.
.
"Kau dirumah saja. jangan ikut kekantor, nanti pulang dari kantor aku akan mulai menangani kasusmu. hari ini aku masih punya kasus yang lain yang harus segera aku selesaikan."Ucap Fatir seraya mengenakan kaos kaki dan sepatunya.
"Aku bisa bosan menunggumu.. aku tidak akan mengganggu kok.."balas Safana
"Lalu dikantorku kau mau apa ?? Disana juga tidak ada taman bermain.."Timpal Fatir.
"Kan aku bisa jalan-jalan disekeliling. aku ikut ya ?? please.."Safana menangkupkan kedua tangan didepan dada seraya memajang wajah manjanya.
degg..
Fatir hampir saja terpesona dengan kecantikan Safana, namun Fatir segera menepis fikiran itu.
"Baiklah.. tapi ingat. jangan membuat ulah."Ujar Fatir.Safana mengangkat jari jempolnya tanda ia setuju. Fatir pun. bergegas keluar dengan tas yang ia tenteng.
Safana dengan santai pula berjalan disisi Fatir. bahkan didalam lift, Safana setia selalu disisi Pria yang sangat diharapkan oleh safana itu.
Tiba dilantai bawah, Fatir dan Safana keluar bersamaan. Namun Langkah safana terhenti saat matanya melihat seseorang yang begitu ia kenal.
"Mas Ridwan.."Gumam Safana. ia semakin dibuat terkejut saat Difa yang baru datang berlari kecil kearah Ridwan. keduanya saling berpelukan begitu mesra sekali.
"Aku merindukanmu.."Ucap Ridwan lirih seraya mencium mesra bibir Difa. seakan urat malu mereka sudah terputus. sama sekali tidak ada rasa sungkan saat banyak pasang mata melihatnya.
"Kenapa semalam kau tidak mengangkat panggilanku.. niatku semalam saja kita keHotelnya, kan kita bisa menginap bersama.."Balas Difa.
"Maaf sayang.. aku harus mencari sesuatu dulu.."Timpal Ridwan.
"Apa itu ??"
"Shutt.. kita lanjut dikamar saja ya ?? malu dilihat orang.."Ridwan dan Difa terlihat begitu bahagia dan keduanya beriringan menuju lift.
Tidak ada sama sekali raut kesedihan diwajah dua orang yang dikenal Safana itu. sakit, perih sekali rasanya. hingga air mata Safana menetes tanpa ia sadari.
"Sejak kapan mereka menjalin hubungan terlarang ini ?? Difa.. Kenapa kau melakukan semua ini.."Gumam Safana.
"kau mengenal mereka ??"Suara Fatir mengejutkan Safana.
"Eh..em.. Itu.. eem... iya.."Safana tidak bisa menyembunyikan kesedihannya.
" Mereka siapamu ?? siapa tau aku bisa mencari tau lewat mereka."Balas Fatir.
"Jangan tanya mereka.. mereka suami dan adikku.."Balas Safana lirih sekali.
Fatir bisa melihat gurat kesedihan diwajah Safana. "Kau mau mengikuti mereka ??"
Safana segera menggeleng." aku tidak sanggup melihat kenyataan pahit ini.."Tangis Safana.
Fatir membuang kasar nafasnya. "Ya sudah.. ayo.."Ajak Fatir.
"Pergilah dulu.. aku masih mau sendiri.."Safana
"Kau mau kemana ?? jangan bertindak nekat."ucap Fatir.
"Aku hantu.. mana bisa bunuh diri.. tenang saja..pergilah. aku akan menyusulmu nanti.."Balas Safana dengan lesu.
"Kau tau arah kantorku ??"
"Aku hantu.. tinggal sebut namamu saja aku bisa sampai kesana.. menyebalkan sekali sih !!"Safana menghentak-hentakkan kakinya dilantai sembari meninggalkan Fatir.
entah mengapa fatir begitu kawatir dengan Safana sampai lupa jika wanita itu adalah roh gentayangan.
"Tuan Fatir sedang melihat apa ??" Tegur salah seorang petugas hotel.
"Oh.. tidak.. aku tadi berfikir apa ada barangku yang tertinggal.."balas Fatir yang lamunannya diganggu petugas.
"mau saya bantu tuan ??"
"Tidak usah.. saya harus ke kantor. terima kasih."Fatir bergegas berjalan keluar. meski sesekali ia melihat Safana yang masih melangkah gontai kepintu Samping.
"Apa kematianku juga ada hubungannya dengan perselingkuhan mereka ?? papa dan Mama tau tidak masalah ini ?? Papa.. mama.. Safana sedih sekali.."Tangis Safana yang terduduk dilantai.
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 124 Episodes
Comments
Erni Sasa
kan apartemen ya kenpa jadi hotel?
2024-10-31
1
Syahrudin Denilo
waduh
2024-09-15
0
N Wage
kok hotel ya?
bukan apartemen?
2024-08-23
0