TSGM 8

Tatasya bersama dengan bibi pengasuh telah sampai di hotel. Dimana dengan uang yang dia miliki dia bisa menyewa satu kamar untuk berdua bersama dengan bibi pengasuh.”Nona apa ini akan baik-baik saja,”ucap bibi pengasuh sedikit geliash. Tatasya hanya bisa tersenyum saja kepada bibi pengasuh. Tapi Tatasya yang melihat ke arah bibi pengasuh dengan tatapan penasaran apa yang sedang terjadi saat itu membuat dia membuka mulutnya.

“Aku tahu bibi gelisah, tapi aku baik-baik saja dengan semua yang terjadi. Tapi bagaimana dengan bibi apa kamu akan baik-baik saja tetap bersama dengan saya. Aku tidak akan bisa membayar gaji untuk bibi mulai sekarang,”ucap Tatasya. Bibi pengasuh langsung memeluk Tatasya kalau dia tahu kondisi nona yang dia rawat sedang dalam kondisi tidak baik saja.

“Nona aku akan tetap bersama dengan nona. Nona itu sudah saya anggap anak saya sendiri, apa yang sudah terjadi dengan nona saya akan mendukung nona. Jangan khawatir tentang uang atau gaji saya, saya juga tidak terlalu membutuhkan untuk sekarang. Tapi yang lebih penting nona apa yang akan anda lakukan setelah ini?,”ucap Bibi pengasuh.

“Aku ingin membeli rumah yang ada didekat pinggiran kota. Itu salah satu yang harus aku pikirkan untuk sekarang, karena orang tuaku tidak menginginkan diriku dan aku sudah cerai hanya bisa mencari cara untuk menghasilkan uang dan mencari tempat untuk berlindung itu saja,”kata Tatasya yang masih bertahan dengan rasa sakitnya.

Setelah mereka masuk ke dalam kamar yang sudah mereka sewa untuk satu malam. Di malam itu Tatasya tidak tidur melainkan dia melihat keluar jendela. Karena terlintas sebuah pikirkan tentang surat yang dia bakar sebelumnya,”Kenapa orang tuaku tega dengan diriku ya, aku ini juga anak mereka tapi perlakukan mereka sangat berbeda hanya karena rambutku yang putih berbeda dengan dengan ketiga suaudara yang lain. Mereka pilih kasih aku tidak tahu harus berbuat apa setelah ini.”

Tapi disaat Tatasya sedang melamun dan berguman bibi pengasuh mendengar apa yang dikatakan oleh Tatasya.”Anak yang malang, dia yang tidak tahu harus menderita seperti ini karena perlakuan yang tidak adil,”batin Bibi pengasuh.

Tatasya sudah merasa tenang mulai tidur disamping bibi pengasuh. Di malam itu Tatasya hanya bisa tertidur dengan air mata yang sudah lama dia pendam. Selama ini Tatasya hanya bisa diam dan menyembunyikan rasa sakitnya saat bersama mereka. Setelah wajah asli mereka terlihat mereka dengan terang-terangan membuang Tatasya.

Pagi datang dimana Tatasya yang sudah bangun menulis surat untuk bibi pengasuh kalau dia pergi keluar untuk sebentar. Tatasya juga memberikan sedikit uang untuk bibi pengasuh untuk membeli sarapan pagi disaat Tatasya sudah pergi keluar. Tatasya berjalan menyusuri setiap gang dimana didalam gang yang dia lewati banyak preman dan tentara bayaran. Tatasya dengan santai berjalan hingga dia masuk ke dalam satu tempat.

“Tatasya sudah lama tidak melihat kamu, aku dengar kamu sudah menikah kenapa kamu ada disini?,”ucap pemilik kedai.

“Paman tahu banyak hal tentang akukan,”ucap Tatasya dengan santai.

“Tentu saja...tapi aku melihat kamu datang ke sini apa kamu dalam masalah?,”kata pemilik kedai.

“Bagaimana ya bilangnya, aku sudah di usir setelah  aku diceraikan. Itu saja yang aku ingin katakan, tapi dari pada itu aku ingin mengambil uang yang aku simpan,”kata Tatasya sambil mengeluarkan token keanggotaan.

Pemilik kedai segera mengambil token keanggotaan milik Tatasya untuk bisa mengambil uang yang dia simpan.”Lalu kamu akan pergi kemana Tatasya jika orang tua kamu saja tidak menganggap kamu dan suami kamu saja berselingkuh dengan adik kamu. Kamu ini sangat malang tahu tidak, hanya masalah rambut kamu saja,”kata pemilik kedai.

“Mau bagaimana lagi sudah terjadi,”ucap Tatasya dengan santai. Satu pelayan datang menyiapkan teh dan cemilan kue untuk Tatasya yang dimana dia sudah tahu tentang Tatasya.”Terima kasih sudah membawakan ini untukku,”ucap Tatasya.

“Jadi kamu datang ke sini mau mencari pekerjaan?,”kata pemilik kedai yang sudah kembali dengan satu kantong uang. Pemilik kedai langsung menaruh uang itu didepan Tatasya.”Untuk sekarang aku ingin mencari rumah yang dekat dengan pinggiran kota. Apa ada yang pas untuk aku tinggali disana,”kata Tatasya.

“Maksud kamu ingin tinggal di rumah yang ada dipinggiran kota?,”kata satu rekan Tatasya yang sudah kenal dengan dia. Tatasya hanya mengangguk saja kepada mereka yang melihatnya.

“Jika kamu mau aku bisa kenalkan kamu kepada seorang yang mungkin bisa membantu kamu,”kata rekan pemilik kedai.

Tatasya mengangguk karena sanggat butuh tempat untuk dia tinggali. Setelah dia mengambil kantong yang berisi uang itu dan tidak lupa menghabiskan teh dan kue yang disajikan. Tatasya yang bersama dengan rekan pemilik kedai berjalan keluar. Dimana mereka diluar saling berkenalkan kalau yang bersama dengan Tatasya adalah Mala.

Tatasya dengan santai mengikuti dari samping setelah masuk kedalam satu rumah dia melihat ke arah Mala.”Kamu tenang saja dia adalah penjual tanah yang aku kenal,”kata Mala dengan santai. Tatasya ikut masuk di dalam yang terlihat santai dan hanya ada dua orang saja yang bekerja. Tapi Tatasya juga melihat dokumen yang tertumpuk dimana-mana membuat Tatasya bertanya siapa mereka berdua.

“Mala kamu datang dan siapa orang disamping kamu itu?,”ucap Pemilik tanah.

“Dia Tatasya dia ingin membeli tanah yang ada dipinggiran kota. Apa kamu memiliki tempat yang bagus untuk temanku ini,”ucap Mala.

“Tunggu sebentar,”ucap pemilik tanah. Pemilik tanah segera menyuruh orangnya untuk mencari dokumen tanah yang dijual di dekat penggiran kota. Tatasya yang melihat keduanya sedang mencari buku tanah itu melihat ke arah Mala.”Apa mereka bisa dipercaya?,”kata Tatasya.

Mala yang mengangguk dengan wajah tersenyum kepada Tatasya hanya bisa mempercayai Mala sampai kedua orang itu telah ada didepan Tatasya. “Anda tadi ingin membeli tanah yang ada dipinggiran kota ya nona. Tapi jika boleh tahu tempat yang anda inginkan itu seperti apa?,”ucap pemilik tanah.

“Saya hanya ingin memilik rumah dengan lahan di belakangnya untuk bisa ditanami sayuran atau bunga. Jika bisa rumah itu ada dua tingkat lantai,”kata Tatasya. Pemilik tanah yang sudah tahu rincihan yang di inginkan oleh Tatasya segera mencari dengan cepat. Dimana ada lima yang sesuai dengan keinginan Tatasya.

“Ini ada lima tempat yang anda inginkan tapi setiap tempat berbeda harga dan memiliki cerita berbeda. Apa anda tidak masalah tentang kelima tempat ini?,”ucap pemilik tanah. Tatasya masih belum bisa menjawab karena dia masih mencari tempat yang dia inginkan setelah beberapa jam melihat, dia memilih tempat yang dekat dengan sungai.

Tatasya tanpa berpikir panjang segera membayar uang tanah kepada mereka agar segera di proses tanah yang dibeli oleh Tatasya. Setelah selesai Tatasya berpisah dengan Mala karena dia harus pergi ke hotel dimana bibi pengasuh berada. Bibi pengasuh yang menuggu didepan pintu melihat Tatasya yang berjalan santai menuju tempat dia berada.”Nona dari mana saja anda?,”ucap bibi pengasuh.

“Maaf bibi membuat kamu gelisah, tadi ada urusan. Karena ini belum terlalu malam dan belum juga siang. Bagaimana jika kita pergi ke tempat yang baru?,”kata Tatasya. Tempat yang dipilih Tatasya apa mungkin menjadi tempat dia akan tinggal nanti. Tapi setelah ini apa yang akan terjadi dengan Tatasya?.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!