya saat masih sekolah TK.

Kalau membicarakan masa lalu, semua orang pasti pernah memilikinya.Tidak hanya satu atau dua yang memiliki masa lalu kelam. Begitupun Dewi, Ibu David yang juga memiliki masa lalu kelam karena di tinggal suaminya, ayah David.

"Kau tunggu saja di ruang tamu, Mbak mau menyelesaikan pekerjaan mbak dulu, besok pakaian - pakaian ini harus sudah di antar ke pemiliknya.

Vivi dengan setia menunggu David di ruang tamu. Keinginannya untuk memperkenalkan David kepada sahabatnya sangatlah kuat, sampai ia rela menunggu orang yang sedang tidur sambil terkantuk-kantuk di ruang tamu.

Sudah waktunya ashar , Vivi terbangun dari tidurnya yang lelap di kursi ruang tamu rumah kakaknya.

" Bibi sudah bangun? " tanya David yang duduk di kursi lain di ruang tamu tersebut, membuat Vivi terkejut karena tidak menyadari keberadaan David sebelumnya.

"Astaghfirullah, kamu bikin aku terkejut saja. "

"Sampai segitunya menungguku, ada apa Bi? apa ada yang penting? "

"Aku cuci muka dulu. " Vivi berjalan menuju ke kamar mandi yang berada di dekat dapur. Ia segera mengguyur air dari kran ke wajahnya, untuk menghilangkan rasa kantuk yang masih hinggap di wajahnya.

David menunggu di ruang tamu sambil memainkan ponselnya.

"David, apa kau belum punya kekasih? " tanya Vivi kepada keponakannya itu. David menggeleng. Vivi pun menyampaikan niatnya untuk memperkenalkan David kepada sahabatnya.

David masih mendengarkan dengan seksama apa yang di katakan Vivi. Terlintas di pikiran David tentang Ara.

"Aku belum memikirkan kekasih Bibi, maafkan aku. "

Terlihat guratan kecewa di wajah Vivi, namun dia pantang menyerah.

"Kalau kau sudah ketemu dengan sahabatku, aku yakin kau akan menyukainya. Dia sangat cantik. " Sambil mengacungkan kedua jempolnya.

"Sudahlah Bibi, kau saja yang fokus mencari kekasih, aku juga ingin punya sepupu kecil. " David terkekeh sambil berlalu meninggalkan Vivi.

"Kenapa aku lagi yang kena. " Gumam Vivi sambil berlalu keluar dari rumah Dewi.

Arafa, saat ini yang ada di pikiran David, entah bius macam apa yang di berikan Ara kepada David, sehingga membuat lelaki itu terlena memikirkan gadis manis itu.

"Kenapa aku tidak meminta nomor ponselnya? " gumam David sambil memukul tembok yang terdekat dengan tangan kanannya.

"Hmmm kapan aku bisa bertemu dengan gadis itu lagi. Apa dia akan ingat denganku, walau kita hanya bertemu dia hari. Aku pulang juga tidak pamit kepadanya. " David berbicara sendiri sebagai pelampiasan pikirannya.

Arafa yang saat ini di pikirkan David, ia sedang duduk di teras sambil membuka buku gambar milik Afka.

"Gambar Afka sungguh indah, dia berbakat sekali dalam menggambar. Kalau aku tidak bekerja, biasanya dia kemari malam - malam begini, kemana dia? " Ara melihat ke arah jalan. Sudah hal biasa kalau Afka datang menemui Ara beberapa hari sekali. Apalagi saat Ara tidak bekerja, Afka pasti akan menengok Ara, kekhawatiran yang berlebihan bagi Afka kalau tidak melihat Ara sehari saja.

Terpopuler

Comments

Erin D'Fungky -PUCUK🌱SQUAD🐛-

Erin D'Fungky -PUCUK🌱SQUAD🐛-

rindu afka🤭

2020-08-25

0

Ita Yulfiana

Ita Yulfiana

semangat

2020-08-23

0

🔵pacarku 😜Peak_Fam😜

🔵pacarku 😜Peak_Fam😜

ayo vote biar bisa dpt rangking

2020-08-21

0

lihat semua
Episodes
1 Episode 1
2 Episode 2
3 Episode 3
4 Episode 4
5 Episode 5
6 Episode 6
7 Episode 7
8 Episode 8
9 Episode 9
10 Episode 10
11 Episode 11
12 Episode 12
13 Episode 13
14 Episode 14
15 Episode 15
16 Episode 16
17 Episode 17
18 Episode 18
19 Episode 19
20 Episode 20
21 Episode 21
22 Episode 22
23 Episode 23
24 Episode 24
25 Episode 25
26 Episode 26
27 Episode 27
28 Episode 28
29 Episode 29
30 Episode 30
31 Episode 31
32 Episode 32
33 Episode 33
34 Episode 34
35 Episode 35
36 Episode 36
37 Episode 37
38 Episode 38
39 Episode 39
40 Episode 40
41 Episode 41
42 Episode 42
43 Episode 43
44 Episode 44
45 Episode 45
46 Episode 46
47 Episode 47
48 Episode 48
49 Episode 49
50 Episode 50
51 Episode 51
52 Episode 52
53 Episode 53
54 Episode 54
55 Episode 55
56 Episode 56
57 Episode 57
58 Episode 58
59 Episode 59
60 Episode 60
61 Episode 61
62 Episode 62
63 Episode 63
64 Episode 64
65 Episode 65
66 Episode 66
67 Episode 67
68 Musim pertama usai
69 Episode 69
70 Episode 70
71 Episode 71
72 Episode 72
73 Episode 73
74 Episode 74
75 Episode 75
76 Episode 76
77 Episode 77
78 Episode 78
79 Episode 79
80 Episode 80
81 Episode 81
82 Episode 82
83 Episode 83
84 Episode 84
85 Episode 85
Episodes

Updated 85 Episodes

1
Episode 1
2
Episode 2
3
Episode 3
4
Episode 4
5
Episode 5
6
Episode 6
7
Episode 7
8
Episode 8
9
Episode 9
10
Episode 10
11
Episode 11
12
Episode 12
13
Episode 13
14
Episode 14
15
Episode 15
16
Episode 16
17
Episode 17
18
Episode 18
19
Episode 19
20
Episode 20
21
Episode 21
22
Episode 22
23
Episode 23
24
Episode 24
25
Episode 25
26
Episode 26
27
Episode 27
28
Episode 28
29
Episode 29
30
Episode 30
31
Episode 31
32
Episode 32
33
Episode 33
34
Episode 34
35
Episode 35
36
Episode 36
37
Episode 37
38
Episode 38
39
Episode 39
40
Episode 40
41
Episode 41
42
Episode 42
43
Episode 43
44
Episode 44
45
Episode 45
46
Episode 46
47
Episode 47
48
Episode 48
49
Episode 49
50
Episode 50
51
Episode 51
52
Episode 52
53
Episode 53
54
Episode 54
55
Episode 55
56
Episode 56
57
Episode 57
58
Episode 58
59
Episode 59
60
Episode 60
61
Episode 61
62
Episode 62
63
Episode 63
64
Episode 64
65
Episode 65
66
Episode 66
67
Episode 67
68
Musim pertama usai
69
Episode 69
70
Episode 70
71
Episode 71
72
Episode 72
73
Episode 73
74
Episode 74
75
Episode 75
76
Episode 76
77
Episode 77
78
Episode 78
79
Episode 79
80
Episode 80
81
Episode 81
82
Episode 82
83
Episode 83
84
Episode 84
85
Episode 85

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!