.
.
.
Difa tiba disebuah hotel dimana Ridwan sudah menentukan tempat. Tanpa ragu dan bimbang, Difa menyusuri lorong menuju kamar yang disebutkan Ridwan.
Sambutan penuh kehangatan pun diberikan Ridwan dengan mesra sekali. hiasan bunga disepanjang jalan masuk kedalam kamar begitu memanjakan mata Difa.
"Mas.. kau siapkan semua ini untukku ??"Difa seakan tak percaya.
"Tentu saja.. kekasihku kan cuma kau.."balas Ridwan seraya mencium pipi Difa.
"gombal.."difa tersenyum puas sekali.
ia digiring Ridwan kedalam dan mata Difa kembali disuguhkan pemandangan dimana Ranjang yang telah dihiasi oleh kelopak bunga mawar merah selayaknya kamar pengantin baru.
"Mas.. ini seperti.."Difa kembali dibuat kagum.
"Karna malam ini kau milikku.."Bisik Ridwan yang langsung memutar tubuh Difa, me lu mat bibir Difa dengan penuh Na f Su.
Ridwan terlihat menggiring Difa diatas ranjang. tangan Ridwan mulai bergerilya ditubuh Difa yang seksi.
"Kita lakukan malam ini ya.."Ucap Ridwan.
"Tapi mas.. kita harus menikah dulu.."Tolak Difa. yang sejujurnya takut berhubungan badan. selama ini mereka hanya bercumbu dan saling memuaskan tanpa menyatukan diri melainkan dengan cara lain.
"Kau tidak percaya padaku ?? Lusa surat semua selesai kalau harta Safana sudah atas namaku, kita bisa langsung menikah..kalau aku pria brengsek, mana mungkin aku bertahan tidak menyentuh kakakmu itu demi bisa memberikan servis terbaik untukmu.."Rayuan maut diberikan Ridwan.
Difa menggigit bibir bawahnya, ia ragu tapi ia juga tidak mau sampai Ridwan kecewa. cinta telah membutakan mata gadis muda itu.
"Mas...kata temanku nanti akan sakit sekali.. aku takut.."Ucap Difa.
"Kan sudah sering aku masuki jari. tidak akan sakit.. ayo.."Ridwan membaringkan tubuh Difa diatas ranjang, rayuan maut serta sentuhan-sentuhan dari Ridwan benar-benar membuai seorang Difa, hingga tanpa penolakan lagi, Difa menyerahkan kehormatannya pada pria yang sebenarnya berstatus kakak iparnya itu. pria yang begitu banyak topeng diwajahnya.
.
.
Pyarr !!!
Mama Weni memegangi dadanya karna cukup terkejut saat gelas yang ia pegang terjatuh. padahal mama Weni hanya ingin minum air putih saja.
"Ya Allah.. ada apa ini.."Gumam Mama Weni.
"Nyonya terluka tidak ??" tanya salah seorang pelayan.
"Oh..em.. saya tidak apa-apa..maaf bik saya membuat pekerjaan bibi bertambah."Ucap Mama Weni.
"Nyonya jangan begitu.. saya tidak masalah kok.. Saya bereskan dulu.."Pelayan itu terlihat meletakkan keranjang baju diatas meja disisi mama Weni.
"Ini baju Difa bik ??" Tanya Mama Weni.
"Iya Nyonya..mau Saya taruh dilemari Nona Difa."Balasnya
"Saya saja bik.."Mama Weni mengangkat keranjang baju itu.
"Tapi Nya.."
"Tidak apa-apa.. kita gantian.."Timpal mama Weni seraya melangkah menuju kamar putri keduanya.
Kebiasaan buruk Difa, mama Weni bisa melihat kasur yang berantakan dengan selimut serta bantal terjatuh berserakan dilantai.
Mama Weni menghela panjang nafasnya. "Difa..difa.. kapan dia akan sedikit lebib dewasa..."gumam Mama Weni seraya memunguti bantal dilantai.
Saat hendak berdiri lagi, Mama Weni menghentikan aktivitasnya. ia melihat sesuatu dibawah kasur Difa.
"Apa itu ??"Mama Weni segera mengambilnya sebab rasa penasaran sudah benar-benar ada.
mama Weni begitu keheranan saat mendapatkan kotak hitam dibawah kolom tempat tidur.
"kotak apa ini ??"Mama Weni mencoba membuka kotak itu.
Dan kembali Mama Weni dibuat keheranan "Baju ??"Mama weni mengambil satu persatu.
"Ini obat apa ya ??"Mama Weni menemukan kotak obat.
"Kain ??"Mama Weni masih terus memutar otaknya berusaha menduga-duga, namun ia tak serta merta berbicara dulu sebelum ada bukti atau hal yang membuat Difa terpojok.
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 124 Episodes
Comments
Andri
penyesalan ada di belakang difa rasakan sendiri
2025-02-17
2
Suharnani
difa masuk jerat rayuan setan
2024-10-18
1
Syahrudin Denilo
lanjutkan
2024-09-15
1