Bab 8 : Tamu tak di undang

(POV Sassy 2)

Karena belum memiliki kesibukan, aku bertandang ke rumah orangtua ku. Sambil menenteng rantang berisi masakan kesukaan ayah, aku menyusuri jalanan dengan sepeda motor. Hanya butuh setengah jam, aku tiba di kediaman keluarga ku. Ayah baru saja pulang dari mesjid, saat ku parkirkan motor ku. Beliau terlihat bahagia, ketika melihat ku mampir ke rumah.

"Bagaimana kabarnya, Yah?" tanya ku, begitu beliau membuka pagar. Sambil menerima uluran tangannya untuk ku cium, aku memperlihatkan bawaan ku. "Ayah, aku masak semur jengkol" ucap ku, dengan riang.

"Alhamdulillah, ayah sehat. Benarkah kamu bawa ?!" Ayah terlihat antusias, mengambil rantang bawaan ku. "Ibu mu melarang ayah makan jengkol, katanya kamar mandi jadi bau" adunya, sambil meringis.

"Anaknya di suruh masuk dulu, Yah" Ibu berdiri di pintu rumah, melihat kami yang masih berbincang di halaman. "Kangen-kangenannya di dalam, kasian Sassy kepanasan di jalan."

"Iya, kita minum jus jambu biji merah kesukaan mu. Kebetulan, tadi ayah beli banyak dari penjual keliling."

"Wah, asyik dong. Panas-panas gini, minum yang dingin-dingin" ucap ku tertawa kecil.

Ayah memeluk bahu ku, sambil menjinjing rantang makanan. Aku mengambil tangan Ibu, dan menciumnya dengan takzim begitu sampai di depan beliau.

"Bu, jangan marah ya" aku memeluk Ibu, yang terlihat bahagia melihat kedatangan ku.

"Marah, kenapa?" tanya Wina, dengan dahi mengeryit.

"Aku bawain ayah, semur jengkol. Ibu kan, paling antipati dengan baunya" ujar ku menerangkan.

"Bukan Ibu gak suka, tapi kebanyakan mengkonsumsi jengkol juga gak baik. Sekali-kali sih, bolehlah!"

"Jadi, ibu gak marah kan?"

"Enggaklah! Masa ibu marah sama kamu, yang udah susah payah masak. Udah yuk, kita ke ruang makan. Sekalian, makan siang. Ibu masak banyak, soalnya kamu mau mampir ke sini."

"Iya, Bu. Kebetulan perut ku udah keroncongan, minta di isi."

Kami memasuki ruang makan, di atas meja sudah berjejer menu masakan yang masih mengepul. Ayah duduk di kepala meja, sedangkan aku dan ibu duduk saling berhadapan di kiri kanan beliau.

"Bu, Mas Rian gak makan di rumah."

"Enggak, Mas mu biasanya makan dengan teman-temannya di kantin kantor" ucapnya lembut. Ibu kemudian mengambilkan nasi dan lauknya buat Ayah, yang menunggu dengan sabar.

"Oh, padahal aku ke sini pengen makan bareng."

"Menginap di sini saja, Mas mu pasti senang" kata Ayah, sembari menerima piring yang di sodorkan Ibu.

Setelah piring kami terisi semuanya, Ayah lalu memimpin doa. Kami menikmati hidangan dalam diam, hanya terdengar denting alat makan beradu.

Kami berkumpul di teras rumah ketika selesai makan, dengan jus jambu biji tersaji di meja.

"Nikmat sekali masakan, ibu" puji ku tulus, sembari mengusap-usap perut. "Aku sampe ngantuk, karena kekenyangan."

"Dari dulu juga, masakan Ibu mu paling enak" timpal Ayah, mengacungkan jempolnya.

"Ah, kalian bisa aja" tutur Ibu tersipu.

"Ngomong-ngomong, kamu betah tinggal di rumah baru mu" Ayah melirik ke arah ku, ketika aku sedang mengaduk-aduk jus.

"Sejauh ini, aku betah Yah. Tapi, aku sebel sama tetangga ku."

"Kenapa memangnya? Apa mereka mengganggu mu?" tanya Ayah menyelidik.

"Bukan itu, Yah. Tapi pemilik rumah di depan itu, ternyata Aidan mantan ku."

"Kok bisa?!" pekik Ibu terkejut. "Terus, bagaimana tindakanmu?" lanjutnya.

"Ya, gak gimana-gimana. Aku udah terlanjur pindah, masa harus takut menghadapi Aidan."

"Hadapi saja, kalian kan udah gak ada hubungan apapun" timpal Ayah bijaksana. "Kecuali sudah mengusik kehidupan mu, baru bicara sama Mas mu atau Ayah."

"Tapi, Ibu kok takut Yah" ucap Ibu khawatir.

"Percaya sama anak mu, Bu. Sassy sudah cukup dewasa, lagipula lingkungan di sana cukup kondusif."

"Selama tinggal di sana, apa pernah Aidan mengusik mu?" tanya Ibu penuh selidik.

"Aidan pernah datang bertamu, memberitahu ku untuk menghubunginya bila ada kesulitan" jawab ku menerangkan.

"Biarkan saja, selama tidak mengganggu" ucap Ayah tenang.

Sebuah mobil berhenti di depan rumah, ketika kami tengah berbincang-bincang. Terlihat seorang wanita paruh baya keluar dari kendaraan, yang pintunya di buka oleh sang supir. Aku seperti mengenal wanita itu, dari postur tubuhnya. Tidak salah perkiraan ku, beliau ternyata Ny Riyanti. Dia adalah Maminya Aidan, mantan mertua ku.

"Bukannya itu, Ny Riyanti" bisik Ibu ku.

"Iya, mau apa dia ke sini?" tanya ku pelan.

"Permisi, boleh saya masuk" sapanya sembari membuka pintu pagar.

"Oh, silahkan Bu" balas Ibu ramah, beliau kemudian berdiri dari kursi di ikuti oleh Ayah.

Mereka saling bersalaman, dengan wajah Nyonya Riyanti yang terlihat dingin. Sedangkan pada ku, ia hanya memandang sekilas.

"Silahkan duduk dulu, Jeng" Ibu meminta agar tamunya duduk.

"Enggak usah repot-repot, saya gak akan lama" ucapnya menolak permintaan Ibu. "Saya hanya ingin memperingatkan putri kalian, agar jangan mendekati Aidan lagi."

"Maaf, darimana datangnya berita seperti itu?" tanya ku heran, menyela kalimat yang akan di ucapkan Ayah. Karena ku lihat Ayah geram, dan hendak membalas perkataan mantan besannya itu. "Saya baru tiba dari Surabaya seminggu yang lalu, dan pindah rumah baru dua hari. Saya rasanya, Nyonya salah alamat."

Kini Ibu yang mengusap-usap pundak ku, menenangkan. Hati ku di liputi emosi, yang tiba-tiba menggelegak. Bagaimana aku tidak marah? Tadi pagi anak lelakinya yang berulah, sekarang ibunya juga turut serta.

"Saya mendapat laporan dari calon istrinya Aidan, kalo tunangannya mulai berpaling. Siapa lagi, yang membuat kekacauan? Selain kamu, Sassy. Dulu Aidan seperti orang gila, mencari mu ke sana kemari. Begitu ia mulai bisa menata hatinya lagi, kamu kembali masuk kehidupannya. Mau mu apa sebenarnya? Kalo uang, saya bisa memberikan."

Wajah Ayah merah padam menahan amarah, pastinya ia murka mendengar putrinya selalu jadi pihak yang di salahkan.

"Maaf Jeng Rianty, jangan asal mendengar laporan yang belum tentu kebenarannya. Putri saya tidak pernah mendekati putra anda, malah sebaliknya Aidan yang selalu berusaha menghubungi Sassy. Jadi tanyakan pada putra anda, kebenarannya. Anda tentu paham soal hukum bukan? Tindakan Nyonya yang menuduh tanpa bukti, bisa menjadi bumerang bagi anda." Suara Ayah terdengar agak keras, ia rupanya sudah muak dengan tingkah laku keluarga Aidan. Apalagi Nyonya Rianty yang begitu arogan, mendatangi rumah Ayah tanpa sopan-santun. Harga diri Ayah terinjak-injak dengan kelakuan wanita itu.

"Huh!" dengusnya keras. "Saya akan buktikan, kalau tidak ada kebohongan. Tunggu saja!" ancamannya berapi-api. Nyonya Rianty, lalu berbalik pergi tanpa pamit.

"Enggak ada hujan gak ada angin, kita kedatangan tamu yang gak diundang" kata Ibu, menatap kepergian tamunya dengan nanar.

"Sudah Bu, jangan jadi pikiran. Anggap saja, angin lalu" hibur Ayah menenangkan. "Kamu juga Sassy, kalo Aidan datang ke rumah mu. Usir saja!"

Aku menggangguk tanda mengerti, apa yang jadi ketakutan ku kini terbukti. Satu-persatu, orang dari masa lalu ku bermunculan. Harus mulai waspada, dan menyiapkan amunisi untuk menghadapi mereka.

     ****

Episodes
1 Bab 1: Kembali Pulang
2 Bab 2 : Nyaris bertemu
3 Bab 3 : Bertemu Mantan
4 Bab 4 : Duh... Mantan!
5 Bab 5 : Godaan Mantan.
6 Bab 6 : Mantan yang semakin terdepan.
7 Bab 7 : Mantan menyebalkan.
8 Bab 8 : Tamu tak di undang
9 Bab 9 : Melabrak mantan
10 Bab 10 : Tawaran Kerja
11 Bab 11 : Hari pertama kerja
12 Bab 12 : Bos dingin dan Sekretaris resek
13 Bab 13 : Kembalinya sang pengganggu
14 Bab 14 : Mencari kebenaran
15 Bab 15 : Bertemu mantan mertua
16 Bab 16
17 Bab 17 : Tawaran perjodohan
18 Bab 18 : Kemarahan Aidan
19 Bab 19 : Kecemburuan Clara
20 Bab 20 : Tertangkap basah
21 Bab 21 : Proposal
22 Bab 22 : Gosip panas
23 Bab 23 : Konfrontasi
24 Bab 24 : Ujian jelang pernikahan
25 Bab 25 : Tentang rasa
26 Bab 26 : (Masih) Tentang rasa
27 Bab 27 : Tertekan
28 Bab 28 Ternyata mimpi
29 Bab 29 : Persiapan hari bahagia
30 Bab 30 : Party
31 Bab 31 : Ambyar
32 Bab 32 : Rumit
33 Bab 33 : Salah paham
34 Bab 34 : Berbaikan
35 Bab 35 : Kacau
36 Bab 36 :
37 Bab 37 : Video viral
38 Bab 38 : Sah
39 Bab 39 : Trouble maker
40 Bab 40 : Unboxing
41 Bab 41 : Kena batunya
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Announcement!!
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Announcement
83 Announcement!
Episodes

Updated 83 Episodes

1
Bab 1: Kembali Pulang
2
Bab 2 : Nyaris bertemu
3
Bab 3 : Bertemu Mantan
4
Bab 4 : Duh... Mantan!
5
Bab 5 : Godaan Mantan.
6
Bab 6 : Mantan yang semakin terdepan.
7
Bab 7 : Mantan menyebalkan.
8
Bab 8 : Tamu tak di undang
9
Bab 9 : Melabrak mantan
10
Bab 10 : Tawaran Kerja
11
Bab 11 : Hari pertama kerja
12
Bab 12 : Bos dingin dan Sekretaris resek
13
Bab 13 : Kembalinya sang pengganggu
14
Bab 14 : Mencari kebenaran
15
Bab 15 : Bertemu mantan mertua
16
Bab 16
17
Bab 17 : Tawaran perjodohan
18
Bab 18 : Kemarahan Aidan
19
Bab 19 : Kecemburuan Clara
20
Bab 20 : Tertangkap basah
21
Bab 21 : Proposal
22
Bab 22 : Gosip panas
23
Bab 23 : Konfrontasi
24
Bab 24 : Ujian jelang pernikahan
25
Bab 25 : Tentang rasa
26
Bab 26 : (Masih) Tentang rasa
27
Bab 27 : Tertekan
28
Bab 28 Ternyata mimpi
29
Bab 29 : Persiapan hari bahagia
30
Bab 30 : Party
31
Bab 31 : Ambyar
32
Bab 32 : Rumit
33
Bab 33 : Salah paham
34
Bab 34 : Berbaikan
35
Bab 35 : Kacau
36
Bab 36 :
37
Bab 37 : Video viral
38
Bab 38 : Sah
39
Bab 39 : Trouble maker
40
Bab 40 : Unboxing
41
Bab 41 : Kena batunya
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Announcement!!
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Announcement
83
Announcement!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!