TSGM 13

Dua hari telah berlalu, dimana Ilyas bersama dengan Tatasya yang tinggal bersama. Bibi pengasuh yang sama sekali tidak perduli dengan kedatangan Ilyas mengizinkan dia tinggal. Selama Ilyas bisa menjaga dirinya dan bisa menjaga Tatasya. Selama dua hari ini mereka sedikit terbuka satu sama lain karena mereka tinggal di satu rumah yang sama. Kehidupan damai dimana mereka mencari uang bersama membunuh monster bersama.

Tapi di saat mereka berpisah untuk berburu monster Ilyas bertemu dengan ksatria yang mengenal dia. Tapi Ilyas yang tidak ingat hanya menghindar saja karena dia selesai berburu monster mencari Tatasya. Ksatria itu melihat ke arah Ilyas yang sama sekali mengabaikan mereka.”Kenapa ketua tidak datang ke sini apa yang sudah terjadi dengan dia?,”ucap bawahan wakil ksatria.

“Aku juga tidak tahu apa yang terjadi dengan ketua, tapi melihat kita dia sedikit wasapda dan menjauh. Sebaiknya kita awasi dari jauh dulu untuk semantara,”kata wakil ksatria.

Ilyas melihat Tatasya yang juga baru selesai berburu menghampirinya dari belakang.”Apa kamu terluka Tatasya?,”kata Ilyas dari belakang. Tatasya menoleh dan memasukan pedangnya ke sarungnya dengan wajah yang santai dan tersenyum dia menggelengkan kepalanya.

“Kita kembali sekarang pasti bibi akan khawatir jika kita pulang terlambat. Tapi Ilyas apa kamu masih tidak ingat dengan siapa kamu sebenarnya dan orang yang menyerang kamu kemarin,”ucap Tatasya sambil mencari tahu.

“Aku tidak ingat siapa mereka, tapi aku berterima kasih karena kamu sudah mau menolongku dan mau menampung aku ditempat kamu. Tapi ada hal yang membuat aku bingung dari mana kamu belajar berpedang Tatasya lalu kenapa kamu tidak bersama dengan orang tua kamu,”ucap Ilyas yang juga ingin mengenal Tatasya.

Tatasya tersenyum dengan perkataan yang dilontarkan oleh Ilyas. Karena dia mengingat dulu ayah dan ibunya memakas dirinya untuk belajar berpedang karena kaluarga Magareta harus bisa semua ilmu pengetahuan.Tapi berbeda untuk Tiara yang dilarang untuk berpedang sama sekali, ada saatnya Tatasya merasakan sakit selesai belajar berpedang. Di tambah kelas yang padat waktu itu bisa membuat Tatasya sakit tapi orang tuanya tetap memaksa Tatasya untuk tetap hadir.

“Kenapa kamu diam saja apa itu membuat kamu tidak nyaman. Jika iya aku minta maaf sudah berkata yang tidak-tidak,”ucap ilyas yang merasa bersalah.

“Kamu tidak salah Ilyas hanya saja aku teringat dulu saat aku masih kecil saja. Aku bisa belajar berpedang ini karena orang tuaku yang memaksanya,”kata Tatasya.

“Apa, kenapa orang tua kamu memaksa kamu untuk menggunakan pedang, bukan lebih baik kamu belajar menjahit dari pada berpedang,”kata Ilyas yang masih penasaran.

“Itu yang banyak wanita inginkan tapi diriku berbeda saat orang tuaku mengingkan semua hal harus sempurna walaupun kamu sakit atau tidak suka. Tapi beda cerita jika itu adiku Tiara apa yang dia inginkan akan terkabulkan,”kata Tatasya sambil menghela nafas.

“Apa orang tua kamu memperlakukan kamu berbeda dengan saudara kamu yang lain,”kata Ilyas. Tatasya hanya mengangguk saja kepada Ilyas sampai mereka sampai di tempat pembayaran. Monster yang mereka bawa untuk tukar dengan uang yang lumayan untuk mereka bisa bertahan sampai dua sampai tiga bulan kedepan.

Tapi saat mereka pulang ada orang yang mengawasi mereka berdua. Ilyas yang merasakan ada yang mengawasi melihat ke belakang.”Ada apa Ilyas?,”kata Tatasya.

“Tidak ada mungkin hanya perasaanku saja,”ucap Ilyas yang tidak bilang kepada Tatasya. Tapi Tatasya juga merasakan kalau ada yang mengawasi dia tapi dia mengabaikannya saja. Tatasya berhenti karena melihat seorang yang dia tidak asing. Tatasya yang ingin mengabaikan itu hanya bisa mencari jalan lain tapi saat melewati jalan lain dia bertemu dengan Mala yang terlihat habis dipukuli.

“Mala, kenapa kamu seperti ini apa yang sudah terjadi dengan kamu?,”ucap Tatasya.

“Siapa laki-laki dibelakang kamu itu Tatasya,”ucap Mala mengahlikan topik pembicaraan.

“Kamu bertanya tentang ilyas dia orang yang aku temukan tempo hari dan dia sedang lupa ingatan. Tapi dari pada itu apa yang terjadi dengan kamu itu?,”ucap Tatasya kembali ke topik awal.

“Aku ya habis dipukuli oleh kakak kamu dan adik kamu mereka mencari kamu,”ucap Mala yang memberitahukan kepada Tatasya. Tapi dalam hati kecil Tatasya bertanya,”Kenapa mereka mencariku apa ini masalah tentang Tiara lagi.”

“Aku tahu apa yang kamu pikirkan, tapi mereka mencari kamu bersama dengan ksatria milik adik kamu Tiara kalau tidak salah. Aku juga tidak tahu kenapa mereka mencari kamu, tapi kamu tenang saja aku tidak memberitahukan dimana kamu tinggal. Malah aku mengantarkan mereka berdua ditempat Tiara berhutang bersama dengan mantan suami kamu,”ucap Mala dengan tersenyum.

“Terima kasih kamu sudah mau membantuku, tapi karena aku kamu sampai babak belur seperti ini. Apa kamu tidak apa-apa, bagaimana jika kita pergi ke dokter untuk memeriksa kondisi kamu. Aku merasa bersalah kepada kamu yang telah membantuku,”ucap Tatasya merasa bersalah. Mala memegang bahu Tatasya dan berkata,”Aku baik saja asalkan kamu bisa menjalani hidup baru kamu aku sudah senang.”

Tatasya merasa tersentuh dengan apa yang dikatakan oleh Mala. Kemudian mereka berpisah dimana Tatasya dan Ilyas yang kembali ke rumah, sudah disambut oleh bibi pengasuh. Ilyas masuk ke dalam  di susul Tatasya dan bibi pengasuh. Tapi saat Tatasya ingin masuk bibi pengasuh memberikan amplop yang baru saja datang. Tatasya yang tidak bertanya hanya menerimanya dan segera pergi masuk ke dalam kamar. Di dalam kamar Tatasya membuka amplok coklat yang berisi tentang informasi kakek dan neneknya.

Tatasya yang baru tahu kalau kakek dan nenek di usir karena mereka membela Tatasya. Saat itu kelahiran Tatasya membawa bencana karena rambut berwarna putih berbeda dengan orang tuanya dan saudaranya yang lain. Tapi kakek dan neneknya tidak setuju karena rambut Tatasya sama seperti nenek moyang mereka yang berambut putih bagaimana cahaya bulan. Karena perselisihan itu juga banyak dari mereka tidak mendukung kakek dan nenek.

Membuat Kakek dan nenek diusir oleh mereka semua dari keluarga Magareta. Kakek dan nenek pergi tanpa membawa apa-apa. Tapi informasi yang di dapatkan Tatasya kalau kakek dan nenek hidup baik di wilayah lain.”Apa aku bisa bertemu dengan mereka berdua?,”guman Tatasya yang langsung berbaring di kasur. Pikiran Tatasya yang lelah dan tubuhnya juga ingin melepaskan lelah karena berburu monster.

Tatasya menutup mata dan kembali ingatan tentang dia masih kecil dan sampai dia dewasa ayah serta ibunya sama sekali tidak pernah menyentuh dia. Tapi dalam hati kecil Tatasya merasa kalau apa yang dia harapan untuk bisa masuk ke dalam kebahagiaan dia sudah lenyap.”Kenapa mereka ingin membunuhku dan membuangku, aku ini anak mereka tapi hanya karena rambutku yang berbeda mereka melakukan hal tidak bermoral itu,”batin Tatasya yang pada saat itu juga dia menangis dimana air matanya mengalir turun ke wajah menetes ke kasur dimana Tatasya berbaring.”Kapan semua ini akan berakhir ya?. Aku ingin bebas dari penindasan mereka sampai aku bercerai mereka masih saja menggangguku.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!