Bab 11 : Hari pertama kerja

Seperti janji Rian kemarin, yang akan memperkenalkan Sassy dengan sahabatnya. Pemilik resto, yang membutuhkan tenaga di bagian administrasi ringan. Sambil berboncengan layaknya sepasang kekasih, mereka melaju kencang di tengah hiruk-pikuk kendaraan yang berkejaran. Sassy memeluk erat pinggang kakaknya, menikmati sensasi menaiki moge. Jarang-jarang Sassy mau di bonceng Rian, karena kakaknya itu paling senang ngebut di jalanan. Sementara ia takut, berkendara dengan ugal-ugalan.

"Mas?" pekik Sassy keras, sambil tangannya mencubit kecil pinggang Rian.

"Apa!" balas Rian tak kalah keras.

"Jangan ngebut! Aku takut, nih" ucap Sassy di telinga kakaknya.

"Enggak ngebut, kok!" bantah Rian, masih tetap dengan kecepatan tinggi. "Santai aja, kalo perlu pejamkan mata."

"Ih, Mas Rian bandel. Aku masih mau hidup, tau!" dengan gemas Sassy memukul pundaknya.

"Hahaha!" sebagai jawaban, Rian tertawa berderai. "Sama, apalagi Mas masih lajang." lanjutnya menambahkan.

"Makanya cari pacar, sana."

"Udah punya..."

"Siapa? Kok diem-diem aja, gak di kenalin" potong Sassy cepat.

"Sabar, dek. Nanti juga Mas kenalin sama Ayah-ibu, juga kamu" jawab Rian menjanjikan.

"Bener ya, Mas. Jangan bo'ong melulu, usia Mas Rian udah pantas menikah. Punya pekerjaan pun mentereng, kurang apa coba?!"

"Iya...iya, bawel amat sih."

"Kalo gak bawel, bukan cewek namanya."

"Terserah kamu, cewek emang sulit di lawan" keluh Rian akhirnya.

Perjalanan mereka tak terasa, karena di isi dengan obrolan ringan. Begitu tiba di tempat tujuan, Rian memarkirkan kuda besinya di parkiran sebuah restoran yang tutup. Maklum hari masih pagi, jadi belum ada aktivitas yang berati. Rian mengajak adiknya berjalan ke samping bangunan, dimana kantor resto berada. Tanpa perlu bertanya pada karyawan yang ada di situ, kakaknya itu nyelonong masuk tanpa permisi.

"Hai bro!" sapanya, pada cowok di belakang meja kerja. "Pagi-pagi, udah sibuk aja."

Rian mengambil duduk di depan cowok bermata empat itu, lalu menarik Sassy agar mengikutinya.

"Gue gak kayak Lo, bisa santai" balasnya keki, kemudian membuka kacamatanya. "Jadi cewek ini, yang bakal bantuin gue" lanjutnya, menatap Sassy sekilas.

"Adik gue, Sassy. Kemaren kan, udah gue kabarin lewat WhatsApp. Kenapa? Lo lupa, belom buka WA" dengus Rian kesal.

"Sorry bro, lo tau sendiri kerjaan gue bejibun" ucapnya , sambil menggaruk-garuk kepalanya. "Makanya gue perlu asisten buat bantu-bantu, minimal ia bisa mengingatkan. Lo tau sendiri, kan. Sifat pelupa gue, udah akut."

"Untung belum punya pacar, bisa-bisa Lo lupa sama gebetan" ejek Rian seenaknya.

"Ah, gue sama lo sama aja. Sama-sama, bujang lapuk" tangkisnya cepat.

"Hahaha!" keduanya tertawa terbahak-bahak, melupakan Sassy yang hanya bisa bengong melihat ke akraban mereka.

"Oh ya, sorry. Lo belum kenalin gue, sama cewek cantik ini" ucapnya menatap lekat Sassy, begitu mereka menghentikan tawanya.

"Masa lupa, sama adik bontot gue?! Ini Sassy, dia baru tiba dari Surabaya" terang Rian, menarik tangan adiknya untuk berjabat tangan dengan temannya.

"Hallo, aku Biantara Sutoyo. Panggil aja Bian, biar akrab." Cowok bermata elang itu, berdiri dari kursinya untuk menerima uluran tangan Sassy. "Kamu, di terima kerja di sini."

"Saya Sassy, Mas. Senang bisa bergabung di sini, mohon bimbingannya dalam menjalankan tugas" balas Sassy sopan.

"Nanti kamu di bimbing Mbak Wiwit, supervisor di resto ini. Jadi tugas-tugasnya apa saja, yang mesti kamu pelajari. Kebetulan untuk bagian administrasi ringan sudah terisi, maka kamu saya tugaskan sebagai asisten pribadi."

"Lo gak bilang, adek gue jadi Aspri" sela Rian heran.

"Ya, mau bagaimana lagi? Lowongan kerja sebagai admin udah ada, lebih baik bantuin gue."

"Tapi gak ada udang di balik bakwan, kan?" selidik Rian.

"Enggaklah, emang gue butuh asisten. Kerjaan gue, gak ada habisnya" kilah Bian dengan wajah serius.

"Gue percaya, restoran lo tersebar di mana-mana." ucap Rian maklum.

"Enggak pa-pa kan? Adek lo, kalo hari ini mulai kerja" tanya Bian, meminta pendapat Rian.

"Boleh aja, dia juga bete diem di rumah. Iya kan, dek?" tanya Rian, sembari berpaling menatap sang adik.

"Eh, iya...iya" jawab Sassy tergagap. Ia yang tengah memandangi seisi ruangan kantor, terkejut mendengar pertanyaan dari sang kakak.

Bian segera menelpon karyawannya melalui saluran kantor, agar segera menghadapnya. Sementara Sassy, hanya termangu mendengarkan.

"Oke bro, gue pamit.Titip Sassy, jangan sampe lecet" canda Rian, berdiri dari kursinya. Kemudian mereka melakukan salaman ala cowok, dengan saling menempelkan kepalan tangan.

"Dek, Mas ke kantor dulu" alih Rian, mengacak rambut Sassy sebelum keluar dari kantor.

"Hati-hati, Mas!"

Rian mengacungkan jempolnya, sebagai jawaban. Pintu tertutup di belakang Sassy, kecanggungan mulai terasa di sekelilingnya. Bian kembali mengoreksi pekerjaannya, sedangkan Sassy diam menunggu. Tidak lama kemudian, pintu di ketuk dari luar. Setelah di persilahkan masuk, terlihat perempuan cantik dengan rok span sebatas lutut memasuki ruangan.

"Bapak, memanggil saya" ucapnya sopan.

"Iya, tolong ajari Sassy. Dia karyawan baru, yang akan membantu tugas saya" tutur Bian, menatap Sassy sekilas.

"Baik, Pak!" angguk Wiwit sigap.

"Nah Sassy, kamu belajar dari Wiwit. Tugas apa saja? yang harus kamu kerjakan."

"Siap, Pak!"

"Silahkan kalian berdua keluar, masih banyak yang harus saya lakukan." pinta Bian tegas.

Sassy mengikuti seniornya keluar dari ruangan, menuju tempat bagian administrasi berada. Ruangan sederhana yang bersebelahan dengan sang bos, hanya terdiri dari beberapa meja yang di sekat-sekat.

Sassy menempati meja kerja, dengan seperangkat alat komputer dan juga berkas-berkas yang tersimpan rapih dalam folder. Ia tersenyum, pada satu-satunya cowok di ruangan itu.

"Teman-teman, kita kedatangan karyawan baru. Namanya Sassy, yang akan jadi Aspri Pak bos. Tolong di bantu bila ada kesulitan." ucap Mbak Wiwit memperkenalkan yuniornya.

"Hai, aku Anton bagian keuangan" ucap si cowok, yang duduk didepan Sassy.

Dengan malu-malu, Sassy menangkupkan ke dua tangan. "Aku Sassy."

"Ini, meja kerjanya. Untuk sementara, kamu bisa membantu Tika mengurusi bagian pemasaran dan promosi. Karena tugas Aspri hanya mengikuti Pak bos, bila mengunjungi cabang-cabang restoran."

"Baik Mbak, terimakasih."

"Hai, kenalin aku Tika" ucap teman di sebelah kubikelnya, memperkenalkan diri.

"Aku Sassy, senang berkenalan dengan mu" balasnya ramah. "Apa, yang sedang kamu kerjakan?" tanyanya lagi penasaran.

"Kebetulan aku lagi ngerjain proyek Pak bos, mengenai pembukaan cabang resto baru. Beliau ingin restorannya, bisa di terima di semua kalangan."

"Konsep restonya, mengusung tema apa?" tanya Sassy, ingin tau.

"Hmm, kalo gak salah all you can eat. Jadi pengunjung bebas memesan makanan apa saja, tanpa takut kantong jebol. Karena menu yang di tawarkan, dengan harga terjangkau"

"Tik! Udah selesai belum, proposal pengajuannya? Pak bos, nanyain tuh!" seruan kesal dari seorang gadis berperawakan tinggi semampai, memasuki gendang telinga mereka. Ke duanya yang tengah asyik bertukar pikiran, menatap rekannya yang tampak kesal.

"Udah, Mbak Kinan !" jawab Tika cepat.

"Sini, aku mau bawa ke ruangan Pak bos" Kinan mengulurkan tangannya, meminta berkas yang sudah di selesaikan Tika.

Begitu sudah mendapatkannya, Kinan segera keluar lagi dari ruangan.

"Huh! Dasar caper" dengus Tika sebal.

"Siapa dia, Tik?" tanya Sassy.

"Mbak Kinan, temennya Pak bos. Orangnya jutek, juga gak seneng kalo liat cewek cantik" bisik Tika lirih.

"Lho, memangnya kenapa?"

"Karena merasa tersaingi, dia takut Pak bos kepincut sama yang lain. Mbak Kinan itu, sekretarisnya Pak Bian."

"Oh, gitu!"

"Kamu harus hati-hati Sassy, banyak pegawai yang mengundurkan diri karena berurusan dengan Mbak Kinan. Apalagi, kamu Asprinya Pak bos? Yang sering berada dekat dengannya."

"Baiklah! Lagipula aku kerja di sini cari uang, bukan cari gebetan."

     ****

Episodes
1 Bab 1: Kembali Pulang
2 Bab 2 : Nyaris bertemu
3 Bab 3 : Bertemu Mantan
4 Bab 4 : Duh... Mantan!
5 Bab 5 : Godaan Mantan.
6 Bab 6 : Mantan yang semakin terdepan.
7 Bab 7 : Mantan menyebalkan.
8 Bab 8 : Tamu tak di undang
9 Bab 9 : Melabrak mantan
10 Bab 10 : Tawaran Kerja
11 Bab 11 : Hari pertama kerja
12 Bab 12 : Bos dingin dan Sekretaris resek
13 Bab 13 : Kembalinya sang pengganggu
14 Bab 14 : Mencari kebenaran
15 Bab 15 : Bertemu mantan mertua
16 Bab 16
17 Bab 17 : Tawaran perjodohan
18 Bab 18 : Kemarahan Aidan
19 Bab 19 : Kecemburuan Clara
20 Bab 20 : Tertangkap basah
21 Bab 21 : Proposal
22 Bab 22 : Gosip panas
23 Bab 23 : Konfrontasi
24 Bab 24 : Ujian jelang pernikahan
25 Bab 25 : Tentang rasa
26 Bab 26 : (Masih) Tentang rasa
27 Bab 27 : Tertekan
28 Bab 28 Ternyata mimpi
29 Bab 29 : Persiapan hari bahagia
30 Bab 30 : Party
31 Bab 31 : Ambyar
32 Bab 32 : Rumit
33 Bab 33 : Salah paham
34 Bab 34 : Berbaikan
35 Bab 35 : Kacau
36 Bab 36 :
37 Bab 37 : Video viral
38 Bab 38 : Sah
39 Bab 39 : Trouble maker
40 Bab 40 : Unboxing
41 Bab 41 : Kena batunya
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Announcement!!
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Announcement
83 Announcement!
Episodes

Updated 83 Episodes

1
Bab 1: Kembali Pulang
2
Bab 2 : Nyaris bertemu
3
Bab 3 : Bertemu Mantan
4
Bab 4 : Duh... Mantan!
5
Bab 5 : Godaan Mantan.
6
Bab 6 : Mantan yang semakin terdepan.
7
Bab 7 : Mantan menyebalkan.
8
Bab 8 : Tamu tak di undang
9
Bab 9 : Melabrak mantan
10
Bab 10 : Tawaran Kerja
11
Bab 11 : Hari pertama kerja
12
Bab 12 : Bos dingin dan Sekretaris resek
13
Bab 13 : Kembalinya sang pengganggu
14
Bab 14 : Mencari kebenaran
15
Bab 15 : Bertemu mantan mertua
16
Bab 16
17
Bab 17 : Tawaran perjodohan
18
Bab 18 : Kemarahan Aidan
19
Bab 19 : Kecemburuan Clara
20
Bab 20 : Tertangkap basah
21
Bab 21 : Proposal
22
Bab 22 : Gosip panas
23
Bab 23 : Konfrontasi
24
Bab 24 : Ujian jelang pernikahan
25
Bab 25 : Tentang rasa
26
Bab 26 : (Masih) Tentang rasa
27
Bab 27 : Tertekan
28
Bab 28 Ternyata mimpi
29
Bab 29 : Persiapan hari bahagia
30
Bab 30 : Party
31
Bab 31 : Ambyar
32
Bab 32 : Rumit
33
Bab 33 : Salah paham
34
Bab 34 : Berbaikan
35
Bab 35 : Kacau
36
Bab 36 :
37
Bab 37 : Video viral
38
Bab 38 : Sah
39
Bab 39 : Trouble maker
40
Bab 40 : Unboxing
41
Bab 41 : Kena batunya
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Announcement!!
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Announcement
83
Announcement!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!