Paginya.
Seraphina terlihat kebingungan, dia sudah mencari amara kemana-mana tapi tidak menemukan keberadaan amara di kastil.
"Ada apa tuan putri?"
"Blizzard, inferno, lili, apa kalian melihat amara?"
"Tuan amara? Kami belum melihat nya"
"Apa kakak menghilang?"
"Aku juga tidak tau, aku belum melihatnya semenjak tadi pagi, biasanya dia sudah ada di tempat latihan, tapi hari ini dia tidak ada"
"Aku tidak bisa melacak dimana keberadaan tuan"
"Itu artinya tuan amara berada di luar kerajaan Radiant....... Dimana shizuna?"
Mereka dengan tergesa-gesa dan panik memeriksa ke kamar shizuna, dan tidak ada orang di kamar itu.
"Sudah kuduga, tuan amara telah di bawa pergi olehnya"
"Tapi, bukannya kakak berhasil mengalahkan nya, tidak mungkin dia bisa membawa pergi kakak"
"Benar! Karena itu pasti ada satu orang lagi yang kekuatannya jauh lebih kuat dari shizuna, datang dan membantunya melawan tuan amara"
Mereka langsung bergegas memberitahu raja maximus tentang itu.
Di kerajaan Specter.
Amara akhirnya terbangun dan mendapatkan dirinya berada di penjara dengan kedua tangannya terikat oleh borgol.
"Akhirnya kau sadar juga"
"Siapa kau?"
"Namaku glen, pahlawan glen, orang yang telah mengalahkan mu ingat?"
Amara kembali mengingat segala kejadian kemarin malam, dan langsung menatap tajam ke arah glen, sosok yang sama dengan yang di lihat oleh shizuna muncul pada amara, tapi glen hanya tersenyum.
"(Jadi ini sosok yang di katakan oleh shizuna? Benar-benar menyeramkan, aku semakin tertarik dengan dia)"
Glen membuka pintu sel amara, dan membawa amara menuju ke hadapan raja kerajaan Specter.
Sesampainya di sana, seluruh pahlawan sudah berkumpul, bahkan ada empat teman masa kecil amara yang berkumpul di ruangan raja.
"Aku sudah membawanya raja, sesuai janjimu, berikan segalanya yang kau janjikan kepadaku"
"Kerja bagus telah menangkapnya, aku akan memberikan hal yang sudah aku janjikan sebelumnya"
Raja mendekati amara dan melepaskan topeng rubah miliknya, empat teman masa kecil amara dan uroboros terkejut saat mengetahui orang di balik topeng itu.
"Amara!!!"
"Kau!!"
"Hm? Kalian mengenalnya?"
"I-iya yang mulia, dia adalah teman masa kecil kami berempat"
"Begitu, bagaimana denganmu uroboros?"
"Aku bertemu dengannya saat dia hampir di bunuh oleh naga, aku menyelamatkannya saat itu"
Raja kembali duduk di kursinya.
"Akan ku berikan kau satu lagi kesempatan, bergabung lah dengan kami sebagai pahlawan, dengan begitu kau bisa mendapatkan apapun yang kau inginkan! Gelar, kehormatan, wanita, bahkan kau bisa bertindak sesuka hatimu"
"Jangan bicara sembarangan!"
"Hm?"
"Aku adalah kesatria tuan putri yang egois, seraphina Radiant, mana mungkin aku akan menghianati nya demi rencana busuk mu itu!!! Kau meninggalkan rakyat jelata begitu saja, berpura-pura tidak melihat dan mendengar suara merek!! Meski begitu kau masih menyebut dirimu raja!!?"
Ruby berteriak dan menegur amara.
"Amara!!! Kau di hadapan raja! Meskipun kau teman masa kecil ku, aku tidak akan segan"
"Aku sudah memberikan mu kesempatan, tapi kau malah menghinaku, lempar dia ke Koloseum!"
Uroboros maju ke hadapan raja.
"Yang mulia, aku punya ide"
"...... Apa itu?"
"Bagaimana kalau kita adakan pertandingan, kami melawan kesatria yang disana itu di Koloseum, yang kalah harus memenuhi keinginan yang menang"
Raja berpikir sejenak.
"Hmmmmm, baiklah, aku setuju"
"Kau juga tidak keberatan kan?"
"Yah, lagi pula aku akan menang!"
"Dengan ini sudah di putuskan, peraturan nya hanya sampai salah satu pihak menyerah atau tidak bisa melanjutkan pertarungan lagi!"
Amara di bawa kembali ke penjara, dan uroboros pergi menemui amara yang berada di penjara.
"Kenapa kau menolong ku?"
"Hooo, kau bisa tau kalau aku sedang menolong mu yah"
"Koloseum itu adalah tempat siksaan yang benar-benar parah, begitu kau mengajukan tantangan itu, aku langsung tau bahwa kau sedang menolong ku"
"........ Tidak ada alasan khusus, hanya...... Entah mengapa aku tidak bisa meninggalkan mu"
"Apa itu belas kasihan?"
Uroboros pergi dari penjara.
"Entahlah"
Besoknya.
Pertarungan antara amara melawan para pahlawan telah di mulai, para rakyat dan bangsawan menonton acara tersebut, setelah bertarung selama 18 jam amara benar-benar dibuat kelelahan hanya dengan pertarungan tersebut, dan pahlawan yang masih berdiri ada glen, uroboros, shizuna, dan esmeralda.
"(Gawat! Kesampingkan shizuna, kekuatan mereka bertiga benar-benar di luar kemampuan ku, kalau begini terus aku akan kalah!)"
Para bangsawan terus menyoraki para pahlawan, sementara rakyat biasa hanya bisa merasa kasihan kepada amara.
"Ahahahahaha......... Dimana kepercayaan dirimu tadi?"
"Berisik! Aku baru saja akan serius!"
Amara maju ke hadapan glen dengan sangat cepat, dan uroboros juga mengayunkan pedangnya ke arah amara yang mengharuskan dia untuk menghindar, tapi di sampingnya sudah ada esmeralda yang ingin menusukkan pedangnya ke arah leher amara, amara berhasil menghindar dan tusukan esmeralda mengenai lengan amara.
Amara melepaskan diri dan menjauh dari esmeralda, tapi shizuna sudah menciptakan banyak sekali prajuritnya di belakang amara, prajurit itu menyerang amara dan membuat amara terbaring di tanah sambil menahan rasa sakit, glen langsung menginjak perut amara dengan sangat keras, menyebabkan amara memuntahkan darah.
Dari jauh luna, ruby, nana, dan shina melihat amara dengan kekhawatiran melihat tindakan glen yang sudah terlalu berlebihan menurut mereka.
"Dengan ini sudah berakhir, ini adalah kekalahan mu"
Glen mengarahkan pedangnya ke dada amara dan langsung menusukkan pedangnya ke dada amara, luna, ruby, nana, shina, dan uroboros terkejut dengan tindakan glen, uroboros langsung mendekati glen dan menarik kerah nya.
"Apa yang kau lakukan glen!!!? Kau tidak perlu sampai membunuhnya?"
"Kau benar-benar naif uroboros, pikirkan! Jika kita mendapatkan kekuatan dari bocah ini, kita bisa menjadi lebih kuat lagi...... Siapa yang peduli dengan perintah Raja jika kau sudah menjadi sangat kuat!!!!"
Uroboros menatap glen dengan sangat kesal, lalu memukulnya.
"Sialan kau uroboros! Berani-beraninya kau memukul ku!!"
Glen membalas pukulan milik uroboros, dan mereka berdua terlibat saling adu pukulan di tempat itu.
Amara tersadar sedang tertidur di bawah pohon di dekat desa miliknya, dia terlihat kebingungan dan berdiri, dia melihat ke arah desanya seorang anak laki-laki yang tidak lain merupakan dirinya saat masih kecil sedang berlari ke arahnya dengan sangat bersemangat sambil membawa sebuah buku gambar.
Amara kecil itu melewati amara seperti dia adalah hantu dan langsung menuju seorang pria yang sedang duduk di bawah pohon di belakangnya.
"Lihat! Lihat! Aku menggambar ini"
"Oh! Ini gambar yang bagus, apa ini amara?"
"Itu adalah pedang milikku"
"Hmmmm, apa nama pedang ini?"
"Namanya Gaia!"
Amara sangat terkejut dan kebingungan mendengar nama Gaia keluar dari mulut dirinya saat masih kecil.
"Itu nama yang bagus, kalau begitu aku akan melatih mu cara menggunakan pedang"
"Beneran? Hore!!!!"
Pemandangan berpindah ke desa yang sudah menjadi lautan api, dan pria yang tadi sudah terbaring di tanah dengan berlumuran darah dan bolongan di perutnya, amara kecil berlutut dan mengenggam tangan pria itu lalu menangis.
Dengan kebencian, kemarahan, kesedihan, dan kegelapan mulai muncul di hatinya yang kuat, amara kecil mulai berbicara.
"Akan ku hancurkan! Akan ku hancurkan dunia ini!!!! Dunia yang telah merebut segalanya dariku!!! Akan aku hancurkan!!!!"
Segala emosi itu tersampaikan ke amara, dan amara mengingat segala kajadian itu.
Tubuh amara yang terbaring di tanah mulai memancarkan aurora yang sangat mengerikan, bahkan glen dan uroboros menghentikan pertengkaran mereka lalu menjauh dari situ.
Angin hitam mulai menyelimuti amara dan mengangkatnya ke atas lalu membentuk tornado yang mengelilingi amara, topeng rubah milik amara muncul dan terpasang di wajahnya menutupi seluruh wajahnya, warna merah di topeng itu berubah menjadi hitam, dan motif di topeng itu berubah menjadi motif pusaran tornado.
Semuanya terkejut dengan apa yang barusan terjadi, ruby tiba-tiba saja berteriak histeris dan ketakutan karena melihat sosok amara. Nana, luna, dan shina langsung terkejut dan mendekati ruby dengan perasaan khawatir
"Hyaaaa!!!!!!"
"Ruby!"
"Ruby!"
"Kau tidak apa-apa?"
Ruby kembali mengingat ketika dia kecil, dia melihat amara dengan wujud yang sama dengan yang ada di hadapan mereka saat ini, yang mengamuk di lautan api dan menghancurkan segala yang dia lihat, ruby ketakutan setengah mati karena melihat amara yang sudah menjadi monster.
"Papa! Mama!"
"Ruby! Kau kenapa?"
Mata milik ruby berubah menjadi warna biru tua, begitu juga dengan rambutnya, ruby mulai berdiri dan dia mengucapkan hal yang sama dengan yang di ucapkan amara.
"Sekarang......... Saatnya penghancuran!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments