.
.
.
Sejak tadi memikirkan kedua orangtuanya. entah bagaimana Safana tiba-tiba sudah ada ditaman rumah besar milik orangtuanya.
sadar akan hal itu, Safana pun segera beranjak dari duduknya. "Ini taman rumah mama kan ??"Terka Safana seraya mengamati beberapa bunga yang dulu sempat ditanam Safana bersama sang mama.
Belum habis keterkejutan Safana, Ia mendengar suara Mama Weni yang menuju taman dimana ia berada.
"Itu Mama.."
Terlihat mama Weni membawa beberapa bingkai foto Safana dan meletakkannya ditaman.
"Nyonya.. kenapa semua foto Nona Safana dikeluarkan ketaman ??"Tanya pelayan seraya meletakkan beberapa foto Safan ditaman.
"Ini tempat favorite dia Bik.. Saya mau bersama dia beberapa hari ini.. oh ya, yang tadi saya Minta tolong dipasang dikamar saya ya ?? dan lagi, kamar Safana jangan lupa dibersihkan.. mana tau nanti dia pulang.."Ucap mama Weni yang sadar akan kekonyolannya.
pelayan merasa iba sekali dengan kesedihan Nyonyanya. namun karna perintah tuan besarnya, Mereka hanya bisa menuruti semua keinginan Mama Weni yang begitu berharap putrinya dapat kembali.
Mendengar ucapan sang mama Air mata Safana sudah tidak terbendung lagi. Ia memang sangat dekat dengan mamanya sejak dulu.
"Nah sayang.. kau pasti merindukan tamanmu kan ?? Lihatlah, bunga yang kita taman bersama dulu sekarang sudah Berbunga. indah sekali.."Mama weni berbicara dengan foto Safana yang selalu dalam dekapannya.
"Kau pernah bilang akan memetiknya untuk yang pertama kan ?? Lalu kenapa kau tidak memetiknya dulu Nak.."Suara mama Weni mulai terdengar bergetar sebab tangisan yang hendak keluar sudah mulai ia tahan.
Tak henti air mata Safana terus mengalir. ia bahkan tak bisa berkutik dari tempatnya. prihatin sekali rasanya melihat mama Weni menjadi seperti itu karna meninggalnya Safana.
"Anak Mama.... Kau mendengar mama kan Nak ?? Kau senang kan bisa duduk ditaman bersama Mama ??"Mama Weni mengajak bicara foto Safana.
namun reflek, Safana terlihat menggangguk dan perlahan ikut duduk disisi mama Weni.
Tangan mama Weni meraih gambar wajah Safana yang tersenyum penuh keceriaan. terlihat bergetar hebat, Hampir saja tidak sampai.
"kau bahagia sekali sayang meninggalkan mama ?? Apa kau tidak kasihan pada mama yang kehilanganmu ?? pulanglah Anakku Safana.. Mama merindukanmu.."Pertahanan mama Weni runtuh seketika. ia terisak dan menangis dengan begitu sedihnya.
Bahkan Safana yang tak kuasa menahan air mata ikut terisak. Mendengar suara tangisan mamanya saja bisa terasa sedih sekali apalagi Safana mendengar ungkapan hati mama Weni.
"Mama.. safana disini Ma.."Ucap Safana dalam tangisannya juga.
.
.
Hampir sore, mama Weni tetap berada ditaman. seharian ia habiskan bercerita dengan foto Safana. Safana pun juga dengan setia menemani mamanya, walau pun bahkan meraih tubuhnya saja tidak bisa, setidaknya Safana bisa menghibur mamanya dengan beberapa hal yang mungkin bisa ia lakukan.
Terdengar suara difa memanggil mama Weni, namun terlihat mama Weni sama sekali tidak peduli hingga Wajah Difa terlihat.
"Mama !!!"Safana bisa melihat gurat wajah tidak bersahabat dari adiknya itu.
"Kenapa kau selalu berteriak sih Difa ?? Kalau kakakmu bangun bagaimana ??"Balas Mama weni.
"Cih.. Ma.. kenapa seluruh rumah dipasang foto kak Safana sih ??! ini lagi, Ditaman juga, buat apa mama memajang foto kak Safana disini ??!! Kak Safana sudah mati Ma.. sadarlah akan hal itu !!" Protes Difa. hingga mendapat tatapan tajam dari mama Weni.
"Diam kau Difa !!! Siapa bilang kakakmu sudah mati ?? hah !! jawab !! kakakmu masih selalu ada dihati mama !!!"Sentak mama Weni.
"Iya. karna dia anak kesayangan mama. Ma, kenapa mama tidak menyayangi Difa seperti mama menyayangi kak Safana sih ??!! Bahkan mama sampai seperti ini karna dia yang jelas-jelas sudah mati ?!!"
plakk !!!
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 124 Episodes
Comments
Astri Olga Desitri Sanam Sanam
Difa kaya tidak sedih atas kepergian kknya
2024-09-25
1
Syahrudin Denilo
wah kyknya si Difa yg jahatnya nih
2024-09-15
1