Halaman - 17

Bella memasak kue dengan bau di ruangan itu semakin menyengat. Enaknya masakan Bella, sampai-sampai Henry telah menghabiskan beberapa potongan kue.

"Aku pesan kue ini ya bel untuk Alano." Henry kepikiran bahwa anaknya itu pasti akan menyukai kue yang barusan ia makan.

"Itu namanya kue cannoli cookies. Nanti kita buat kue itu saja jika anda mau." balas Bella sembari membungkus kue. "Sebentar ya tuan. Aku mengantar ini ke tukang antar yang telah menunggu di luar." Bella tersenyum riang saat melihat Henry masih mengunyah kue yang di siapkan lebih untuk kliennya itu. Ia pun segera membawa kotak yang telah ia bungkus rapi ke luar.

Henry pun tersenyum-senyum saat memakan kue yang bernilai cukup tinggi jika ia ikut berjual. Ia memang berencana akan membuat kedai tokoh kue secara diam-diam, dan tentu Bella yang memasak kue itu. 'Um tidak! Aku akan mencari pegawai dan menyuruh Bella duduk saja di kasir, itu jauh lebih baik.'

"Apakah anda sudah selesai makan tuan? Jam semakin malam jika anda makan terus. Atau—"

"Oh ini selesai." Henry bergegas mengunyah makanan itu dengan cepat ia minum segelas air putih. "Hari ini aku mau masak kue siput saja. Soal kue yang tadi nanti itu pelajaran selanjutnya saja." Henry lebih suka kue yang bersangkutan dan almarhum istrinya itu.

"Kalau begitu aku siapkan dulu bahan masakannya." Bella mengambil bahan-bahan yang sudah ia siapkan di dalam penyimpanan. Setelah semuanya selesai. Barulah ia memberikan celemek ke Henry. "Pakailah ini tuan. Supaya pakaian anda tidak kotor."

Henry mengambil dan menggunakannya. Cocok sekali dengan tubuh Henry dan juga nyaman ia gunakan.

"Mari kita lakukan." Bella menjelaskan satu persatu bahan yang harus di ketahui Henry, dengan Henry mencatat semua bahan itu. Seakan mereka berdua terlihat guru dan murid. Henry melakukan dengan baik sekali demi mendapatkan hati wanita di sampingnya itu.

"Itu salah tuan. Begini caranya." Bella sedari tadi sedikit geli melihat buatan Henry yang meniru cangkang siput. Bella memegang tangan Henry dengan Henry merasakan jantungnya ingin meledak seketika. Debaran yang sudah lama tak ia rasakan. Kini debaran cinta itu seakan-akan menyoraki pertemuan mereka.

"Apa anda telah mengerti tuan?" Bella bertanya kembali dengan wajah Henry masih menatapnya.

Henry baru sadar akan lamunannya itu. "Ah... Maaf aku belum mengerti. Coba kau ulangi lagi Bel."

"Um, baiklah. Sekali lagi aku jelaskan." Bella sangat sabar mengajar setiap muridnya. Bahkan ada saja yang sudah beberapa kali Bella mengajarkan mereka masih tetap tidak bisa. Namun Bella terus tak pantang menyerah juga untuk membuat kliennya itu senang akan hasil pengajaran Bella. Pada akhirnya mereka bisa sendiri, tanpa di bimbing Bella lagi.

Semakin Bella memegang tangan Henry, semakin pula membuat Henry merasa senang.

"Apa kali ini anda mengerti tuan?" Bella melepaskan tangan Henry. Ia juga tak bisa berbohong akan sentuh tangannya menyentuh tangan Henry. Dadanya terasa aneh. Ia kembali berdebar. 'Ini kenapa sih dengan jantung ku?'

"Bagaimana hasil pertama ku?" Henry memecahkan lamunan Bella.

Bella tersadar dengan kembali melihat buatan Henry. "Wah... Ternyata anda sekali belajar sudah bisa menguasai." Bella tak menyangka pria di sampingnya itu cukup pandai dalam belajar.

"Syukurlah kalau hasil buatan ku bagus Bel. Aku bisa memasak kue ini." Henry juga tak menyangka ia mahir juga dalam membentuk kue itu. 'Kalau di pikir-pikir, buatnya susah banget. Makanya satu tegukan. Pasti Bella sangat lelah membuat ini semua.'

"Ini tinggal kita panggang tuan. Mari, kita susun di nampan ini." Bella sangat senang dengan kepandaian Henry dalam membuat kue, sampai-sampai ia tidak sadar ini telah larut malam.

Henry mengikuti pergerakan Bella dengan menyusun kue itu secara perlahan dan memasukkan kue ke dalam oven listrik sesuai yang Bella ajarkan.

"Kita tunggu sebentar. Selama menunggu aku bereskan peralatan ini dulu ya tuan." Bella mulai merapikan tempat.

Henry bergegas membantu Bella dengan Bella kembali tersenyum. Henry ternyata pria yang sangat peka. Apakah Bella mulai menyukai pria di sampingnya itu? Sepertinya Bella langsung mengakui akan hal itu.

Kue yang mereka buat telah siap dan juga telah di bungkus rapi. "Ini silahkan anda bawa untuk Alano. Sepertinya dia akan suka memakan buatan daddy-nya sendiri." Bella yakin pasti Alano sangat menyukainya.

Henry berharap juga demikian. Namun hatinya kini merasa sedih. Secepat inikah waktu berjalan. Ia harus berpisah dengan Bella.

"Ada apa tuan?" Bella melihat raut wajah Henry terlihat sedih.

Henry tersadar akan lamunannya saat melihat bungkusan kue di tangannya. "Tidak apa-apa. Terimakasih kau telah meluangkan waktu untuk mengajarkan ku membuat kue ini. Nanti bayarannya aku kirim ke rekening sesuai janji ku." Henry telah menyimpan rekening bank yang telah Bella berikan. "Oh iya Bel. Maaf aku mengulur waktu sebentar, ada yang mau aku sampaikan."

Bella merasa Henry akan menyatakan cinta. Biasanya para pria yang ia jumpai seperti itu. Tapi entah mengapa Bella begitu cepat menyukai Henry dan ingin mendengar kata-kata itu. Tentu ia akan berpura-pura menolak. "Silahkan tuan. Ada apa?" hatinya kini sangat berdebar.

"Apakah kau berniat ingin membuka tokoh kue sendiri Bel, tentu atas nama mu sendiri?"

Bella terdiam. Ternyata ia salah duga. Dengan sedikit mengangguk ia menyatakan iya. "Tapi itu membutuhkan waktu tuan. Ada beberapa hal yang belum bisa aku kumpulkan."

Henry tentu mengerti maksud dari perkataan Bella. "Aku ada sebuah ide. Tapi jika kau mau. Aku tidak memaksa sama sekali. Bagaimana kau membuka kue dengan aku menaruh saham di situ? Aku menjadi donatur pertama yang akan membuat tokoh kue berjalan. Tentu hasilnya kita bagi dua." walau Henry sendiri tidak berniat meminta uang itu.

Cara yang tepat untuk melindungi Bella saat ini adalah membuat wanita itu sibuk di suatu tempat. Ia juga bisa berkunjung kapan pun tanpa alasan.

Bella begitu bahagia mendengar perkataan Henry. Kerja sama, sangat sulit mencari penyokong di saat seperti ini. Apalagi tokoh kue di kota itu sangat banyak saingannya. Bella tidak akan menyia-nyiakan kesempatan ini.

"Aku terima tawaran mu tuan." Bella tanpa basa-basi lagi menerima penawaran Henry. Orang kaya mana lagi yang mau membantunya saat ini. Henry benar-benar pria kaya yang berbeda, pikir Bella.

Ia semakin menyukai sesosok Henry yang apa adanya. Berbeda dengan Bastian yang selalu berpenampilan mewah agar bisa menarik perhatiannya. Bella tidak menyukai akan hal itu. Malahan Bella berpikir itu sudah menjadi salah satu titik terendahnya dalam penilaian bahwa ia bukanlah dari kalangan orang kaya. Perbedaan itu membuat Bella semakin tersindir akan statusnya.

Henry rasanya ingin berteriak saat ini juga. Bella langsung menerima tawarannya. Ia akan berjanji menjaga Bella sesuai rencananya. "Baiklah kalau begitu nanti aku konfirmasi lagi. Sekalian kita akan mencari gedung yang tepat untuk kau membuka usaha. Ini sudah malam, apa kau mau pulang bersama ku. Aku akan antarkan kau pulang."

"Tidak perlu tuan. Aku malam ini menginap di sini dan besok pagi-pagi baru pulang ke tempat kemarin. Aku harus kembali berjualan sebelum tokoh baru jadi." jelas Bella.

"Iya sudah, aku pulang dulu ya Bel."

"Iya tuan, hati-hati di jalan. Salam buat Alano." Bella merindukan anak kecil yang tak sengaja memintanya memanggil dengan sebutan mommy.

"Tentu saja. Aku pamit pulang." Henry dengan tersenyum meninggalkan tempat itu dengan ia menutup pintu.

Bella membuang nafas lega. Rasa jantungnya tidak bisa terkontrol dengan baik. 'Aku ternyata sudah gila menyukai pria yang masih mencintai almarhum istrinya.' sepertinya ini di akibatkan daya tarik Henry yang jauh berbeda dari pria yang selama ini ia temukan. Bella harus menutupi perasaannya ini. Ia tidak mau Henry menilai dirinya wanita murahan yang langsung jatuh cinta pada pria tampan. 'Aku tidak boleh ketahuan.' ia sedari tadi memegangi dadanya yang semakin berdebar.

Terpopuler

Comments

Vivie

Vivie

Hen tuh si Bella udh jatuh cinta sama kau kalau kau ngk bertindak secepat mungkin Bella bisa² sakit hati kalau tau kau sudah nikah lg

2024-03-24

0

DianWulanDari

DianWulanDari

wahhh si modus sudah mulai beraksi,gasken her,jgn lupa juga dgn misi nya

2024-03-23

0

juhaina R💫💫

juhaina R💫💫

santai aja Bell nnti km jatoh tertimpa tangga pula.
y klo bisa secepatnya lah Henry slseikan permasalah rumah tangga mu.
nnti klo yg terlalu jauh melangkah km akan kehilangn kpercyaan dri Bella.

2024-03-22

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!