BAB. 3 Ucapan Terima Kasih

Jasmine menghentikan langkah kakinya menatap Kaisar dihadapannya.

“Bukankah aku sudah bilang ya kalau mau ke luar kota hari ini.”

“Aku tidak mengizinkanmu pergi!”

“Tidak bisa, Mas, aku harus pergi!”

“Semalam Erlan sakit kamu tidak perduli padanya dan sekarang kamu justru mau meninggalkannya. Dimana hati nurani kamu sebagai ibunya Erlan, Jasmine?” tanya Kaisar dengan mata memancarkan kekecewaan.

Ya, dia kecewa sekali ternyata wanita yang dia nikahi lebih mencintai karir dari pada dirinya dan anaknya.

“Aku tadi melihat Erlan sudah baikan, Mas, dia sudah tidak sakit. Jadi tidak masalah kalau aku pergi.”

“Tentu saja masalah karena kamu akan meninggalkan aku dan Erlan lagi.”

“Ayolah, Mas, jangan seperti ini aku harus segera pergi sekarang. Aku bisa terlambat nanti.”

“Aku tetap tidak mengizinkanmu pergi!”

"Terserah kamulah, Mas, aku tetap akan pergi," kata Jasmine kemudian berlalu meninggalkan Kaisar.

"Jamine!" panggil Kaisar namun wanita itu tidak mengindahkan panggilannya dan terus berjalan keluar dari rumah.

Jasmine memasukkan kopernya ke dalam mobil kemudian mengemudi menuju agency yang menaunginya sebagai model. Dia sama sekali tidak menoleh kearah rumah dimana Kaisar tengah menatap nanar kepergiannya.

Kaisar ingin memiliki rumah tangga yang harmonis, dirinya yang bekerja dan sang istri dirumah menunggu kepulangannya, melayaninya dan mengurus anaknya dengan baik.

Namun sepertinya semua itu tidak akan terjadi bila Jasmine terus-terusan seperti ini. Sebelumnya Kaisar tidak pernah melarang Jasmine berkarir namun seiring berjalannya waktu wanita itu semakin tidak tahu diri dan melupakan tugas dan tanggung jawabnya sebagai seorang istri dan seorang ibu.

Menghembuskan nafas kasar dia kemudian berangkat kekantor. Meski hatinya merasa sakit karena sang istri sangat egois mengutamakan karir dibandingkan dirinya dan sang buah hati namun ia tetap berharap suatu saat nanti Jasmine akan berubah.

Tapi entahlah bila wanita itu masih tetap seperti ini mungkin dia tidak akan bisa bertahan lagi.

...***...

Nala sedang menidurkan Erlan saat mendengar suara ponselnya berdering. Tangan kanan mengusap punggung keponakannya itu ia kemudian menjawab panggilan telepon tersebut.

"Iya, Kak," kata Nala yang ternyata Jasmine lah yang menghubunginya.

"Nala, jangan lupa masakan makan siang untuk Mas Kai. Aku baru aja sampai di Bali," titah Jasmine pada sang adik.

Sebetulnya Nala merasa sungkan untuk melayani Kaisar, menyiapkan keperluan pria itu hingga makanannya namun Jasmine sendiri lah yang meminta dirinya. Lagi pula Nala digaji oleh sang kakak untuk melakukan itu semua sehingga ia mau tidak mau melakukannya.

"Iya, Kak, tapi kira-kira Kak Kai ingin makan siang dengan apa ya?" tanya Nala.

Dia menatap Erlan yang kini sudah tertidur membuatnya segera beranjak dan menyelimuti anak laki-laki itu.

"Kamu tanya saja sendiri, Nala, aku dan dia sedang marahan," kata Jasmine.

"Kakak dan Kak Kai marahan? Kenapa, Kak?" tanya Nala yang memang tidak tahu.

"Ya biasalah, Mas Kai terlalu mengekangku. Masa iya dia menyuruhku berhenti berkarir dan menjadi ibu rumah tangga. Aku nggak mau, Nala!" kata Jasmine.

Dia mencintai karirnya yang tidak semua orang bisa mencapainya. Jasmine melupakan bila dirinya adalah seorang istri dan seorang ibu. Akan ada hati yang terluka olehnya karena tidak diprioritaskan.

"Kak, bukan kah Kak Kai sangat mencukupi kebutuhan Kakak dan Erlan, lalu untuk apa lagi Kakak bekerja? Kak Kai meminta Kakak berhenti bekerja mungkin karena dia ingin Kakak fokus padanya dan juga Erlan, jadi Kakak turuti saja kemauan Kak Kai," balas Nala.

Sebisa mungkin dia memberi pengertian pada sang kakak tanpa membuat wanita itu tersinggung.

"Kamu nggak akan ngerti seberapa pentingnya karirku, Nala. Lagian aku juga sudah bayar kamu buat mengasuh Erlan dan membantu Mas Kai menyiapkan keperluannya. Jadi sebaiknya kamu nggak usah banyak ngomong," kata Jasmine.

"Kak, aku hanya_"

"Sudahlah, Nala, aku menelponmu untuk mengingatkan membuat makan siang untuk Mas Kai bukan untuk berdebat seperti ini!"

Jasmine mematikan sambungan teleponnya membuat Nala mendesahkan nafas panjang.

Dia ingin yang terbaik untuk sang kakak dan melihat kakaknya bahagia bersama keluarga kecilnya bukan malah bertengkar. Nala sering mendengar Jasmine dan kakak iparnya bertengkar membuatnya merasa tidak nyaman tinggal dirumah ini namun demi Erlan dia tetap bertahan.

Dia takut terjadi sesuatu pada keponakannya bila diasuh orang lain.

Setelah memastikan Erlan masih tertidur, Nala bergegas keluar dari kamar untuk memasak makan siang. Dia mengirim pesan pada Kaisar menanyakan menu makan siang yang ingin dimakannya namun hingga tiga puluh menit berlalu pesannya tidak mendapat balasan sehingga Nala memasak sesuai yang dia inginkan.

...***...

Kaisar baru saja selesai meeting dan sekarang sedang memantau sosial media milik Jasmine yang baru saja mengunggah kegiatannya.

Wanita itu sedang duduk dikursi dibawah payung pantai dan tertawa bersama salah satu model lainnya yang tak lain ialah sepupu Kaisar sendiri. Jasmine terlihat bahagia dalam unggahan itu.

Seandainya wanita itu bisa mengatur antara karir dan tugasnya menjadi seorang istri dan seorang ibu Kaisar mungkin tidak akan meminta wanita itu untuk berhenti berkarir namun nyatanya Jasmine tidak seperti itu.

Suara ketukan pintu membuat Kaisar mengalihkan pandangannya pada seorang pria yang menghampirinya sembari menenteng paper bag ditangannya.

"Sopirmu membawakan makan siang," kata pria itu kemudian meletakkan paperbag tersebut didepan Kaisar.

Kaisar menatap paperbag tersebut dan menghela nafas. Dia sudah tahu bila makan siang didalam paperbag itu yang membuatnya adalah Nala, adik iparnya sendiri padahal dia ingin sekali makan makanan yang Jasmine buat sendiri.

Bukan kali ini saja dia diantarkan makan siang melainkan setiap hari tepatnya sejak satu tahun terakhir ini setelah Nala menjadi pengasuh Erlan.

"Kenapa di lihatin aja? Kalau nggak suka biar aku yang makan," kata pria yang membawakan makan siang untuk Kaisar kemudian menyambar kembali paper bag tersebut.

"Enak aja, siapa bila aku nggak suka." Kaisar merebut kembali paperbag tersebut dan membukanya kemudian mengajak sang sahabat untuk makan siang bersama.

Porsi makanan yang Nala kirimkan cukup banyak sehingga cukup dimakan dua orang.

Suapan demi suapan masuk kedalam mulut Kaisar menikmati lezatnya masakan adik iparnya. Kaisar jadi semakin mengagumi Nala sebab sesibuk apapun wanita itu mengurus Erlan dia tetap bisa memasakan untuknya.

Meski Nala melakukannya karena dibayar Jasmine namun ia ingin mengucapkan terima kasih pada wanita itu.

'Ucapan terima kasih apa ya biar terkesan? Bunga? Atau apa ya?' batin Kaisar.

Terpopuler

Comments

Carlina Carlina

Carlina Carlina

sudah pasti nala ga enak sm si jasmine,tpi si jasmine dah gila,ga waras😡😡😡

2024-03-24

1

Ara Julyana

Ara Julyana

dan akhirnya hubungan dua saudara itu akan hancur

2024-03-14

1

shyafira fitri

shyafira fitri

lanjut

2024-03-06

1

lihat semua
Episodes
1 BAB. 1 Menunda Kewajiban
2 BAB. 2 Permintaan Kaisar
3 BAB. 3 Ucapan Terima Kasih
4 BAB. 4 Berdebat
5 BAB. 5 Hadiah dari Kaisar
6 BAB. 6 Kesepian
7 BAB. 7 Dimarahi
8 BAB. 8 Berdebat, Merayu, dan Perhatian
9 BAB. 9 Tidak di Hargai
10 BAB. 10 Bercerai
11 BAB. 11 Mengagumi
12 BAB. 12 Niat Kaisar
13 BAB. 13 Memperkenalkan Calon Istri
14 BAB. 14 Kado dari Jasmine
15 BAB. 15 Berbagi Perhatian Suami
16 BAB. 16 Salah Paham
17 BAB. 17 Berbaikan
18 BAB. 18 Janji Tetap Bersama
19 BAB. 19 Hari yang ditunggu
20 BAB. 20 Menarik Perhatian
21 BAB. 21 Bertengkar
22 BAB. 22 Kebimbangan Jasmine
23 BAB. 23 Kerja Sama
24 BAB. 24 Tekad Jasmine
25 BAB. 25 Fashion Show
26 BAB. 26 Menggugat Hak Asuh
27 BAB. 27 Erlan Jatuh
28 BAB. 28 Akan Mempertahankan
29 BAB. 29 Sidang Gugatan Hak Asuh Erlan
30 BAB. 30 Kerepotan
31 BAB. 31 Mengurus Anak
32 BAB. 32 Penyayang VS Pemarah
33 BAB. 33 Kejutan dari Suami
34 BAB. 34 Ditinggal Sahabat
35 BAB. 35 Merindukan Kaisar
36 BAB. 36 Tidak Bisa Bersama
37 BAB. 37 Niat Baik yang Tidak Diterima
38 BAB. 38 Berkumpul Keluarga Suami
39 BAB. 39 Beri Aku Kesempatan
40 BAB. 40 Menjemput Jasmine
41 BAB. 41 Peringatan Kaisar
42 BAB. 42 Ada Apa dengan Jasmine?
43 BAB. 43 Sadar Posisi
44 BAB. 44 Nala Pingsan
45 BAB. 45 Kabar Bahagia
46 BAB. 46 Permintaan Nala
47 BAB. 47 Ngidam Nala dan Rahasia Rangga
48 BAB. 48 Memeriksa Kandungan
49 BAB. 49 Pulang Kerumah
50 BAB. 50 Perubahan Jasmine
51 BAB. 51 Membantu Menyelesaikan Masalah
52 BAB. 52 Pesan dari Jasmine
53 BAB. 53 Mengantar Undangan
54 BAB. 54 Hari Bahagia Untuk Jasmine
55 BAB. 55 Mengkhawatirkan Erlan
56 BAB. 56 Kondisi Erlan
57 BAB. 57 Bujukan Nala
58 BAB. 58 Berdamai dan Menata Masa Depan
59 BAB. 59 Membantu Sahabat
60 BAB. 60 Membujuk Khayla
61 BAB. 61 Desakan Khayla
62 BAB. 62 Tidak Akan Menunggu
63 BAB. 63 Keluhan Kaisar
64 BAB. 64 Menuntut Penjelasan
65 BAB. 65 Darurat
66 BAB. 66 Mimpi Buruk
67 BAB. 67 Dukungan Orang Terdekat
68 BAB. 68 Curahan Hati Rangga
69 BAB. 69 Merasa Bersalah
70 BAB. 70 Berusaha Lebih Baik
71 BAB. 71 Hadiah dari Istri
72 BAB. 72 Kedatangan Tamu
73 BAB. 73 Penyesalan
74 BAB. 74 Membujuk Erlan Pulang
75 BAB. 75 Ingin Melihat Adik
76 BAB. 76 Boleh Aku Menggendongnya?
77 BAB. 77 Erlan Meraju
78 BAB. 78 Tamat
79 Naik Ranjang : Terjerat Sang Perebut Tahta
Episodes

Updated 79 Episodes

1
BAB. 1 Menunda Kewajiban
2
BAB. 2 Permintaan Kaisar
3
BAB. 3 Ucapan Terima Kasih
4
BAB. 4 Berdebat
5
BAB. 5 Hadiah dari Kaisar
6
BAB. 6 Kesepian
7
BAB. 7 Dimarahi
8
BAB. 8 Berdebat, Merayu, dan Perhatian
9
BAB. 9 Tidak di Hargai
10
BAB. 10 Bercerai
11
BAB. 11 Mengagumi
12
BAB. 12 Niat Kaisar
13
BAB. 13 Memperkenalkan Calon Istri
14
BAB. 14 Kado dari Jasmine
15
BAB. 15 Berbagi Perhatian Suami
16
BAB. 16 Salah Paham
17
BAB. 17 Berbaikan
18
BAB. 18 Janji Tetap Bersama
19
BAB. 19 Hari yang ditunggu
20
BAB. 20 Menarik Perhatian
21
BAB. 21 Bertengkar
22
BAB. 22 Kebimbangan Jasmine
23
BAB. 23 Kerja Sama
24
BAB. 24 Tekad Jasmine
25
BAB. 25 Fashion Show
26
BAB. 26 Menggugat Hak Asuh
27
BAB. 27 Erlan Jatuh
28
BAB. 28 Akan Mempertahankan
29
BAB. 29 Sidang Gugatan Hak Asuh Erlan
30
BAB. 30 Kerepotan
31
BAB. 31 Mengurus Anak
32
BAB. 32 Penyayang VS Pemarah
33
BAB. 33 Kejutan dari Suami
34
BAB. 34 Ditinggal Sahabat
35
BAB. 35 Merindukan Kaisar
36
BAB. 36 Tidak Bisa Bersama
37
BAB. 37 Niat Baik yang Tidak Diterima
38
BAB. 38 Berkumpul Keluarga Suami
39
BAB. 39 Beri Aku Kesempatan
40
BAB. 40 Menjemput Jasmine
41
BAB. 41 Peringatan Kaisar
42
BAB. 42 Ada Apa dengan Jasmine?
43
BAB. 43 Sadar Posisi
44
BAB. 44 Nala Pingsan
45
BAB. 45 Kabar Bahagia
46
BAB. 46 Permintaan Nala
47
BAB. 47 Ngidam Nala dan Rahasia Rangga
48
BAB. 48 Memeriksa Kandungan
49
BAB. 49 Pulang Kerumah
50
BAB. 50 Perubahan Jasmine
51
BAB. 51 Membantu Menyelesaikan Masalah
52
BAB. 52 Pesan dari Jasmine
53
BAB. 53 Mengantar Undangan
54
BAB. 54 Hari Bahagia Untuk Jasmine
55
BAB. 55 Mengkhawatirkan Erlan
56
BAB. 56 Kondisi Erlan
57
BAB. 57 Bujukan Nala
58
BAB. 58 Berdamai dan Menata Masa Depan
59
BAB. 59 Membantu Sahabat
60
BAB. 60 Membujuk Khayla
61
BAB. 61 Desakan Khayla
62
BAB. 62 Tidak Akan Menunggu
63
BAB. 63 Keluhan Kaisar
64
BAB. 64 Menuntut Penjelasan
65
BAB. 65 Darurat
66
BAB. 66 Mimpi Buruk
67
BAB. 67 Dukungan Orang Terdekat
68
BAB. 68 Curahan Hati Rangga
69
BAB. 69 Merasa Bersalah
70
BAB. 70 Berusaha Lebih Baik
71
BAB. 71 Hadiah dari Istri
72
BAB. 72 Kedatangan Tamu
73
BAB. 73 Penyesalan
74
BAB. 74 Membujuk Erlan Pulang
75
BAB. 75 Ingin Melihat Adik
76
BAB. 76 Boleh Aku Menggendongnya?
77
BAB. 77 Erlan Meraju
78
BAB. 78 Tamat
79
Naik Ranjang : Terjerat Sang Perebut Tahta

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!