Bab 5 : Godaan Mantan.

(POV Aidan)

Tak sengaja aku melihat Sassy di parkiran stasiun kereta api, ketika tengah menjemput Clara tunangan ku. Sebuah nama, yang tidak pernah terhapus dari hati ku. Walaupun aku sudah mendapatkan gantinya, tetapi Sassy selalu ada dalam setiap hembusan nafas ku. Katakanlah aku lelaki bodoh, masih mencintai mantan yang telah berkhianat. Lima tahun lamanya aku mencari keberadaannya, hingga aku lelah dan menyerah menerima perjodohan yang di atur oleh keluarga. Kini setelah aku mendapatkan gantinya, ia datang seperti angin. Tak berwujud, tetapi terasa keberadaannya. Aku terbuai oleh kenangan masa lalu, saat kami masih bersama. Di luar ekspektasi ku, Ia semakin cantik, dan terlihat dewasa. Berbeda jauh dengan penampilannya dulu yang terkesan cupu.

Aku menyandarkan kepala pada kursi kerja, dengan sebelah tangan menutupi mata. Kenangan itu berputar-putar seperti kaleidoskop, timbul tenggelam dalam ingatan ku. Sassy yang imut dan manja, selalu terbayang di setiap tidur malam ku. Namun kini ketika kembali bersua, kedewasaan membangkitkan kembali rasa rinduku padanya. 'Ah Sassy, nama yang indah seindah parasnya yang rupawan.' Aku tergoda untuk kembali merajut kasih bersamanya, tetapi maukah ia menerima ku lagi? Itu satu hal yang mustahil, akan terjadi. Selain keluarga besar ku akan menentangnya, aku pun sudah bertunangan. Tantangannya, begitu sulit aku tembus.

"Mas...mas Aidan!"

Sebuah tepukan pelan terasa di bahu, dengan malas aku menurunkan tangan lalu membuka mata. Ku dapati seraut wajah cantik, menatap ku khawatir. "Clara" ucap ku dengan masih setengah sadar.

"Mas Aidan, dari tadi aku ketuk-ketuk pintu" ucap Clara merajuk, bibir merah merona nya maju beberapa senti. "Jadi aku langsung masuk, kebetulan sekretaris mu juga gak ada di tempat."

Maaf, mas kelelahan" balas ku beralasan, sembari menatap arloji yang melingkar di pergelangan tangan. "Ada apa ke sini?" dengan malas aku bertanya.

"Aku mau ngajak kamu makan siang, kebetulan ada pembukaan resto baru. Ini sudah jam istirahat, kenapa kamu masih di kantor?" tanya Clara bertubi-tubi.

"Kamu makan aja sendiri, aku gak berselera" tolak ku halus.

"Ayolah...aku udah jauh-jauh menjemput mu, masa di tolak sih!?" gerutu Clara kesal. "Ada yang ingin aku bicarakan, tetapi gak di sini."

"Oke!" dengan berat hati akhirnya aku mengalah, mengikuti kemauan Clara. Merapihkan berkas-berkas yang berserakan berada di atas meja kerja, serta mematikan laptop sebelum keluar dari ruangan.

Kami berdua berjalan bersisian, dengan tangan Clara terselip di lengan ku. Ruangan kantor terlihat lengang, karena sudah waktunya istirahat.

Begitu memasuki lift, Clara memeluk ku erat. Ia mencium pipi ku dengan lembut, sambil membisikkan kata-kata rayuan. "Aku rindu pada mu, kapan kamu mau tinggal bersama dengan ku? Please, jangan tolak aku!"

Aku mencium wangi shampo dari rambutnya yang tergerai indah, menahan pinggang rampingnya yang menempel di tubuh ku. Untuk sesaat aku terbuai, menangkup ke dua pipinya dan membalas sentuhannya. Tetapi bayangan Sassy yang menatap ku dengan tatapan kecewa, membuat ku melepaskan pagutan Clara.

"Sorry" ucap ku pelan.

"Kenapa Mas?" tanya Clara, berbisik dengan wajah kecewa mendapati penolakan dari ku. Ada semburat merah di wajahnya, dan dengusan nafasnya yang memburu. "Biasanya, kamu gak seperti ini."

"Sorry, aku lelah dan banyak pikiran" ku usap rambutnya, untuk meredakan kemarahannya. "Tunggu, sampai kita menikah."

"Tapi kita bukan remaja ingusan, hubungan kita sudah resmi. Ke dua keluarga sudah merestui, tinggal apa lagi yang kurang?" bantahnya dengan menggebu. "Kita sudah dewasa, dan kamu tau pernikahan kita tinggal menghitung bulan."

"Oke, sekali lagi aku minta maaf. Hari ini, aku banyak kerjaan. Tolong jangan kamu tambahin lagi dengan persoalan lain."

"Kenapa hanya aku yang harus mengerti kamu? Aku capek Mas, hubungan kita hanya jalan di tempat gak ada kemajuan" keluh Clara dengan suara tercekat. "Kalo kamu gak cinta aku, kenapa menyetujui pertunangan ini" sambungnya marah, jemari lentiknya menghapus airmata yang luruh di kedua pipinya.

"Maaf" hanya itu yang bisa ku ucapkan, melihat kesedihan di wajah cantiknya. Aku pun tak mengerti, kenapa dulu mau menerima usulan Mama untuk bertunangan? Jika akhirnya, membuat hati Clara terluka. Untuk meredakan emosinya, ku peluk tubuhnya serta mengecup keningnya menenangkan. "Sudah jangan nangis, nanti cantiknya hilang. Katanya mau makan siang, tapi malah jadi sedih" ucap ku menghiburnya.

Ku lihat pipi Clara bersemu merah, lalu memukul dada ku pelan. "Lihat, make up ku pasti berantakan!" rajuknya manja.

"Tapi kamu tetap cantik, kok!"

Rayuan ku berhasil, terbukti Clara melupakan perselisihan kami. Ia kembali menggamit tangan ku mesra, luluh dengan gombalan ku. 'Maafkan aku Clara, yang belum bisa move on dari mantan ku.'

      ****

Tiba di restoran yang kami tuju, suasana terlihat ramai. Kursi-kursi sudah terisi penuh, hanya bagian luar yang masih kosong. Sehingga aku memutuskan, untuk memilih tempat di luar ruangan. Selain suasananya sejuk, juga terasa segar dengan angin sepoi-sepoi menerpa wajah. Seorang pramusaji menghampiri kami, dengan buku menu di tangannya. Sambil menunggu pesanan tiba, aku mengamati sekeliling tempat makan.

"Gimana Mas? Enakkan suasananya" ucap Clara menatap wajah ku yang sedang melihat-lihat keadaan.

"Hmm!" jawab ku pendek. "Jadi ada apa? kamu mengajak ku keluar."

"Orangtua ku meminta, agar kita segera meresmikan hubungan ini" balasnya lirih. "Bagaimana menurut mu?"

Aku menarik nafas panjang, membalas tatapannya yang menanti jawaban dari ku. "Beri aku waktu sedikit lagi..."

"Sampai kapan?" potongnya cepat.

Aku dilanda kebimbangan, hati ku tak karu-karuan. Di satu sisi aku memahami Clara membutuhkan kepastian, tetapi sisi hati ku yang lain ada keraguan. Entah sejak kapan? keragu-raguan ini menghampiri ku. Apakah sejak bertemu kembali dengan Sassy? Atau rasa ragu itu telah lama ada. Ah, aku jadi pusing.

Sassy yang kini telah berubah banyak, semakin dewasa dan jelita. Siapa yang tidak akan tergoda? Sebagai seorang mantan terindahnya, aku masih menyimpan kenangan manis yang tak terlupakan. Tetapi aku ragu, Sassy mau menerima ku kembali. Setelah apa yang kulakukan dulu, menalaknya tanpa mau mendengar alasannya.

"Mas Aidan!" suara Clara memutus lamunan, hingga aku sadar ia masih menanti kalimat yang akan keluar dari bibir ku.

"Aku gak tau, Clara" bisik ku parau. "Katakanlah aku lelaki pengecut, atau gak punya pendirian. Tapi aku masih trauma, dengan pernikahan mu yang dulu."

"Jangan khawatir, aku akan membantu melupakan mantan mu" janji Clara, sembari menggenggam tangan ku yang ada di atas meja. "Sekarang makan dulu, pesanan kita udah datang."

Kami berdua menyantap hidangan, yang di antarkan sang waiters. Menikmati sajian restoran ala Nusantara, dalam diam.

     ****

Episodes
1 Bab 1: Kembali Pulang
2 Bab 2 : Nyaris bertemu
3 Bab 3 : Bertemu Mantan
4 Bab 4 : Duh... Mantan!
5 Bab 5 : Godaan Mantan.
6 Bab 6 : Mantan yang semakin terdepan.
7 Bab 7 : Mantan menyebalkan.
8 Bab 8 : Tamu tak di undang
9 Bab 9 : Melabrak mantan
10 Bab 10 : Tawaran Kerja
11 Bab 11 : Hari pertama kerja
12 Bab 12 : Bos dingin dan Sekretaris resek
13 Bab 13 : Kembalinya sang pengganggu
14 Bab 14 : Mencari kebenaran
15 Bab 15 : Bertemu mantan mertua
16 Bab 16
17 Bab 17 : Tawaran perjodohan
18 Bab 18 : Kemarahan Aidan
19 Bab 19 : Kecemburuan Clara
20 Bab 20 : Tertangkap basah
21 Bab 21 : Proposal
22 Bab 22 : Gosip panas
23 Bab 23 : Konfrontasi
24 Bab 24 : Ujian jelang pernikahan
25 Bab 25 : Tentang rasa
26 Bab 26 : (Masih) Tentang rasa
27 Bab 27 : Tertekan
28 Bab 28 Ternyata mimpi
29 Bab 29 : Persiapan hari bahagia
30 Bab 30 : Party
31 Bab 31 : Ambyar
32 Bab 32 : Rumit
33 Bab 33 : Salah paham
34 Bab 34 : Berbaikan
35 Bab 35 : Kacau
36 Bab 36 :
37 Bab 37 : Video viral
38 Bab 38 : Sah
39 Bab 39 : Trouble maker
40 Bab 40 : Unboxing
41 Bab 41 : Kena batunya
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Announcement!!
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Announcement
83 Announcement!
Episodes

Updated 83 Episodes

1
Bab 1: Kembali Pulang
2
Bab 2 : Nyaris bertemu
3
Bab 3 : Bertemu Mantan
4
Bab 4 : Duh... Mantan!
5
Bab 5 : Godaan Mantan.
6
Bab 6 : Mantan yang semakin terdepan.
7
Bab 7 : Mantan menyebalkan.
8
Bab 8 : Tamu tak di undang
9
Bab 9 : Melabrak mantan
10
Bab 10 : Tawaran Kerja
11
Bab 11 : Hari pertama kerja
12
Bab 12 : Bos dingin dan Sekretaris resek
13
Bab 13 : Kembalinya sang pengganggu
14
Bab 14 : Mencari kebenaran
15
Bab 15 : Bertemu mantan mertua
16
Bab 16
17
Bab 17 : Tawaran perjodohan
18
Bab 18 : Kemarahan Aidan
19
Bab 19 : Kecemburuan Clara
20
Bab 20 : Tertangkap basah
21
Bab 21 : Proposal
22
Bab 22 : Gosip panas
23
Bab 23 : Konfrontasi
24
Bab 24 : Ujian jelang pernikahan
25
Bab 25 : Tentang rasa
26
Bab 26 : (Masih) Tentang rasa
27
Bab 27 : Tertekan
28
Bab 28 Ternyata mimpi
29
Bab 29 : Persiapan hari bahagia
30
Bab 30 : Party
31
Bab 31 : Ambyar
32
Bab 32 : Rumit
33
Bab 33 : Salah paham
34
Bab 34 : Berbaikan
35
Bab 35 : Kacau
36
Bab 36 :
37
Bab 37 : Video viral
38
Bab 38 : Sah
39
Bab 39 : Trouble maker
40
Bab 40 : Unboxing
41
Bab 41 : Kena batunya
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Announcement!!
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Announcement
83
Announcement!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!