.
.
Safana menutup mulutnya tak percaya. ini kali pertama sang mama menampar Difa, sejak kecil hingga besar, baik Difa maupun dirinya sama sekali tidak pernah mendapat perlakuan sekasar itu.
Mata merah Mama Weni terlihat saat menatap tajam Difa yang baru saja ia tampar.
Difa memegangi pipinya yang terasa kebas. ia begitu marah dengan sang Mama yang selalu menyalahkan dia.
"Kalau kau adik yang baik.. kau tidak akan pernah menganggap kakakmu mati Difa. kakakmu hanya kembali kepada sang pencipta, Tapi dihati Mama Kakakmu tetap hidup, dan aka. hidup selamanya bersama Mama.."Terang mama Weni dengan berlinang air mata.
"Mama Egois !!! Mama sama sekali tidak memikirkan perasaan Difa !! aku juga anak Mama, tapi sejak dulu kasih sayang mama lebih besar ke pada Kak Safana saja, Inilah yang membuatku muak tinggal dirumah dari dulu !! aku juga merasa kehilangan Ma !!? Tapi aku tidak seperti Mama yang menjadi gila karna kematian kakak !!!"balas Difa dengan berapi-api.
"Difa !!! pelankan suaramu !!!" Bentakan suara pria terdengar.Papa Rio berjalan cepat menghampiri anak kedua dan istrinya.
Baik Mama Weni maupun Difa menoleh bersamaan, Safana pun juga ikut menatap sang papa yang entah sejak kapan sudah ada disitu.
"Apa ??!! papa juga mau menyalahkan difa ??!! Ini sudah sering terjadi.. aku sudah hafal !!! Kalian semua sama sekali tidak menyayangiku !! Aku muak !! aku mau pergi dari neraka ini !!!"balas Difa yang masih dikuasai emosi dan tanpa menunggu restu kedua orangtuanya, Difa bergegas pergi dari rumah itu. Hatinya seperti terbakar atas perlakuan sang mama dan papa.
Dengan kasar Difa membanting pintu mobilnya. "Aku benci kau kak Safana !!! Aku berharap tidak ada orang yang menemukanmu !!!"Luapan kebencian terlontar dari mulut Difa, Ia menyeka air matanya lalu segera melajukan mobil miliknya.
.
.
Sementara Ditaman Safana hanya bisa menatap dengan menangis. Mama Weni tengah ditenangkan oleh Papa Rio.
"Sudah.. biarkan saja.. Difa terlalu keras.. semoga saja dia bisa sadar jika ia salah."ucap papa Rio.
"Mama menyayangi mereka sama Pa.. tapi sikap Difa yang selalu menguji kesabaran Mama.. Tangan mama sudah berdosa pa.."Tangis Mama Weni.
"Iya.. papa tau, Sudah jangan terlalu difikirkan.. aku tidak mau kau sampai sakit.."Hibur papa Rio.
Safana menatap kepergian mama dan papanya yang melangkah masuk kedalam.
"Kasihan sekali Mama.. dan Papa.."Ucap Safana yang tidak tau harus bagaimana agar bisa menenangkan mama Weni yang terus menangis.
.
.
Fatir mengusap kasar wajahnya. hampir saja ia tadi kalah dipersidangan karna tidak fokus dengan kasus yang ia tangani. entah mengapa Fatir malah memikirkan Roh gentayangan yang sejak kemarin mengikuti dia.
"Kau sakit Fa ?? Tadi kau terlihat tidak fokus ??"Tegur Miko, salah satu rekan Fatir.
"Iya.. aku sedikit pusing..maaf, tadi membuatmu kesulitan."Balas Fatir.
"Tidak masalah.. kau sering menolongku juga..Segeralah kedokter, Aku ada beberapa kasus lagi yang memerlukan bantuanmu."ujat Miko.
"Tapi aku juga punya kasus terbaru. "!Balas Fatir dengan cepat.
"Benarkah ?? Hubungi aku jika kau kesulitan
ya ???"Miko menepuk pundak Fatir.
"Baiklah.. aku duluan.."Fatir melangkah keluar lebih dulu.
Tiba didalam mobil Fatir membuang kasar nafasnya.."Wanita itu kemana ?? Apa dia tidak jadi menyelidiki kematiannya ??" Gumam Fatir.
"Aa.. apa mungkin dia dikantor san menungguku ??"Duga Fatir yang segera menjalankan mobilnya.
"Semoga saja kau Dikantor me menungguku."Entah sadar atau tidak Fatir sangat berharap Safana ada dikantor tengah menunggunya.
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 124 Episodes
Comments
Syahrudin Denilo
lanjutkan Thor makin seru nih
2024-09-15
1