Bab 4 : Duh... Mantan!

Sassy tak menyadari kepergian Aidan, tersentak ketika bantingan pintu mobil terdengar di telinganya. 'Astaga! Ternyata, Aidan begitu temperamental' celoteh hatinya terkaget-kaget. Dulu Aidan begitu lemah lembut, tetapi seiring waktu berjalan sifatnya berubah menyebalkan.

Mimpi apa ia semalam? Sampai bertemu dengan sang mantan, begitu cepat dari perkiraannya. Barangkali, hati mereka diam-diam saling merindukan? Atau memang Sang khalik, tengah mempermainkan perasaan dua insan yang pernah saling menyayangi itu.

"Sedang apa kamu, dek?"

"Mas Rian, ngagetin aja!"

"Lho, kok malah sewot sih. Seperti, habis ketemu mantan" ucap Rian menggoda sang adik.

"Mas Rian tau?!" mata indah Sassy melebar, tak percaya dengan pendengarannya.

"Emang, benar kamu ketemu mantan" selidik Rian penasaran.

Sassy menggangguk mengiyakan, berbohong tak pernah ada dalam kamus hidupnya. Apalagi kakaknya, sudah hafal dengan semua kelakuannya. Ia tidak pandai menutupi rahasia dari keluarganya, sekalipun itu tersembunyi di sudut hatinya yang terdalam.

"Apa maunya bajingan itu? Apa perlu, Mas Rian memperingatkan Aidan?" tanyanya dengan nada suara naik beberapa oktaf.

"Aku belum perlu, Mas. Lagipula, Aidan hanya lewat. Jadi gak sengaja kami bertemu."

"Kalo Aidan sudah mulai macam-macam, ngomong sama Mas."

"Mas Rian, aku udah dewasa. Jangan takut, i'm a big girl now!"

"I know Sassy" Rian mengusap lembut kepala adiknya. "Yuk, pulang!"

"Mas, jangan bilang Ayah kalo aku ketemu dengan Aidan" ucap Sassy, sembari menarik tangan Rian yang berjalan mendahuluinya.

"Oke! Untuk saat ini, gak akan bilang. Tapi kalo Aidan sengaja mengganggu mu, itu lain persoalannya. Dia harus berhadapan dengan, Mas" dengusnya kesal.

"Iya...iya, terserah Mas Rian ajalah!"

Huh, memang mantan ibaratnya seperti setan. Kedatangannya tidak terlihat, tapi mampu membuat keadaan menjadi horor. Tegang, sampai bulu-bulu meremang karena ngeri. Tapi Aidan bukan sejenis makhluk halus, yang kehadirannya tidak terdeteksi. Lelaki itu hanya memiliki rasa percaya diri yang tinggi, sehingga lawannya menjadi gentar.

Sejak dulu, Sassy begitu mengagumi sosok Aidan yang dewasa. Ia mampu membimbingnya, menjadi wanita yang lebih baik. Tetapi rasa kagumnya sedikit demi sedikit mulai terkikis, oleh sikap dan sifat yang mulai berubah.

****

Keesokan harinya, Sassy kembali mendatangi rumahnya. Kali ini, ia mengajak serta bik Marni untuk bersih-bersih. Bik Marni juga, yang akan menemaninya menempati rumah barunya. Orangtuanya khawatir, bila ia tinggal sendirian. Untuk masalah perabotan pengisi rumahnya, Sassy mempercayakan sang Ibu untuk memilihkannya.

"Bik Marni, bagian atas beberesnya sedangkan aku di halaman" ucap Sassy memberi tahu.

"Siap Non!" balas Bik Marni sigap.

Sassy mulai mencabuti rumput-rumput liar yang tumbuh, serta menyapu seluruh halaman. Tidak terasa waktu cepat berlalu, perutnya sudah mulai keroncongan. Ia mengambil gawainya, yang di taruh di saku celana kulotnya. Lalu, memesan makanan lewat jasa online. Sambil menunggu makanan datang, ia menyibukkan diri dengan membuka-buka laman sosial media.

"Assalamualaikum... tetangga baru" salam lembut dari arah depan rumahnya, membuatnya menengadah mencari sumber suara.

Sassy yang sedang sibuk dengan gawainya, melihat seorang wanita datang menyapanya.

"Oh, waalaikum salam" balasnya, sembari menghampirinya. "Masuk dulu, Bu" tawar Sassy sopan.

"Makasih Mbak, di sini saja. Saya mau ke toko di seberang itu, pas liat ke sini sudah ada penghuninya. Perkenalkan saya Sinta, ibu RT di perumahan ini. Mbak baru pindahan, ya!" tebaknya sumringah. Wanita didepannya mengulurkan tangannya, sebagai tanda perkenalan. Perempuan berjilbab itu, tampak lebih tua darinya namun memancarkan aura lembut.

"Iya Bu. Tapi mungkin baru minggu depan saya pindahnya, sekarang hanya bersih-bersih aja. Ibu tinggal di sebelah mana?"

"Saya tinggal di ujung jalan itu, rumah berlantai tiga dengan cat putih" tunjuknya memberi informasi.

"Saya pasti akan ke sana, untuk menyerahkan surat pindah" ucapnya sopan.

"Saya tunggu kedatangannya, Mbak!"

"Iya Bu."

"Di tinggal dulu, ya. Sampai ketemu lagi nanti!"

Sassy hanya menggangguk, dengan senyum yang tak pernah lepas dari bibirnya. Menatap kepergian wanita anggun dengan jilbab lebar itu, sampai tidak terlihat di pandangan matanya. Kembali ia meneruskan sesi beres-beresnya, sampai seorang pria perlente mendatanginya.

"Perlu bantuan, nyonya" suaranya begitu dalam dan menggoda, membuat bulu kuduk Sassy meremang. Tak perlu ia melihat, karena sudah tau siapa yang datang.

'Duh... mantan, membuat kesal sekaligus sebal' gerutu hati Sassy gemas.

"Kenapa cuma bengong liatin aku ? Suruh masuk kek, atau tiba-tiba kehilangan pita suara" lanjutnya lagi, dengan cengiran menggoda.

"Aku gak butuh bantuan kamu...!"

"Tapi dulu, kamu tergantung banget sama aku" selanya cepat, memotong kalimat Sassy.

"Huh!" dengus Sassy, sembari memalingkan wajahnya. "Itu dulu! Jangan di bandingkan dengan saat ini" ia melipat tangannya di dada, dengan pandangan sinis. "Ada perlu apa kemari? Perasaan, aku gak ngundang kamu."

"Memang sih, tetapi sebagai tetangga sekaligus mantan yang pernah hidup bareng dengan kamu, kali aja kamu butuh tenaga buat bantu-bantu angkat barang-barang berat?!"

"What! tetangga kata mu?" mata Sassy melotot sempurna, hampir saja keluar dari kelopaknya ketika mendengar ucapan Aidan.

"Ya, kamu lihat rumah berpagar hitam itu" tunjuk Aidan. "Itu rumah ku!"

"Sejak kapan kamu membelinya?" tanyanya, sembari mengikuti arah telunjuk Aidan.

"Saat kita bercerai, dan kamu pergi meninggalkan ku."

"Sudah berapa lama, kamu menempatinya?"

"Lebih kurang lima tahun, aku keluar dari rumah orang tua."

"Kenapa bukan sejak dari dulu? kamu pergi dari situ."

"Karena, aku belum mampu ketika itu. Sekarang aku punya usaha sendiri, gak kerja lagi di perusahaan orang lain."

"Selamat kalo gitu, berarti kamu sudah bisa mandiri. Oo ya, ku dengar kamu juga sudah bertunangan. Kapan hari bahagianya tiba? Jangan lupa, undang-undang aku."

"Tentu saja. Aku pastikan, kamu mendapatkan yang pertama" ucap Aidan, dengan wajah menggoda. "Btw, kamu gak mempersilahkan aku masuk. Kerongkongan ini, rasanya kering" sambungnya sambil mengusap-usap lehernya.

"Buat apa? Rumah mu, hanya lima langkah dari sini. Lagipula kita udah mantan, jangan meminta apa-apa lagi dari ku."

"Oho... rupanya kamu cemburu ya!?"

"In your dream, sir! Enyahlah dari hadapan ku!" usir Sassy galak.

"Oke...Oke! Tapi kalo sewaktu-waktu aku perlu sesuatu, jangan tolak ya" ujarnya merayu.

"Whatever!"

Sassy memutar bola matanya jemu, menanggapi semua omongan mantannya. Ia menatap punggung kokoh itu, pergi menjauh. Punggung yang pernah menjadi tumpuannya, ketika lemah dan butuh pertolongan. Kini hanya tinggal kenangan, terkubur bersama hatinya yang membeku.

Kata pepatah orang jaman now, mantan itu harusnya di buang ke tempat sampah. Tapi punya mantan seperti Aidan, sungguh di buang sayang.

Duh...mantan, membuat hati Sassy kebat-kebit.

****

Terpopuler

Comments

TongTji Tea

TongTji Tea

what's the point 5 tahun pergi Lalu pindah ke rumah gono gini , tetangga nya mantan.Ngobrol kayak teman padahal punya masa Lalu yang tidak menyenangkan .Perpisahan yang membuat Luka hingga sembunyi Selama 5 tahun . I don't get it sampai sini.

2024-09-03

1

👏Zhenonk🏚️²²¹º

👏Zhenonk🏚️²²¹º

mending ga jadi pindah sas.. klo harus tetanggaan sama mantan🤭

2024-07-09

0

sur yati

sur yati

buang ke laut sessy

2024-05-26

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1: Kembali Pulang
2 Bab 2 : Nyaris bertemu
3 Bab 3 : Bertemu Mantan
4 Bab 4 : Duh... Mantan!
5 Bab 5 : Godaan Mantan.
6 Bab 6 : Mantan yang semakin terdepan.
7 Bab 7 : Mantan menyebalkan.
8 Bab 8 : Tamu tak di undang
9 Bab 9 : Melabrak mantan
10 Bab 10 : Tawaran Kerja
11 Bab 11 : Hari pertama kerja
12 Bab 12 : Bos dingin dan Sekretaris resek
13 Bab 13 : Kembalinya sang pengganggu
14 Bab 14 : Mencari kebenaran
15 Bab 15 : Bertemu mantan mertua
16 Bab 16
17 Bab 17 : Tawaran perjodohan
18 Bab 18 : Kemarahan Aidan
19 Bab 19 : Kecemburuan Clara
20 Bab 20 : Tertangkap basah
21 Bab 21 : Proposal
22 Bab 22 : Gosip panas
23 Bab 23 : Konfrontasi
24 Bab 24 : Ujian jelang pernikahan
25 Bab 25 : Tentang rasa
26 Bab 26 : (Masih) Tentang rasa
27 Bab 27 : Tertekan
28 Bab 28 Ternyata mimpi
29 Bab 29 : Persiapan hari bahagia
30 Bab 30 : Party
31 Bab 31 : Ambyar
32 Bab 32 : Rumit
33 Bab 33 : Salah paham
34 Bab 34 : Berbaikan
35 Bab 35 : Kacau
36 Bab 36 :
37 Bab 37 : Video viral
38 Bab 38 : Sah
39 Bab 39 : Trouble maker
40 Bab 40 : Unboxing
41 Bab 41 : Kena batunya
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Announcement!!
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Announcement
83 Announcement!
Episodes

Updated 83 Episodes

1
Bab 1: Kembali Pulang
2
Bab 2 : Nyaris bertemu
3
Bab 3 : Bertemu Mantan
4
Bab 4 : Duh... Mantan!
5
Bab 5 : Godaan Mantan.
6
Bab 6 : Mantan yang semakin terdepan.
7
Bab 7 : Mantan menyebalkan.
8
Bab 8 : Tamu tak di undang
9
Bab 9 : Melabrak mantan
10
Bab 10 : Tawaran Kerja
11
Bab 11 : Hari pertama kerja
12
Bab 12 : Bos dingin dan Sekretaris resek
13
Bab 13 : Kembalinya sang pengganggu
14
Bab 14 : Mencari kebenaran
15
Bab 15 : Bertemu mantan mertua
16
Bab 16
17
Bab 17 : Tawaran perjodohan
18
Bab 18 : Kemarahan Aidan
19
Bab 19 : Kecemburuan Clara
20
Bab 20 : Tertangkap basah
21
Bab 21 : Proposal
22
Bab 22 : Gosip panas
23
Bab 23 : Konfrontasi
24
Bab 24 : Ujian jelang pernikahan
25
Bab 25 : Tentang rasa
26
Bab 26 : (Masih) Tentang rasa
27
Bab 27 : Tertekan
28
Bab 28 Ternyata mimpi
29
Bab 29 : Persiapan hari bahagia
30
Bab 30 : Party
31
Bab 31 : Ambyar
32
Bab 32 : Rumit
33
Bab 33 : Salah paham
34
Bab 34 : Berbaikan
35
Bab 35 : Kacau
36
Bab 36 :
37
Bab 37 : Video viral
38
Bab 38 : Sah
39
Bab 39 : Trouble maker
40
Bab 40 : Unboxing
41
Bab 41 : Kena batunya
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Announcement!!
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Announcement
83
Announcement!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!