8 bulan kemudian.
Semuanya berjalan dengan sangat Damai setelah itu, belum ada tanda-tanda yang mencurigakan, bahkan akashi dan mizuki tidak menunjukkan diri mereka lagi semenjak hari itu.
Amara, glen, shizuna, blizzard, inferno, dan lili sedang tidur dan bermalas-malasan di bawah pohon.
Seraphina kemudian datang dan memarahi mereka semua.
"Kalian!!! Kenapa bermalas-malasan seperti itu!!!?"
Mereka terkejut dengan teriakkan seraphina dan langsung berdiri lalu mengambil sikap siap.
"Kenapa kalian bermalas-malasan seperti itu? Kalian ini kesatria kan?"
Shizuna tidak bisa menjawab apapun, dia melihat ke arah glen, menyerahkan segalanya ke glen, glen menjawab seraphina dengan gugup.
"Yah, habis tidak ada kerjaan lagi..... Dan kami juga bingung mau ngapain..... Jadi mau tidak mau kami bermalas-malasan seperti ini ruan putri....."
"Kau pikir itu bisa jadi alasan glen?"
Glen berkeringat dingin karena sangat takut dengan kemarahan seraphina, sementara itu amara merangkak di belakang seraphina, mencoba untuk melarikan diri.
"Dan kau yang di belakang!"
Amara terkejut dan berhenti merangkak, seraphina menatap amara dengan tatapan kemarahan.
"Jangan coba-coba untuk kabur dasar kau dalang di balik semua ini"
"A-a-a-apa yang kau bicarakan sayang?"
Amara mendekati seraphina dan merangkulnya dengan sangat gugup.
"Aku dalangnya? Jangan bercanda dong"
"Ha!? Kau pikir aku tidak tau sifat mu?"
Amara langsung menundukkan kepalanya ke tanah dengan sangat ketakutan.
"Maafkan aku"
Seraphina melihat kembali ke arah shizuna, glen, blizzard, dan inferno. Dan terlihat mereka sedang mengendap-endap juga untuk kabur.
"Oi! Kembali ke sini!"
Mereka dengan ketakutan kembali ke hadapan seraphina, mereka semua di marahi oleh seraphina karena bermalas-malasan.
"Aku mau pergi untuk mengurus perjanjian perdamaian bersama ayah dan ibuku di kerajaan Specter, jangan bermalas-malasan lagi! Mengerti?
Secara bersamaan.
"Baik! Kami mengerti"
Seraphina pergi meninggalkan mereka.
Di Kerajaan Specter.
Uroboros sedang melatih para kesatria baru. Luna, shina, dan nana sedang membantu ruby melatih kekuatan baru yang dia dapat, meskipun dia sendiri masih bingung dengan kekuatan itu, mereka berlatih di hutan agar kalau ruby mengamuk tidak menghancurkan kota lagi.
Di tempat lain.
Terlihat akashi dan mizuki sesuai berjalan menuju ke sebuah gua, di gua tersebut terdapat sebuah jalan yang sangat panjang, akashi dan mizuki terus berjalan di jalan itu, hingga akhirnya mereka sampai di sebuah istana gelap dengan banyak sekali puing-puing reruntuhan kuno yang mengelilingi istana itu.
Mereka berdua masuk ke dalam istana tersebut, dan yang menanti mereka di dalam adalah seorang kakek-kakek tua dengan baju yang melambangkan keagungan dan kemuliaan.
"Kami sudah kembali tuan ku"
Dengan suaranya yang agung, kakek itu berbicara.
"Sepertinya semuanya berjalan sesuai rencanamu akashi?"
"Benar, kami sudah mendapatkan tubuh asli kami kembali"
"Bagus, dengan begini aku bisa menjalankan rencanaku yang selanjutnya...... Kalian berdua, kembalilah ke pasukan kalian"
"Baik!"
Akashi dan mizuki langsung pergi menuju pasukan mereka masing-masing.
"Dia bahkan memiliki energi aurora yang cukup untuk membentuk dua tubuh anak dewa dengan sempurna, benar-benar ancaman besar, dan ancaman, harus di singkirkan dari dunia ini"
"Kalau begitu! Biarkan aku saja yang mengatasinya kakek"
Seorang gadis dengan rambut twintail berwarna merah, dengan dua pedang panjang berada di punggungnya tiba-tiba saja datang entah dari mana ke hadapan kakek itu.
"Zena, apa kau yakin?"
"Tentu saja, mau seberapa besar energi aurora miliknya, selama dia masih kalah melawan kakak akashi, itu artinya dia bukan lawan dari ku! Anak dewa api dan adik perempuan akashi, zena!"
"Kalau begitu, kuserahkan kepadamu"
"Baik, Terima kasih kakek"
Zena langsung menghilang dari hadapan kakek itu.
Di kerajaan Radiant.
Amara sedang berlatih dengan glen dan latihan itu di saksikan oleh lili dan semua kesatria lainnya, pertarungan mereka cukup seimbang, meskipun keuntungan masih ada di glen karena kecepatannya yang cukup sulit di ikuti oleh amara.
Amara membuat lingkaran api di sekitarnya agar glen tidak bisa mendekatinya, dan membuat pijakan di tempat latihan berubah menjadi es, tapi glen sudah memprediksi rencana milik amara, sebelum pijakan nya menjadi es, glen dengan cepat berlari ke arah amara, menerobos lingkaran api miliknya dan mengayunkan pedang miliknya ke arah amara.
Amara langsung menciptakan tembok es tepat di hadapan glen, tembok es milik amara menahan ayunan pedang glen, pedang milik glen sampai kesakitan karena terbentuk oleh tembok es itu, melihat kesempatan itu, amara langsung menendang glen, glen terlempar dan pedangnya masih tertahan di tembok es itu.
Amara langsung mengarahkan pedangnya ke leher glen yang sedang terbaring.
"Aku, menyerah"
Glen langsung menyerah, dan kemenangan milik amara, amara mengulurkan tangannya ke arah glen, dan membantunya berdiri.
"Tidak kusangka kau akan secepat dan sehebat itu di pertarungan"
"Yah aku tidak pernah meremehkan lawanku sama sekali, aku selalu serius dalam melawan seseorang"
Amara tiba-tiba merasakan sebuah energi aurora yang sangat besar sedang menuju ke arah mereka, amara langsung mengambil posisi siaga nya dan menyuruh semua orang pergi dari tempat itu.
Glen dan shizuna awalnya kebingungan, tapi mereka juga merasakan energi aurora yang sangat besar sedang menuju ke arah mereka, mereka juga langsung mengambil posisi siaga mereka.
Sebuah cahaya berwarna merah meluncur dengan kecepatan supersonik dan mendarat tepat di depan mereka, menciptakan retakan di tanah dan debu yang sangat banyak.
Dari debu itu, seorang gadis dengan rambut merah twintail dan pedang ganda di punggungnya muncul.
"Jadi kau amara? Aku sudah dengar tentang mu dari kakak akashi, nama ku zena, orang yang akan membunuhmu"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 59 Episodes
Comments