Prolog.
Seorang laki-laki yang berpakaian biru gelap dan menggunakan topeng rubah sedang berdiri di atas gedung tinggi, dan sepuluh orang mendatanginya dan langsung berlutut di hadapannya.
"Kami siap menunggu perintah mu tuan, perintahkan apapun pada kami"
Laki-laki itu berbalik badan.
"Malam ini, dunia akan mendengar nama kita! Kita adalah orang yang akan menghancurkan dunia! Bergerak! Dan sebarkan kehancuran!"
Secara bersamaan.
"Baik!"
Mereka semua pergi berpencar ke seluruh arah.
"Malam ini, bulan sedang memancarkan keajaiban nya"
Laki-laki itu juga melompat dari gedung itu, dan pergi dengan sangat cepat ke arah yang tidak di ketahui.
................................................................
Di dalam istana.
Amara memandangi keempat teman masa kecilnya yang sudah terdapat cincin pertunangan di jari mereka berempat, amara sangat terkejut dengan apa yang dia lihat, di pertemuan mereka setelah sekian lama Amara malah mendapatkan kejutan yang sangat menyakitkan.
Amara menahan air mata dan kemarahannya, hati amara hancur berkeping-keping dan amara di penuhi dengan kekecewaan dan kekesalan, lalu amara pergi dari tempat itu tanpa sepengetahuan keempat teman masa kecilnya itu.
Amara pergi ke sebuah tebing, lalu menangis dan berteriak dengan keras karena sangat kesal.
"Kenapa? Kenapa!!!?"
Teriakan keras amara memancing beberapa naga kepadanya.
"(Naga? Yah, lagi pula aku sudah tidak punya apa-apa lagi, mari pun tidak masalah)"
Saat salah satu naga itu ingin menyambar amara, seorang pria yang menggunakan pedang besar membelah naga itu menjadi dua.
"Apa kau tidak apa-apa?"
Amara yang melihatnya menjadi kesal.
"Jangan menganggu!! Aku ingin bunuh diri disini!!!"
Pria itu terkejut dengan perkataan amara.
"Apa kau sadar dengan apa yang baru saja kau katakan?"
"Tentu saja! Aku sudah tidak memiliki apa pun lagi!! Jadi tidak ada artinya lagi aku untuk hidup!!"
Pria itu mengayunkan pedangnya, dan membela seluruh naga itu dalam sekejap, lalu mengarahkan pedangnya ke arah amara.
"Apa kau yakin dengan pilihan mu?"
Tanpa ada keraguan, amara mengangguk.
"Kalau begitu, biarkan aku yang membunuhmu"
Pria itu mengangkat pedangnya, dan mengayunkan nya ke arah amara, saat pedang itu akan memotong amara, sebuah ledakan besar terdengar dari arah kerajaan, mereka langsung bergegas menuju ke sana.
Kekacauan terjadi dimana-mana, bahkan banyak sekali mayat yang tergeletak di tanah.
Pria tadi langsung berlari ke arah istana, dan amara langsung berlari ke Panti asuhan tempat di di besarkan.
Sesampainya dia di sana panti asuhan itu sudah hancur setengah, dan terlihat seekor naga yang ingin menyerang seorang gadis kecil.
"Lari dari sana!!! Lili!!!"
Gadis kecil itu terlalu takut dan akhirnya pingsan, naga itu langsung membuka mulutnya, siap-siap ingin memakannya. Amara langsung melempari naga itu dengan batu.
"Sebelah sini!!!"
Naga itu terpancing oleh amara, dan langsung mengejarnya, anak-anak dan pengasuh panti asuhan yang melihat itu sangat ketakutan.
"Kakak amara!!!"
"Kak amara!!"
"Bawa lili masuk!!!"
Pengasuh panti asuhan langsung mengambil lili yang pingsan dan membawanya masuk, sementara amara di kejar oleh naga itu.
Amara terus lari dari naga itu hingga dia masuk ke sebuah goa kecil dimana naga itu tidak bisa masuk.
"(Benar-benar merepotkan! Aku benar-benar lemah!! Jika saja aku memiliki kekuatan yang besar, aku pasti bisa membunuh naga itu dalam sekejap!)"
Amara mengepalkan tangannya dan sangat kesal, tiba-tiba saja tubuh naga itu terpotong-potong menjadi kecil, amara sangat terkejut dan kebingungan.
"Apa yang terjadi?"
"Apa kau tidak apa-apa? Amara"
Seorang perempuan yang memegang pedang kecil muncul di hadapan goa, dan amara langsung terlihat kesal tapi dia berusaha menutupinya.
"Luna, terima kasih telah menolong ku"
"Seperti biasa kau ceroboh yah, aku datang untuk menolong mereka yang ada di panti asuhan, dan mereka bilang kau sedang kejar oleh naga jadi aku cepat-cepat mencari mu"
Luna langsung menepuk pundak amara, saat dia menepuk pundak amara, tangannya langsung terpotong dan terlihat aura hitam yang menutupi amara, tatapan tajam berwarna merah mengarah ke arahnya, dan suara dari kematian berbicara kepada luna.
"Jangan menyentuh ku"
Luna langsung ketakutan dan sedikit menjauh dari amara.
"Ada apa luna?"
"Ah! Bu-bukan apa-apa"
Luna tersadar dan dia langsung memasang senyuman kepada amara, tapi sebenarnya dia sangat ketakutan.
Luna langsung melihat ke arah tangannya yang terpotong tadi, dan tangan itu masih ada dan tidak terpotong.
"(Apa tadi itu? Ilusi?)"
Sebuah ledakan besar terdengar dari arah istana, Luna dengan cepat menuju ke sana untuk melihat apa yang terjadi, sementara amara kembali menuju panti asuhan.
Saat amara sampai di panti asuhan, terlihat dua orang laki-laki kembar yang memiliki warna baju dan mata berbeda sedang menusuk pemilik panti asuhan dengan pedang mereka.
Amara sangat terkejut dengan pemandangan itu, kedua laki-laki itu berbalik menghadapi amara.
"Hahahaha...... Sepertinya ada mangsa berikutnya disini, benarkan blizzard?"
"Jangan turunkan kewaspadaan mu Inferno, dia bisa saja musuh yang berbahaya"
"Hahahahahahahaha...... Aku tidak merasakan sedikitpun energi aurora pada anak ini, hahahahahaha...... Benar-benar lucu! Hahahahahah......"
*energi aurora adalah, energi yang berada di dalam tubuh manusia untuk mengeluarkan pedang milik mereka dan mengeluarkan kekuatan dari pedang milik mereka*
Blizzard mengarahkan pedangnya ke arah amara.
"Kalau kau mau dendam, dendam lah pada orang tua mu yang telah melahirkan dirimu"
Amara terdiam sebentar, lalu membuka tangannya.
"Hoooo! Kau benar-benar sudah pasrah ya?"
"Aku sudah tidak memiliki alasan lagi untuk hidup, semuanya telah di rebut dariku"
"Kalau begitu akan ku akhiri penderitaan mu disini"
Blizzard langsung mengayunkan pedangnya ke arah amara, tapi lili keluar dari tempat persembunyiannya dan menyelamatkan amara.
"Lili!? Kau, kenapa?"
"Jangan tinggalkan kami kak! Mereka telah membunuh pengasuh, kalau kakak mati, siapa yang akan mengurus kami!!?"
"Lili?"
"Benar-benar gadis kecil yang merepotkan, jika kau tetap bersembunyi, kami akan pura-pura tidak melihat kalian dan pergi, tapi kau malah keluar"
Dengan cepat blizzard mencekik lili dan mengangkat nya.
"Pertama aku harus menyingkirkan mu dulu"
"He-hentikan! Jangan bunuh dia!! Lepaskan dia!!"
Inferno langsung menendang amara hingga membuatnya terlempar jauh.
"Kau berisik sekali, tenang saja, kami juga akan membunuh mu!!"
"Selamat tinggal, gadis kecil"
"Hentikan!!"
Blizzard langsung mengarahkan pedang nya ke jantung lili, dan menusuknya.
Amara yang melihatnya menjadi sangat putus asa dan tidak bisa berbuat apa-apa, blizzard kemudian datang ke arah amara.
"Selanjutnya giliranmu"
Tanpa banyak bicara lagi, blizzard langsung menusuk jantung amara.
"Dengan ini, permintaan mu telah terkabul"
Blizzard menarik pedangnya dari amara, tiba-tiba tangan amara bergerak dan menahan pedang itu.
"Apa?"
Blizzard dan Inferno terkejut dengan yang mereka lihat.
"Kenapa? Kenapa kalian membunuh lili!!!"
Tatapan tajam terpancar dari amara, amara mulai berdiri dan menarik pedang milik blizzard yang tertancap di dirinya.
"Kau ini sebenarnya makhluk apa? Tidak ada manusia yang masih hidup setelah jantungnya tertusuk"
"Aku adalah amara! Yang memiliki arti abadi! Tidak ada satupun makhluk yang dapat membunuhku!!"
Amara melancarkan tendangan tepat di perut blizzard, dan blizzard terlempar jauh ke belakang, Inferno terkejut dengan apa yang baru saja dia lihat.
"(Aku mengerti sekarang, dunia ini benar-benar membenci ku, sebelum dunia menghancurkan ku maka, aku yang akan menghancurkan dunia terlebih dahulu!)"
Suara yang berbeda-beda muncul di dalam ingatan amara.
"Itu benar"
"Namamu adalah"
"Amara"
"Yang memiliki arti keabadian"
"Tidak ada satupun makhluk"
"Yang bisa membunuhmu"
"Dan kau akan menjadi....."
Amara memejamkan matanya, dan ingatan tentang masa lalu amara muncul di kepalanya, tentang dia yang masih berumur 7 tahun dan sedang menggambar sebuah pedang, dia duduk di bawah pohon bersama seorang pria.
"Lihat! Lihat! Aku membuat ini"
"Hmmm? Apa ini amara?"
"Ini adalah pedang milikku"
"Wahhh, sangat hebat! Jadi, apa nama pedang ini?"
"Namanya adalah....."
Amara membuka matanya kembali, lalu mengangkat tangannya ke atas.
"Inferno, cepat bunuh dia!"
Inferno bergerak dengan cepat, dan dalam sekejap sudah berada di hadapan amara.
"Gaia"
Saat pedang Inferno ingin memotong kepala amara, sebuah angin muncul dari bawah kaki amara dan membentuk pusaran angin yang sangat besar, hingga melontarkan Inferno ke belakang.
Sebuah pedang panjang dan ringan dengan bilah bermata dua yang ramping dan runcing, yang berwarna hitam dan ungu muncul di tangan amara, amara mengenggam pedang itu dan pusaran angin tadi berhenti.
Langit di sekitar mereka menjadi malam dan angin terus bertiup kencang.
"Tidak akan kubiarkan, kalian merebut lebih banyak lagi dari ku!"
Beberapa menit lalu, di istana.
Energi aurora yang sangat kuat terdeteksi dari peringatan istana, dan energi itu berasal dari desa di ujung perbatasan.
Dan pusaran milik amara yang sangat besar sampai terlihat dari istana.
"Luna! Lihat itu! Bukannya arah itu?"
"Itu dari panti asuhan!"
"Hah! Tapi kita juga belum bisa bergerak!"
Pria dengan pedang yang besar, yang sebelumnya ingin membunuh amara datang ke arah luna dan ruby.
"Biar aku yang pergi, kalian urus di sini"
Pria itu langsung bergerak dengan cepat, menuju ke tempat panti asuhan.
Kembali ke masa kini.
Kini. Blizzard, Inferno, dan amara sedang saling menatap dengan tatapan tajam.
"Tidak kusangka kau akan membuat kejutan yang seperti ini, sepertinya terlalu meremehkan musuh itu tidak baik yah! (Bentuk pedang mewakili seberapa besar energi aurora yang dimiliki seseorang, dan pedang itu memiliki bentuk yang sangat indah...... Itu artinya energi yang dia miliki juga sangat besar), berhati-hatilah Inferno"
"Aku tau itu! Aku juga bisa merasakannya, dia ini seperti orang yang berbeda dari yang sebelumnya"
Inferno mulai bergerak dengan cepat ke arah amara, tapi gerakan amara jauh lebih cepat dari Inferno, dalam sekejap tangan Inferno dan kaki blizzard terpotong oleh pedang milik amara.
"Kuhh!"
"(Apa-apaan kecepatan itu?)"
Mereka mengambil langkah mundur lalu meregenerasi diri mereka. Inferno langsung mengeluarkan naga api yang sangat besar, dan menyerang amara. Amara juga menciptakan naga angin yang jauh lebih besar dari naga milik Inferno, dan naga angin Amara melahap naga api Inferno.
Inferno dan blizzard terus mengeluarkan berbagai teknik terhebat mereka tapi semua teknik itu mampu di tiru oleh Amara, dan di gunakan dengan kekuatan yang jauh lebih besar.
"Apa-apaan orang ini! Apa dia benar baru saja membangkitkan kekuatannya?"
"Hahahahaha..... Siapa yang peduli tentang itu, ini jadi semakin menarik!!!"
"Tidak ada pilihan lagi, waktunya bergabung"
Inferno dan blizzard menyilangkan pedang milik mereka, dan sebuah gunung api dan gunung es terbentuk di belakang mereka, pedang itu mulai bersinar dan menyatu begitu juga dengan tubuh mereka.
"Sekarang! Waktunya serius!"
Mereka mengayunkan pedang Inferno ke sebelah kanan, dan segalanya yang berada dalam jarak pedang itu terbakar. Lalu mereka mengayunkan pedang blizzard ke sebelah kiri dan segalanya yang berada dalam jarak pedang itu menjadi beku.
Amara melihat ke arah pengasuh panti asuhan, dan di tangannya terdapat topeng rubah yang sama persis dengan yang dipakai pria di dalam ingatan Amara, Amara mengambil topeng itu dan memakainya.
"Terima kasih atas segalanya, pengasuh"
Amara kembali ke hadapan Inferno dan blizzard yang sudah bergabung.
"Tidak kusangka akan ada manusia sekuat ini, perkenalkan siapa namamu kesatria terhormat"
"Aku adalah inara!"
"Inara, akan kuingat nama itu, mari kita selesaikan ini!"
Inferno dan blizzard menyatukan ujung kedua pedang mereka, dan kekuatan api dan es saling menyatu.
"Terima ini!"
Mereka mengarahkan serangan mereka menuju amara, amara mengambil ancang-ancang dan pusaran angin berwarna gelap muncul di pedangnya, saat serangan itu mendekati amara, Amara langsung melancarkan serangan miliknya hingga menghancurkan serangan Inferno dan blizzard, dan membuat bolongan di dada mereka berdua.
Inferno dan blizzard kembali terpisah, dan mereka berlutut karena kesakitan.
"Mustahil, manusia biasa mengalahkan kami"
Inferno dan blizzard terbaring pingsan dan kehabisan energi, dan gunung api dan es tadi juga ikut menghilang.
Para anak-anak lain yang berada di tempat persembunyian mereka, langsung ke luar dan memeluk amara, begitu juga beberapa orang di desa itu yang menyaksikan pertarungan tersebut. Mereka semua bersorak atas kemenangan amara.
Amara kembali melihat ke arah lili dan pengasuh panti asuhan dan mendatangi mayat mereka, suasana meriah tadi langsung menjadi kesedihan. Tubuh lili tiba-tiba bersinar dan terangkat, rambutnya tiba-tiba berubah menjadi panjang dan berwarna emas, pakaian miko muncul di tubuh lili.
"Lili!!"
Tubuh lili memancarkan sinar berwarna putih, dan matanya berubah menjadi warna emas, dengan suara yang lembut lili berbicara.
"Selamat atas kebangkitan anda, tuan amara £}€[^{¢["
"(Ha? Apa dia baru saja mengatakan sesuatu? Kenapa aku tidak bisa mendengarnya? Yang lebih penting), apa yang kau lakukan pada lili? Dan siapa kau ini?"
"Anak ini baik-baik saja, dan aku adalah {¢°¥×¢{"
"Ha? Apa yang baru saja kau katakan?"
"Begitu, anda masih belum bisa mendengar ku yah? Suatu hari nanti, kita akan bertemu lagi, sampai jumpa lagi, tuan Amara £}℅|{¢[¢"
Tubuh lili kembali normal, dan dia masih pingsan.
Di istana.
Seluruh monster yang menyerang kerajaan tiba-tiba saja mundur, mereka semua kebingungan dengan hal yang terjadi.
"Apa ini?"
"Kita tidak punya waktu untuk memikirkan itu! Ayo cepat kita ke panti asuhan!"
Mereka berempat langsung bergerak dengan cepat ke panti asuhan, sementara pria tadi sudah berada di panti asuhan dan sangat terkejut dengan apa yang dia lihat.
"(Apa ini? Apa yang baru saja terjadi di sini?)"
Di sebelah kanannya terdapat lautan api, dan di sebelah kirinya terlihat daratan es, pria itu menjelajahi lebih dalam desa itu dan akhirnya dia bertemu dengan satu orang yang tinggal di desa itu.
"Kau yang disana! Apa yang terjadi?"
"Ah, tadi desa ini di serang oleh pedang liar"
"Pedang liar!!?"
*pedang liar adalah, kasus dimana sebuah senjata sudah lepas dari pemilik lamanya (pemiliknya telah mati atau sengaja meninggalkan pedang itu) dan di rasuki oleh kekuatan gelap*
"Dimana senjata liar itu sekarang?"
"Seorang anak muda dengan topeng rubah telah mengalahkan mereka"
"Begitu, maaf atas keterlambatan kami para kesatria"
"Itu tidak masalah, kami juga tau kalian sedang sibuk melindungi raja"
Pria itu terlihat sangat kaget.
"Tadi kau bilang mereka!!!? Ada berapa pedang liar yang menyerang desa ini!!!?"
"Me-me, mereka ada dua"
"(Dua pedang liar! Dan itu di kalahkan oleh satu orang? Dia pasti sangat kuat), tolong jelaskan bagaimana ciri-ciri orang itu"
"Ba-baik, dia memiliki rambut berwarna hitam, wajahnya tidak kelihatan karena dia memakai topeng rubah, dia memili pedang yang sangat indah dengan kekuatan angin, dia juga memakai pakaian berwarna biru tua, dan dia memperkenalkan dirinya sebagai Inari"
"Terima kasih atas informasinya *memberikan puluhan koin emas*, ini adalah permintaan maaf sekaligus Terima kasih kami"
Pria itu pergi dengan sangat cepat.
"*menghela nafas* Huuuu, dengan ini kau sudah tenang kan? Amara"
Amara keluar dari balik bangunan.
"Iya, terima kasih atas bantuan anda"
"Tidak perlu, kau sudah menolong kami semua"
Malamnya.
Para warga desa mengadakan pesta makan malam untuk amara, hingga saat tengah malam, amara berbicara berdua dengan kepala desa, dan dia tidak tau kalau anak-anak di panti asuhan sedang menguping.
"Jadi, kau akan segera pergi yah"
"Iya! Aku sudah memutuskan! Kalau dunia ini ingin menghancurkan ku, akan ku hancurkan dunia ini terlebih dahulu!"
"Kami sudah tau kalau hari ini akan tiba juga, bawa ini *memberikan pakaian berwarna biru tua, dan beberapa koin emas*"
"Ini? Anda yakin?"
Kepala desa mengangguk dan tersenyum.
"Tentu saja, uang yang dibutuhkan untuk membangun ulang desa dan mengurus anak-anak itu sudah lebih dari cukup, jadi kami membiarkanmu baju itu..... Ingatkan? Saat kecil dulu, kau sering menggambar hal-hal yang sangat kau sukai di kertas, lalu menunjukkan nya kepada orang itu..... Baju itu adalah salah satu yang kau gambar, dan juga pedang itu"
"Orang itu?"
Amara kembali teringat tentang dirinya yang duduk di bawah pohon sambil menggambar sesuatu, dan begitu dia menunjukkan gambar itu ke seorang pria yang duduk bersamanya di sampingnya, dia tersenyum sangat senang.
"Pak kepala desa, siapa sebenarnya-"
"Suatu hari nanti kau akan tau, bahwa takdir mu bukan di dunia ini"
Kepala desa berjalan pergi meninggalkan amara.
Besoknya.
Amara langsung bersiap pergi meninggalkan desa, dan kepergian nya di antar oleh seluruh penduduk desa, para anak-anak juga menangis melihat amara pergi, amara langsung mendekati mereka.
"Tidak apa-apa! Kalau ada masalah, kalian tinggal panggil saja aku, aku pasti akan datang menolong kalian!"
Tangisan anak-anak itu perlahan mereda, dan mereka perlahan tersenyum, amara kemudian meninggalkan desa itu.
Setelah mendapatkan informasi dari salah satu rakyat di desa itu, pria itu segera kembali ke istana dan melaporkan informasi itu kepada semuanya.
"Orang bertopeng rubah dan memperkenalkan dirinya sebagai inara? Aku tidak pernah mendengar nama itu sebelumnya, jika itu benar, maka dia akan menjadi ancaman besar bagi kita, akan sangat menguntungkan jika dia berpihak pada kita"
Sang raja memikirkan hal yang harus di lakukan selanjutnya.
"Pahlawan Shizuna, bisa kau cari orang itu dan ajak dia bergabung kesini?"
Seorang perempuan langsung muncul secara tiba-tiba di hadapan raja, dia tersenyum bahagia dan sangat bersemangat.
"Serahkan padaku raja!! Aku pasti akan menemukan nya dengan cepat! Tapi, apa yang akan aku lakukan padanya kalau dia tidak mau bergabung? Apa seperti biasa, aku harus membunuhnya?"
"Jangan bodoh! Dia bisa mengalahkan dua pedang liar, mana mungkin kau bisa membunuhnya, kalau dia menolak, kembali ke istana dan aku akan memberikan informasi tentang langkah berikutnya"
"Baiklah! Kalau begitu, aku pergi dulu"
Perempuan itu kembali menghilang secara tiba-tiba.
Di hutan.
Amara baru saja memulai perjalanannya untuk menghancurkan dunia, dan dia sedang duduk di bawa pohon sambil melihat Inferno dan blizzard sedang bertengkar.
"Sudah kubilang! Kita harus pergi ke kanan, kanan selalu jalan yang benar!"
"Siapa bilang? Kanan mu selalu membawa masalah"
"Hah? Itu tidak benar, malahan kirimu yang selalu membawa masalah!"
"Itu tidak benar!"
Mereka saling menatap dengan kesal.
"Kalian, apa sudah selesai?"
"Kalau begitu, tidak ada pilihan lain"
"Kau benar"
Secara bersamaan.
"Tuan amara, pilih jalan!"
"KENAPA TIDAK DARI TADI BEGINI!!!? KALAU UJUNG-UJUNGNYA AKU JUGA YANG PILIH JALAN!!!"
Mereka berdua terdiam dan saling menatap dan menjawab secara bersamaan.
"Habisnya, baru kepikiran"
Amara terlihat sangat kesal, dan memutuskan untuk memilih kiri.
"(Akan ku ceritakan, kenapa mereka bisa ikut dengan ku? Semuanya dimulai tepat sebelum pria itu tiba di desa)"
Sebelum pria itu datang ke desa, Inferno dan blizzard kini sudah benar-benar sekarat dan tinggal menunggu waktu sampai mereka patah.
*ketika pedang patah, itu adalah akhir dari pedang itu, dan inferno dan blizzard adalah pedang yang mengambil wujud manusia*
Amara melihat ke arah inferno dan blizzard yang hampir menghilang, dan dia mendatangi mereka berdua, inferno dan blizzard melihat ke arah amara dan tersenyum.
"Ini adalah akhir bagi kami berdua, tapi kami senang bisa mati di tangan kesatria kuat seperti mu"
"Kami berdua telah membunuh banyak orang, jadi ini adalah akhir yang cocok bagi kami berdua"
Amara mengepalkan tangannya.
"Mana mungkin aku akan membiarkan kalian berdua pergi begitu saja!"
Inferno dan blizzard terlihat bingung dengan perkataan amara.
"Kalian harus menebus dosa-dosa kalian! Buatlah kontrak dengan ku, dan ikut dengan ku! Aku akan membantu kalian, menebus segala dosa-dosa kalian"
Inferno dan blizzard sangat terkejut dengan perkataan amara, dengan sisa kekuatan mereka, mereka tersenyum dan berusaha untuk berlutut.
Sebuah lingkaran sihir besar terbentuknya di tanah. Amara, blizzard, dan Inferno masuk ke dalam lingkaran itu. Inferno dan blizzard berlutut di hadapan amara, dan lingkaran sihir itu menyala, tubuh Inferno dan amara kembali terlihat.
"Namaku amara! Dengan ini aku bersumpah menjadi sarung kalian berdua, dan akan menggunakan kalian untuk menghancurkan segala musuh ku!"
Inferno dan blizzard tersenyum.
"Kami bersedia menjadi pedang mu, dan akan melindungi mu"
Lambang api dan es muncul di telapak tangan amara dan kini kontrak telah selesai, inferno dan blizzard telah menjadi pedang milik amara.
Kembali ke saat ini.
"(Dan itulah yang terjadi, padahal sebelumnya mereka sangat hebat dalam bekerjasama, kenapa sekarang mereka malah bertengkar yah)"
Mereka sudah berjalan selama lima jam, dan akhirnya mereka sampai di sebuah sungai dan memutuskan untuk beristirahat di sana.
"Ngomong-ngomong aku baru menyadarinya, dimana si gadis kecil itu?"
Blizzard dan amara langsung melihat sekeliling, dan tiba-tiba lili keluar dari dalam tas yang di gandeng blizzard.
"Aku ada di dalam sini, karena perjalanannya akan jauh, jadi aku masuk ke dalam sini"
"(Pantas saja tas milikku terasa sangat berat)"
"Jangan berkeliaran tanpa seizin ku mengerti!?"
"Mengerti"
"(Lili ikut bersama kami karena ada dua alasan, pertama dia bilang dia mendapatkan pesan dari perempuan misterius itu untuk ikut dengan kami. Kedua dia memaksa kami untuk membiarkan dia ikut, jadi mau tidak mau kami membiarkan dia ikut)"
Mereka beristirahat di tepi sungai malam itu, dan ketika pagi tiba, mereka melanjutkan perjalanan mereka.
"Tuan amara, aku merasakan ada banyak kehadiran orang-orang di depan sana"
"Itu pasti segerombolan orang yang sedang pergi mengungsi"
Inferno tiba-tiba terkejut.
"Tunggu dulu! Aku merasakan, kehadiran orang-orang itu mulai menghilang satu per satu"
Mereka terkejut dengan perkataan inferno, dan langsung bergegas menuju ke sana, amara kembali menggunakan topeng miliknya.
"Inferno, jaga lili"
"Baik tuan"
"Ayo blizzard!"
Amara melompat keluar dari dalam hutan ke arah gerombolan tadi, dan terlihat gerombolan itu sedang di serang oleh beberapa mutan zombie, amara langsung membekukan semua mutan zombie itu dan menghancurkan mereka semua.
"Apa kalian tidak apa-apa?"
"Kami baik-baik saja, terima kasih telah menolong kami"
Amara tiba-tiba berbalik badan, dan menusuk ke arah depannya, dan pedangnya mengeluarkan darah, dan secara tiba-tiba seorang pria muncul di hadapannya, dan pria itu tertusuk oleh pedang amara.
"Kenapa....? Kau bisa tau.....?"
"Sehebat apapun kau dalam menyembunyikan kehadiran mu, selama hawa membunuhmu kuat, kau akan tetap bisa terlacak"
Pria itu terjatuh di tanah dan sudah tidak bernyawa.
"Tuan inara, aku merasakan energi aurora yang sangat besar dari depan sana"
"Itu pasti pemimpinnya"
Amara langsung bergerak dengan sangat cepat ke arah yang di tunjukkan oleh blizzard, sesampainya di sana, terlihat seorang gadis muda yang menggunakan armor putih dan pedang besar dengan bilah yang berbentuk gerigi.
"Jadi kau yang menyebarkan mutan zombie itu?"
"Benar, aku sudah mencarimu, inara..... Raja ku memerintahkan mu untuk bergabung dengan kami sebagai pahlawan"
"...... Sayang sekali, aku tidak tertarik......"
"Begitu! Sayang sekali"
Gadis itu bergerak dengan cepat ke hadapan amara dan menyerangnya, dan amara menangkis serangan miliknya.
"Hm? Tuan inara! Menjauh dari gadis ini sekarang!"
Amara langsung mengambil langkah mundur.
"Ada apa blizzard?"
"Pedang itu adalah pedang racun violet, dia bisa menciptakan racun yang mematikan, bahkan tanpa di sadari oleh orang lain, tidak heran dia bisa menciptakan mutan zombie"
"Hahahaha....... Pedang mu ternyata memiliki pengetahuan yang luas yah, benar! Ini adalah rekan ku violet, dia sedikit pemalu, dan aku adalah Shizuna mira, pahlawan dari kerajaan specter..... Sebenarnya raja menyuruhku untuk mundur begitu kau menolak untuk menjadi kesatria, tapi melihat orang sekuat dirimu, aku benar-benar tidak bisa menahan diri!!!"
Shizuna terus mendesak amara, dan amara hanya terus menghindar dan bertahan.
"Blizzard, kembali lah"
Blizzard menghilang dari tangan amara, amara mengangkat sebelah tangannya.
"Gaia!"
Pedang asli milik amara muncul di tangannya, shizuna tersenyum dan bergerak dengan cepat ke arah amara, tapi amara kini bergerak jauh lebih cepat daripada shizuna, hanya dalam tiga detik, shizuna pedang milik shizuna terlempar, shizuna terbaring di tanah dan pedang milik amara berada tepat di depan lehernya.
"Sudah berakhir, akulah pemenangnya!"
Shizuna dan amara saling bertatapan, dan pertarungan berakhir dengan kemenangan amara.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!