Bab 7 : Mantan menyebalkan.

(POV Sassy)

Aku pikir hidup ku bisa jauh lebih tenang bila terpisah dengan keluarga. Nyatanya, malah semakin membuat ku pusing. Dan yang lebih menyebalkan, Aidan ternyata menempati hunian di seberang rumah ku. Maunya apa coba? Ingin mengulang kisah lama, yang berakhir di palu hakim. Atau hanya ketertarikan sesaat, kala kekasihnya tak berada di sampingnya.

Aidan banyak berubah, dari yang ku ingat terakhir kalinya. Ia terlihat lebih santai dan banyak tersenyum, di bandingkan dahulu yang selalu menampilkan wajah dingin. Pada akhirnya Clara berhasil, mengubah si gunung es menjadi lebih manusiawi. Atau juga karena sifat sabar dan telatennya Clara, menghadapi Aidan yang temperamental.

Sedangkan aku terlampau takut kehilangan Aidan, sehingga membiarkan ia berbuat semaunya. Tetapi rasanya wajar saja, ketika aku menikah dengan Aidan, usia ku masih dua puluh tahun. Sementara Aidan tiga puluh tahun, cukup dewasa secara umur. Aku tak mampu mengimbanginya, dan selalu membuatnya marah karena sifat kekanak-kanakan ku.

Tapi, ya sudahlah! Mungkin kami, tidak ditakdirkan berjodoh? Untuk apa, menyesali semua yang sudah terjadi?

Rasanya badan ku pegal semuanya, setelah tadi siang pindahan. Aku ingin bersantai sejenak, dengan menonton televisi di ruang keluarga. Bik Marni, sudah ku suruh istirahat di kamarnya.

Baru saja merebahkan tubuh kursi malas, suara ketukan pintu terdengar.

"Tok...tok...tok!"

"Sebentar!" teriak ku keras. "Siapa sih, yang bertamu malam-malam begini?" gerutu ku, sembari menyeret langkah ke depan.

Pintu ku buka perlahan, dan ku temukan wajah yang tidak asing lagi. Dengan sebal segera ku tutup pintu, tetapi Aidan dengan sigap menahannya dengan kaki.

"Aww! "

Teriakkan Aidan, membuat ku terpaksa membuka pintu lebar-lebar. Aku takut tetangga menyangka yang tidak-tidak, terlebih status ku yang seorang janda.

Sambil berkacak pinggang, aku menatap wajahnya yang serba salah. Kegugupan Aidan, membuat ku ingin mentertawakannya. Karena alasan pintu pagar belum di kunci, ia sampai bela-belain mengetuk pintu. Ku pikir itu hanya alasannya saja, yang menurut ku teramat konyol.

Aku hanya menanggapi biasa-biasa saja, toh di depan perumahan ada keamanan yang berjaga. Dengan terpaksa ku usir Aidan, karena bertamu bukan pada waktunya. Apalagi status ku yang amat riskan, takutnya menjadi gunjingan tetangga.

Untungnya ia menuruti omongan ku, dan segera meninggalkan rumah. Huft! Benar-benar mantan yang menyebalkan. Apakah setiap orang yang sudah menjadi mantan, kelakuannya memang seperti itu? Atau hanya Aidan saja, yang memiliki tingkah absurd.

Setelah Aidan pergi dan kembali memasuki rumahnya, aku segera keluar untuk mengunci pintu pagar. Sebelum kembali memasuki rumah, aku memandangi hunian Aidan yang terlihat mewah dengan gaya eropa. Bercat putih, dengan pilar-pilar megah di ke dua sisinya. Aku jadi heran, buat apa ia membeli rumah yang berada dekat dengan ku? Sedangkan dulu ia begitu membenci ku, dan tak ingin bertemu dengan ku. Mungkin Aidan sudah menemukan bukti! bahwa aku tidak pernah mengkhianatinya. Atau seiring waktu berjalan, ia melupakan kejadian yang sudah berlalu.

     ****

Pagi-pagi sekali, pintu rumah ku kembali di ketuk dari luar. Bik Marni, sepertinya sedang pergi ke pasar. Karena kemarin sore, ia pamit akan membeli kebutuhan dapur. Segera aku berjalan keluar dari kamar, membuka pintu lebar-lebar demi mengetahui perusak tidur ku.

"Selamat pagi, Sassy!"

"Kamu!" pekik ku, sambil menutup pintu. Tetapi seperti biasa, ia menahan pintu dengan kakinya.

"Apa setiap pagi, kamu marah-marah begini?" seringainya lebar.

"Tentu aku marah, kalo tamunya kamu!"

"Pamali pagi-pagi sudah emosi, kerutan di wajah semakin terlihat" ucapnya bercanda.

"Enggak lucu! Mau, apa lagi ke sini?"

"Emm, aku mau minta kopi. Kebetulan di rumah udah abis" sambil menggaruk tengkuknya, Aidan berucap pelan. "Si bibik lupa beli, sementara ia baru akan datang ke rumah nanti setelah aku berangkat ke kantor."

"Di sini bukan warung kopi, jadi anda salah alamat" ujar ku kesal. "Maaf, Saya tutup pintunya dulu!" lanjut ku sarkas. Bodo amat ia tersinggung, yang penting aku gak ingin lagi berurusan dengan mantan.

"Tunggu Sassy! Masa kamu tega, sama mantan suami mu?!" dengan wajah yang di buat se-sedih mungkin, Aidan menahan pintu dengan tangannya.

"Huh! Kamu tuh, mantan yang paling menyebalkan" aku membuang muka menghindari, tatapannya yang seperti itu. "Tunggu di sini, aku ambilkan kopinya."

"Tapi aku mau kopi yang sudah di seduh, kebetulan galon air di rumah juga kosong."

"Hadeuh! Bapak Aidan yang terhormat, semiskin itukah anda? Sampai gak tersedia apa-apa di rumah."

"Ya, kamu harus maklum. Aku hidup sendiri, mana sempat memeriksa hal sepele seperti itu" elaknya tanpa beban.

Hah, aku tau! Aidan berbohong, hanya mencari alasan untuk bertemu dengan ku. Alasan klise!

Ku seret langkah ke belakang, untuk menuruti kemauannya. Sambil berpikir, bagaimana caranya? agar ia tak sering-sering mampir ke rumah ku.

Ia tengah duduk di sofa, sambil melihat-lihat keadaan ruang tamu ketika aku membawakan secangkir kopi.

"Makasih ya" ia langsung menerima pemberian ku, hidungnya yang bangir mencium aroma kopi dengan nikmat sebelum meminumnya. "Rasanya masih belum berubah, aku selalu suka racikan kopi mu. Enggak terlalu manis, cocok dengan lidah ku."

"Aku gak ngeraciknya, itu kopi instan. Gombalan kamu, gak mempan buat ku."

"Hehehe! Aku cuman bercanda, abis kamu tegang amat. Seperti ketemu setan, padahal aku mantan terindah mu" ucapnya, mencoba mencairkan suasana yang tegang.

"Enggak ada mantan terindah, yang ada mantan menyusahkan!"

"Jangan sewot kayak gitu, umur mu bisa berkurang beberapa tahun. Menurut para ahli, orang yang selalu marah-marah, kebanyakan berumur pendek" dengan suara meyakinkan, ia menasehati ku.

"Apa urusannya dengan kamu? Mau panjang atau pendek umur ku, itu urusan Tuhan."

"Ya, aku nanti yang sedih. Di tinggal kamu selama-lamanya, tanpa bisa kembali rujuk."

"What! Apa yang barusan kamu bilang? Rujuk? Enggak ada dalam kamus ku, untuk kembali sama kamu. Dulu kamu membuang ku, sekarang berharap rujuk. Dalam mimpi pun, aku gak berharap bertemu dengan mu lagi. Apalagi harus hidup bersama mu, mengulang kembali peristiwa menyakitkan dalam hidup ku."

"Kita, masih bisa mencoba."

"Dengan menyakiti, perasaan wanita lainnya?! Maaf, aku gak bisa. Kehidupan kita sudah berbeda, kamu sudah mendapatkan pengganti yang lebih baik dari ku."

"Aku bisa membatalkan pertunangan ku, seandainya kamu mau kembali pada ku."

"Kaca yang pecah gak mungkin bisa kembali utuh, begitu pun dengan hubungan kita yang gak baik-baik saja. Keluarga mu terlalu ikut campur masalah kita, tapi buat apa di ungkit lagi? Tokh kita sudah berpisah, peristiwa lalu jangan di buka kembali. Kita udah tutup buku, tinggal menjalani hidup masing-masing."

"Maafkan aku, yang terlalu egois" ucapnya, setelah sekian lama terdiam. Ku lihat ia merogoh saku celananya, mengeluarkan bungkusan rokok. Kemudian mengambilnya sebatang, dan membakarnya dengan pematik. Nyala api, menerangi wajahnya yang tampan. Dalam diam ia menghisap rokoknya dalam-dalam, dan menghembuskannya ke udara.

"Mungkin, kita bisa berteman? Enggak ada salahnya, kan? Walaupun, kita pernah merajut asa bersama."

"Aku gak mau berteman dengan kamu, ada hati yang harus kamu jaga. Jangan sampai ia marah, dan merusak hubungan kalian. Kalo sampai tau, aku mantan mu. Bukan gak mungkin, ia akan cemburu? Jadi, jangan pernah mengetuk pintu rumah ku lagi. Maaf, aku harus beberes dulu. Waktu ku habis, hanya untuk bicara yang gak ada gunanya."

"Oke! Aku pergi dulu. Thanks, untuk kopinya. Tapi aku gak janji, gak akan ke sini lagi. Kita bertetangga, gak mungkin musuhan kan?!"

Ia berdiri dari sofa, lalu beranjak pergi tanpa menegok lagi ke belakang.

'Permulaan hari yang cerah, tetapi penuh dengan kekesalan' gerutu batin ku kesal.

    ****

Terpopuler

Comments

christina paya wan

christina paya wan

sassy jual rumah tu,pindah tempat lain bli rumah baru

2024-11-25

0

Putu Suciptawati

Putu Suciptawati

bener kata sassy kata yg pecah dilem pake lem yg bagus pun ga akan bs kembali seperti semula

2024-03-12

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1: Kembali Pulang
2 Bab 2 : Nyaris bertemu
3 Bab 3 : Bertemu Mantan
4 Bab 4 : Duh... Mantan!
5 Bab 5 : Godaan Mantan.
6 Bab 6 : Mantan yang semakin terdepan.
7 Bab 7 : Mantan menyebalkan.
8 Bab 8 : Tamu tak di undang
9 Bab 9 : Melabrak mantan
10 Bab 10 : Tawaran Kerja
11 Bab 11 : Hari pertama kerja
12 Bab 12 : Bos dingin dan Sekretaris resek
13 Bab 13 : Kembalinya sang pengganggu
14 Bab 14 : Mencari kebenaran
15 Bab 15 : Bertemu mantan mertua
16 Bab 16
17 Bab 17 : Tawaran perjodohan
18 Bab 18 : Kemarahan Aidan
19 Bab 19 : Kecemburuan Clara
20 Bab 20 : Tertangkap basah
21 Bab 21 : Proposal
22 Bab 22 : Gosip panas
23 Bab 23 : Konfrontasi
24 Bab 24 : Ujian jelang pernikahan
25 Bab 25 : Tentang rasa
26 Bab 26 : (Masih) Tentang rasa
27 Bab 27 : Tertekan
28 Bab 28 Ternyata mimpi
29 Bab 29 : Persiapan hari bahagia
30 Bab 30 : Party
31 Bab 31 : Ambyar
32 Bab 32 : Rumit
33 Bab 33 : Salah paham
34 Bab 34 : Berbaikan
35 Bab 35 : Kacau
36 Bab 36 :
37 Bab 37 : Video viral
38 Bab 38 : Sah
39 Bab 39 : Trouble maker
40 Bab 40 : Unboxing
41 Bab 41 : Kena batunya
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Announcement!!
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Announcement
83 Announcement!
Episodes

Updated 83 Episodes

1
Bab 1: Kembali Pulang
2
Bab 2 : Nyaris bertemu
3
Bab 3 : Bertemu Mantan
4
Bab 4 : Duh... Mantan!
5
Bab 5 : Godaan Mantan.
6
Bab 6 : Mantan yang semakin terdepan.
7
Bab 7 : Mantan menyebalkan.
8
Bab 8 : Tamu tak di undang
9
Bab 9 : Melabrak mantan
10
Bab 10 : Tawaran Kerja
11
Bab 11 : Hari pertama kerja
12
Bab 12 : Bos dingin dan Sekretaris resek
13
Bab 13 : Kembalinya sang pengganggu
14
Bab 14 : Mencari kebenaran
15
Bab 15 : Bertemu mantan mertua
16
Bab 16
17
Bab 17 : Tawaran perjodohan
18
Bab 18 : Kemarahan Aidan
19
Bab 19 : Kecemburuan Clara
20
Bab 20 : Tertangkap basah
21
Bab 21 : Proposal
22
Bab 22 : Gosip panas
23
Bab 23 : Konfrontasi
24
Bab 24 : Ujian jelang pernikahan
25
Bab 25 : Tentang rasa
26
Bab 26 : (Masih) Tentang rasa
27
Bab 27 : Tertekan
28
Bab 28 Ternyata mimpi
29
Bab 29 : Persiapan hari bahagia
30
Bab 30 : Party
31
Bab 31 : Ambyar
32
Bab 32 : Rumit
33
Bab 33 : Salah paham
34
Bab 34 : Berbaikan
35
Bab 35 : Kacau
36
Bab 36 :
37
Bab 37 : Video viral
38
Bab 38 : Sah
39
Bab 39 : Trouble maker
40
Bab 40 : Unboxing
41
Bab 41 : Kena batunya
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Announcement!!
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Announcement
83
Announcement!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!