"Satu ... dua. Satu ... dua."
Nala tengah mengajari Erlan belajar berjalan. Kedua tangan anak laki-laki itu ia pegangi dengan kuat dan kaki ia bimbing untuk melangkah.
Sembari tertawa anak laki-laki itu begitu senang melangkahkan kakinya. Kaki kanan dan kiri Erlan melangkah bergantian ke tempat yang Nala arahkan.
"Satu ... dua. Satu ... dua."
"Mamama mama." Celotehan Erlan terdengar renyah membuat Nala semakin bersemangat mengajari keponakannya berjalan.
"Ayo, Sayang, sebentar lagi kamu bisa berjalan dengan lancar," kata Nala.
Ia terus membimbing sang keponakan untuk semakin banyak melangkah agar kaki kecil itu terbiasa berpijak dan berjalan.
Nala mencoba melepas tangan Erlan dan membiarkan anak laki-laki itu melangkah sendiri tanpa bantuannya.
Kaki kecil Erlan masih terlihat gemetar saat menapakkan kakinya dan melangkah tanpa bantuannya. Nala terus memberi semangat pada Erlan agar keponakannya itu tidak pantang menyerah dan terus berjuang untuk keberhasilannya.
"Pelan-pelan, Sayang, kamu pasti bisa berjalan," kata Nala kemudian menyambut Erlan dari depan sembari membuka kedua tangannya.
"Mamama mama," celoteh Erlan sembari terus melangkah kecil kearah Nala yang menyambutnya.
Grep!
"Yeay! Erlan bisa jalan sendiri!"
Nala bersorak senang karena apa yang diajarkan pada Erlan sangat membuahkan hasil. Keponakannya itu kini sudah bisa berjalan membuatnya bangga pada dirinya sendiri karena sudah berhasil melatih Erlan dengan baik.
Nala mendaratkan ciuman di pipi kiri dan kanan Erlan yang gembul membuat anak laki-laki itu terpekik kegelian. Cekikikan Erlan menular pada Nala yang kini turut tertawar bahagia.
Tak jauh dari tempat Erlan dan Nala berada Kaisar menyunggingkan senyumnya. Sejak tadi dia memperhatikan apa yang Nala dan Erlan lakukan. Terlihat jelas olehnya bila Nala sangat tulus melatih Erlan berjalan.
Wanita itu bukan pengasuh biasa untuk anaknya melain seorang tante yang menjelma menjadi sosok ibu. Kasih sayang yang Nala curahkan pada Erlan sangat berbeda dengan Jasmine yang mementingkan karirnya seolah Erlan adalah anak kandung Nala sendiri.
"Papa pulang!" kata Kaisar sambil berjalan menghampiri keduanya dengan senyum simpul tercetak di bibirnya.
Hatinya yang tengah terluka oleh sikap Jasmine sebisa mungkin dia tutupi agar sang putra melihat dirinya baik-baik saja meskipun anak kecil sangat peka terhadap suasana hati kedua orang tuanya.
"Wah, Papa udah pulang!" kata Nala berbicara seolah dirinya adalah Erlan.
Kaisar tersenyum pada Nala kemudian mengusap puncak kepala Erlan dan menggendong sang putra menuju sofa.
"Sini, Kak, aku taruhkan tasnya kekamar," kata Nala yang melihat Kaisar kerepotan membawa tas kerja sembari menggendong Erlan.
"Oh iya. Makasih, Nala," kata Kaisar sambil memberikan tasnya pada Nala.
"Iya, Kak," balas Nala kemudian berjalan menaiki tangga dan membawa tas itu masuk ke dalam kamar kakak iparnya.
Nala hanya meletakkan tas itu dimeja baru setelahnya ia masuk kedalam kamar mandi menyiapkan air hangat untuk sang kakak ipar dan pakaian ganti pria itu.
Disisi lain, Kaisar yang mengambil alih Erlan kini sedang memangku anak itu dan mengajak sang putra berbicara.
"Erlan tadi belajar jalan sama tante ya. Gimana perasaan Erlan sekarang setelah bisa berjalan?" tanya Kaisar namun Erlan hanya menjawab. "Papapa pa papa."
Kaisar tertawa. Putranya itu ditanya apa jawabnya apa tapi dia yakin Erlan mengerti dengan pertanyaannya hanya saja belum bisa berbicara dengan lancar.
"Erlan sudah makan belum? Tadi Tante Nala masak apa?" tanya Kaisar lagi.
Dan lagi Erlan menjawabnya. "Papapa pa papa."
Lagi-lagi Kaisar tertawa gemas dengan jawaban Sang putra yang menggunakan bahasanya. Ia tidak mengerti bahasa itu karena Erlan lebih banyak menghabiskan waktu bersama Nala ketimbang bersama dirinya.
Kaisar akan bermain dengan Erlan saat pulang bekerja seperti ini atau malam hari sebelum sang putra tidur. Erlan juga seringkali tidur dengan Nala kecuali saat ada Jasmine di rumah, barulah anak itu akan tidur bersamanya.
"Erlan udah mandi belum?" tanya Kaisar namun anak itu masih menjawabnya dengan bahasa yang sama tidak dibisa di mengerti oleh Kaisar.
"Papapa pa papa."
Kaisar yang gemas dengan Erlan langsung mencium pipi gembul sang putra, terus mencium hingga membuat Erlan terpekik kegelian.
"Hahaha!"
"Utu tu. Anak Papa seneng banget ini."
Kaisar mencium Erlan sekali lagi hingga tidak lama kemudian Nala datang menghampirinya. Wanita itu mengulas senyum melihat keakraban Kaisar dengan keponakannya. Keduanya terlihat saling menyayangi satu sama lain.
"Kak, air hangatnya sudah aku siapin. Kakak bisa mandi sekarang, biar Erlan sama aku," kata Nala setelah tiba dihadapan Kaisar.
"Oh iya, makasih, Nala, tapi aku masih mau main dengan Erlan," kata Kaisar yang sebenarnya merasa tidak enak dengan Nala karena melakukan sesuatu yang sebenarnya adalah tugas istrinya.
Nala menganggukkan kepala kemudian memilih pergi ke dapur untuk menyiapkan makan malam. Meski di rumah Kaisar ada 3 orang pelayan namun Jasmine menugaskan Nala untuk menyiapkan makanan Kaisar.
...***...
"Nala, bisa aku bicara sebentar?" tanya kaisar yang melihat Nala hendak masuk ke kamar sembari membawa air putih bersiap untuk tidur.
Kaisar sengaja menunggu Nala di depan pintu kamarnya sebab akan memberi sesuatu pada wanita itu. Ia benar-benar merasa tidak enak pada Nala sehingga akan memberi sesuatu sebagai bentuk ucapan terima kasihnya.
Nala menghentikan langkah kakinya kemudian menoleh pada Kaisar "Bisa, Kak. Mau bicara di mana?" tanya Nala membuat Kaisar berpikir sejenak.
"Dibalkon aja bagaimana?" tanya Kaisar.
"Emm, boleh," jawab Nala.
Mereka kemudian menuju balkon dan berdiri saling bersisian dengan kaisar yang memegang besi pembatas balkon dan Nala masih memegang gelas air minumnya.
"Ini buat kamu." Kaisar menyerahkan sesuatu yang baru saja dia keluarkan dari saku celananya.
Nala menatap Kaisar dan kotak itu bergantian namun Kaisar yang sudah tidak sabar langsung meletakkan kotak itu ketangan Nala.
"Ini apa, Kak?" tanya Nala memutar-mutar kotak kecil tersebut.
"Buka aja supaya kamu bisa melihat isi di dalamnya," titah Kaisar dan diangguki oleh Nala.
"Kak, ini ...." Mata Nala berkaca-kaca melihat isi hadiah dari Kaisar dan spontan memeluk pria itu.
Seumur hidupnya ia belum pernah mendapat hadiah seperti itu dan kini Kaisar memberikannya padanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 78 Episodes
Comments
Ririn Nursisminingsih
yg istrinya siapa ini nala serasa jdi istrinya kaizar aja
2024-09-21
0
Carlina Carlina
gimana jasmin,terkejut kah🤭🤭🤭😛😛😛
2024-03-24
1
shyafira fitri
lanjut
2024-03-07
1