Setiap wanita yang sudah dewasa punya cita-cita ingin memiliki suami setia juga anak-anak sholeh-sholeha. Itu pun ada dalam benak Sassy, begitu memasuki gerbang pernikahan. Namun tidak selamanya keinginan itu, sesuai dengan kehendak Illahi. Ada sutradara yang mengatur, setiap keinginan manusia. Siang berganti malam, begitu pun sebaliknya. Ada suka maupun duka, di setiap sisi kehidupan manusia. Tak jarang sebagian dari kita, menolak takdir yang telah ditetapkan. Begitupun dengan Sassy, yang pada awalnya tidak dapat menerima semuanya. Namun seiring waktu berjalan, ia mampu melepaskan Aidan.
Tetapi di saat hatinya mulai kembali mekar, sang mantan datang dengan sejuta pesonanya. Tak dapat di pungkiri, Aidan pernah jadi bagian dari hidupnya.
Ketika tengah bersiap untuk berangkat kerja, Sassy mendapati Aidan sudah duduk di teras rumahnya. Tamu tak di undang itu, tersenyum cerah ketika ia membuka pintu.
"Pagi, Sassy!" sapa Aidan. "Aku bawakan sarapan, bubur ayam" lanjutnya, memperlihatkan paper bag yang di bawanya.
"Tapi, aku sudah sarapan" balas Sassy acuh.
"Aku udah terlanjur bawa, ayok kita nikmati!" paksa Aidan, sambil membuka Styrofoam.
"Kamu aja makan sendiri, aku mau siap-siap" ucapnya, berbalik memasuki rumah.
Tinggal Aidan duduk sendiri, menikmati sarapan paginya. Tak menghiraukan tuan rumah, yang terganggu dengan kedatangannya.
"Ini enak, lho" tawar Aidan, tanpa rasa bersalah melihat Sassy yang keluar lagi dengan wajah cemberut.
"Kamu berangkat kerja" kata Aidan, melihat kesibukan Sassy yang berjalan mondar-mandir.
"Keliatannya?!" ucap Sassy sarkas. Ia duduk sambil merias wajahnya, tanpa terganggu oleh kehadiran sang mantan.
"Enggak perlu berias juga, kamu udah cantik" Aidan melemparkan candaannya, yang terdengar konyol.
"Basi!"
Terakhir Sassy mengaplikasikan lipstik, berwarna nude di bibir tipisnya. "Selesai!" gumamnya, sambil memasukkan cermin kecil kedalam tasnya.
"Aku antar" Aidan berdiri, ketika melihat Sassy sudah siap berangkat.
"Maaf, aku udah ada yang jemput" tolaknya halus.
"Sassy, kamu belum mengenal laki-laki itu" ucap Aidan tegas. "Bagaimana bisa, kamu dengan mudahnya memilih dia ? Dan menyerahkan hidup mu, di tangan laki-laki asing" tanya Aidan gusar.
"Aku sudah dewasa, Aidan. Dulu aku mencintaimu sepenuh hati, tetapi kandas juga pada akhirnya. Anggaplah kali ini aku berjudi, andai kata menang akan beruntung kalo kalah merugi" tutur Sassy tanpa beban.
"Jadi kamu anggap, pernikahan sebagai permainan!?"
"Ah Aidan, kamu terlampau serius menanggapi pernyataan ku" ucap Sassy tersenyum meremehkan.
"Sassy, aku serius!" Aidan mencekal pergelangan tangan mantannya, yang akan berlalu. Namun dengan sigap, Sassy menepisnya.
"Mas Aidan!" seruan itu datangnya dari depan pagar rumah Sassy. Seorang wanita dewasa berdiri, dengan mata bersinar penuh kemarahan. "Di sini rupanya, kamu. Pantas ranjang ku dingin karena kamu udah keluyuran pagi-pagi sekali." Clara membuka pagar, dan masuk tanpa permisi.
"Jangan ngomong sembarangan, Clara. Kita gak tidur di ranjang yang sama" ucap Aidan marah.
Tetapi Clara tidak menanggapi kemarahan tunangannya, yang terlihat dingin dan menjauh. Ia tanpa ragu memeluk lengan kokohnya, dan bergelayut manja.
"Maaf sayang, aku tau kamu malu dengan kebiasaan ku yang selalu ngomong sembarangan" tutur Clara manis. "Tapi semalam kamu luar biasa, badan ku sampai remuk rasanya."
"Hentikan kalian berdua, kalo mau bermesraan jangan di sini!" muka Sassy terlihat merah menahan malu, mendengar penuturan Clara. Tak seharusnya aktivitas intim mereka di umbar di muka umum.
"Ah maafkan Sassy, kamu lebih tau bukan!? Bagaimana, bergairahnya seorang Aidan?" Clara tersenyum lebar, sambil melirik sekilas dengan ekor matanya kearah Sassy. Puas rasanya, sudah membuat cemburu mantan istri Aidan.
"Itu sudah lama berlalu, aku gak pernah mengingatnya" ujar Sassy. "Aku mau pergi, tolong kalian segera tinggalkan rumah ku."
"Kenapa kamu tidak mengatakan hal sebenarnya pada ku Sassy? Ketika kita bertemu semalam" tanpa menghiraukan perkataan tuan rumah, Clara melontarkan kata-kata yang semalam ia pertanyaankan pada Aidan.
"Apa yang ingin kamu ketahui, mengenai diri ku? Kita gak begitu akrab sebagai teman, hanya bertemu secara kebetulan."
"Bukankah kamu mantannya, Aidan?"
"Iya, aku mengakui pernah menikah dengan tunangan mu. Tapi, cuma sebentar. Rasanya bukan hal yang etis, mengatakan masalah pribadi di pertemuan ke dua kita. Lagipula, ada yang lebih berhak memberitahu mu" jawab Sassy tegas.
"Padahal, aku merasa cocok berteman dengan mu. Aku hanya sedikit kecewa dengan mu, yang gak jujur semalam."
"Haha!" Sassy tertawa tergelak. "Untuk apa?" tanyanya, setelah tawanya reda.
"Ya, setidaknya aku bisa bertanya pada mu tentang Aidan" ucapnya sambil mengangkat bahunya.
"Clara, ayok ku antar kamu pulang" Aidan memotong pembicaraan mereka, ia terlihat tak sabaran dan setengah menyeret tubuh tunangannya menjauhi rumah Sassy.
"Sebentar, Aidan!" pekik Clara marah. "Aku belum selesai, dengan mantan mu" lanjutnya kian beringas.
Tetapi Aidan memaksa dan tetap pada pendiriannya. "Jangan mempermalukan diri mu, Clara!"
"Aku gak malu!" serunya keras, ia melepaskan diri dari cengkraman tangan kuat Aidan. "Aku mempertahankan hak ku, kamu tunangan ku!" tunjuknya tanpa takut. "Kamu dan Sassy berencana kembali rujuk, bukan? Tentunya aku akan menghalangi keinginan kalian berdua."
"Kamu dapat darimana kabar itu?" tanya Aidan gusar.
"Dari gerak-gerik mu, yang mulai menjauhi ku" ujar Clara lirih. Air matanya tanpa dapat di tahan, mengalir di ke dua pipinya yang tirus. Tetapi dengan cepat ia menghapusnya, lalu berlari keluar dari rumah Sassy.
"Maafkan Clara" kata Aidan, sebelum menyusul wanita dewasa itu pergi.
Sassy berdiri termangu melihat drama, yang di mainkan sepasang manusia tak tau malu. Ia shock juga melihat kelakuan Clara, yang dalam pandangan matanya adalah sosok wanita sempurna. Tetapi bila dalam keadaan cemburu, ia bisa berubah menjadi singa betina yang garang. Betapa bodohnya Aidan, yang menyia-nyiakan kebaikan Clara. Walaupun hubungan mereka karena perjodohan, tetapi banyak juga yang berhasil. Kenapa Aidan gak melihat sisi baiknya dari hubungan itu? Ah, masa bodo lah. Terserah mereka yang menjalani.
Dengan langkah ringan, Sassy menghampiri ojol yang sudah menunggu. Ia hanya ingin menjauh dari pasangan itu, dan mulai berinteraksi dengan lingkungan sekitar. Tanpa repot-repot masuk, ke dalam situasi yang rumit. Ia sudah mengalami jatuh bangun dalam pernikahan, dan perpisahan akhirnya yang menjadi pemenangnya.
Ojol berjalan lambat, di keramaian kendaraan yang mulai memadati jalanan ibukota. Matahari sudah tinggi, dan Sassy masih terjebak di jalan. Sudah dapat di pastikan, ia akan terlambat datang ke tempat kerjanya. Sassy berlari ke dalam resto, yang masih tutup. Ia berusaha mengatur pernafasannya, begitu tiba di depan pintu ruangan sang bos. Lalu membuka pintu yang tertutup, tanpa mengetuk pintu.
"Ups, sorry!" dengan cepat Sassy menutupnya kembali. Ia menyaksikan Kinan sekretaris bosnya, sedang memeluk leher Bian dari belakang dan mencium pipinya. 'Mati, aku!'
****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
Putu Suciptawati
makanya sassy kalo mau masuk ruangan bos ketuk pintu dulu jangan main nyelonong aja😂😂 khan kinan bisa marah dikira kamu sengaja mata2i mereka
2024-03-25
0