TSGM 7

Setelah Alex memberikan surat cerai kepada Tatasya dia pergi ke kediaman Magareta untuk bertemu dengan Tiara. Sedangkan Tatasya yang ada di kamar merenungkan pikirkannya, tapi disaat dia melihat keluar jendela kamarnya tampak kereta yang dinaiki oleh Alex. Tatasya dengan perasaan sedih dan sakit hatinya hanya bisa melihat dari jauh wajah bahagia dari Alex,”Pasti dia akan pergi ke tempat Tiara. Alex kenapa kamu menyakiti hatiku apa salahku, kenapa kamu mempermainkan perasaanku. Apa yang sudah membuat kamu melakukan semua ini setelah semua hal aku lakukan untuk kamu.” Tatasya  hanya bisa meneteskan air matanya dengan wajah yang sedih dia melihat Alex pergi menjauh dari rumah.

“Jika saja ibu masih sayang denganku pasti ini tidak akan terjadi. Kenapa aku selalu yang diabaikan apa salahnya jika aku berbeda dengan mereka. Kenapa harus Tiara yang harus disayang oleh mereka, apa bagi mereka aku ini tidak ada artinya. Semua harus aku yang mengalah sampai kapan?,”guman Tatasya yang hanya bisa terdiam dan menangis. Didepan dia surat cerai yang harus dia tanda tangani dengan pikirkan Tatasya bisa kembali ke rumah di kamar lama dia tidur.

Tatasya yang sudah selesai membaca surat perceraian dia dengan Alex hanya bisa menghelan nafas karena dia tidak bisa mendapatkan apa-apa dari perceraiannya itu. “Bagaimana aku bisa memuaskan kamu, jika kamu saja berselingkuh dengan adikku di belakangku selama ini,”ucap Tatasya dengan wajah tersenyum sinis.

Setelah menghela nafas panjang Tatasya mulai bangkit dari perasaan sedihnya dan melihat apa ada barang yang bisa dia bawa nanti. Setelah melihat barang yang mungkin dia bawa Tatasya kembali duduk dengan kertas cerai yang harus dia tanda tangani. Jika dia tidak menadatangni surat itu Alex mungkin saja akan memaksa dirinya lagi.

Tatasya yang sudah melihat lembaran kertas itu berpikir kalau dia tidak akan rugi juga meninggalkan Alex. Tanpa berpikir panjang Tatasya mulai menadatangni surat cerai yang diberikan oleh Alex. Setelah selesai dia taruh begitu saja sementara Bibi pengasuh yang melihat dirinya dengan wajah sedih yang di sembunyikan olehnya.

“Bibi kenapa kamu datang ke sini?,”ucap Tatasya dengan wajah tenang.

“Nyonya,”ucap Bibi pengasuh yang merasa sedih dengan majikan dirinya.

“Bibi tidak usah sedih karena semua ini sudah terjadi, tapi setelah ini bibi harus kembali ke keluarga Magareta,”kata Tatasya tersenyum tegar.

“Tidak nyonya, saya akan ikut dengan anda dimana anda akan pergi. Jika nyonya ingin kembali ke keluarga Magareta bibi akan ikut dengan anda,”ucap Bibi pengasuh tegas. Tatasya yang merasa terhibur dengan perkataan bibi pengasuh langsung memeluknya.

“Terima kasih bibi,”ucap Tatasya yang sedikit lega dengan adanya bibi pengasuh. Setelah semua persiapan selesai tepat saat makan malam yang biasanya dia bisa melihat Alex. Di ruang makan itu dia sama sekali tidak melihat Alex. Tatasya sudah sakit hati dengan dia merasa sedikit lega karena tidak bertemu dengan Alex di saat terakhir Tatasya bisa menikmati semua dia menikmati sajian masakan koki.

Malam yang dingin dan menyakitkan akan berakhir. Tepat dipagi hari Alex mengetuk pintu dengan keras. Tatasya yang belum terbangun sama sekali terkejut dengan Alex yang mengetuk pintunya.”Alex kenapa kamu bisa ada disini, apa lagi sikap kamu ini tidak sopan,”ucap Tatasya hendak bangun darai kasur.

Tapi wajah Alex melihat Tatasya merasa tidak perduli dan dia mencari surat cerai itu. Setelah melihat ke arah meja dia segera mengambilnya,”Mulai sekarang kita bukan lagi suami istri dan kamu segera pergi dari rumah ini. Jika kamu tidak ingin aku menyuruh para ksatria untuk menyeret kamu untuk pergi.”

Alex dengan wajah tidak perduli meninggalkan Tatasya tanpa berkata apa-apa lagi. Sementara Tatasya melihat kepergian Alex hanya bisa menghela nafas saja.”Sebegitunya kamu ingin berpisah denganku,”batin Tatasya. Tatasya segera berdiri dari kasurnya, karena semua sudah dia kemas dia ingin membersihkan dirinya.

Tapi setelah persiapan selesai bibi pengasuh datang dengan membawa surat dari keluarga Magareta. Tatasya keluar dari kamar mandi melihat wajah Bibi pengasuh.”Bibi kenapa ada disini?,”ucap Tatasya dengan ramah.

“Nyonya anda mendapatkan surat dari keluarga Magareta,”kata Bibi pengasuh. Tatasya segera mengambil surat yang di pegang oleh bibi pengasuh. Tatasya berharap kalau itu adalah surat bahagia. Tapi ternyata setelah surat itu dibuka Tatasya dikejutkan dengan tulisan yang tidak terduga. Tatasya yang telah membaca tersenyum dan langsung menyobek suratnya tanpa berkata apa-apa.

Bibi pengasuh yang melihat sikap dari Tatasya bertanya,”Nyonya kenapa anda menyobek suratnya. Apa itu surat yang tidak baik atau...,”ucap Bibi pengasuh yang tidak melanjutkan perkataannya.

Tatasya hanya diam untuk sementara melihat bibinya yang gelisah dan kecewa setelah dia membaca surat dari keluarga Magareta. Membuat bibi pengasuh mendatanginya dengan perlahan dia bertanya,”Nyonya kenapa anda terlihat tidak senang. Apa yang sudah terjadi dengan nyonya?.”

“Bibi sebaiknya kembali ke keluarga Magareta saja aku akan pergi ke tempat lain,”ucap Tatasya yang menyembunyikan sesuatu.

“Kenapa nyonya berkata seperti itu, apa surat itu kabar buruk untuk anda,”kata Bibi pengasuh yang sedikit menebak. Tatasya yang tidak berkata hanya bisa mengangguk saja. Bibi pengasuh yang sedikit tahu apa yang ada di dalam tulisan itu langsung memeluk Tatasya.

“Nyonya jangan sedih, jika nyonya mau anda bisa tinggal bersama bibi,”ucap Bibi pengasuh.

“Tapi saya tidak bisa merepotkan bibi terus, saya bisa menjaga diri saya sendiri. Bibi bisa kembali ke keluarga Magareta jika bibi mau, jika tidak mau bibi bisa kembali ke rumah bibi,”ucap Tatasya.

“Tidak nyonya saja akan bersama dengan anda,”kata Bibi pengasuh merasa kalau Tatasya masih membutuhkan dirinya. Tatasya merasa terharu dengan bibi dengan sikap dia tidak mau meninggalkan dirinya.”Kita pergi sekarang,”ucap bibi pengasuh. Tatasya tersenyum dan mengangguk saja hingga mereka pergi tanpa ada yang mengantarkan mereka berdua.

Setelah melewati gerbang keluarga Daksen Tatasya sempat melihat ke belakang. Bibi pengasuh yang menepuk punggung Tatasya membuat dia tersadar kalau ini sudah berakhir. Di perjalanan menuju kota Tatasya yang sudah menyewa kereta kuda untuk mengantarkan mereka berdua.”Nyonya jika boleh saya tahu isi dari surat itu apa?,”kata Bibi pengasuh.

“Isi surat itu mengatakan kalau saya tidak usah kembali ke rumah, karena mereka malu dengan putri yang tidak bisa memberikan keturunan kepada suaminya. Di sela surat itu juga mereka tidak ingin memberikan sedikitpun uang untuk saya bibi,”ucap Tatasya menjelaskan.

“Nyonya jika seperti itu kita akan pergi kemana sekarang,”kata Bibi pengasuh.

“Bibi masih mau bersama dengan saya,”kata Tatasya. Bibi pengasuh hanya mengangguk saja kepada Tatasya.

“Jika bibi masih bersama dengan saya jangan panggil nyonya mulai sekarang karena aku bukan nyonya lagi. Panggil saya nona mulai sekarang, bibi tidak usah khawatir walaupun mereka tidak memberikan uang kepada saya. Aku akan tetap hidup dengan apa yang aku inginkan, kita akan pergi ke bank untuk mengambil uang simpanan saya dan sertifikat rumah yang saya beli,”ucap Tatasya dengan wajah tersenyum.

Tapi disisi lain bibi yang melihat wajah Tatasya yang seperti bebas dari sebuah kurungan merasakan kalau wajah Tatasya tersirat  kebebasan, tersenyum dan mengekspresikan dirinya sendiri.”Tapi nona bagaimana anda bisa mendapatkan uang itu?,”kata bibi pengasuh yang tidak tahu dari mana uang yang didapatkan oleh Tatasya. Tapi karena cuaca yang tidak mendukung untuk pergi ke bank. Tatasya dan bibi pengasuh pergi ke hotel untuk tinggal semalam disana. Sebelum mereka pergi ke bank dan tinggal di rumah yang beli oleh Tatasya yang sudah dari jauh hari. Tapi apa yang akan dilakukan oleh Tatasya setelah itu?.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!