.
.
"Pokoknya aku tidak mau pulang keapartemen, aku mau dirumahmu saja.. Apartemen itu ada hantunya..."Ronta Mesya dengan terus duduk diranjang. tubuhnya yang masih polos karna pertempuran ranjang dengan Ridwan baru saja mereka lakukan.
"Tapi kalau adiknya Safana kesini bagaimana ?? Dia bisa curiga denganku.. aku masih harus mengurus harta milik Safana dulu.."balas Ridwan mencoba merayu.
"Kenapa lama sekali sih ?!! aku sudah bersabar cukup lama.. lagian kenapa juga kau pura-pura menyukai adiknya Safana ??!! Atau jangan-jangan kau beneran suka lagi sama dia ??!!" tuduh Mesya.
"Itu tidak akan terjadi sayang.."Ridwan memeluk Mesya dari belakang.
"Aku terpaksa, karna memang aku butuh dia dalam melakukan semua ini.. sudahlah, kalau waktunya sudah tiba, Kita akan hidup bahagia bersama diluar negeri."Imbuh Ridwan seraya kembali mencumbu Mesya.
Mesya memejamkan mata kala tangan Ridwan bergerilya diseluruh tubuhnya.
"Kalau kau sampai membohongiku, aku akan membunuhmu.."Ucap Mesya seraya menyambar bibir Ridwan dan menciumnya penuh Hasrat.
.
.
Mama Weni mengetuk pintu kamar Difa guna mengajak putri keduanya itu makan malam.
Perlahan Difa telrihat membuka pintu kamarnya. namun tatapan Difa yang terlihat tidak suka membuat senyum mama Weni luntur.
"Ada apa Ma ??"
"Ayo turun.. kau belum makan sejak siang."Ajak mama Weni.
"Mama masih peduli denganku ya ?? Wah... aku terharu sekali.."Balas Difa bernada ejekan.
"Difa.. Mama masih malas berdebat denganmu.. cepatlah turun papamu sudah menunggu."Timpal Mama Weni.
"Baiklah.."Difa melewati Mama Weni san turun terlebih dulu meninggalkan Mama weni yang masih diatas.
Tiba dibawah Difa langsung duduk dan mengambil makanan tanpa menyapa sang papa. rupanya gadis itu masih kesal pada kedua orangtuanya.
"Difa.. kapan kau akan selesai skripsi ?? Sudah berapa tahun kamu kuliah tapi tidak selesai-selesai "Ucap Papa Rio memulai bicara.
Difa menghembuskan nafasnya dengan kasar. "Papa juga mau membandingkan aku dengan kak Safana ???"
"Kenapa kau bawa-bawa nama kakakmu ?? papa bertanya padamu Difa !!"Timpal papa Rio.
"Aku memang tidak sepandai dan sepintar kak Safana, terserah papa mau menganggapku apa, paling kalian juga mau membandingkanku dengan kak Safana kan.."Celoteh Difa
Mama Weni yang baru duduk segera menyentak Difa. "Difa !! jaga bicaramu dengan papamu !!"
Brakk !!!
"Mama menyuruhku makan. tapi kenapa kalian tidak membiarkanku menelan satu nasi saja !!! sebegitu pentingkah kuliahku ?? Apa sellama ini kalian memikirkan itu !!!?" Protes Difa dengan wajah kesalnya
Mama weni hendak menjawab, namun segera ditahan Papa Rio.
"jadi sekarang kau maunya bagaimana ?? Sampai kapan kau menjadi arogan begini ??"Papa Rio tidak meninggikan suaranya sama sekali.
Difa menghela panjang nafasnya. "Apa penting aku lulus atau tidak ?? Asal papa tempatkan aku dikantor aku akan langsung bisa belajar disana."
"Tapi kalau kau tidak lulus semua staf pasti mempertanyakan Difa, Dikantor tidak ada anak tidak ada orangtua, meski papamu pemilik perusahaan"Tutur Mama Weni memberi pengertian pada putri bungsunya
"hah..kalian memang terlalu meremehkan aku !!!"Difa beranjak dari duduknya dan meninggalkan meja makan. Mama Weni yang hendak mengejar ditahan oleh papa Rio.
"Tapi Pa.."
"Sudahlah.. Entah bagaimana dan kenapa Difa begitu ingin masuk kekantor tapi dia tidak mau kuliah."Ucap Papa Rio begitu kefikiran. dulu sebelum Safana meninggal papa Rio tidak kawatir dengan perusahaannya, sebab Safana begitu bisa diandalkan, namun kini jika bukan Difa siapa lagi penerusnya kelak. Namun sifat arogan Difa terus saja membuat papa Rio ragu untuk menjadikan Difa penerusnya setelah ia pensiun nanti.
...
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 124 Episodes
Comments
Syahrudin Denilo
hadeeh
2024-09-15
1
VaVi Nda
rajin update dong thor...
2024-03-26
1