Bab 15 : Bertemu mantan mertua

Banyak tekanan yang didapat oleh Sassy tentang pekerjaan, selain jadwal padat sang bos juga cibiran dari Kinan. Kadang ia membiarkan ulah seniornya itu, tetapi tak jarang juga melawannya. Bagi Sassy semua itu adalah konsekwensinya dalam pekerjaan, yang menuntutnya bertindak bijak. Usianya yang masih muda dan pengetahuannya yang terbatas mengenai seluk-beluk pekerjaan, tak jarang membuat ia kesulitan. Harus bertanya dan berhadapan dengan Kinan, tentang apa yang harus di lakukan. Sebagai Senior, kadang Kinan mau memberikan petunjuknya. Selebihnya ia akan bungkam, dan marah-marah. Untungnya Mbak Wiwit sang supervisor, mau berbaik hati memberikan informasi.

Sebagai seorang PA, Sassy di tuntut untuk bisa menghandle tugas-tugas Bian. Menjawab dan mengirimkan email pada rekan bisnis, juga mengatur jadwal kunjungan sang bos. Terkadang menjadi kekasih sementara Bian, guna mengusir wanita-wanita cantik yang berusaha menggodanya. Sassy sempat heran dengan kelakuan sang bos, yang sepertinya alergi bila berhadapan dengan makhluk berjenis kelamin wanita. Terbersit dalam benaknya, jangan-jangan Bian seorang gay. Kalau benar seperti rumor yang beredar, tentunya amat sangat disayangkan.

Seperti pagi-pagi sebelumnya, Bian sudah stand by di depan rumah. Menunggu Sassy, keluar dari rumahnya. Kadang ia merasa sungkan, menerima perlakuan khusus dari bosnya. Pernah ia komplain pada Bian, yang ditanggapi dengan wajah datar. "Kamu kan asisten aku, wajarlah sering bersama" kata-kata sakti itu yang selalu ia dengar. Lama-lama ia jadi tak enak hati, terutama pada Kinan yang terlihat memasang tampang permusuhan. Setiap bekerja selalu saja, perempuan yang lebih tua itu menyindirnya. Ia mengatakan, Sassy hanya modal tampang polos dan lugu. Untuk menggaet hati atasannya, yang masih lajang.

"Kenapa masih pagi tampang kamu udah bete, gitu?" tanya Bian, demi melihat muka asistennya yang tertekuk.

"Udah saya bilang, bapak jangan jemput" ucap Sassy, berdiri di sisi kendaraan yang mesinnya sudah menyala.

"Masuk Sassy! Saya gak mau Rian marah, karena membiarkan mu naik Go-Jek."

Dengan berat hati, ia masuk ke dalam mobil di bagian kursi penumpang. Ia harus komplain pada sang kakak, karena membuatnya menjadi serba salah.

"Apa, jadwal saya hari ini?" tanya Bian, melirik kearah Sassy.

"Hari ini, bapak gak ada kunjungan ke mana-mana. Cuma tadi saya dapat telpon dari Ibu Laras, supaya hadir pada anniversary beliau di hotel grand Hyatt."

"CK, saya malas datang di pesta-pesta seperti itu" decak Bian kesal.

"Tapi Ibu Laras, mengharapkan kehadiran bapak" ujar Sassy seolah mendesak.

"Kenapa kamu jadi maksa, sih?"

"Abis saya di wanti-wanti beliau, supaya membujuk bapak" jawab Sassy pelan. "Kata beliau, kalo gak mau seret aja."

"Jadi kamu sekongkol sama bunda, buat maksa saya."

"Hehehe! Abis lumayan bos, saya bakal di kasih bonus kenaikan gaji." ucap Sassy terkekeh geli.

"Yang bayar upah kamu tuh, saya. Kenapa jadi bunda ikut campur" keluh Bian.

"Kenapa sih, Pak? Sulit sekali untuk mengiyakan permintaannya, padahal beliau adalah ibunda bapak sendiri."

"Saya usahakan datang, tapi sama kamu!"

"What!" pekik Sassy keras. "Malam ini saya ingin istirahat, besok hari minggu ada janji dengan teman-teman." kilahnya.

"Hanya sebentar, setor muka doang. Terus, langsung pulang" bujuk Bian manis.

"Enggan ah, saya benar-benar capek pak!" tolak Sassy keras. "Masa sih, ketemu orangtua sendiri harus di temani? Ajak saja, Mbak Kinan. Dia pasti dengan senang hati, mau ikut bersama Pak bos."

"Kalo gitu, saya gak mau datang. Buat apa, saya punya PA? kalo kemana-mana, masih sendiri."

"Hah! bapak seperti anak kecil aja" cibir Sassy meledek.

"Bagaimana? Mau ya!"

"Whatever!"

Sassy sudah kehilangan kata-kata untuk menolak. Memang sih, itu juga sebagian dari tugas sebagai seorang asisten. 'Yah, gimana nanti aja?' pikirnya pasrah.

     ****

Ballroom Hotel grand Hyatt, sudah di sulap sedemikian megah. Maklum, yang punya acara orang cukup berpengaruh. Pukul 20.00 WIB, pasangan Bian dan Sassy tiba di pelataran hotel. Bian menggamit tangan Sassy untuk memasuki tempat acara berlangsung, dan menyelipkannya di lengannya. Sassy berusaha menarik tangannya, tetapi Bian menahannya. Jadilah dengan terpaksa perempuan muda itu menerimanya.

Beberapa kali Bian berhenti berjalan, ia bercakap-cakap dengan saudara maupun koleganya yang hadir. Sassy merasa tidak nyaman, berada di pesta anniversary pernikahan orangtua Bian. Ia berpamitan untuk mencari minuman, ketika bosnya terlibat pembicaraan yang serius. Sassy melenggang diantara banyaknya tamu undangan, menghampiri meja dan memilih-milih makanan.

Ketika sedang berdiri di dekat meja prasmanan, matanya menangkap sosok yang amat sangat di kenalnya. Nyonya Rianty dan sang suami Hendra Prayoga mantan mertuanya, kini mereka terlihat menaiki panggung untuk menyalami pemilik acara. Hati Sassy ketar-ketir, berharap ia tidak akan bertemu.

"Sassy, sedang apa kamu?" tanya Bian panik. "Saya cari kemana-mana, malah ketemu di sini" lanjutnya. "Ku pikir kamu hilang, di kerumunan orang."

"Aduh, jangan konyol Pak!" seru Sassy kesal. "Kan saya udah bilang, mau cari minuman."

"Saya gak denger! Ayo kita ke atas, Bunda udah nungguin" ucap Bian tanpa mau di bantah. "Katanya kamu mau menunjukkan sama Bunda, kalo sudah berhasil membawa saya kehadapan beliau" tutur Bian panjang lebar.

"Nantilah! Aku mau makan dulu" tolaknya halus. Padahal yang sebenarnya, Sassy tidak ingin bertemu dengan Nyonya Rianty dan suaminya. Ia takut Maminya Aidan, berbuat keributan di pesta Ibu Laras.

"Sebentar aja Sassy, setelahnya baru kita makan" Bian sedikit memaksa.

"Oke!"

Sambil berdoa dalam hati, Sassy berjalan mengikuti langkah Bian. Namun dengan cepat lelaki itu, merangkul pundaknya.

"Jangan berjalan di belakang, memangnya kamu bodyguard saya" cetus Bian sok akrab.

"CK!" decak Sassy pasrah.

Untungnya orangtua Aidan sudah turun, ketika ke duanya tiba di hadapan Ibunda Bian.

"Sassy, terimakasih ya. Udah berhasil bawa Bian, biasanya ini anak gak pernah mau datang" ucap Ibu Laras sumringah.

"Iya, Tan. Selamat ulang tahun pernikahan, semoga langgeng selamanya" balas Sassy, sambil menempelkan pipinya kiri kanan.

"Selamat anniversary, Bun" Bian memeluk ibunya, ketika mereka sudah berhadapan. Kemudian pada ayahnya, yang tampak gagah diusianya yang tak lagi muda.

Karena banyak tamu yang akan mengucapkan selamat, ke duanya lalu memberikan kesempatan pada yang lain. Mereka turun dari panggung, setelah sesi pemotretan.

Sassy berjalan ke meja prasmanan, sedangkan Bian tertahan ketika hendak mengikutinya. Seorang pemuda tampan menyapa Bian, dan mereka terlibat dalam pembicaraan yang seru. Sehingga melupakan niatnya, untuk mengambil mengambil makanan.

Sambil membawa piring, Sassy mencari tempat untuk duduk. Setelah menemukannya, lalu ia mulai menyantap hidangannya. Dari kejauhan, matanya bersirobok dengan pandangan menghujam Nyonya Rianty. Perempuan setengah baya itu, mendatangi tempatnya duduk.

"Wah, ternyata kamu kenal juga dengan yang punya pesta" ucap Nyonya Rianty mencibir. "Pintar juga kamu, mencari mangsa."

"Selamat malam, Nyonya" sapa Sassy, mengabaikan cibiran dan perkataan nyelekitnya.

"Huh!" dengusnya keras. "Hebat juga kamu, sudah dapat pengganti Aidan."

"Maaf Nyonya, saya gak punya kepentingan dengan anda" tutur Sassy sopan. Ia beranjak dari kursinya, dan mencari Bian diantara banyaknya manusia yang berlalu-lalang. Nafsu makannya langsung menghilang dan berniat segera keluar dari tempat itu.

     ****

Episodes
1 Bab 1: Kembali Pulang
2 Bab 2 : Nyaris bertemu
3 Bab 3 : Bertemu Mantan
4 Bab 4 : Duh... Mantan!
5 Bab 5 : Godaan Mantan.
6 Bab 6 : Mantan yang semakin terdepan.
7 Bab 7 : Mantan menyebalkan.
8 Bab 8 : Tamu tak di undang
9 Bab 9 : Melabrak mantan
10 Bab 10 : Tawaran Kerja
11 Bab 11 : Hari pertama kerja
12 Bab 12 : Bos dingin dan Sekretaris resek
13 Bab 13 : Kembalinya sang pengganggu
14 Bab 14 : Mencari kebenaran
15 Bab 15 : Bertemu mantan mertua
16 Bab 16
17 Bab 17 : Tawaran perjodohan
18 Bab 18 : Kemarahan Aidan
19 Bab 19 : Kecemburuan Clara
20 Bab 20 : Tertangkap basah
21 Bab 21 : Proposal
22 Bab 22 : Gosip panas
23 Bab 23 : Konfrontasi
24 Bab 24 : Ujian jelang pernikahan
25 Bab 25 : Tentang rasa
26 Bab 26 : (Masih) Tentang rasa
27 Bab 27 : Tertekan
28 Bab 28 Ternyata mimpi
29 Bab 29 : Persiapan hari bahagia
30 Bab 30 : Party
31 Bab 31 : Ambyar
32 Bab 32 : Rumit
33 Bab 33 : Salah paham
34 Bab 34 : Berbaikan
35 Bab 35 : Kacau
36 Bab 36 :
37 Bab 37 : Video viral
38 Bab 38 : Sah
39 Bab 39 : Trouble maker
40 Bab 40 : Unboxing
41 Bab 41 : Kena batunya
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Announcement!!
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Announcement
83 Announcement!
Episodes

Updated 83 Episodes

1
Bab 1: Kembali Pulang
2
Bab 2 : Nyaris bertemu
3
Bab 3 : Bertemu Mantan
4
Bab 4 : Duh... Mantan!
5
Bab 5 : Godaan Mantan.
6
Bab 6 : Mantan yang semakin terdepan.
7
Bab 7 : Mantan menyebalkan.
8
Bab 8 : Tamu tak di undang
9
Bab 9 : Melabrak mantan
10
Bab 10 : Tawaran Kerja
11
Bab 11 : Hari pertama kerja
12
Bab 12 : Bos dingin dan Sekretaris resek
13
Bab 13 : Kembalinya sang pengganggu
14
Bab 14 : Mencari kebenaran
15
Bab 15 : Bertemu mantan mertua
16
Bab 16
17
Bab 17 : Tawaran perjodohan
18
Bab 18 : Kemarahan Aidan
19
Bab 19 : Kecemburuan Clara
20
Bab 20 : Tertangkap basah
21
Bab 21 : Proposal
22
Bab 22 : Gosip panas
23
Bab 23 : Konfrontasi
24
Bab 24 : Ujian jelang pernikahan
25
Bab 25 : Tentang rasa
26
Bab 26 : (Masih) Tentang rasa
27
Bab 27 : Tertekan
28
Bab 28 Ternyata mimpi
29
Bab 29 : Persiapan hari bahagia
30
Bab 30 : Party
31
Bab 31 : Ambyar
32
Bab 32 : Rumit
33
Bab 33 : Salah paham
34
Bab 34 : Berbaikan
35
Bab 35 : Kacau
36
Bab 36 :
37
Bab 37 : Video viral
38
Bab 38 : Sah
39
Bab 39 : Trouble maker
40
Bab 40 : Unboxing
41
Bab 41 : Kena batunya
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Announcement!!
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Announcement
83
Announcement!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!