Aku Bukan Manusia

Bab 09. Aku Bukan Manusia.

Menuju ke atap gedung militer, hanya ada satu jalan, dan jalan itu dijaga oleh Tentara Unicorn. Siapapun yang keluar dari jalan itu, sudah pasti akan diketahui oleh mereka.

Aku mengintip melalui celah-celah pintu untuk melihat lawanku. Jika langsung menyerbu mereka, sudah pasti aku menjadi bulan-bulanan peluru mereka. Kembali aku memeriksa denah gedung dengan teliti, berharap ada jalan lain.

Setelah beberapa saat, aku menemukan anak tangga besi yang menempel pada dinding gedung ini. Namun, anak tangga besi itu terputus di antara dua lantai. Aku pun memutuskan untuk menggunakan anak tangga besi itu, sebab putusnya anak tangga itu ada jarak yang bisa aku lalui dengan cara melompat.

Kembali aku turun ke lantai basemen parkir. Aku segera keluar, dan berjalan ke belakang gedung di mana lokasi anak tangga besi. Setelah tiba, aku perhatikan anak tangga besi itu. Aku pegang anak tangga itu dan menggoyangkannya. Aku melakukan itu untuk memastikan keamanannya. Karena anak tangga itu kokoh, aku pun menaikinya.

Ketika berada di anak tangga besi yang terputus, aku melihat ke jendela gedung. Aku terkejut melihat Belevia bersimbah darah. Mengetahui itu, aku segera memecahkan kaca jendela dan masuk ke dalamnya.

Aku hampiri Belevia, dan memeriksa kondisinya otot lehernya. Dia masih hidup, membuatku sedikit lega. Aku lihat di dada kirinya tertembak, dan hampir mengenai jantungnya. Paha kanannya juga tertembak.

Mengetahui kondisi Belevia, rasa curiga menjadi hilang. Dan, karena wanita ini pingsan, peta tidak menunjukkan tanda-tandanya. Aku perkirakan, Belevia kepergok saat menungguku.

Aku segera memberikan suntikan antibiotik. Lalu, aku merobek pakaian atas, terlihat dada putih yang sintal. Aku menghirup udara dan mengeluarkan secara perlahan untuk mengendalikan gejolak lelaki. Aku perlengkapan medis, mengeluarkan belati, alkohol dan perban.

Pertama-tama, aku membakar ujung belati agar saat menyayat kulit Belevia tidak menyebabkan infeksi. Setelah itu, aku tuangkan alkohol untuk mensterilkan belati dari kuman. Kembali aku menarik napas dalam-dalam dan hembuskan secara perlahan karena baru pertama kali melakukan operasi kecil pada manusia.

Perlahan, aku sayat dada kiri Belevia dengan ujung belati. Seketika, darah segar semakin deras mengalir. Dengan cepat, aku mengambil capit medis di kotak P3K, aku ambil proyektil peluru di dalam dadanya.

Setelah berhasil mengambil proyektil peluru, aku mengambil perban dan membasahinya dengan alkohol. Aku tempelkan perban pada luka di dadanya itu. Pendarahan perlahan mulai berhenti. Aku beri lagi perban agar menghentikan pendarahan lebih cepat.

Aku miringkan tubuh Belevia agar bisa membalut lukanya. Aku ambil perban dengan tangan kiri, lalu membalut lukanya, dan menutupi perban yang berlumuran darah. Setelah selesai, giliran luka tembak di pahanya. Mau tidak mau, seperti sebelumnya aku harus merobek celananya.

Walaupun bukan pertama kali melihat tubuh wanita telanjang, tetap saja tergiur dengan indahnya tubuh Belevia, apalagi wanita ini berdarah campuran dari Russia dan Prancis. Jelas Belevia ini sangat cantik wajahnya.

Aku melakukan hal sama pada luka di paha Belevia. Setelah beberapa waktu, seluruh luka telah tertutup perban. Untuk memastikan apakah masih ada luka yang terlewat, aku memeriksa seluruh tubuh Belevia.

Tetapi, ketika aku melihat pergelangan lengan aku melihat ada beberapa bekas suntik dengan bentuk titik segitiga. Dan, bekas suntikan itu sama seperti milikku. Aku berpikir, apakah Belevia juga terinfeksi virus-WZ?

Jika memang benar, apa yang aku lakukan sebelumnya seharusnya tidak perlu, cukup memberikan serum yang aku gunakan, maka lukanya perlahan akan pulih, bahkan luka sayatan akan dengan cepat meregenerasi.

Karena penasaran, aku mengeluarkan jarum suntik yang berisi serum antivirus WZ. Aku suntikan pada pergelangan lengannya. Setelah selesai, dan untuk memastikan bahwa Belevia telah terinfeksi, aku membuka perban pada pahanya.

Dan, tebakanku benar, Belevia memang terinfeksi. Luka sebelumnya dengan kecepatan mata memandang perlahan sembuh. Darah yang masih mengalir dengan cepat terhenti. Luka sayatan juga perlahan mulai menutup.

"Dia sama sepertiku! Apakah ayah atau ibunya juga seorang ilmuwan?" Aku berasumsi.

"Vero, bisakah kamu memeriksa indentitas Belevia?" Tanyaku pada Veronica.

[Menu identifikasi manusia terbuka di level 25. Saat ini, sistem terbatas pada subyek mahkluk mutasi. Menu-menu berikutnya akan mempermudah Anda untuk menjalankan misi utama. Segera naikkan level!]

Aku harus bersabar untuk mengetahui identitas Belevia, walaupun banyak pertanyaan saat ini yang kupikirkan mengenai asal-usul Belevia. Tinggal tiga level lagi, maka menu baru pada sistem terbuka.

Aku menggendong Belevia untuk dipindahkan ke tempat yang tidak terlihat siapapun. Aku letakkan dipojokkan ruangan. Kemudian, aku mengangkat meja, dan meletakkannya di samping Belevia agar tubuhnya tidak terlihat oleh mata orang lain.

Aku keluarkan selimut dan meletakkan di tubuhnya. Karena Belevia terluka dan belum sadarkan diri, aku harus menumbangkan sepuluh orang di helipad sendirian. Sebelum meninggalkan Belevia, aku mengunci pintu ruangan ini.

Aku keluar dari jendela yang kupecahkan tadi. Aku melompati anak tangga besi yang putus, dan dengan cekatan meriah anak tangga di atas kepalaku. Aku kembali menaiki anak tangga besi menuju ke atap gedung.

Saat berada di ujung anak tangga, tepatnya berada di belakang helikopter tempur. Aku mengintip lawanku untuk memperkirakan langkah apa yang harus aku lakukan.

"How long do we wait for the lieutenant (Berapa lama kita menunggu si letnan?)"

Pilot helikopter tempur berbicara kepada rekannya sesama profesi. Aku pun mendengar pembicaraan mereka, dan mengurungkan niat untuk menyerbu mereka.

"I don't know! The lieutenant says he needs plutonium serum on the Zombie Spiders in their nest. Let's just wait here... there's no need to bother taking care of what's happening below and outside this building! (Aku tidak tahu! Letnan mengatakan dia membutuhkan serum plutonium pada Laba-laba Zombie di sarang mereka. Mari kita tunggu di sini... tidak perlu repot mengurus apa yang terjadi di bawah dan di luar gedung ini!)" Jawab temannya sesama pilot.

Aku tidak tahu apa yang mereka bicarakan, terutama tentang serum plutonium. Aku pun bertanya kepada Veronica. Veronica berkata, serum plutonium ada dua variabel, plutonium-239 dan plutonium-241.

Kedua plutonium itu adalah bahan untuk pembuatan baterai bertenaga nuklir, dan juga digunakan untuk wahana antariksa, persenjataan, dan lain sebagainya. Harganya sangat mahal sebelum bencana ini.

Penjelasan dari Veronica menambah pengetahuanku tentang mineral. Aku pun bertanya lagi, apakah aku perlu mendapatkan serum plutonium?

Jawaban Veronica, memang perlu untuk memodifikasi Robot Raptor, dan memodifikasi baterai bertenaga nuklir dengan ukuran yang lebih kecil. Dengan ukuran yang kecil, baterai bertenaga nuklir bisa ditanam pada Robot Raptor.

Serum plutonium juga bisa dikembangkan sebagai suplemen pada manusia. Tetapi, prosesnya sangat rumit dan dibutuhkan percobaan berulangkali. Jika berhasil, maka manusia itu menjadi super.

Saat zaman perang dunia kedua, Uni Soviet pernah mengembangkan plutonium pada manusia dengan tujuan menciptakan tentara super. Tetapi, perang dunia terburu berakhir. Dan, semua data tentang pengembangan manusia super diambil oleh pihak Amerika.

Penjelasan Veronica membuatku ingin mencari serum plutonium. Jelas tujuanku untuk memodifikasi Robot Raptor, baterai bertenaga nuklir, dan tentunya pada persenjataan. Untuk diri sendiri menjadi manusia super, tidak ada di pikiranku.

Dengan adanya Robot Raptor, aku sudah seperti manusia super. Dan, aku bukan seorang ilmuwan, dan aku tidak mau menjadi bahan percobaan lagi.

"Dimana sarang Laba-laba Zombie?" Tanyaku pada Veronica.

[Di luar Kota Ufa. Dari lokasi ini sejauh 2,5 km. Tetapi, Anda disarankan di level 50 untuk bisa masuk ke dalam sarang Laba-laba Zombie!]

Aku langsung menepis keinginan untuk mendapatkan serum plutonium. Untuk mencapai level 50, aku harus berjuang ekstra keras, dan waktu yang lama. Kembali aku perhatikan pergerakan lawanku itu.

Jarak mereka cukup berjauhan, dan menguntungkan diriku. Rencanaku, aku menggunakan granat asap untuk menghalangi pandangan mata mereka. Aku persiapkan empat granat asap.

Aku lepaskan empat pengaman granat secara bersamaan. Lalu aku lemparkan pada titik di tengah-tengah mereka. Granat asap berjatuhan, dan mengeluarkan asap merah. Lawan jelas terkejut dan membuka pengaman senjatanya.

ketika pandangan mata mereka terhalang asap, aku segera melompati tembok. Dengan pistol redam, aku menembak para pilot helikopter karena dekat. Setelah mereka tumbang, dengan cepat aku menembaki delapan orang lainnya dengan senapan serbu.

Lawan membalas tembakan mengikuti suara senapan milikku. Tetapi, tembakan mereka meleset jauh diriku. Justru mereka bertumbangan oleh tembakanku. Dalam waktu singkat, sepuluh orang meregang nyawa.

Aku memeriksa helikopter tempur, dan mengeluarkan pilot yang tewas. Aku melihat ada dua kursi di helikopter; pilot dan co-pilot. Aku segera kembali ke lokasi Belevia. Sesampainya di sana, aku menggendongnya, dan berjalan kembali ke atap gedung militer.

"Thanks for saving me again! (Terima kasih telah menyelamatkanku lagi!)" Belevia menatapku setelah berbicara.

"Needless to say! Do you know where the nuclear powered battery I put in the Campervan is? (Tak perlu dikatakan! Tahukah Anda, di mana letak baterai bertenaga nuklir yang saya masukkan ke dalam Campervan?)" Karena Belevia sudah sadarkan diri, jelas aku langsung bertanya tentang hal penting ini.

"I'm safe in the shelter, the location is not far from Ufa City! (Aku amankan di shelter, lokasinya tidak jauh dari Kota Ufa!)" Jawab Belevia.

Aku sedikit lega. Dan kini, semua pikiran buruk terhadap Belevia hilang. Aku kembali bertanya kepadanya, "how is your condition?(bagaimana kondisimu?)"

"Butuh istirahat untuk beberapa hari ini!" Jawab Belevia.

Aku melihatnya yang meletakkan kepala di dadaku. Wanita ini tampak nyaman berada di dekatku. Aku merasa kasihan melihatnya, sebab aku sendiri memiliki seorang kakak perempuan.

Ketika berada di helipad. Aku dikejutkan oleh Belevia yang tiba-tiba turun dari gendonganku. Dia mengembangkan senyuman hangat dan berlari ke arah helikopter tempur.

"I'll use this one. Come on, let's get out of here!" (Aku kemudikan yang ini. Ayo, kita segera pergi dari sini,)" kata Belevia.

Aku tidak heran melihat Belevia bisa secepat ini pulih dari luka tembakan, sebab dia bukanlah manusia, dia seperti diriku. Aku tidak tahu disebut apa diriku dan wanita itu?

Kami bukan manusia karena Virus-WZ.

Episodes
1 Nuklir Biokimia.
2 System Adam
3 Proyek WZ
4 Robot Raptor
5 Masih Ada Yang Hidup
6 Tentara Unicorn
7 Bantuan Dari Belevia.
8 Baterai Dicuri.
9 Aku Bukan Manusia
10 Shelter
11 Serangan Tentara Unicorn.
12 Zombie Mutan
13 Level 25, Menu Baru
14 Sarang Laba-laba Zombie.
15 Monster Jalanan.
16 Kembali Ke Gudang.
17 Misi Utama Ditambahkan.
18 Meninggalkan Gudang.
19 Kembali Ke Shelter.
20 Menikah.
21 Bungker.
22 Bursect Monster.
23 Kecerdasan Mutan
24 Panen.
25 Menghancurkan Satu Markas.
26 No Hope.
27 Harapan Dunia.
28 Markas Terakhir.
29 Nemesis Beast.
30 Mahkluk Mutan Lain.
31 Gedung Laboratorium.
32 Bertarung Dengan Nemesis Beast.
33 Mahkluk Mengerikan.
34 Malam Menegangkan.
35 Kota Yang Hilang.
36 Tentara Unicorn Bergerak.
37 Bos, Kamu Hebat.
38 Nanochip.
39 Zombie Carvenders.
40 Tergigit Zombie Carvenders.
41 Giant Zombie Carvenders.
42 Misi Sukses.
43 Mahkluk Larva Mutan.
44 Terpaksa.
45 Hari Berkabung.
46 Perubahan Tasya.
47 Gua Tambang Emas.
48 Melatih Tim.
49 Robot Raptor Ditingkatkan.
50 Bangkai Pesawat Terbang.
51 Profesor Maksim.
52 Utusan Profesor Felix.
53 Berita Buruk.
54 Markas Pasukan Merah.
55 Transformasi Robot Raptor.
56 Kekacauan di Kota.
57 Melawan Giant Ape Rock.
58 Kota Terbakar.
59 Tentara Unicorn Menyerang.
60 Hidup dan Mati (1).
61 Hidup dan Mati (2).
62 Masih Hidup
63 Chinua Erhi.
64 Undangan Khusus.
65 Jenis Mutan Baru.
66 Dijemput.
67 Alice.
68 Mengendalikan Zombie.
69 Infomasi Penting.
70 Menguasai Bungker Militer (1).
71 Sekar Ayu Felixia.
72 Lantai 5.
73 Ledakan Bom Nuklir.
74 Kedatangan Bala Bantuan.
Episodes

Updated 74 Episodes

1
Nuklir Biokimia.
2
System Adam
3
Proyek WZ
4
Robot Raptor
5
Masih Ada Yang Hidup
6
Tentara Unicorn
7
Bantuan Dari Belevia.
8
Baterai Dicuri.
9
Aku Bukan Manusia
10
Shelter
11
Serangan Tentara Unicorn.
12
Zombie Mutan
13
Level 25, Menu Baru
14
Sarang Laba-laba Zombie.
15
Monster Jalanan.
16
Kembali Ke Gudang.
17
Misi Utama Ditambahkan.
18
Meninggalkan Gudang.
19
Kembali Ke Shelter.
20
Menikah.
21
Bungker.
22
Bursect Monster.
23
Kecerdasan Mutan
24
Panen.
25
Menghancurkan Satu Markas.
26
No Hope.
27
Harapan Dunia.
28
Markas Terakhir.
29
Nemesis Beast.
30
Mahkluk Mutan Lain.
31
Gedung Laboratorium.
32
Bertarung Dengan Nemesis Beast.
33
Mahkluk Mengerikan.
34
Malam Menegangkan.
35
Kota Yang Hilang.
36
Tentara Unicorn Bergerak.
37
Bos, Kamu Hebat.
38
Nanochip.
39
Zombie Carvenders.
40
Tergigit Zombie Carvenders.
41
Giant Zombie Carvenders.
42
Misi Sukses.
43
Mahkluk Larva Mutan.
44
Terpaksa.
45
Hari Berkabung.
46
Perubahan Tasya.
47
Gua Tambang Emas.
48
Melatih Tim.
49
Robot Raptor Ditingkatkan.
50
Bangkai Pesawat Terbang.
51
Profesor Maksim.
52
Utusan Profesor Felix.
53
Berita Buruk.
54
Markas Pasukan Merah.
55
Transformasi Robot Raptor.
56
Kekacauan di Kota.
57
Melawan Giant Ape Rock.
58
Kota Terbakar.
59
Tentara Unicorn Menyerang.
60
Hidup dan Mati (1).
61
Hidup dan Mati (2).
62
Masih Hidup
63
Chinua Erhi.
64
Undangan Khusus.
65
Jenis Mutan Baru.
66
Dijemput.
67
Alice.
68
Mengendalikan Zombie.
69
Infomasi Penting.
70
Menguasai Bungker Militer (1).
71
Sekar Ayu Felixia.
72
Lantai 5.
73
Ledakan Bom Nuklir.
74
Kedatangan Bala Bantuan.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!