Lima bulan setelahnya.
Amara kini mendapatkan jabatan sebagai kesatria kerajaan dan pahlawan kerajaan Radiant, glen dan shizuna juga mendapatkan kenaikan pangkat, dari kesatria menjadi komandan pasukan kerajaan Radiant.
Seraphina dan amara terlihat sedang duduk berduaan di taman, mereka saling berpegangan tangan, sementara glen dan yang lain melihat mereka dari kejauhan.
"Amara"
"Hm?"
"Aku mencintaimu *tersenyum*"
Amara membalas senyuman seraphina.
"Aku sudah tau itu"
"Ngomong-ngomong, apa kau sudah dengar? Pertemuan para pahlawan akan di adakan besok di Kerajaan Specter, pahlawan dari seluruh Kerajaan akan datang"
"Aku sudah tau, aku juga dapat undangan"
"Kau mau pergi?"
"Tentu saja, meskipun aslinya aku tidak mau"
"Ahahaha....... Seperti itulah amara ku"
Hari pertemuan.
Amara bersama dengan seraphina, blizzard, inferno, dan lili memasuki ruang pesta istana kerajaan Radiant, begitu mereka masuk, amara langsung menjadi pusat perhatian semua orang karena kabar tentang kekuatan amara yang sudah berada di tingkat yang jauh dengan pahlawan pada umumnya.
Ruby dan yang lain langsung memanggil mereka dengan meneriakkan nama mereka dan melambaikan tangan, amara dan yang lain mendengar panggilan ruby dan langsung menghampiri nya.
"Ruby, semuanya"
"Sudah lima bulan, bagaimana kabar kalian?"
"Masih sama saja, tidak ada yang berubah"
"Apa-apaan itu? Cobalah buat perkembangan yang lebih, dasar amara pengecut"
"Berisik! Biarkan aku!"
Para Raja memasuki ruangan, begitu mendengarkan perkataan itu dari seorang kesatria, para pahlawan langsung berbaris dan mengambil posisi terhormat mereka, para raja mulai berjalan memasuki ruang pesta di ikuti dengan lima pahlawan dengan pakaian emas.
Amara berbisik ke arah seraphina.
"Siapa?"
"Mereka pahlawan raja, pahlawan yang sudah berjasa tinggi untuk kerajaan, harusnya kau juga setingkat dengan mereka, jadi jangan terlalu formal"
"Begitu, aku mengerti"
Seorang laki-laki dengan rambut hitam yang terlihat sedikit berantakan, wajah tampan, dan semangat yang tinggi, di temani oleh seorang pelayan melihat ke arah amara lalu mendatanginya.
"Jadi kau amara yah? Aku sudah dengar tentangmu dari rumor orang-orang"
Amara menatap laki-laki itu dengan sedikit kebingungan.
"Siapa?"
Ruby, nana, shina, dan luna mendekat ke arah laki-laki itu, dan luna memperkenalkan laki-laki itu kepada amara.
"Namanya jin, pahlawan dengan julukan raja pedang, dan dia adalah tunangan kami, jin dia adalah teman masa kecil kami amara"
"Aku sudah tau kok"
"(Kalau aku yang dulu pasti akan merasa kesal dan sakit hati begitu bertemu dengannya, tapi tunggu dulu! Jin? Nama itu, dimana aku pernah mendengarnya?)"
Amara terlihat sedang memikirkan sesuatu, jin yang penasaran bertanya.
"Ada apa amara?"
"Namamu, sepertinya aku pernah mendengarnya"
"Yah itu wajar saja, karena aku adalah pahlawan terkenal"
"Bukan, jauh sebelum itu..... Apa kau jin, si pedang sihir jin?"
Jin terkejut dengan perkataan amara.
"Itu, dimana kau mendengar panggilan itu!? Pedang sihir!"
"Apa jangan-jangan, namamu itu jin nova?"
"Itu memang namaku!"
"Sudah kuduga itu dirimu jin!"
Amara terlihat sangat senang, tapi jin masih terlihat kebingungan.
"Ini aku, mara! Kau ingat?"
"Mara?"
Jin tiba-tiba teringat tentang seorang anak laki-laki yang sering bermain bersamanya dan menunjukkan gambar-gambar buatannya di buku gambar kepada jin.
"Mara? Kau mara yang dulu sering menunjukkan gambar-gambar buatanmu kepadaku?"
Amara mengangguk dengan sangat senang, jin tersenyum dan langsung merangkul amara dengan senyuman.
"Mara! Aku benar-benar merindukanmu sobatku!!"
"Ahahahaha..... Aku juga merindukanmu sobat!"
Pelayan yang ada di belakang jin berbisik.
"Tuan, sudah bisa hentikan pertemuan ini? Anda membuat yang lain menunggu"
"Ah maaf, kalau begitu, nanti kita lanjutkan pembicaraan nya"
Jin kembali ke posisinya, dan pertemuan di adakan, pertemuan kali ini adalah penyambutan pahlawan baru yaitu amara dan peningkatan jabatannya dari kesatria langsung menjadi pahlawan raja.
Semua orang langsung terkejut begitu mendengar peningkatan jabatan amara yang benar-benar tidak masuk akal, ada yang menerimanya tapi ada juga yang tidak menerimanya, tapi mereka menyembunyikan perasaan itu untuk sekarang.
Setelah pertemuan, seraphina dan yang lain mencari dimana amara dan jin berada, dan dari taman terdengar tertawa yang keras, begitu mereka melihat ke taman, di situ ada amara dan jin.
Amara sedang memperlihatkan gambar-gambar buatannya dari buku gambar kepada jin, dan mereka berdua terlihat sangat senang.
"Kau benar-benar yang terhebat mara, tapi kenapa kau tidak pernah muncul lagi setelah menunjukkan seluruh gambar itu kepadaku?"
"Aku tidak terlalu ingat, sejujurnya aku tidak terlalu ingat tentang masa kecilku, aku sendiri juga tidak mengetahui kenapa itu bisa terjadi"
"Apa-apaan itu? Ahahahaha......"
Seraphina dan yang lainnya melihat mereka berdua secara diam-diam dan tersenyum bahagia melihat keakraban amara dan jin.
Keesokan harinya.
Saat nana ingin mengambil buku di perpustakaan di pagi hari yang merupakan rutinitasnya, nana melihat amara dan jin tertidur di perpusatakaan, dengan beberapa buku yang menimpa mereka, nana membangunkan mereka berdua.
Jin segera bangun tapi amara, bahkan untuk membuka mata saja dia sudah kesusahan.
"Jadi, apa yang kalian lakukan?"
"Yahh, aku dan mara dari dulu suka sekali menjelajahi sejarah, karena itu pengetahuan kami sangat luas, mara bagun ini sudah pagi"
"Ughhhh"
"Amara, putri seraphina sudah mencari mu dari tadi"
"Ughhhh, ah, baik, akan ku usahakan untuk membuka mata ku"
Jin menggendong amara dan mereka keluar dari perpustakaan, mereka sampai di ruang makan dan amara sudah terbangun 70%.
Yang lain cukup terkejut dan bertanya dari mana mereka, jin menjelaskan semuanya sembari menaruh amara di kursi, begitu mereka makan amara yang masih berada di 70% kesadarannya, mengambil garpu dan memasukkan nya ke dalam minuman, yang lain terkejut dan tidak bisa berkata apa-apa.
Inferno langsung menciptakan percikan api di hadapan amara yang membuat amara terkejut dan langsung melompat menaikan kursi.
"Wah!!!"
"Apa anda sudah bangun tuan amara?"
"Ya-yah, aku sudah bangun, Terima kasih inferno"
Mereka melanjutkan sarapan mereka, dan yang paling banyak bicara di situ adalah amara dan jin, mereka terus berbica tanpa henti, sampai-sampai yang lain hanya bisa tersenyum dan menggelengkan kepala mereka melihat keakraban amara dan jin, mereka benar-benar sudah terlihat seperti saudara.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments