Sore harinya sepulang dari rumah orang tuanya, Sassy mendapat kejutan dari sang mantan. Setelah turun dari boncengan motor besar Rian, dan melambaikan tangan tanda perpisahan. Sassy melihat Aidan sedang berdiri di balik pintu gerbang rumahnya. Begitu suara motor Rian menghilang, Aidan segera berlari menyeberangi jalan.
Sudah dapat di pastikan laki-laki itu, ingin bertanya mengenai Bian. Karena Sassy mengenali sorot mata penuh permusuhan terhadap Bian, semalam dari Aidan. Walaupun diam tapi dari gesture tubuhnya, seperti tidak suka melihat perlakuan manis Bian pada Sassy.
Melihat kedatangan Aidan, buru-buru Sassy membuka pagar rumah. Dan membiarkan mantannya mengikutinya, sampai teras. Lalu ia berbalik, menanyakan keperluan Aidan.
"Maaf, ada apa ya?" tanyanya ketus, sambil melipat kedua tangannya.
"Apa benar? Laki-laki semalam, itu kekasih mu" tanya Aidan, malah balik bertanya.
"Sejak kapan? Anda jadi kepo seperti ini" tanya Sassy cuek, tanpa mau repot-repot menjawab.
"Boleh aku duduk, sebentar di sini?" tanpa canggung Aidan lantas menaruh bokongnya, di kursi rotan yang ada di teras.
"Silahkan, tapi jangan lama-lama. Saya capek, dan butuh istirahat." Sassy terpaksa mengikuti tamunya duduk, saling berhadapan.
"Lima menit aja, oke!" tawar Aidan.
"Hmm!" jawabannya pendek.
"Aku ingin bertanya pada mu, tapi bersifat pribadi" ucap Aidan, mengawali kalimatnya. "Apakah kamu, benar-benar sudah melupakan kebersamaan kita?" tanyanya, dengan mata menatap lekat Sassy.
"Aku harus bisa, karena kamu juga udah move on. Kisah cinta kita telah di putuskan, palu pengadilan lima tahun lalu."
"Tapi waktu itu, aku terbawa emosi. Dan kini, aku menyesalinya" ucap Aidan, terpekur menatap lantai. Bahunya, yang bidang tertunduk lemah. Tapi sekali lagi, Sassy harus kuat mendapatkan gempuran dari sang mantan. Karena baginya, penyesalan Aidan sudah basi. Andai terjadi peristiwa seperti dulu, bukan tak mungkin ia akan lebih hancur lagi.
"Semuanya udah terlambat, Aidan. Kenapa, hanya kamu yang boleh bahagia? Sedangkan aku harus terus menderita, sungguh gak adil buat ku."
"Kalo aku memutuskan pertunangan ku dengan Clara, bagaimana?"
"Jangan gila, Aidan!" teriak Sassy habis kesabaran.
"Aku sungguh-sungguh, Sassy. Pertunangan ku dengan Clara, hanya karena paksaan Mami."
"Tapi kamu laki-laki dewasa, Aidan. Mana bisa di paksa? Jangan cari-cari alasan, yang membuat ku membenci mu. Clara wanita yang menyenangkan, serta sempurna. Cocok dengan keluarga kamu, yang memiliki standar tinggi mengenai calon menantunya."
"Aku gak mencintainya...!"
"Bullshit! Kalo gak cinta, kamu gak mungkin mau menerima pertunangan itu" potong Sassy cepat. "Semalam pun, kamu gak berani mengatakan siapa aku pada Clara? Itu membuktikan, bahwa kamu menyayanginya dan gak mau menyakitinya."
"Aku akan mengatakan pada Clara, di waktu yang tepat."
"Ah, sudahlah Aidan. Kita memang, gak ditakdirkan berjodoh."
"Siapa bilang?"
"Itu, memang kenyataannya."
"Apakah kamu mencintai, laki-laki yang menjadi bos mu?" tanya Aidan mengalihkan percakapan.
"Kita lihat nanti! Bian gak jelek juga, tampan pula. Dan nilai plusnya, ia seorang pebisnis muda yang sukses" ucap Sassy bangga.
"Ternyata kamu banyak berubah, Sassy" kata Aidan dengan wajah kecewa. "Dulu, kamu gak seperti itu. Menyesal aku gak mendengarkan ucapan Mami, kalo kamu cuma mengejar harta ku saja" lanjutnya emosi. Kemarahan tergambar jelas, di wajah bersih Aidan.
"Terserah!" seru Sassy kesal. "Waktu lima menit mu sudah habis, jadi silahkan keluar."
"Kamu tega mengusir ku, Sassy!?"
"Siapa, yang minta waktu lima menit? Kamu bukan!? Jangan jadi lelaki, yang suka mengingkari janji."
"Baiklah, kali ini aku mengalah. Tapi jangan salahkan, bila aku pun akan mengejar mu kembali" dengan langkah lebar, Aidan meninggalkan rumah sang mantan.
"In your dream!"
Sungguh tak tau malu, sikap yang di tunjukkan Aidan. Ia mengejar Sassy, di saat wanita itu sudah mulai berusaha melupakan traumanya. Aidan tidak meraba hati Clara, pastinya akan terluka bila mengetahui kelakuan tunangannya.
****
Aidan sedang berdiri di balkon kamarnya, sambil merokok. Ia hanya mengenakan bathrope, untuk menutupi tubuhnya. Ia cukup frustrasi, ketika tau Sassy sudah memiliki kekasih. Kesempatannya untuk kembali, hanya tinggal angan belaka. Perempuan yang pernah mengisi hatinya, perlahan mulai menjauh. Semua itu bukan salah Sassy, ia yang telah melepaskannya.
Andai Sassy tau, betapa menderitanya dirinya? Ia hanya ingin membuat orangtuanya bahagia, dengan menerima Clara di hidupnya. Selama ini, ia memainkan peran sebagai kekasih yang baik. Semata-mata demi baktinya pada wanita yang melahirkannya, dan membesarkannya. Walaupun hatinya menjerit, merindukan Sassy yang telah ia campakkan.
Aidan memandang kepulan asap rokok, yang membentuk lingkaran-lingkaran kecil. Kepulan asap itu, lalu hilang di terpa angin.
Dari atas balkon, Aidan melihat mobil yang ia kenali sebagai milik Clara memasuki halaman rumahnya.
'Mau apalagi, dia datang ke rumah' gumam Aidan, sembari berbalik memasuki kamarnya.
Segera ia mengenakan celana pendek, dan kaos polo. Penampilannya terlihat segar, setelah tadi membasuh tubuhnya. Aidan menuruni tangga dengan pelan, ia hanya ingin sendiri malam ini. Tetapi keinginannya itu, harus ia kesampingkan. Tunangannya harus di prioritaskan, jangan sampai sang Mami murka bila mengetahui ia mengabaikan.
Bel berbunyi nyaring, ia segera membuka pintu. Dengan wajah berseri, Aidan menyambut pelukan hangat Clara.
"Honey, aku kangen" rajuk Clara manja. Ia memeluk tubuh besar itu erat, lengannya melingkar di leher kekasihnya. Sepersekian detik kemudian, wanita dewasa itu mengecup mesra pipi Aidan. Wangi after shapenya memasuki indera penciumannya, menimbulkan rasa ingin memilikinya.
Aidan perlahan melepaskan pelukan Clara, lalu mengajaknya duduk di ruang tamu.
"Ada apa? Malam-malam begini, datang ke rumah" tanya Aidan lembut.
"Aku hanya ingin menanyakan, satu hal pada mu" ucap Clara, bergelayut manja di lengan kokoh Aidan.
"Apa itu?"
"Tapi Mas harus janji, jangan marah dengan pertanyaan ku ini."
"Tergantung, apa yang ingin kamu ketahui?!"
"Soal, mantan mu" ucap Clara lirih. Ia takut Aidan tidak suka, dengan wanita yang selalu ingin campur urusannya.
"Kenapa, dengan mantan ku?"
"Perempuan itu, Sassy bukan!?"
Aidan menghela nafas lemah, ia tau pada satu waktu Clara akan menanyakannya. "Iya."
"Darimana, kamu tau?" tanya Aidan.
"Mami yang kasih tau, ia bilang mantan mu hadir di pesta kemarin malam."
"Setelah tau, apa yang akan kamu lakukan?"
"Aku akan meminta Sassy, untuk menjauhi mu" ucap Clara tegas.
"Jangan menyalahkan Sassy, akulah yang selalu mengganggunya."
"Mas, masih mencintai dia?"
"Iya, dan sampai detik ini."
Ada sesuatu yang mencubit hati Clara, mendengar pengakuan Aidan. Ia yang mati-matian mencintai Aidan harus kalah, dengan mantan istri kekasihnya.
"Itu bukan cinta, tetapi rasa bersalah Mas pada Sassy."
"Aku, lebih tau hati ku!"
'Deg!' hati Clara seperti di remas-remas, sakit sekali.
****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
👏Zhenonk🏚️²²¹º
helleeehhh Aidan.. terpaksa menerima.. tapi kok ga nolak di cium2 n di peluk2😏😒
2024-07-12
0
Putu Suciptawati
aidan kalo kamu tahu hatimu mengapa dulu kamu gampanh sekali diprovokasi mami dan keluargamu? jadi laki2 iyu hrs gentle
2024-03-24
1