BAB. 2 Permintaan Kaisar

Tak ingin membuang waktu dengan terus membangunkan sang istri yang tak mau bangun, Kaisar memilih membawa Erlan keluar dari kamar dan membiarkan Jasmine tidur lagi.

Jasmine baru pulang dari luar kota setelah dua hari pergi melakukan pemotretan dibeberapa tempat. Sebelum pergi Kaisar sempat melarangnya namun Jasmine tetap saja pergi meninggalkan dirinya beserta anaknya dirumah.

Kaisar yang keluar dari kamar sembari menggendong Erlan bergegas menuju kamar Nala di mana sang adik iparnya sudah satu tahun ini tinggal di rumahnya untuk merawat Erlan.

“Nala,” panggil Kaisar bersamaan dengan dirinya mengetuk pintu kamar tersebut.

"Nala," panggilnya lagi.

Tak lama pintu kamar terbuka dan munculah sosok Nala yang baru saja terbangun dengan piama tidurnya.

Nala cukup terkejut melihat kakak iparnya menggendong Erlan yang sedang menangis.

“Erlan demam, Nala, kamu bisa bantu aku mengurusnya?”

“Tentu, Kak.”

Nala langsung mengambil Erlan dari gendongan Kaisar dan segera menenangkannya. Wajah Erlan terlihat sembab dia sudah menangis cukup lama, belum lagi tubuhnya yang demam membuat wajah anak itu terlihat memerah.

Meletakkan punggung tangan dikening Erlan, Nala bisa merasakan suhu panas di tubuh bayi laki-laki tersebut.

Menoleh pada kakak iparnya, Nala meminta pria itu mengambilkan kompres dan membuatkan susu untuk Erlan.

Kaisar bergegas pergi kedapur dan kembali membawa mangkuk berisi air hangat beserta handuk kecil didalamnya dan susu formula yang sudah diseduh didalam botol dot.

Nala dengan telaten mengompres kening Erlan, mencelupkan handuk kecil kemangkuk berisi air hangat, memeras handuk tersebut kemudian menempelkan dikening Erlan.

Menatap Erlan yang tengah terlelap di gendongan Nala, Kaisar menghembuskan nafas lega. Akhirnya Erlan yang sejak tadi menangis, kini sudah terlelap.

Menimang sebentar bayi itu Nala kemudian membaringkan Erlan di tempat tidurnya.

Kaisar kembali ke kamarnya setelah memberitahu Nala untuk kembali tidur. Menghampiri Jasmine yang sedang terlelap, dia duduk ditepi ranjang.

"Tidak kah sedikit saja kamu merasa kasihan pada Erlan, Jasmine?" tanya Kaisar membelai wajah Jasmine yang sedang terlelap.

Jasmine yang terusik dengan pergerakan tangan Kaisar perlahan membuka matanya dan mendengarkan apa yang pria itu katakan.

"Erlan anak kandung kamu, Jasmine, tapi dia justru seperti anak Nala. Kamu tidak pernah merawatnya bahkan menggendongnya saja kamu jarang sekali melakukannya. Aku tidak pernah memaksa kamu berhenti berkarir tapi kali ini aku minta kamu berhentilah berkarir. Aku ingin kamu merawat Erlan dengan baik sebagaimana seorang ibu merawat anaknya dengan baik."

Jasmine mendudukkan tubuhnya kemudian menatap sang suami dihadapannya. Dia tentu saja tidak terima Kaisar meminta dirinya berhenti berkarir.

"Aku juga menyayangi Erlan, Mas, makanya itu aku meminta Nala untuk merawatnya. Aku tidak bisa berhenti berkarir seperti yang kamu minta karena aku mencintai karirku. Tidak mudah bagiku berada dititik ini dan aku tidak akan melepaskannya."

Rasa sesak menyeruak masuk kedalam hati Kaisar mendengar perkataan Jasmine seolah dirinya dan Erlan tidak berarti apa-apa dibandingkan dengan karir wanita itu, namun dia tidak bisa memaksa sang istri untuk menuruti permintaannya.

Satu hal yang Kaisar sadari dia tidak sanggup bila hal seperti ini terus berlarut-larut. Dia butuh sosok istri dan ibu yang baik untuk Erlan.

Dan, semua itu ada pada diri Nala, adik iparnya sendiri.

...***...

Kaisar membuka pintu kamar Nala dengan pelan dimana tadi dia meninggalkan Erlan tidur disana. Dia hendak berangkat bekerja namun sebelumnya Kaisar ingin berpamitan pada sang putra seperti biasanya.

Melangkah masuk kedalam kamar itu, Kaisar melihat kamar nampak kosong tidak ada Nala maupun Erlan disana.

“Nala, Erlan, kalian dimana?”

Kaisar mencari keduanya kedalam walk in closet namun tidak ada. Mengetuk pintu kamar mandi juga tidak ada yang menyahut dan saat membuka kamar mandi tersebut ternyata kosong.

Bergegas Kaisar menuju balkon mencari tahu kemana perginya Nala dan Erlan. Ternyata wanita itu membawa Erlan bermain ditaman samping rumah menikmati mentari pagi yang begitu terasa hangat ditubuhnya.

Nala sedang memegangi kedua tangan Erlan, melatih bayi laki-laki itu untuk berjalan. Langkah demi langkah bisa Erlan lakukan dengan Nala yang menuntunnya. Nala melepaskan tangannya dari Erlan kemudian menyambut bayi laki-laki itu dari depan dengan kedua tangan dia buka.

Perlahan bayi laki-laki itu melangkah sendiri kearah Nala dan begitu tiba dihadapan wanita itu bergegas Nala memeluk sang keponakan dan menciuminya membuat tawa keduanya pecah.

Kaisar tersenyum dengan mata yang memanas terharu melihat ketulusan Nala yang merawat Erlan dengan baik. Bayi laki-laki yang semalam sakit kini sudah ceria kembali bahkan terlihat bahagia bermain bersama Nala.

Mendongakkan wajahnya keatas Kaisar menahan air mata agar tidak jatuh. Seandainya Jasmine seperti itu pada Erlan mungkin mereka menjadi keluarga paling bahagia, tapi nyatanya Jasmine seorang istri dan ibu yang egois.

Jasmine selalu mengutamakan karir dibandingkan keluarganya.

Kembali pandangan Kaisar menatap Nala bersama Erlan ditaman. Dia melihat Nala dan sang putra duduk dikursi dengan Nala memegang mangkuk berisi MP Asi untuk Erlan dan menyuapi bayi laki-laki itu.

Menghembuskan nafas yang begitu sesak didalam dada, Kaisar melangkahkan kakinya keluar dari kamar Nala, menuruni tangga kemudian melangkah ketaman samping rumah dimana ada Nala dan Erlan disana.

“Ehem.”

Suara deheman terdengar membuat Nala menoleh pada Kaisar dan tersenyum.

“Kak Kai sudah mau berangkat?” tanya Nala yang melihat Kaisar sudah rapih dengan stelan kantornya.

“Iya, Nala, aku sudah mau berangkat tapi sebelumnya mau pamit dulu sama Erlan. Bagaimana keadaan Erlan, apa demamnya sudah turun?”

“Sudah turun, Kak, Erlan juga sudah ceria lagi. Dia makan dengan lahap.” Nala tersenyum saat mengatakannya.

Kaisar menatap Erlan yang sedang mengunyah makanan dengan gusi yang belum dipenuhi gigi. Bayi laki-laki itu tampak ceria tak seperti semalam yang rewel membuat pria itu tersenyum melihatnya.

Kaisar membawa Erlan kedalam gendongannya kemudian menciumi pipi gembul sang putra membuat bayi laki-laki itu terkiki geli dengan tangan terus mendorong wajah sang papa.

Kaisar berhenti menciumi Erlan, kemudian menatap Nala dihadapannya dan tersenyum pada wanita itu.

“Terima kasih, Nala, kamu sudah merawat Erlan dengan baik.”

“Sama-sama, Kak, sudah tugas aku sebagai Tante sekaligus pengasuh Erlan.”

Meski demikian Kaisar bisa merasakan ketulusan Nala merawat dan menyayangi Erlan. Kaisar tersenyum pada Nala kemudian menyerahkan sang putra pada wanita itu

Nala mengulurkan tangan Erlan pada Kaisar mengajari sang keponakan untuk mencium tangan.

“Duh, pinternya anak Papa. Baik-baik dirumah ya sama Tante Nala.” Kaisar mengusap puncak kepala Erlan kemudian mencium pipi gembulnya membuat Nala sedikit menjauhkan wajah sebab wajah Kaisar terlalu dekat dengan wajahnya.

Kaisar terkekeh.

“Aku mencium Erlan, Nala, bukan mencium kamu.”

“Ah iya, Kak, aku takut saja Kakak salah sasaran,” ucap Nala dengan semburat merah dikedua pipinya.

“Oh ya? Apa kamu menginginkan aku salah sasaran?”

“Tidak!”

Kaisar terkekeh lagi kemudian mengusap puncak kepala Nala. “Titip Erlan ya, Nala, aku berangkat bekerja.”

“Iya, Kak, hati-hati.”

Kaisar mengangguk kemudian melangkahkan kakinya masuk kedalam rumah untuk segera berangkat ke kantor.

Langkah kaki Kaisar semakin cepat saat tiba di dalam rumah dia melihat Jasmine menuruni tangga dengan menggeret kopernya. Jasmine melangkah tergesa sebab dia harus segera tiba ditempat agency dan akan pergi ke luar kota bersama para model lainnya.

Bergegas Kaisar menahan tangan Jasmine yang hendak pergi.

“Mau kemana kamu, Jasmine?”

Terpopuler

Comments

Ning Suswati

Ning Suswati

katanya bayinya baru umur sebulan, kok udah belajar berjalan dan sdh bisa tersenyum, bayi ajaib kali

2024-12-23

0

Happy Kids

Happy Kids

fix anda bukan prioritas :) jadi yasudah. dia menikmati karir dan ego nya

2024-12-23

0

Ara Julyana

Ara Julyana

waduh, beneran di ceraikan?

2024-03-13

1

lihat semua
Episodes
1 BAB. 1 Menunda Kewajiban
2 BAB. 2 Permintaan Kaisar
3 BAB. 3 Ucapan Terima Kasih
4 BAB. 4 Berdebat
5 BAB. 5 Hadiah dari Kaisar
6 BAB. 6 Kesepian
7 BAB. 7 Dimarahi
8 BAB. 8 Berdebat, Merayu, dan Perhatian
9 BAB. 9 Tidak di Hargai
10 BAB. 10 Bercerai
11 BAB. 11 Mengagumi
12 BAB. 12 Niat Kaisar
13 BAB. 13 Memperkenalkan Calon Istri
14 BAB. 14 Kado dari Jasmine
15 BAB. 15 Berbagi Perhatian Suami
16 BAB. 16 Salah Paham
17 BAB. 17 Berbaikan
18 BAB. 18 Janji Tetap Bersama
19 BAB. 19 Hari yang ditunggu
20 BAB. 20 Menarik Perhatian
21 BAB. 21 Bertengkar
22 BAB. 22 Kebimbangan Jasmine
23 BAB. 23 Kerja Sama
24 BAB. 24 Tekad Jasmine
25 BAB. 25 Fashion Show
26 BAB. 26 Menggugat Hak Asuh
27 BAB. 27 Erlan Jatuh
28 BAB. 28 Akan Mempertahankan
29 BAB. 29 Sidang Gugatan Hak Asuh Erlan
30 BAB. 30 Kerepotan
31 BAB. 31 Mengurus Anak
32 BAB. 32 Penyayang VS Pemarah
33 BAB. 33 Kejutan dari Suami
34 BAB. 34 Ditinggal Sahabat
35 BAB. 35 Merindukan Kaisar
36 BAB. 36 Tidak Bisa Bersama
37 BAB. 37 Niat Baik yang Tidak Diterima
38 BAB. 38 Berkumpul Keluarga Suami
39 BAB. 39 Beri Aku Kesempatan
40 BAB. 40 Menjemput Jasmine
41 BAB. 41 Peringatan Kaisar
42 BAB. 42 Ada Apa dengan Jasmine?
43 BAB. 43 Sadar Posisi
44 BAB. 44 Nala Pingsan
45 BAB. 45 Kabar Bahagia
46 BAB. 46 Permintaan Nala
47 BAB. 47 Ngidam Nala dan Rahasia Rangga
48 BAB. 48 Memeriksa Kandungan
49 BAB. 49 Pulang Kerumah
50 BAB. 50 Perubahan Jasmine
51 BAB. 51 Membantu Menyelesaikan Masalah
52 BAB. 52 Pesan dari Jasmine
53 BAB. 53 Mengantar Undangan
54 BAB. 54 Hari Bahagia Untuk Jasmine
55 BAB. 55 Mengkhawatirkan Erlan
56 BAB. 56 Kondisi Erlan
57 BAB. 57 Bujukan Nala
58 BAB. 58 Berdamai dan Menata Masa Depan
59 BAB. 59 Membantu Sahabat
60 BAB. 60 Membujuk Khayla
61 BAB. 61 Desakan Khayla
62 BAB. 62 Tidak Akan Menunggu
63 BAB. 63 Keluhan Kaisar
64 BAB. 64 Menuntut Penjelasan
65 BAB. 65 Darurat
66 BAB. 66 Mimpi Buruk
67 BAB. 67 Dukungan Orang Terdekat
68 BAB. 68 Curahan Hati Rangga
69 BAB. 69 Merasa Bersalah
70 BAB. 70 Berusaha Lebih Baik
71 BAB. 71 Hadiah dari Istri
72 BAB. 72 Kedatangan Tamu
73 BAB. 73 Penyesalan
74 BAB. 74 Membujuk Erlan Pulang
75 BAB. 75 Ingin Melihat Adik
76 BAB. 76 Boleh Aku Menggendongnya?
77 BAB. 77 Erlan Meraju
78 BAB. 78 Tamat
Episodes

Updated 78 Episodes

1
BAB. 1 Menunda Kewajiban
2
BAB. 2 Permintaan Kaisar
3
BAB. 3 Ucapan Terima Kasih
4
BAB. 4 Berdebat
5
BAB. 5 Hadiah dari Kaisar
6
BAB. 6 Kesepian
7
BAB. 7 Dimarahi
8
BAB. 8 Berdebat, Merayu, dan Perhatian
9
BAB. 9 Tidak di Hargai
10
BAB. 10 Bercerai
11
BAB. 11 Mengagumi
12
BAB. 12 Niat Kaisar
13
BAB. 13 Memperkenalkan Calon Istri
14
BAB. 14 Kado dari Jasmine
15
BAB. 15 Berbagi Perhatian Suami
16
BAB. 16 Salah Paham
17
BAB. 17 Berbaikan
18
BAB. 18 Janji Tetap Bersama
19
BAB. 19 Hari yang ditunggu
20
BAB. 20 Menarik Perhatian
21
BAB. 21 Bertengkar
22
BAB. 22 Kebimbangan Jasmine
23
BAB. 23 Kerja Sama
24
BAB. 24 Tekad Jasmine
25
BAB. 25 Fashion Show
26
BAB. 26 Menggugat Hak Asuh
27
BAB. 27 Erlan Jatuh
28
BAB. 28 Akan Mempertahankan
29
BAB. 29 Sidang Gugatan Hak Asuh Erlan
30
BAB. 30 Kerepotan
31
BAB. 31 Mengurus Anak
32
BAB. 32 Penyayang VS Pemarah
33
BAB. 33 Kejutan dari Suami
34
BAB. 34 Ditinggal Sahabat
35
BAB. 35 Merindukan Kaisar
36
BAB. 36 Tidak Bisa Bersama
37
BAB. 37 Niat Baik yang Tidak Diterima
38
BAB. 38 Berkumpul Keluarga Suami
39
BAB. 39 Beri Aku Kesempatan
40
BAB. 40 Menjemput Jasmine
41
BAB. 41 Peringatan Kaisar
42
BAB. 42 Ada Apa dengan Jasmine?
43
BAB. 43 Sadar Posisi
44
BAB. 44 Nala Pingsan
45
BAB. 45 Kabar Bahagia
46
BAB. 46 Permintaan Nala
47
BAB. 47 Ngidam Nala dan Rahasia Rangga
48
BAB. 48 Memeriksa Kandungan
49
BAB. 49 Pulang Kerumah
50
BAB. 50 Perubahan Jasmine
51
BAB. 51 Membantu Menyelesaikan Masalah
52
BAB. 52 Pesan dari Jasmine
53
BAB. 53 Mengantar Undangan
54
BAB. 54 Hari Bahagia Untuk Jasmine
55
BAB. 55 Mengkhawatirkan Erlan
56
BAB. 56 Kondisi Erlan
57
BAB. 57 Bujukan Nala
58
BAB. 58 Berdamai dan Menata Masa Depan
59
BAB. 59 Membantu Sahabat
60
BAB. 60 Membujuk Khayla
61
BAB. 61 Desakan Khayla
62
BAB. 62 Tidak Akan Menunggu
63
BAB. 63 Keluhan Kaisar
64
BAB. 64 Menuntut Penjelasan
65
BAB. 65 Darurat
66
BAB. 66 Mimpi Buruk
67
BAB. 67 Dukungan Orang Terdekat
68
BAB. 68 Curahan Hati Rangga
69
BAB. 69 Merasa Bersalah
70
BAB. 70 Berusaha Lebih Baik
71
BAB. 71 Hadiah dari Istri
72
BAB. 72 Kedatangan Tamu
73
BAB. 73 Penyesalan
74
BAB. 74 Membujuk Erlan Pulang
75
BAB. 75 Ingin Melihat Adik
76
BAB. 76 Boleh Aku Menggendongnya?
77
BAB. 77 Erlan Meraju
78
BAB. 78 Tamat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!