Bab 10 : Tawaran Kerja

Keesokan harinya, Sassy merasa dadanya plong. Pengganggu yang selalu membuatnya naik darah, tidak terlihat keberadaannya. Mungkin Aidan sudah menyerah? Berhenti berharap padanya, karena sudah memiliki kekasih. Padahal semua yang keluar dari bibir Sassy, adalah kebohongan belaka. Untuk mencegah sang mantan mengusik ketenangan hidupnya. Kini Ia mulai menata rumahnya, dengan membeli beberapa jenis tanaman bunga dari penjual keliling. Bunga-bunga itu, akan ia tanam di samping rumahnya.

Sambil mengenakan sarung tangan juga topi dengan pinggiran lebar, Sassy mulai mencangkul tanah. Menggali lubang untuk di tanami bunga mawar, berselang seling dengan bunga aster. Kegiatan untuk mengisi waktu luangnya, ternyata cukup membuatnya peluhnya bercucuran. Sesekali Sassy menyeka keringatnya, dengan punggung tangan.

"Huft, panasnya!" keluh Sassy, sambil membuka topinya. Lalu mengipas-ngipas wajahnya, yang memerah karena terkena sinar matahari.

"Non Sassy, minum dulu!" Bik Marni memanggil majikannya, sembari membawa seteko minuman dingin dan sepiring kudapan.

"Makasih, bik" ucap Sassy tulus.

"Mau ditaruh di mana, Non?" tanyanya lagi.

"Simpan aja di teras depan, bik. Sebentar lagi, saya ke sana."

Setelah menaruh baki diatas meja, bik Marni menghampiri Sassy dan membantu membersihkan tanaman serta tanah yang berserekan.

"Sisanya biar bibik yang bersihkan, Non" ucap bik Marni mengambil alih pekerjaan Sassy.

"Iya bik, makasih ya."

Duduk di teras sambil menikmati sepiring seblak buatan bik Marni, Sassy memandang sekilas rumah di seberangnya. Rumah berlantai dua sama seperti miliknya, tetapi dengan model berbeda. Sassy heran, kenapa Aidan membeli rumah berdekatan dengan dirinya?

Tiba-tiba pintu gerbang di depan rumahnya terbuka, terlihat kendaraan milik Aidan keluar. Sassy pura-pura sibuk dengan gawainya, enggan menatap mobil sang mantan. Namun rupanya, Aidan senang mengusili Sassy. Lelaki tampan itu, menghentikan kendaraannya didepan rumah pemberiannya.

"Selamat, pagi tetangga!" ucap Aidan riang, menggoda sang mantan yang terlihat dingin.

"Situ sehat" balas Sassy ketus. "Udah tau matahari bersinar terang, anda masih belum sadar juga."

"Hehehe! Jangan galak-galak, kerutan di wajah semakin jelas kelihatan" Aidan semakin senang mengusilinya.

"Bodo amat!" teriak Sassy, sembari membawa piringnya ke dalam rumah.

"Hei mantan! kamu, gak say goodbye dulu."

Sassy menghentikan langkahnya di depan pintu, kemudian balas berteriak. "Ogah!"

"Aku mau keluar kota, barangkali aja kamu merindukan ku?"

"Dalam mimpi pun, aku gak akan pernah mengingat mu."

"Baik-baik, di rumah ya. Kalo ada sesuatu, minta tolong sama Pak Udin" pesan Aidan, tanpa menghiraukan perkataan Sassy ataupun wajah jutek wanita itu.

"Braak!" hanya bantingan pintu sebagai jawaban.

Aidan tersenyum senang, berhasil membuat sang mantan bereaksi. Ia lalu menghidupkan kembali kendaraannya, dan meninggalkan rumah. Masih sama seperti dulu, Sassy selalu merajuk menampilkan wajah menggemaskan. 'Damn, aku bakal merindukan mu' gumam Aidan pelan.

Di sisi lain, Sassy memandang kepergian mobil Aidan dari jendela kaca ruang tamunya. Begitu tak terlihat lagi, ia kembali keluar untuk menghabiskan cemilannya dan bersantai ria.

Belum puas menikmati kesendiriannya, sebuah moge berhenti dengan pengendaranya yang sudah ia hafal.

"Mas Rian!" pekiknya senang, setengah berlari ia menuruni teras. Menyambut kakak lelakinya, dengan pelukan hangat.

"Hei, Dek!" balas Rian, tak kalah semangat. "Gimana, betah tinggal di sini?" sambungnya ceria.

"Betah dong!" jawab Sassy, sambil melepaskan pelukannya. Kemudian, menarik tangan kakak lelakinya.

Diantara saudaranya yang lain, Sassy paling dekat dengan Rian. Sebagai kakak tertua dan satu-satunya lelaki di keluarga Hartoyo, ia adalah panutan bagi adik-adiknya. Keduanya adik perempuannya semua sudah menikah, sedangkan dirinya masih melajang di usia tiga puluh tahun. Adiknya Laras menikah dengan abdi negara, dan di boyong suaminya ke luar Jawa. Sementara si bungsu Sassy harus menelan pil pahit, rumahtangganya hancur karena hasutan orang ketiga.

"Wah, habis berkebun rupanya" ucap Rian, melihat bunga-bunga yang ditanami sang adik.

"Heum!" balas Sassy pendek. "Mas, mau minum apa? Biar nanti, bik Marni buatkan."

"Enggak usah repot-repot, biar Mas nanti ambil sendiri" tolak Rian, mengambil duduk di samping adiknya.

"Tumben ke sini, biasanya juga gak ada waktu. Aku ke rumah juga, Mas Rian malahan belum pulang kerja" ujar Sassy mencibir.

"Makanya Mas Rian berkunjung, sekalian mau menawarkan pekerjaan" tuturnya sambil tersenyum.

"Kerja apaan, Mas?" tanya Sassy semangat. "Tapi, aku gak mau kerja bareng Mas Rian."

"Enggaklah. Kebetulan teman Mas, mau buka cabang resto baru. Mas Rian, jadi keingetan kamu. Berminat gak, kamu kerja di sana?!"

"Maulah Mas! Kebetulan banget, aku bete diem di rumah terus."

"Tapi, kamu jangan kaget ya."

"Emangnya kenapa?"

"Teman Mas Rian itu orangnya Perfect banget, segala sesuatunya ingin sempurna. Selain keras orangnya, juga disiplin tinggi. Tetapi walaupun begitu, beliau orangnya baik."

"Setiap pekerjaan, tentu saja ada konsekuensinya. Aku gak takut kok, asalkan teman Mas Rian mau membimbing."

"Tentu saja. Apalagi dia tau, kamu adik kesayanganku." tutur Rian lembut. "Btw, Mas dengar Ibunya Aidan datang ke rumah" Rian mengalihkannya pokok pembicaraan. "Mau apa, dia sebenarnya?"

Sassy mengangkat bahunya, malas membahas mengenai mantan mertuanya.

"Enggak ada kerjaan, kali!"

"Apa perlu Mas, mendatangi Aidan? Agar melarang ibunya, ikut campur." Suara Rian agak meninggi.

"Jangan Mas, biarkan saja" Sassy menepuk-nepuk punggung tangan kakaknya, untuk jangan terbawa emosi.

"Gimana, Mas gak kesal? selain anaknya, ibunya pun tidak tinggal diam ikut merecoki kamu."

"Tapi, aku udah kebal. Anjing menggonggong kafilah berlalu, itu kata pepatah. Nanti juga, mereka capek sendiri."

"Huh, Mas benci banget sama Aidan" keluh Rian gemas. "Dari dulu, ia selalu di ketiak ibunya."

"Wajarlah Mas, Aidan anak tunggal. Orangtuanya takut dia kembali gagal, dalam memilih pasangan hidup."

"Jangan sok bijak, bilang aja kamu juga terluka karena perpisahan kalian" ucap Rian, melirik sekilas Sassy.

"Kalo di ingat-ingat sih, masih terasa perih. Tapi hidup terus berjalan, jangan sampai stuck di tempat."

"Ternyata adiknya Mas, sudah dewasa. Mas jadi kepikiran, ingin menjodohkan kamu dengan..."

"Stop deh! Jangan mulai lagi, dulu juga Mas bilang Aidan itu baik juga dewasa tetapi kenyataannya!?" sergah Sassy panik. Ia takut kakaknya kembali menjadi mak comblang, sementara kehidupannya kini sudah mulai tenang. Aidan itu adalah sahabat terbaik Rian, tetapi tidak menjamin hidupnya bahagia. Namun tidak di pungkiri, Sassy pernah mengalami masa-masa penuh kebahagiaan. Sebelum badai melanda, pernikahannya dengan Aidan baik-baik saja.

"Maaf dek" pinta Rian pelan. "Mas juga gak menyangka, Aidan seperti itu. Barangkali, pengaruh keluarganya yang begitu besar? Sehingga Aidan takut menjadi anak durhaka, bila gak nurut perkataan Maminya."

"Mungkin juga?!" ucap Sassy pasrah.

Apalagi yang harus ia perbuat, cinta tulus Aidan terkalahkan oleh ego orangtuanya.

      ****

Terpopuler

Comments

Uthie

Uthie

Susah kalau masih berada dalam ketiak orang tua yg egois 😤

2024-06-10

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1: Kembali Pulang
2 Bab 2 : Nyaris bertemu
3 Bab 3 : Bertemu Mantan
4 Bab 4 : Duh... Mantan!
5 Bab 5 : Godaan Mantan.
6 Bab 6 : Mantan yang semakin terdepan.
7 Bab 7 : Mantan menyebalkan.
8 Bab 8 : Tamu tak di undang
9 Bab 9 : Melabrak mantan
10 Bab 10 : Tawaran Kerja
11 Bab 11 : Hari pertama kerja
12 Bab 12 : Bos dingin dan Sekretaris resek
13 Bab 13 : Kembalinya sang pengganggu
14 Bab 14 : Mencari kebenaran
15 Bab 15 : Bertemu mantan mertua
16 Bab 16
17 Bab 17 : Tawaran perjodohan
18 Bab 18 : Kemarahan Aidan
19 Bab 19 : Kecemburuan Clara
20 Bab 20 : Tertangkap basah
21 Bab 21 : Proposal
22 Bab 22 : Gosip panas
23 Bab 23 : Konfrontasi
24 Bab 24 : Ujian jelang pernikahan
25 Bab 25 : Tentang rasa
26 Bab 26 : (Masih) Tentang rasa
27 Bab 27 : Tertekan
28 Bab 28 Ternyata mimpi
29 Bab 29 : Persiapan hari bahagia
30 Bab 30 : Party
31 Bab 31 : Ambyar
32 Bab 32 : Rumit
33 Bab 33 : Salah paham
34 Bab 34 : Berbaikan
35 Bab 35 : Kacau
36 Bab 36 :
37 Bab 37 : Video viral
38 Bab 38 : Sah
39 Bab 39 : Trouble maker
40 Bab 40 : Unboxing
41 Bab 41 : Kena batunya
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Announcement!!
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Announcement
83 Announcement!
Episodes

Updated 83 Episodes

1
Bab 1: Kembali Pulang
2
Bab 2 : Nyaris bertemu
3
Bab 3 : Bertemu Mantan
4
Bab 4 : Duh... Mantan!
5
Bab 5 : Godaan Mantan.
6
Bab 6 : Mantan yang semakin terdepan.
7
Bab 7 : Mantan menyebalkan.
8
Bab 8 : Tamu tak di undang
9
Bab 9 : Melabrak mantan
10
Bab 10 : Tawaran Kerja
11
Bab 11 : Hari pertama kerja
12
Bab 12 : Bos dingin dan Sekretaris resek
13
Bab 13 : Kembalinya sang pengganggu
14
Bab 14 : Mencari kebenaran
15
Bab 15 : Bertemu mantan mertua
16
Bab 16
17
Bab 17 : Tawaran perjodohan
18
Bab 18 : Kemarahan Aidan
19
Bab 19 : Kecemburuan Clara
20
Bab 20 : Tertangkap basah
21
Bab 21 : Proposal
22
Bab 22 : Gosip panas
23
Bab 23 : Konfrontasi
24
Bab 24 : Ujian jelang pernikahan
25
Bab 25 : Tentang rasa
26
Bab 26 : (Masih) Tentang rasa
27
Bab 27 : Tertekan
28
Bab 28 Ternyata mimpi
29
Bab 29 : Persiapan hari bahagia
30
Bab 30 : Party
31
Bab 31 : Ambyar
32
Bab 32 : Rumit
33
Bab 33 : Salah paham
34
Bab 34 : Berbaikan
35
Bab 35 : Kacau
36
Bab 36 :
37
Bab 37 : Video viral
38
Bab 38 : Sah
39
Bab 39 : Trouble maker
40
Bab 40 : Unboxing
41
Bab 41 : Kena batunya
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Announcement!!
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Announcement
83
Announcement!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!