Tatasya Si Gadis Malang
Tatasya Magareta seorang putri baik hati dengan sifat rendah hati, tapi dia lemah dengan perkataan orang tuanya sehingga selalu dijadikan boneka oleh orang lain. Di keluarga Magareta Tatasya memiliki beberapa saudara. Kakak pertama seorang laki-laki yang bernama Zho Magareta dan adik ketiga yang juga laki-laki bernama Yendra Magareta. Orang tua Tatasya yang bernama Theo Magareta dengan istrinya bernama Mia Magareta. Keluarga yang dikenal terkenal ke hormatannya banyak dari kalangan bangsawan sangat menyukai keluarga Magareta karena ksatrianya tanggung dan perkasa.
Tapi semua berubah saat satu keluarga itu duduk bersama mendengar sebuah rahasia kalau anak kedua mereka berbeda dari ayah dan ibunya. Awalnya Tatasya tidak perduli dengan omongan mereka. Tapi lambat laun Tatasya bertanya kepada ayah dan ibunya kenapa dia berbeda. Ayah dan ibunya hanya bisa menjawab kalau rambut Tatasya itu keturunan nenek moyang mereka yang juga rambutnya putih berbeda dengan kedua putra mereka.
Tatasya yang sudah mendengar itu merasa sedikit ada perasaan aneh, tapi dia abaikan karena malam itu. Malam dimana ibunya yang sedang hamil akan melakukan persalinan. Tatasya bersama dengan kakak dan adiknya yang laki-laki menjengung Mia, ibu mereka yang telah melahirkan adik perempuannya. Ayah mereka yang sudah ada di dalam kamar menyambut anak ketiganya yang baru saja lahir.Tatasya melihat adik bayi yang terlihat imut dan unyu membuat dia ingin menyentuh pipinya.”Tatasya,”ucap Mia dengan nada sedikit berbeda.
“Iya ibu ada apa?,”kata Tatasya.
“Dia adik perempuan kamu, jaga dia dengan baik ya,”ucap Mia yang dengan lembut. Tatasya mengangguk paham dan berkata,”Aku akan menjaga Tiara dengan baik ibu jadi jangan khawatir, dia juga adikku.”
Setelah kelahiran Tiara yang diberkahi kasih sayang dan pelindungan membuat suasana rumah berbeda. Apa lagi sikap ayah dan ibu Tatasya mulai berubah sedikit demi sedikit sama dengan kakak pertama dan adik ketiganya. Malam itu Tatasya yang datang ke kamar ingin meminta ibunya menemani dia tidur. “Ibu ini Tatasya,”ucap Tatasya yang perlahan membuka pintu kamar orang tuanya.
“Tatasya kenapa kamu ada disini?,”ucap Mia yang menghampirinya. Ayah yang sudah berbaring hanya melihat dengan wajah tersenyum.
“Ibu temani Tatasya ya malam ini. Tatasya ingin dipeluk ibu,”ucap Tatasya dengan manja. Apa lagi saat itu Tatasya sedang demam. Mia yang menggendong Tatasya lalu menaruh tangan di dahi Tatasya kalau tubuh putri kecilnya itu sedang demam.
“Sayang kamu demam ya, kita segera pergi ke kamar ya,”ucap Mia. Tapi tiba-tiba terdengar suara tangiskan Tiara yang membuat Mia menoleh dan meminta pelayan yang ada disampingnya menggendong Tatasya.
“Maaf ya sayang adik kamu menangis, ibu ingin menenangkan dia dulu. Kamu bersama dengan pelayan dulu ya,”ucap Mia kepada Tatasya yang berumur 5 tahun.
“Kamu bawa Tatasya ke kamar dan panggilkan dokter untuk memeriksa Tatasya. Apa kamu mengerti,”ucap Mia yang menyuruh pelayan itu. Mia yang segera pergi menuju kamar Tiara, Tatasya yang melihat punggung ibunya tidak bisa berkata apa-apa.
Pelayan menggendong Tatasya menuju kamarnya setelah membaringkan Tatasya. Pelayan itu segera pergi untuk mengambil kompres air untuk mendinginkan kepala Tatasya yang demam. Tapi pelayan itu belum sempat pergi, dia di panggil oleh pelayan lain untuk memanggil dokter. Karena Tiara juga demam saat yang bersamaan. Pelayan yang tidak segera pergi mencari dokter lupa dengan Tatasya yang juga demam. Tatasya yang berbaring di kasur dengan tubuh yang mulai panas melihat ke arah pintu. Tapi tidak ada pelayan yang datang. Karena Tatasya yang merasa tidak nyaman mencoba mencari ayah dan ibunya lagi di kamar Tiara.
Tapi melihat semua pelayan sibuk keluar masuk ke kamar Tiara segera berjalan dengan kondisi tubuh yang panas. Tatasya yang melihat ke arah dalam kamar tampak ayah dan ibu bersama dengan kedua saudaranya mengkhawatirkan Tiara.
“Ayah ibu ada apa dengan Tiara?,”ucap Tatasya yang menahan sakit di tubuhnya.
“Kenapa kamu baru datang kakak, kamu tidak lihat kalau adik kita ini sedang demam,”ucap Yendra.
“Apa Tiara demam,”ucap Tatasya.
“Tapi ibu apa Tatasya juga bisa ikut diperiksa setelah Tiara selesai,”kata Tatasya yang juga demam.
“Untuk apa kamu diperiksa Tatasya kamukan tidak sakit, jangan mencari masalah ibu sudah gelisah dengan adik kamu,”kata Mia yang berubah sedikit tidak perduli dengan Tatasya melihat kondisi Tiara yang sedang demam.
“Tapi ibu aku juga demam,”ucap Tatasya dengan suara kecil. Yendra yang tidak suka langsung mendorong Tatasya membuat dia terjatuh ke lantai.”Kakak ini harusnya bersikap dewasa masak iri dengan adik kakak. Kakak itu sehat jangan meminta yang aneh-aneh,”ucap Yendra.
“Yendra kamu tidak boleh bersikap seperti itu kepada kakak kamu,”kata Zho yang membantu Tatasya.
“Kamu tidak apa-apa Tatasya,”ucap Zho. Tatasya hanya bisa diam dan tersenyum setelah ayah mereka menyuruh mereka bertiga untuk keluar karena baru saja Tiara bisa diam dan tertidur. Sementara itu Tatasya yang menahan panas tubuhnya merasa kalau kasih sayang dirinya telah lenyap saat adiknya lahir.
Bibi pengasuh Tatasya yang datang melihat ke arahnya,”Nona kenapa tubuh anda terlihat panas dan pucat. Apa anda baik-baik saja?.” Bibi pengasuh yang tahu bagaimana Tatasya selama ini merasa sedih melihat kondisinya. Tatasya yang melihat bibinya hanya bisa menangis membuat bibi pengasuh menggendong dia.
Bibi pengasuh sangat terkejut dengan tubuh Tatasya yang panas. Segera bibi menyuruh dokter untuk memeriksa kondisi Tatasya, untungnya setelah tiga hari berlalu tubuh Tatasya sudah mulai membaik. Tiara yang juga demam sudah sembuh dua hari sebelum Tatasya. Karena kondisi Tatasya yang sudah mulai membaik dia ingin melihat kondisi adiknya.
Tatasya melihat ke arah adik kecilnya Tiara masih terbangun mulai melihat ke arah Tatasya kedua bermain seperti biasanya. Tatasya yang hendak ingin menggendong Tiara hendak melangkah menjauh dari tempat tidurnya. Tapi tidak disangka dibawah kaki Tatasya tampak ular yang sudah menjulurkan lidah dan melihat ke arahnya. Membuat dia menjatuhkan gendongan Tiara yang sangat terkejut. Zho yang melihat itu segera berlari dan menenangkan Tiara karena tangisannya.
Ayah dan ibu menghampiri kamar Tiara melihat Zho dan Tatasya ada di dalam kamar. Tiara yang diambil ahli oleh Mia. “Apa yang sedang terjadi disini?,”ucap Theo. Zho yang menunjuk Tatasya mengatakan apa yang dia lihat. Theo dan Mia yang mendengar cerita dari Zho menatap tajam dan dingin kepada Tatasya.”Tatasya begini kamu sebagai kakak membuat adik kamu menagis. Kamu ingin membuat adik kamu mati,”ucap Mia yang dengan nada keras.
“Tidak ibu aku tidak sengaja, tadi aku melihat ada ular di dekat kakiku jadi aku terkejut dan melepaskan gendongan Tiara,”ucap Tatasya yang menjelaskan dan merasa takut. Theo yang melihat sekitarnya tidak ada ular membuat Theo dan Mia merasa marah kepada Tatasya.
“Dimana ularnya tidak ada Tatasya apa kamu benar ingin mencelakai adik kecil kamu,”ucap Theo yang marah. Tatasya menggelengkan kepalanya dan hendak menjelaskan lagi tapi belum menjelaskan tamparkan mengarah ke wajah Tatasya. “Ibu,”ucap Tatasya yang dengan air mata yang mengalir dengan perasaan sakit. Tapi Mia hanya perduli dengan Tiara segera dia memanggil pelayan mendatangkan dokter untuk memeriksa Tiara.
Tatasya melihat ke arah ayahnya dengan raut wajahnya yang dingin.”Tatasya karena kamu bersalah ayah akan menghukum kamu untuk tidak keluar kamar selama seminggu renungkan apa yang sudah kamu perbuat,”ucap Theo yang segera memalingkan wajahnya.
Sementara Zho yang terlihat tersenyum tipis tidak perduli dengan Tatasya dan pergi melihat Tiara. Tatasya yang duduk berdiri sampai pelayan datang mengantarkan dia ke atas loteng untuk dihukum di tempat yang gelap dan dingin Tatasya dihukum. Tapi bagaimana perjalanan Tatasya setelah itu apa akan ada yang berubah?.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments
Lele Srimahrita Lela
kosa katax kok brantakan
2024-06-29
0
Murni Dewita
👣
2024-06-29
0