The Miracle Knight
Prolog.
Seorang laki-laki yang berpakaian biru gelap dan menggunakan topeng rubah sedang berdiri di atas gedung tinggi, dan sepuluh orang mendatanginya dan langsung berlutut di hadapannya.
"Kami siap menunggu perintah mu tuan, perintahkan apapun pada kami"
Laki-laki itu berbalik badan.
"Malam ini, dunia akan mendengar nama kita! Kita adalah orang yang akan menghancurkan dunia! Bergerak! Dan sebarkan kehancuran!"
Secara bersamaan.
"Baik!"
Mereka semua pergi berpencar ke seluruh arah.
"Malam ini, bulan sedang memancarkan keajaiban nya"
Laki-laki itu juga melompat dari gedung itu, dan pergi dengan sangat cepat ke arah yang tidak di ketahui.
................................................................
Di dalam istana.
Amara memandangi keempat teman masa kecilnya yang sudah terdapat cincin pertunangan di jari mereka berempat, amara sangat terkejut dengan apa yang dia lihat, di pertemuan mereka setelah sekian lama Amara malah mendapatkan kejutan yang sangat menyakitkan.
Amara menahan air mata dan kemarahannya, hati amara hancur berkeping-keping dan amara di penuhi dengan kekecewaan dan kekesalan, lalu amara pergi dari tempat itu tanpa sepengetahuan keempat teman masa kecilnya itu.
Amara pergi ke sebuah tebing, lalu menangis dan berteriak dengan keras karena sangat kesal.
"Kenapa? Kenapa!!!?"
Teriakan keras amara memancing beberapa naga kepadanya.
"(Naga? Yah, lagi pula aku sudah tidak punya apa-apa lagi, mari pun tidak masalah)"
Saat salah satu naga itu ingin menyambar amara, seorang pria yang menggunakan pedang besar membelah naga itu menjadi dua.
"Apa kau tidak apa-apa?"
Amara yang melihatnya menjadi kesal.
"Jangan menganggu!! Aku ingin bunuh diri disini!!!"
Pria itu terkejut dengan perkataan amara.
"Apa kau sadar dengan apa yang baru saja kau katakan?"
"Tentu saja! Aku sudah tidak memiliki apa pun lagi!! Jadi tidak ada artinya lagi aku untuk hidup!!"
Pria itu mengayunkan pedangnya, dan membela seluruh naga itu dalam sekejap, lalu mengarahkan pedangnya ke arah amara.
"Apa kau yakin dengan pilihan mu?"
Tanpa ada keraguan, amara mengangguk.
"Kalau begitu, biarkan aku yang membunuhmu"
Pria itu mengangkat pedangnya, dan mengayunkan nya ke arah amara, saat pedang itu akan memotong amara, sebuah ledakan besar terdengar dari arah kerajaan, mereka langsung bergegas menuju ke sana.
Kekacauan terjadi dimana-mana, bahkan banyak sekali mayat yang tergeletak di tanah.
Pria tadi langsung berlari ke arah istana, dan amara langsung berlari ke Panti asuhan tempat di di besarkan.
Sesampainya dia di sana panti asuhan itu sudah hancur setengah, dan terlihat seekor naga yang ingin menyerang seorang gadis kecil.
"Lari dari sana!!! Lili!!!"
Gadis kecil itu terlalu takut dan akhirnya pingsan, naga itu langsung membuka mulutnya, siap-siap ingin memakannya. Amara langsung melempari naga itu dengan batu.
"Sebelah sini!!!"
Naga itu terpancing oleh amara, dan langsung mengejarnya, anak-anak dan pengasuh panti asuhan yang melihat itu sangat ketakutan.
"Kakak amara!!!"
"Kak amara!!"
"Bawa lili masuk!!!"
Pengasuh panti asuhan langsung mengambil lili yang pingsan dan membawanya masuk, sementara amara di kejar oleh naga itu.
Amara terus lari dari naga itu hingga dia masuk ke sebuah goa kecil dimana naga itu tidak bisa masuk.
"(Benar-benar merepotkan! Aku benar-benar lemah!! Jika saja aku memiliki kekuatan yang besar, aku pasti bisa membunuh naga itu dalam sekejap!)"
Amara mengepalkan tangannya dan sangat kesal, tiba-tiba saja tubuh naga itu terpotong-potong menjadi kecil, amara sangat terkejut dan kebingungan.
"Apa yang terjadi?"
"Apa kau tidak apa-apa? Amara"
Seorang perempuan yang memegang pedang kecil muncul di hadapan goa, dan amara langsung terlihat kesal tapi dia berusaha menutupinya.
"Luna, terima kasih telah menolong ku"
"Seperti biasa kau ceroboh yah, aku datang untuk menolong mereka yang ada di panti asuhan, dan mereka bilang kau sedang kejar oleh naga jadi aku cepat-cepat mencari mu"
Luna langsung menepuk pundak amara, saat dia menepuk pundak amara, tangannya langsung terpotong dan terlihat aura hitam yang menutupi amara, tatapan tajam berwarna merah mengarah ke arahnya, dan suara dari kematian berbicara kepada luna.
"Jangan menyentuh ku"
Luna langsung ketakutan dan sedikit menjauh dari amara.
"Ada apa luna?"
"Ah! Bu-bukan apa-apa"
Luna tersadar dan dia langsung memasang senyuman kepada amara, tapi sebenarnya dia sangat ketakutan.
Luna langsung melihat ke arah tangannya yang terpotong tadi, dan tangan itu masih ada dan tidak terpotong.
"(Apa tadi itu? Ilusi?)"
Sebuah ledakan besar terdengar dari arah istana, Luna dengan cepat menuju ke sana untuk melihat apa yang terjadi, sementara amara kembali menuju panti asuhan.
Saat amara sampai di panti asuhan, terlihat dua orang laki-laki kembar yang memiliki warna baju dan mata berbeda sedang menusuk pemilik panti asuhan dengan pedang mereka.
Amara sangat terkejut dengan pemandangan itu, kedua laki-laki itu berbalik menghadapi amara.
"Hahahaha...... Sepertinya ada mangsa berikutnya disini, benarkan blizzard?"
"Jangan turunkan kewaspadaan mu Inferno, dia bisa saja musuh yang berbahaya"
"Hahahahahahahaha...... Aku tidak merasakan sedikitpun energi aurora pada anak ini, hahahahahaha...... Benar-benar lucu! Hahahahahah......"
*energi aurora adalah, energi yang berada di dalam tubuh manusia untuk mengeluarkan pedang milik mereka dan mengeluarkan kekuatan dari pedang milik mereka*
Blizzard mengarahkan pedangnya ke arah amara.
"Kalau kau mau dendam, dendam lah pada orang tua mu yang telah melahirkan dirimu"
Amara terdiam sebentar, lalu membuka tangannya.
"Hoooo! Kau benar-benar sudah pasrah ya?"
"Aku sudah tidak memiliki alasan lagi untuk hidup, semuanya telah di rebut dariku"
"Kalau begitu akan ku akhiri penderitaan mu disini"
Blizzard langsung mengayunkan pedangnya ke arah amara, tapi lili keluar dari tempat persembunyiannya dan menyelamatkan amara.
"Lili!? Kau, kenapa?"
"Jangan tinggalkan kami kak! Mereka telah membunuh pengasuh, kalau kakak mati, siapa yang akan mengurus kami!!?"
"Lili?"
"Benar-benar gadis kecil yang merepotkan, jika kau tetap bersembunyi, kami akan pura-pura tidak melihat kalian dan pergi, tapi kau malah keluar"
Dengan cepat blizzard mencekik lili dan mengangkat nya.
"Pertama aku harus menyingkirkan mu dulu"
"He-hentikan! Jangan bunuh dia!! Lepaskan dia!!"
Inferno langsung menendang amara hingga membuatnya terlempar jauh.
"Kau berisik sekali, tenang saja, kami juga akan membunuh mu!!"
"Selamat tinggal, gadis kecil"
"Hentikan!!"
Blizzard langsung mengarahkan pedang nya ke jantung lili, dan menusuknya.
Amara yang melihatnya menjadi sangat putus asa dan tidak bisa berbuat apa-apa, blizzard kemudian datang ke arah amara.
"Selanjutnya giliranmu"
Tanpa banyak bicara lagi, blizzard langsung menusuk jantung amara.
"Dengan ini, permintaan mu telah terkabul"
Blizzard menarik pedangnya dari amara, tiba-tiba tangan amara bergerak dan menahan pedang itu.
"Apa?"
Blizzard dan Inferno terkejut dengan yang mereka lihat.
"Kenapa? Kenapa kalian membunuh lili!!!"
Tatapan tajam terpancar dari amara, amara mulai berdiri dan menarik pedang milik blizzard yang tertancap di dirinya.
"Kau ini sebenarnya makhluk apa? Tidak ada manusia yang masih hidup setelah jantungnya tertusuk"
"Aku adalah amara! Yang memiliki arti abadi! Tidak ada satupun makhluk yang dapat membunuhku!!"
Amara melancarkan tendangan tepat di perut blizzard, dan blizzard terlempar jauh ke belakang, Inferno terkejut dengan apa yang baru saja dia lihat.
"(Aku mengerti sekarang, dunia ini benar-benar membenci ku, sebelum dunia menghancurkan ku maka, aku yang akan menghancurkan dunia terlebih dahulu!)"
Suara yang berbeda-beda muncul di dalam ingatan amara.
"Itu benar"
"Namamu adalah"
"Amara"
"Yang memiliki arti keabadian"
"Tidak ada satupun makhluk"
"Yang bisa membunuhmu"
"Dan kau akan menjadi....."
Amara memejamkan matanya, dan ingatan tentang masa lalu amara muncul di kepalanya, tentang dia yang masih berumur 7 tahun dan sedang menggambar sebuah pedang, dia duduk di bawah pohon bersama seorang pria.
"Lihat! Lihat! Aku membuat ini"
"Hmmm? Apa ini amara?"
"Ini adalah pedang milikku"
"Wahhh, sangat hebat! Jadi, apa nama pedang ini?"
"Namanya adalah....."
Amara membuka matanya kembali, lalu mengangkat tangannya ke atas.
"Inferno, cepat bunuh dia!"
Inferno bergerak dengan cepat, dan dalam sekejap sudah berada di hadapan amara.
"Gaia"
Saat pedang Inferno ingin memotong kepala amara, sebuah angin muncul dari bawah kaki amara dan membentuk pusaran angin yang sangat besar, hingga melontarkan Inferno ke belakang.
Sebuah pedang panjang dan ringan dengan bilah bermata dua yang ramping dan runcing, yang berwarna hitam dan ungu muncul di tangan amara, amara mengenggam pedang itu dan pusaran angin tadi berhenti.
Langit di sekitar mereka menjadi malam dan angin terus bertiup kencang.
"Tidak akan kubiarkan, kalian merebut lebih banyak lagi dari ku!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
SR07
ini nih yang ane suka!!
hanjakal episode na saetik🗿
2024-03-16
1