Lagi-lagi Kaisar merasakan jantungnya berdegup kencang saat berada di dekat Nala atau saat memikirkan wanita itu. Apapun yang Nala lakukan selalu membuat Kaisar kagum dan semakin kagum padanya.
Kaisar tidak mengerti apa yang ia rasakan itu hanya sekedar kagum atau perasaan lainnya. Dan untuk membuktikannya kini Kaisar sudah berdiri di belakang Nala yang tengah menyiapkan pakaian untuknya.
Kaisar meraba dadanya karena jantungnya berdegup kencang dan rasanya ia ingin memeluk Nala yang berdiri di hadapannya. Kedua tangan Kaisar sudah terangkat ingin memeluk Nala dari belakang tapi tiba-tiba wanita itu membalikkan tubuhnya.
"Eh." Nala melangkah mundur hingga tubuhnya menubruk lemari. "Kak Kaisar kapan datang?" tanya Nala karena saat ia masuk Kaisar belum pulang bekerja. Dia sedikit terkejut melihat kaisar yang sudah berada di hadapannya.
Tiba-tiba rasa gugup melanda Kaisar. Pria itu menggaruk tengkuknya yang tidak gatal dan menunjukkan deretan giginya yang rapih pada Nala.
"Baru aja, Nala," kata Kaisar berusaha mengendalikan rasa gugupnya. "Kamu lagi apa?" tanyanya kemudian.
"Oh, aku lagi menyiapkan baju untuk Kakak," jawab Nala sambil mengangkat pakaian kaisar yang berada di tangannya.
"Apa air untuk aku mandi sudah siap?" tanya Kaisar.
"Sudah, Kak. Kalau mau, Kakak bisa mandi sekarang."
Kaisar mengangguk kemudian melangkah masuk ke dalam kamar mandi. Di dalam kamar mandi Kaisar kembali memegangi dadanya yang masih merasakan bebaran jantung yang berdegup cepat.
"Apa aku jatuh cinta pada Nala?" gumamnya bertanya sendiri.
Sembari berendam Kaisar terus menghubungkan apa yang ia rasakan akhir-akhir ini saat berdekatan dengan Nala. Dan ia yakin dirinya telah jatuh cinta pada wanita itu.
...***...
"Nala, bisa kita bicara sebentar?" tanya Kaisar saat melihat Nala keluar dari kamar untuk mengambil air minum.
Kaisar sengaja membuka setengah pintu kamarnya dan menunggu Nala keluar karena tidak ingin mengganggu wanita itu yang tadi sedang menidurkan Erlan.
"Bisa, Kak," jawab Nala.
"Kalau begitu ayo masuk," ajak Kaisar sembari membuka lebar pintu kamarnya.
"Didalam?" tanya Nala menunjuk pada kamar Kaisar.
"Iya kita bicara dikamarku aja," jawab Kaisar.
Nala nampak ragu untuk masuk namun ia mengangguk karena mungkin ada hal penting yang ingin Kaisar bicarakan padanya.
Setelah Nala masuk ke dalam kamarnya Kaisar menutup pintu rapat-rapat membuat Nala seketika dilanda ketakutan.
"Kenapa pintunya ditutup, Kak?" tanya Nala yang takut Kaisar akan melakukan hal yang tidak-tidak pada dirinya.
"Aku nggak mau pembicaraan kita ada yang mendengarnya," jawab Kaisar kemudian berjalan menuju sofa.
Pria itu juga meminta Nala untuk duduk disofa bersamanya
“Tapi, Kak, aku nggak enak bicara dikamar Kakak. Aku takut ada yang akan salah paham pada kita," kata Nala.
Seulas senyuman terbit dari wajah Kaisar yang kini menatap wajah polos Nala yang tengah ketakutan.
"Kamu tenang saja, Nala, nggak ada yang akan salah paham pada kita. Ayo sini duduk." Kaisar menepuk tempat kosong di sebelahnya.
Dengan ragu Nala melangkahkan kakinya dan duduk di sebelah Kaisar kemudian menatap pria itu yang juga tengah menatapnya.
"Kamu tahu kan aku dan Jasmine sudah resmi bercerai?" tanya Kaisar membuka pembicaraan di antara mereka.
"Iya Kak, tahu," jawab Nala sambil menganggukkan kepala.
"Aku sudah resmi menjadi duda, Nala, dan aku berniat menikah lagi. Menurut kamu bagaimana?" tanya Kaisar meminta pendapat pada Nala.
Nala terdiam sebentar memikirkan jawaban atas pertanyaan Kaisar itu.
"Emm, menurutku sih nggak apa-apa, Kak, karena kakak juga berhak bahagia. Tapi, bagaimana dengan Erlan kalau Kakak menikah lagi?" tanya Nala membuat Kaisar tersenyum.
Sudah Kaisar duga Nala akan memikirkan Erlan, dan kebahagiaan anak itu. Kaisar jadi semakin yakin akan menjadikan Nala sebagai ibu sambung Erlan.
"Aku akan menikahi seseorang yang tulus menyayangi Erlan, jadi dia akan baik-baik saja," jelas Kaisar.
Ada rasa kecewa di hati Nala mendengar perkataan Kaisar. Bila pria itu menikahi wanita yang tulus menyayangi Erlan maka dia tidak bisa lagi bersama anak itu.
Bukan ia tidak senang, namun Nala sudah terlanjur menyayangi Erlan. Dia sudah mengasuh Erlan sejak baru lahir dan dia sudah menganggap keponakannya itu seperti anak kandungnya sendiri.
"Oh iya, Kak, bagus itu. Tapi apa aku masih boleh mengasuh Erlan kalau kakak sudah menikah lagi?" tanya Nala yang tidak ingin berpisah dengan Erlan.
“Tentu saja, Nala, karena wanita yang akan aku nikahi itu kamu."
Seketika Nala terbelalak mendengar perkataan Kaisar. Dia tidak menyangka bila seseorang yang sedang dibicarakan Kaisar itu adalah dirinya.
"A-aku? Kenapa aku, Kak?" tanya Nala terkejut.
"Karena kamu tulus merawat dan menyayangi Erlan. Kamu juga menganggap dia sebagai anak kandung kamu sendiri dan memperlakukannya dengan baik. Aku yakin kamu akan menjadi Ibu yang baik untuk Erlan juga istri yang baik untukku," jelas Kaisar berusaha membuat Nala mengerti niatnya.
"Tapi, Kak, bagaimana dengan Kak Jasmine kalau tahu Kakak akan menikahiku?"
Kaisar meraih tangan Nala dan menggenggamnya. "Aku dan Jasmine sudah tidak memiliki hubungan apa-apa dan aku bebas menikahi siapapun yang aku mau."
"Iya aku tahu tapi, Kak, kalian baru saja bercerai dan kak Jasmine pasti akan marah padaku kalau tahu Kakak akan menikahiku."
Kaisar mengeratkan genggaman tangannya kemudian menarik nafas. "Aku akan selalu melindungimu dari Jasmine, Nala. Aku ingin menikahimu karena aku merasa jatuh cinta padamu dan ingin menjadikan istriku juga Ibu sambung untuk Erlan."
"Tapi, Kak ...."
"Nala, aku mohon jangan menolakku. Kalau Jasmine nggak terima dengan hubungan kita maka kita bisa menghadapinya bersama-sama. Pikirkan Erlan juga, Nala, karena dia membutuhkan seorang ibu dan aku ingin kamu yang menjadi ibu sambung untuknya," lirih Kaisar dengan menatap sendu pada Nala.
Jujur saja Kaisar sangat berharap Nala tidak menolaknya karena ia sudah sangat yakin ingin menjadikan Nala sebagai istri dan ibu sambung untuk anaknya.
Nala menatap mata Kaisar dalam-dalam. Jujur saja ia mengagumi mantan kakak iparnya itu tapi ia takut hubungannya dengan sang kakak semakin memburuk bila dirinya menikah dengan Kaisar, mantan suami sang kakak.
"Kalau kamu keberatan menerimaku karena Jasmine maka terimalah aku karena Erlan membutuhkanmu," kata Kaisar. 'Dan juga aku,' batinnya.
Setelah terdiam cukup lama mempertimbangkan baik-baik keputusan yang akan sangat berpengaruh pada hidupnya, pada akhirnya Nala menganggukkan kepala.
"Iya, Kak, aku menerima Kakak," kata Nala membuat Kaisar tersenyum senang. Saking senangnya pria itu langsung membawa Nala ke dalam pelukannya.
"Maaf," kata Kaisar yang jadi salah tingkah dihadapan Nala. Begitupun dengan Nala yang memalingkan wajahnya menyembunyikan wajahnya yang merona.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 78 Episodes
Comments
Ning Suswati
semoga dilancarkan sampai sah sah sah, lanjut thor aq suka alurnya tdk berbelit, dan maju, jgn sampai niat baik tsb ada halangan, dan semoga dilancarkan jalannya menuju kebaikan
2024-12-23
0
Ririn Nursisminingsih
wah kaizar gercap nih
2024-09-21
0
Carlina Carlina
dah pasti si jamin itu punya selingkuhan😏😏😏
2024-03-24
1